KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Senin, 05 September 2016

Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug Surakarta Sebagai Sarana Edukasi dan Rekreasi Serta Konservasi Satwa




Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau yang sering disebut Taman Jurug adalah obyek wisata yang terletak di tepian sungai Bengawan Solo dengan luas lahan 13.9 Ha, memiliki pemandangan indah dengan berbagai koleksi satwa dan flora yang dapat dijadikan tempat rekreasi dan edukasi bagi para pengunjung. Keberadaan Taman Satwa Taru Jurug sangat berarti bagi masyarakat Kota Surakarta dan daerah sekitarnya karena merupakan salah satu sektor pariwisata yang juga memberikan sarana edukasi bagi masyarakat serta memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan antara lain kebun binatang, wisata air sungai Bengawan Solo, telaga, taman dan arena permainan. TSTJ saat ini memiliki ratusan koleksi binatang dan tanaman. Taman Jurug difungsikan sebagai tempat rekreasi flora dan fauna. Selain itu Taman Jurug mempunyai fungsi yang penting bagi Kota Surakarta antara lain sebagai tempat rekreasi atau hiburan warga masyarakat, sebagai paru-paru kota, tempat pengembangan dan pelestarian tumbuhan, tempat pengembangan dan pelestarian hewan, dan sebagai tanda atau pintu kota Surakarta dari arah timur.


Berdasarkan data eksisting, Taman Satwa Taru Jurug terbagi menjadi beberapa zona yaitu zona kebun binatang, zona penerima, zona transisi, dan zona rekreasi. Masing-masing zona mempunyai luasan tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan. Menurut RUTRK 1993-2013, orientasi perkembangan untuk daerah Surakarta khususnya bagian pariwisata ada pada wisata budaya, alam, dan buatan dengan tetap memperhatikan kelestarian objek-objek alam dan budaya Indonesia. Untuk itu Kota Surakarta perlu melakukan pengembangan produk wisata guna lebih menarik wisatawan domestik maupun mancangara khususnya Taman Satwa Taru Jurug sebagai salah satu kota wisata tujuan Jawa Tengah. Maka dari itu Taman Satwa Taru Jurug sebagai salah satu wadah rekreasi bagi masyarakat Surakarta sangat potensial untuk dikembangkan dan ditata kembali. Salah satu usaha yang akan dilakukan adalah dengan melakukan Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug menjadi suatu objek konservasi yang mengedukasi dan merekreasi.

Taman Satwa Taru Jurug merupakan salah satu ikon kota Solo yang memiliki nilai sejarah tinggi dan suatu wadah aktivitas edukatif-rekreatif serta memberikan retribusi cukup besar dalam meningkatkan vitalitas dan pendapatan kota Solo. Selain itu keberadaannya merupakan aset yang sangat penting karena menunjukan masyarakat Solo adalah masyarakat yang menghargai sejarah, mencintai alam, dan peduli akan masa depan. Namun hal tersebut masih belum terwujud, bahkan Taman Satwa Taru Jurug mengalami kemunduran atau penurunan potensi. Semua itu dapat dilhat dari kondisi satwa di Taman Satwa Taru Jurug sangat memprihatinkan, selain fasilitas yang minim, satwa juga dalam kondisi stres sehingga banyak yang mati. Diantara satwa yang mati adalah: harimau, komodo, buaya dan orangutan. Bahkan koleksi orangutan tang dinilai paling memprihatinkan di Taman Satwa Taru Jurug yaitu tinggal satu ekor.

Jumlah pengunjung makin lama makin sedikit dan hanya ramai pada saat hari besar tertentu, dengan kata lain yang menarik perhatian adalah acara tersebut dan bukan lagi Taman Satwa Taru Jurug. Banyak lahan di Taman Satwa Taru Jurug yang terbengkalai dimana sebenarnya memiliki potensi besar untuk dioptimalkan penggunaannya. Banyak fasilitas yang kurang terawat seperti gazebo yang menghadap danau buatan, satwa air yang ditutup, pendopo yang tidak lagi terpakai, pedestrian yang rusak yang tidak sesuai degan misinya dan saluran air yang tidak terawat. Kenyamanan para pengunjung masih belum terpenuhi, hal ini dapat dilihat dari kurangnya kenyamanan yang disebabkan kondisi fasilitas umum yang tidak terawat seperti toilet, tempat berteduh, dan stand (tempat berjualan) yang seadanya tanpa pengaturan dan pemeliharaan. Sampah-sampah bertebaran di kawasan Taman Satwa Taru Jurug menambah kesemrawutan Taman Satwa taru Jurug. Kurang adanya pengelolaan sampah yang baik sehingga sampah menjadi menumpuk di berbagai tempat. Pagar pembatas di Taman Satwa Taru Jurug mengalami kerusakan, rusaknya pagar TSTJ dimanfaatkan oleh para pemancing ikan ilegal yang masuk tanpa tiket. Selain itu, akibat kerusakan pagar, banyak tanaman untuk pakan satwa juga raib.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan suatu upaya revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug di Surakarta agar menjadi sarana edukasi dan rekreasi serta konservasi satwa yang layak dan lebih diminati masyarakat. Rencana revitalisasi yang akan dilakukan pada Taman Satwa Taru Jurug adalah sebegai berikut:
1.      Mencari Investor untuk menghidupkan dan merealisasikan rencana revitalisai Taman Satwa Taru Jurug dan ketersediaan dana dari pemerintah.
2.  Mendatangkan Detail Engineering Design yang berpengalaman dalam merevitalisasi kebun binatang dengan konsep Heritage dimana gedung dan tata kebun binatang dibuat dengan konsep seperti budaya dan tradisi kota Solo.
3.  Menerapkan konsep Open Zoo atau Kebun binatang terbuka dengan meminimalisir jeruji, sehingga suasana Taman Satwa Taru Jurug Nampak lebih nyaman namun tetap ada batas pengaman untuk pengunjung dan juga mengadakan beberapa interaksi hewan dan pengunjung seperti foto bersama hewan atau mengendarai hewan seperti gajah dan unta.
4.  Membuat restaurant yang berada di tengah kebun binatang, sehingga pengunjung dapat menyantap makanan yang disajikan di tengah hewan hewan yang nantinya akan diberikan di samping restaurant dengan penutup kaca tebal.
5.      Merancang Outbound Treewalk Adventure dimana dalam konsep ini pengunjung akan menikmati kegiatan seperti high ropes, flying fox, dan gondola agar pengunjung dapat melihat kebun binatang dari atas dan tanpa harus berkeliling dengan jalan kaki.
6.    Mengadakan Night at The Zoo atau kebun binatang pada malam hari, dimana pengunjung akan menikmati kebun binatang pada malam hari dengan atraksi dan memberi makan hewan, terutama hewan nocturnal.
7.    Memanfaatkan sampah atau kotoran hewan dari Taman Satwa Taru Jurug misalnya pupuk organik dan energi alternatif yaitu biogas.
8.    Menjaga kebersihan dan pemeliharaan dengan jangka waktu harian, mingguan dan bulanan dan selalu ada laporan untuk perkembangan.
9. Mendirikan zona pendidikan yang terdiri atas pembangunan perpustakaan, museum, lab. Pengawetan dan zona perawatan hewan yang terdiri atas klinik, karantina, dan gudang penyimpanan makanan.
10. Membuat situs website khusus mengenai TSTJ yang berisi tentang informasi tentang TSTJ sendiri, Pemesanan tiket online dan dilengkapi adanya kritik dan saran demi kemajuan TSTJ menjadi lebih baik.

Taman satwa merupakan suatu tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan etika dan kaidahkesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam dan dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sarana rekreasi yang sehat (Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53/Menhut-II/2006). Apalbila rencana revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug di Surakarta ini terlaksana dengan baik maka tingkat pariwisata diharapkan meningkat dan menambah pendapatan Kota Surakarta untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.53/Menhut-II/2006 tentang lembaga konservasi, Kebun Binatang. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta

Prastowo, Bayu Budi. 2011. Perencanaan Site Plan Redesign Taman Satwa Jurug Surakarta.