KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Selasa, 03 Juli 2012

Soal – Jawab Dari Tugas Revitalisasi Windhy Ayu Prasetya


  Windhy ayu prasetya
                                                                              114060012 
  Kelas A

            Suatu kawasan yang tadinya memiliki fasilitas tinggi kemudian mengalami kemunduran akibat berbagai sarana dan prasarana yang ada sudah menjadi tua dan tidak memadai lagi.
Apakah perlu kita revitalisasi kembali?
Jawab :
Sangat perlu direvitalisasi kembali, karena tujuan dari revitalisasi adalah untuk memperbaiki fungsi dari sarana dan prasarana yang ada dan dapat memfungsikannya kembali agar tidak terbengkalai dan using begitu saja.

Soal – Jawab Dari Tugas Revitalisasi
Soal
     1. Tanjung Pilawang adalah salah satu tanjung di kecamatan Tobelo, Halmahera Utara, Maluku Utara. Di Tanjung Pilawang banyak sekali terdapat potensi-potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata sampai olah raga air. Namun akhir-akhir ini mengalami kemunduran akibat dari banyak factor, antara lain kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian Tanjung Pilawang dan kurangnya masyarakat menjaga sarana dan prasarana yang ada disana. Dari mencoret-coret, membuang sampah sembarangan dan lain sebagainya. Dengan keadaan demikian, bagaimana upaya kita untuk merevitalisasi Tanjung Pilawang?
      2. Pulau Serangan Bali terkenal dengan keindahan pantainya dan terkenal dengan pura nya, yaitu pura Sakenan. Dimana umat Hindu di Bali, setiap ada hari tertentu bersembahyang di pura tersebut. Dahulu di tahun 90’an akses jalan menuju pulau tersebut sangat sulit atau susah, kita harus menyebrang selat sempit dengan menggunakan sampan. Namun sekarang kita dapat menyebrangi dengan motor/mobil, karena telah dibangunnya jembatan penghubung pulau Bali dan pulau Serangan. Proyek pembangunan tersebut di pulau Serangan akan dibangun juga hotel-hotel mewah dengan fasilitas mewah, tetapi sempat terhenti hingga sekarang dan terbengkalai. Menurut anda, revitalisasi apalagi yang perlu kita lanjutkan setelah jembatan penghubung antara pulau Bali dan pulau Serangan?, dan apa tujuan dari revitalisasi tersebut?
     3.   Dalam merevitalisasi kawasan-kawasan seperti Tanjung Pilawang atau Pulau Serangan, tentu banyak sekali kendala-kendala yang ada. Kendala-kendala apa sajakah itu dan bagaimana cara menanganinya agar semua berjalan dengan lancar?
Jawab
1.  Tanjung Pilawang yang mengalami kemunduran akibat ulah masyarakat, harus dan perlu di revitalisasi kembali, dengan cara:
       Memperbaiki kembali sarana dan prasarana yang ada disana
      Membuatkan tempat-tempat sampah disetiap sudut atau setiap beberapa ratus meter dari tempat sampah yang satu dengan tempat sampah yang lain.
     Membuat pondok-pondok peristirahatan ditempat-tempat wisata, agar banyak wisatawan yang bermalam disana.
     Jalan-jalan yang menuju kesetiap tempat wisata yang ada di Tanjung Pilawang diperlebar dan diperbaiki, agar akses jalan yang menuju kesana mudah dan cepat.Dengan dibangunnya beberapa sarana dan prasarana yang ada dan di revitalisasinya Tanjung Pilawang, dapat bertujuan mengembangkan pariwisata yang ada disana.
     2. Menurut saya, revitalisasi yang perlu dilakukan lagi untuk melanjutkan proyek yang sempat terhenti adalah: dengan konsep ekolingkungan. Dengan cara konsep ekolingkungan tentu tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Apabila kita harus membangun hotel-hotel mewah, itu perlu biaya yang sangat mahal.
Sistem dengan konsep ekolingkungan, tentu akan ramah lingkungan dengan bahan-bahan bangunan yang terbuat dari alam. Rumah-rumah penduduk yang berkonsep ekolingkungan akan disewakan untuk turis-turis lokal atau turis-turis luar. Karena para turis akan lebih menyukai bangunan berasal dari bahan-bahan alam. Jalur-jalur yang menuju akses pariwisata juga perlu diperbaiki, agar mudah menuju tempat-tempat wisata tersebut.

Tujuan dari revitalisasi berkelanjutan ini adalah:
Kita dapat mensejahterakan pendapatan penduduk lokal. Dengan adanya konsep-konsep yang ada dan bagi para wisatawan pun tidak perlu lagi bolak-balik dari Pulau Bali ke Pulau Serangan hanya untuk berwisata, tetapi mereka bisa menginap disana.
3. Dalam merevitalisasi, banyak sekali kendala-kendala yang ada, seperti lokasi yang cukup jauh atau jalannya masih rusak, bahkan preman-preman maupun penduduk yang pro dan kontra.
Dan cara menanganinya tidak mudah, kita perlu pendekatan terhadap masyarakat disana, kita ajak berbincang-bincang tentang revitalisasi yang akan dijalankan. Kita iming-imingkan sesuatu yang menarik dengan keuntungan dari revitalisasi yang akan dilaksanakan, dengan demikian tentu masyarakat akan tergiur dan mau menyetujui rencana tersebut atau bahkan masyarakat dapat membantu dalam revitalisasi yang akan dijalankan.        

Penataan Kawasan stasiun Lempuyangan sebagai daya tarik


Nama   : M. Arif Hardianta
Nim     : 114080103
Kls       : A



Melihat potensi yang ada di sekitar stasiun lempuyangan setiap pagi,siang,sore,malam di bawah jembatan layang tepatnya di dekat perlintasan kreta api banyak masyarakat yang sering kali menikmati pemandangan kretaapi yang melintas. Karena di tempat itupun juga ada para pedagang kakilima yang menyuguhkan jajanannya,hal tersebut menambah daya tarik bagi masyarakt untuk sering menghabiskan waktu luang di sekitar tempat itu.
 Puncak keramaian dari tempat tersebut pada waktu sore hari, karena banyak masyarakat dari kalangan tua,muda,besardan kecil sering berada di sekitar tempat itu untuk melihat pemandangan ataupun sekedar bersantai, Dan menurut segi pandang saya daerah tersebut sangatlah rawan, dan kurang efisien bagi para penikmat pemandangan kretaapi yang lewat, ataupun hanya buat sekedar bersantai.
 Karena di sekitar tempat itu langsung berada di pinggir jalan besar dan aktifitasnya sangat rame dan padat pada waktu siang,sore dan malam hari.Dalamrencanarevitalisasikawasanatauarea  inisayaakanmembanguntaman yang yangbertujuan agar parapengunjung yang sebelumnyaberada di utararel agar maupindah di taman yang akansayarencanakanini di selatanrel agar  lebihnyaman, amandantertatarapi.
Padasaatini di sekitar area lempuyanganinisendiriterdapatsebuahmonumengerbong yang sedang di kerjakanoleh PT.KAI, oleh karena itu rencana ini juga akan memberi kenyaman dan masyarakatpun juga dapat menikmati dan mengunjungi monument tersebut.
Taman tersebut akan merencanakan pembangunanya memanjang ke barat hingga ke parkiran stasiun.
Taman ininantinyaakan dibuatagaktinggidanjarakdarirelsekitar 2meter untuk keselamatan pengunjung yang akanmenikmatipemandangantersebut, jugaakansayaberipagarpembatas agar lebihamanbagianak-anakkecilataupun orang dewasa.
Tidaklupanantinyatamaninijugaakandirencanakanuntukpenanamanpohon-pohon agar lebihsejukdanditambahkan toilet untukmenunjangkenyamanpengunjung.Taman inijugaakan di berifasilitas berupa tempat duduk yang nyaman yang menghadap ke utaras ehingga bisa menikmati pemandangan lalulalang kereta api yang melintas di tempattersebut.
Untuk para pedagang-pedagang yang biasannyaberjualan di sekitar area tersebut nantinya juga akan di buatkan tempat agar lebihtertatarapi, sehingga tidak terkesan tidak rapi dan berantakan sepertisaatini.Dan nantinya parkir para pengunjung dan penikmat taman akan digabungkan dengan parkir stasiun yang sekarang, agar pengelolaan parkir lebih tertata dan dapat bernilai ekonomi untuk PT.KAI itu sendiri.
Di kawasanatau area rencana taman tersebut juga terdapat rumah sinyal keretaapi,  tetapi sudah tidak terpakai lagi, dan juga punya rencana  untuk memanfaatkan bangunan rumah sinyal tersebut sebagai sarana untuk melihat pemandangan di sekitar setasiun lempuyangan sehingga pengunjung dapat lebih tertarik untuk selalu mengunjungi tempat tersebut.
















Gambar :Lokasirencanatempatpemindahan






 







                        Gambar :Lokasisaatini yang rencananyaakandipindah




Nama : M.ARIF Hardianta
Nim    :  114080103
Kls         : A    
REVITALISASI KAWASAN
1.      Apa tanggapan masyarakat dan warga sekitar atas penataan dan pemindahan tempat penikmat pemandangan kereta api yang berada di lempuyangan(di bawah jembatan layang)
-          Jawab
Tanggapan dari masyarakat dan warga sekitar sangat bagus, Karena masyarakat dan warga sekitar juga menilai jika para penikmat atau pengunjung pamandangan tersebut makin banyak maka jalanan di bawah jembatan layang semakin padat dan dapat menimbulkan atau mengakibatkan kemacetan serta dapat menjadikan timbulnya bahaya kecelakaan di sekitar tempat tersebut. Dengan adanya penataan ini maka para pengunjung atau penikmat pemandangan ini lebih nyaman dan dapat tertata rapi serta mengurangi bahaya kecelakaan. Karena adanya lahan yang di sediakan khusus untuk para pengunjung yang akan menikmati suasana dan menghabiskan waktu di tempat itu.

2.      Apa nilai ekonomis bagi masyarakat dan PT.KAI atas pemindahan atau penataan tersebut
-jawab
Nilai ekonomis bagi masyarakat dan warga sekitar adalah,masyarakat sekitar dapat membuka lapangan kerja dengan cara berjualan di tempat yang sudah di sediakan di tempat itu. Dan untuk PT.KAI dalah akan di untungkan dari segi masyarakat yang akan mengunjungi tempat tersebut.

3.      Permasalahan apa yang akan timbul sebelum penataan dan pemindahan tersebut
-jawab
Permasalahan yang akan di hadapi jika tidak di lakukan pemindahan atau penataan ini yang pertama yaitu masyarakat yg selalu sembarangan membuang sampah jajanan  di sekitar tempat tersebut dan berserakan di sekitar rel.
Permasalahan yang kedua adalah jika pengunjung terlalu padat dan memarkir kendaraannya secara sembarangan maka akan terjadi kemacetan di sekitar tempat tersebut
-Penyelesainnya
Dengan di pindah dan di tata lebih rapi dan di sediakan tempat pembuangan sampah
Dan untuk parkir kendaraan motor dapat di satukan dengan parkiran yang berada di satsiun lempuyangan. Maka dengan ini semua di harapkan masyarakat sekitar dapat mengunjungi tempat tersebut dengan aman dan damai.























Daftar Pustaka

·         Wijoyono, Elanto. 2007. MenerkaWajahBaru Kota Budaya.WordPress.

·         Adrisijanti, Inajati. 2007. Kota Yogyakarta sebagaiKawasanPusaka; Budaya, Potensi, danPermasalahannya.

·         Rachmawati, Rini. 2009. Dasar-dasar Tata Ruang
















Minggu, 01 Juli 2012

Revitalisasi Embung Tambak Boyo


Nama   : Septian Aditya N
NIM    : 114080074
Kelas   : A

Revitalisasi Embung Tambak Boyo
Kota Yogyakarta merupakan kota yang mempunyai potensi yang besar dalam menigkatakan perkembangan dari sektor pariwisata. Dalam pengelolaanya, pemerintah Yogyakarta telah mendukung adanya suatu revitalisasi di suatu daerah yang mungkin bisa dikatakan sebagai daerah yang kurang perhatian dan ketertarikan dari masayrakat. Revitalisasi yang dimaksudkan bukan hanya semata-mata untuk meningkatkan keuntungan dari pihak pemerintah saja. Namun juga harus dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan yang telah direncanakan dari revitalisasi tersebut.
Pada saat ini kebutuhan akan regenerasi kawasan perkotaan dirasakaan semakin penting. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah globalisasi, meningkatnya kebutuhan untuk mengubah image kota (re-imagining city), dan pemanfaatan kultur sebagai suatu industry. Untuk memenangkan persaingan antarkota di dunia, sebuah kota harus memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Salah satu cara untuk memiliki keunggulan tersebut adalah melalui proses re- imagining kota (Gold and Ward, 1994) yang dapat dilakukan dengan cara membuat sebuah program atau proyek yang cukup menarik dan menempatkan proyek tersebut menjadi suatu dorongan bagi para pengunjung untuk datang ke kota tersebut.
Ada beberapa strategi yang dikenal dalam melakukan regenerasi kawasan perkotaan, antara lain, melalui gentrifikasi (gentrification), revitalisasi, konservasi, dan cultural quarter (Maika, 2001). Pendekatan kultural telah menjadi trend di dunia, terutama di negara-negara Eropa, untuk membentuk image baru suatu kota di mata dunia. Perkembangan cultural quarter sebagai strategi regenerasi kawasan perkotaan mulai ramai dibicarakan sejak tahun 1990an. Pemikiran untuk menggunakan potensi kultur sebagai industri menjadi cultural quarter muncul melalui proses kreativitas. Kreativitas dalam konsep perkotaan dibentuk oleh dua faktor utama, yaitu soft factor yang terdiri dari sejarah kota, sistem nilai, image, dan cara hidup (lifestyle), serta hard factor, yaitu fasilitas kultural (cultural facilities), akses terhadap informasi dan pengetahuan di bidang sosial, kultural, ekonomi, dan pembangunan fisik perkotaan. Dalam studi perkotaan, kota-kota yang berhasil dalam melakukan regenerasi melalui proses kreativitas itu kemudian dikenal sebagai creative city, suatu terminologi yang sangat populer di kalangan praktisi perencanaan perkotaan.

Adapun tujuan program pelestarian Kawasan Pusaka (Adhisakti, 2003) adalah :
a. Membangun kepedulian banyak pihak dalam pelestarian pusaka.
b. Menjadi acuan perencanaan dan pengelolaan pelestarian secara berkesinambungan dan menyeluruh.
c. Mendorong kemandirian bagi masyarakat untuk mampu mengelola kawasan bersejarahnya.
d. Menjembatani kolaborasi lintas sektor, bidang ilmu dan keahlian yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pelestarian.
e. Meningkatkan kualitas lingkungan kawasan bersejarah dan pendapatan masyarakat.
Salah satu potensi yang dimiliki kota Yogyakarta adalah Embung Tambak Boyo. Embung Tambakboyo merupakan salah satu waduk yang berada di wilayah Sleman, Yogyakarta. Sebenarnya waduk ini terletak diantara tiga Desa yaitu Condongcatur, Maguwo dan Wedomartani. Perencanaan  pembangunan dari embung ini telah berjalan sejak tahun 2003 selama 5 tahun sampai tahun 2008 dan saat ini telah selesai pengerjaannya. Waduk yang luasnya 7,8 hektar dan volume tampungan sekitar 400.000 m3 ini memiliki wilayah yang cukup luas. Fungsi utama dari waduk ini adalah cadangan dan resapan air tanah untuk warga Bantul, Sleman, Yogyakarta, sebagai sarana pengairan, dan cadangan air untuk PDAM dimasa mendatang. Namun dalam pengembangan waduk ini sering digunakan sebagai sarana rekreasi seperti memancing, berolahraga, bahkan piknik.
Wilayah sekitar waduk ini telah didesain khusus dengan rapi sehingga memiliki pemandangan yang indah. Waduk ini memiliki lokasi yang cukup mudah untuk dilalui. Letak pastinya adalah sekitar 1 km kearah utara dari Ringroad utara depan kampus Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. Transportasi juga mudah jika anda menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Tiket untuk masuk sangatlah terjangkau, dengan harga Rp 2000,- untuk sepeda motor dan Rp 3000,- untuk mobil.
Embung Tambak Boyo juga tersedia beberapa fasilitas yang cukup memadai, yaitu diantaranya Kolam pemancingan, warung makanan dan minuman, toilet yang bersih, dan parkir yang cukup memadai. Dahulu pernah ada penyewaan perahu dayung dan jet sky, namun karena kurangnya pengunjung maka sekarang sudah nonaktif.
Untuk mengaktifkan kembali potensi yang telah dimiliki oleh Embung Tambak Boyo ini secara maksimal, maka perlu adanya revitalisasi dan rekonstruksi terhadap tempat ini. Konsep yang digunakan dalam me-revitalisasi kawasan ini yaitu dengan menggunakan pemanfaatan lahan kosong sebagai tempat dimana akan dibangun beberapa sarana yang dapat menunjang adanya kegiatan pariwisata ditempat tersebut. Pokok pemikiran dasar berupa pembangunan empat menara observasi, dua kereta gantung, revegetasi tanaman hijau, lampu-lampu penerangan sekitar jalan berkonblok di pinggir kolam, pembangunan kios-kios suvenir dan warung makan yang lebih menarik, mengaktifkan kembali fasilitas perahu dayung, pembuatan taman rumput hijau, dan beberapa pembenahan area diluar dan disekitar embung.
Dalam meningkatkan keinginan dan minat dari pengunjung, maka perlu dibuat suatu ide yang dapat menimbulkan kesan keingintahuan yang tinggi dari pengunjung. Pembangunan menara observasi, adalah salah satu solusinya. Tujuan dari pembangunan menara ini adalah pengunjung dapat menikmati keindahan alam sekitar berupa persawahan dan panorama pemukiman kota Yogyakarta dari ketinggian 21 meter dari tanah. Terdapat juga teropong yang dapat digunakan untuk melihat sekitar. Untuk mencapai atas, pengunjung akan dimanjakan dengan sebuah lift kecil yang dapat menampung 6-7 orang. Tiket masuk menara akan diberlakukan tersendiri, terlepas dari tiket masuk embung. Terdapat juga dua orang pengawas yang bertugas menjaga keamanan diatas menara. Dari pembangunan menara tersebut, maka dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar. Penempatan tampat menara yaitu, dua disebelah barat embung dan dua di sebelah timur embung.
Rounded Rectangle: Gambaran foto udara menara kereta gantungKemudian dari pembangunan keempat menara tersebut, akan dibangun dua Kereta gantung yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk menikmati suasana diatas embung. Konsep kereta gantung ini yaitu dengan menghubungkan menara disebelah barat dan timur dengan melewati bagian atas dari kolam besar di embung tersebut. Kereta gantung tersebut dapat menampung 3-4 orang penumpang. Pembangunan dari kedua fasilitas ini dibuat sedemikian rupa oleh ahli konstruksi agar dapat berdiri kokoh dan tetap terjaga keamanannya. Faktor lingkungan sekitar sangatlah berpengaruh terhadap daya tahan konstruksi, seperti faktor kecepatan angin dan cuaca yang sangat berpengaruh atas keberlangsungan diadakannya fasilitas tersebut.
Tidak lupa pula ditambahkan beberapa tanaman hijau seperti cemara atau pinus yang ditanam untuk menjaga keindahan dan kerapian dari tempat tersebut. Tanaman-tanaman ini diharapkan dapat digunakan sebagai peneduh bagi para pengunjung apabila nanti kemudian akan tumbuh menjadi tanaman yang besar. Disepanjang jalan di embung, akan diberi lampu penerangan setiap 15 meter. Sehingga dapat menimbulkan kesan gemerlap pada saat malam hari.
Kios-kios dan warung-warung makan akan ditingkatkan kerapian dan keindahannya dengan merenovasi bagunan dengan kayu yang telah dicat warna-warni layak pakai. Sehingga apabila suatu tempat terlihat bersih dan rapi, maka akan meningkatkan rasa kenyamanan dan keinginan dari pengunjung. Kios-kios akan diisi oleh barang suvenir khas jogja dan beberapa makanan khas jogja. Sedangkan warung makan, akan disajikan makanan ala seafood dan ikan air tawar. Selain itu pengunjung yang ingin mengolah hasil tangkapan ikan dari memancing dapat diolah di situ. Para penjual kios dan warung tersebut, tidak lain adalah masyarakat sekitar yang mendapatkan modal dari pinjaman pemerintah dan koperasi. Dan tidak ketinggalan pembuatan taman rumput kecil yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk menikmati panorama alam sekitar.
Tidak hanya pengembangan di dalam embung yang di rencanakan, tetapi juga terdapat penataan area diluar embung. Karena untuk menunjang suatu potensi yang maksimal dari suatu tempat, maka perlu diperhatikan masalah komponen lingkungan sekitar yang berpengaruh. Seperti salah satunya adalah tempat pembuangan sampah sementara dari pintu masuk sebelah barat. Perlu adanya kerapian, masalah etika, dan pencemaran dari tempat tersebut. Pembuatan konstruksi seperti atap dan dinding dapat dibuat untuk mengatasi masalah etika. Karena dapat menyebabkan bau dan mengganggu pemandangan dari sampah tersebut. Kemudian pembuatan alat pengepres sampah atau incenerator ramah lingkungan yang dapat digunkan untuk mengatasi masalah kerapian. Dan juag dibuat saluran air yang terpisah, sehingga sampah-sampah yang mengandung zat-zat pencemar tidak akan masuk ke saluran air yang berujung di embung.
            Dari semua kegiatan revitalisasi dan rekonstruksi diatas, apabila kegiatan tersebut dapat terealisasikan, maka perlulah diadakannya suatu pendekatan sosial tehadap masyarakat. Pemanfaatan media dan forum pembicaraan sangatlah penting bagi kelanjutan pengembangan ini. Sosialisasi terhadap pihak yang berkaitan dengan proses pengembangan ini juga harus diatur dengan rapi. Sehingga tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Tujuan utama dari pengambangan ini adalah untuk memajukan masyarakat sekitar yang masih kekurangan masalah edukasi dan ekonomi. Maka untuk kelangsungan pengembangan ini, tergantung dari pengembang itu sendiri untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan masyarakat yang ingin lebih maju dalam peningkatan taraf dan kualitas hidup.

Daftar Pustaka

Adhisakti, Laretna T, 2003. Revitalisasi Kawasan Pusaka di Berbagai Belahan Bumi, Harian Kompas, Minggu, 13 November 2003.
Gold, John R, & Ward, Stephen V, eds. 1994, Place Promotion, The Use of Publicity and Marketing To Sell Towns and Cities, John Willey & Sons, Wst Sussex, United Kingdom
Maika, Amelia, 2001. Cultural Quarter / Kuarter Kultur (?): Suatu Alternatif Dalam Strategi Regenerasi Kawasan Perkotaan, Center for Population and Policy Studies, Gadjah Mada University.

Selasa, 26 Juni 2012

Penataan Kembali Kawasan Area Parkir Malioboro Menjadi Area Parkir Bertingkat


Oleh Yayang Wira A.S (114080049)
Kelas A
Penataan dan Revitalisasi Kawasan

            Malioboro, tentu bukanlah sebuah kawasan yang asing khususnya bagi warga Yogyakarta dan umumnya masyarakat Indonesia. Kawasan yang menjadi ikon propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)  ini selalu memiliki tempat tersendiri di benak hati warga Jogja. Berbagai hempasan arus jaman telah dilalui kawasan itu, sehingga mengubah wajah Malioboro yang dulunya terkesan tradisional.
Keanekaragaman masyarakatnya pun menjadi ciri khas dari kawasan ini, yakni dihuni oleh pengusaha, pedagang, tukang becak, juru parkir, sampai dengan para seniman jalanan. Daerah ini merupakan kawasan yang sangat berharga bagi DIY lantaran merupakan pusat terjadinya aktvitas perekonomian. Hingga saat ini, kawasan yang berada di jantung kota jogja ini telah menghidupi masyarakat jogja dari berbagai macam kelas sosial.
Masalah kurangnya lahan parkir menjadi pekerjaan yang perlu dibenahi di kawasan Malioboro. Kurangnya lahan parkir menyebabkan kemacetan panjang di ruas jalan tersebut, terutama saat libur panjang atau saat akhir pekan.
Untuk mengurai kemacetan kawasan Malioboro salah satunya lewat penyediaan lahan parkir yang luas dan terjangkau. Menurut saya, lahan parkir menjadi jaminan atas kelayakan sebuah kawasan pariwisata perlu diikuti dengan perbaikan sarana transportasi massal. “Untuk penambahan lokasi parkir perlu dilakukan pengkajian menyeluruh,”
Salah satu unsur penting dalam mewujudkan Malioboro sebagai kawasan pariwisata, menurut saya adalah penyediaan lokasi-lokasi parkir yang memadai,serta revitalisasi lokasi parkir. Sementara itu, di kawasan Malioboro terdapat sejumlah lahan yang bisa dimanfaatkan sebagai lokasi parkir, di antaranya di kantor Dinas Pariwisata dan bekas gedung bioskop Indra.
Di perkirakan luas lahan parkir yang harus tersedia agar masalah kemacetan dapat terselesaikan adalah sekitar 30.000 meter persegi. Untuk mengatasi keterbatasan lahan yang ada, maka area parkir dapat dibangun bertingkat. dengan luas 500 meter persegi, sudah mampu menampung sebanyak 200 unit mobil, sehingga apabila dibuat bertingkat, maka daya tampungnya akan semakin banyak.
Rencana revitalisasi kawasan Malioboro dengan membangun lahan parkir bawah tanah dinilai kurang tepat. Lahan parkir bertingkat dinilai lebih ideal terlebih berkaitan dengan kondisi air bawah tanah kawasan tersebut. Kajian untuk pembangunan kantong parkir menurutnya sangat perlu mengingat kawasan Malioboro mengalami kemiringan 100-150 meter dari permukaan laut.

Kondisi geografis itu, lanjutnya, tidak memungkinkan untuk pembangunan lahan parkir bawah tanah.“Akan mengganggu kondisi air bawah tanah, yang memungkinkan itu pembuatan lahan parkir bertingkat,”. Di samping itu, sistem parkir yang ada perlu menerapkan pembatasan durasi parkir dengan sistem waktu. “Melihat lahan yang ada di Kota Jogja, yang sesuai memang parkir bertingkat. Kawasan Malioboro nantinya dapat dilalui oleh para pejalan kaki. Selain itu, kendaraan tradisional dapat berkelana bebas di kawasan tersebut sepertihalnya becak dan andong.
            Rencana pembangunan tersebut dapat diperkirakan akan menimbulkan berbagai macam dampak sosial. Salah satunya yakni, terjadinya aksi pro dan kontra diantara pemerintah DIY dengan elemen masyarakat yang menghuni kedua kawasan itu., hal ini tentu saja akan berdampak kepada perekonomian juru parkir dan pedagang kaki liam yang ada di area tersebut.
 Kemungkinan besar juru parkir di Malioboro nantinya akan melakukan aksi penentangan terhadap proyek lahan parkir bertingkat apabila tidak mampu memberikan solusi untuk kelangsungan kehidupan para juru parkir yang berada diarea lain kususnya dikawasan Malioboro tersebut. Para juru parkir di Malioboro yang notabene masyarakat jawa tentu saja akan ngotot untuk dapat mempertahankan lahan parkirnya tersebut untuk dapat melangsungkan kehidupannya.
Lahan ataupun tanah merupakan sesuatu yang sangat vital bagi masyarakat Jawa. Sepertihalnya pitutur Jawa yang berbunyi, “sadumuk bathuk sanyari bumi, tekaning pati”(seraut wajah dan sejengkal tanah, dipertahankan hingga mati).
Ungkapan itu menegaskan bahwa tanah merupakan sesuatu yang dikatakan sangat sakral karena dianggap berhubungan erat dengan martabat atau harga diri seseorang. Tanah merupakan sesuatu yang sangat mudah menyulut emosi seseorang.
 Untuk hal ini, orang berani mempertahankannya sampai titik darah penghabisan, bahkan tidak jarang bersedia untuk membunuh orang yang dianggap merendahkan martabatnya dengan menyerobot tanah miliknya.  Walaupun tanah yang dimilikinya tidak luas, orang akan mempertahankannya mati-matian.  Masalahnya bukan pada luasnya tanah, melainkan lebih pada hak milik tanah yang diperjuangkan (apalagi jika tanah itu didapat dengan perjuangan yang berat).
Untuk itu, didalam merencanakan perbaikan lingkungan, alangkah baiknya tetap memperhatikan kelangsungan hidup elemen masyarakat yang ada di kawasan Malioboro. Boleh saja mengembangkan kawasan Malioboro menjadi lahan parkir bertingkat asalkan tidak membunuh perekonomian elemen masyarakat yang ada di kawasan atau area tersebut.
            Didalam membangun suatu kota, tidak hanya menghadapi bangunan fisik semata, melainkan juga membangun kondisi sosial-budaya yang ada didalamnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembangunan. Lahan parkir bertingkat dikawasan Malioboro, sebaiknya mengikutsertakan aspirasi elemen masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Dengan demikian, kebijakan pembangunan yang dibuatnya akan berdiri kokoh, baik dari segi fisik, maupun dari segi sosial-budaya yang mewarnainya.

            Salah satu kunci strategis untuk memutus mata rantai konflik adalah dengan menerapkan manajemen informasi yang terbuka. Dalam RPJPD dan Agenda 21 sedikit banyak sudah terpetakan dan terinformasikan agenda proyek apa saja yang akan digelar. Terpetakan pula dukungan apa saja yang mereka harapkan dari para pihak. Namun, pengalaman selama ini menunjukkan bahwa komunikasi yang sehat seperti itu tidak cukup banyak tersampaikan ketika perencanaan proyek dan pelaksanaan proyek akan dan sudah berlangsung.

             Proyek-proyek cenderung dilaksanakan dalam sistem yang tidak sepenuhnya terbuka dan mudah diakses oleh publik. Tahap-tahap konsultasi publik atas proyek berjalan pun pada beberapa kasus ternyata tidak sepenuhnya dihadiri oleh publik yang benar-benar mewakili komunitasnya. Berbagai rekomendasi konsultan ahli pun seringkali terhenti ketika sampai tataran eksekusi tanpa alasan yang jelas. Potensi semacam itu sudah beberapa kali terjadi.




Daftar Pustaka

·         Rachmawati, Rini. 2009. Dasar-dasar Tata Ruang.

·        Soemanto, Bakdi. 2005. Budaya Yogya, Membela Kamanusiaan.

·         Forum  Ide Warga. 2005. Parkir Alun2 Utara. Forum Ide Warga

·       Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta No. 5 Tahun 1991 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta 1990 – 2010.

 

 

 

Soal-Jawab UTS

1.      Situasi jalan malioboro yang di penuhi dengan mobil dan montor di pingir jalan  menyebabkan kemacetan, terjadi setiap hari di ruas jalan. bagai mana solusinya agar memperkecil persentase kemacetan yang terjadi di ruas jalan tersebut agar arus lalulintas berjalan lancar ?

Jawaban

Masalah Kurangnya lahan parkir menjadi pekerjaan yang perlu dibenahi di kawasan Malioboro. Kurangnya lahan parkir menyebabkan kemacetan panjang di ruas jalan tersebut, terutama saat libur panjang atau saat akhir pekan. Untuk mengurai kemacetan kawasan Malioboro salah satunya lewat penyediaan lahan parkir yang luas dan terjangkau. Menurut saya, lahan parkir menjadi jaminan atas kelayakan sebuah kawasan pariwisata perlu diikuti dengan perbaikan sarana transportasi massal. “Untuk penambahan lokasi parkir perlu dilakukan pengkajian menyeluruh,”Salah satu unsur penting dalam mewujudkan Malioboro sebagai kawasan pariwisata, menurut saya adalah penyediaan lokasi-lokasi parkir yang memadai,serta revitalisasi lokasi parkir.
2.      Bagaimanakah sikap juru parkir malioboro dalam menyikapi perencanaan pembangunan parkir bertingkat, karena merasa dirugikan dalam pembangunan proyek parkir, guna kelancaran arus lalu lintas jalan raya malioboro untuk dimasa yang akan datang ?

Jawaban

      Kemungkinan besar juru parkir di Malioboro nantinya akan melakukan aksi penentangan terhadap proyek lahan parkir bertingkat apabila tidak mampu memberikan solusi untuk kelangsungan kehidupan para juru parkir yang berada diarea lain kususnya dikawasan Malioboro tersebut. Para juru parkir di Malioboro yang notabene masyarakat jawa tentu saja akan ngotot untuk dapat mempertahankan lahan parkirnya tersebut untuk dapat melangsungkan kehidupannya.

3.      Perlukah mengkaji ulang Pembangunan lahan parkir dibawah tanah yang dianggap kurang efektif ? oleh pemerintah daerah untuk diganti dengan parkir bertingkat.

Jawaban

Rencana revitalisasi kawasan Malioboro dengan membangun lahan parkir bawah tanah dinilai kurang tepat. Lahan parkir bertingkat dinilai lebih ideal terlebih berkaitan dengan kondisi air bawah tanah kawasan tersebut. Kajian untuk pembangunan kantong parkir menurutnya sangat perlu mengingat kawasan Malioboro mengalami kemiringan 100-150 meter dari permukaan laut. Kondisi geografis itu, lanjutnya, tidak memungkinkan untuk pembangunan lahan parkir bawah tanah.“Akan mengganggu kondisi air bawah tanah, yang memungkinkan itu pembuatan lahan parkir bertingkat”.






PENGEMBANGAN EKO-WISATA KELURAHAN WIROGUNAN DARI KACAMATA MAPALA YOGYAKARTA



 ( M. GHOZALI M. S - 114.080.102)

Taman siswa merupakan nama daerah yang sangat terkenal di Jogjakarta. Daerah ini berada di kelurahan Wirogunan, kabupaten Jogjakarta.daerah ini terkenal karena pada daerah ini dulunya ada sekolah bersejarah yang didirikan oleh K. H. Dewantara. Namun, dengan banyaknya sekolah yang ada sekarang nama taman siswa pun tidak lagi terkenal seperti dahalu kala. Padahal bila dilihat dari segi sejarahnya, daerah Tamsis (Taman Siswa.red) maerupakan daerah yang sangat penting bagi sejarah pendidikan di Negara tercinta ini.
Pada daerah ini, bila diperhatikan dengan seksama banyak terdapat ketimpangan kondisi sosial, dan pendidikan. Hal yang mungkin akan mengherankan bagi para pembaca. Bagaimana mungkin daerah yang terkenal dengan Taman Siswa ini bisa demikian. Hal yang sedikit bisa menjawab adanya pertanyaan ini adalah kurangnya keadilan kesejahteraan bagi masyarakat.
Kesejahteraan selama ini merupakan mimpi dari semua orang di negeri ini. Banyak orang yang mengharapkan kesejahteraan dapat diwujudkan dan tidak hanya menjadi “mimpi pada siang bolong belaka”. Karena sangat sulitnya untuk terwujud sehingga banyak yang menyimpulkan “kesejahteraan adalah tidak mungkin”. Memang ada beban terberat pada pemerintah, untuk menciptakan sistem pembangunan yang berkelanjutan yang menghasilkan kesejateraan. Tapi pemberdayaan masyarakat untuk bersama – sama membangun daerahnya, demi terwujudnya impian bersama adalah suatu hal yang sangat baik. Karena adanya istilah “ Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing ”, masyarakat dan pemerintah membangun daerahnya akan lebih mudah, dibandingkan dengan masyarakat hanya membebani pemerintah untuk mecari kesejahteraan.
Menciptakan atau setidaknya mengkonsep suatu daerah menjadi daerah eko-wisata merupakan hal mudah yang bisa dilakukan. Karena wisata dan atau eko-wisata adalah harapan terbesar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dimasa mendatang. Dimasa depan harapan adannya dukungan dari sektor SDA non renewable ( tidak terbaharukan ) ini pun seharusnya mulai diantisipasi, dengan menciptakan sumber pemasukan lainnya yang berupa desa eko-wisata. Selain cukup minimalis dan kegiatan ini bersama – sama masyarakat dan bermanfaat untuk masayratakat.
Mapala atau akronim dari Mahasiswa Pecinta Alam adalah sekumpulan akademisi yang mencintai alam. Sekumpulan akademisi ini berusaha semaksimal mungkin dari apa yang mereka punya, untuk mengekplotasi alam tanpa mengindahkan keberlangsungan alam itu sendiri. Alam yang dicintai ini bukan hanya gunung, hewan dan tumbuhan langka, goa, sungai yang berjeram, tapi juga isi alam lainnya yang bernilai sangat penting, seperti manusia dengan sisi sosialnya. Karena bagi mereka apa arti hidup bila tidak mampu menghidupkan yang lainnya.
Oleh karena itu penulis berupaya menuangkan ide yang dimilika untuk merevitalisasi dan melakukan penataan pada daerah Taman Siswa, Kel. Wirogunan. Dimana rencananya yang akan dilakukan, antara lain :
1. Pemasangan Biopori
Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Ir. Kamir R Brata, M.Sc, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Lubang biopori ini banyak memiliki fungsi, yang antara lain : mengurang volume air genangan pada permukaan tanah, menjadi tempat pembuatan kompos, tempat hidup binatang tanah yang menggeburkan tanah, dan lainnya, (sumberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biopori).
            2. Penanaman Bibit Tanaman
Penanaman bibit bertujuan menciptakan suatu ekosistem dari tumbuhan yang sesuai dengan keinginan kita. Penaman bibit tanaman ini hanya membutuhkan lahan seluas 1 x 1 m2. Penanaman bibit tanaman ini dapat dilakukan di perkarangan rumah, depan toko, maupun pada daerah yang kosong lainnya.
Selain bermanfaat mengubah CO2 menjadi O2, mengurangi debu dari jalan, pohon tersebut dapat menghasilkan buah, kita juga dapat terlindung dari panasnya sinar matahari yang menyengat, dan dapat mengurangi kebisingan kendaraan yang berlalu – lalang.
            3. Penataan Kandang Ternak
Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisnis peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali jenis kandang, baik berdasarkan tipe maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut, sedangkan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. secara tidak langsung kandang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Kandang yang fungsional akan menambah pendapatan bagi para pemiliknya. ( sumber, http://anekamesin.com/kandang-ternak-ayam-kandang-battery.html )
            4. Pembuatan Wahana Bermain Anak
Anak membutuhkan suatu lahan untuk bermain.  Karena setiap anak membutuhkan ruang gerak yang luas untuk bisa mengekspresikan dirinya, baik secara fisik maupun mental. Dengan adanya lahan bermain yang aman, hal ini dapat mengurangi bahaya kecelakaan bagi anak. Meskipun dalam kegiatan mainnya anak terkadang harus diawasi oleh orang dewasa.
5.  Pembuatan Wahana Pujasera dengan Entertaiment Budaya Lokal
PUJASERA merupakan kepanjangan dari Pusat Jajanan Serba Ada. Tempat yang  menampung sebuah kegiatan utama yaitu makan dan minum. Tempat ini menyediakan berbagai macam pilihan makanan dan  minuman yang  disediakan melalui kedaikedai atau restoran restoran yang  dikelompokkan menjadi satu  bangunan maupun dalam berbagai bangunan dalam satu area pada suatu kota tertentu. Tempat untuk makan atau sitting area bisa berupa tempat makan bersama ( communal eating  area ). Dengan entertainment budaya lokal, kita dapat memperkenalkan budaya lokal tersebut pada pengunjung yang datang di pujasera tersebut. Hal ini dapat mempererat hubungan sosial manusia pribumi dengan para pendatang.
6.  Pendalaman Kali Code
Mendalamkan sungai yang semakin dangkal akibat adanya aktivitas merapi, yang mana material yang dikeluarkannya banyak yang memenuhi kali code.. Bila dibiarkan terjadi pendangkalan kali code, maka pada saat hujan deras maka air akan memenuhi badan kali code dan dapat memungkinkan adanya luapan ke sekitar pemukiman masyarakat.
7. Museum Sejarah Pendidikan KH. Dewantara
Museum yang dapat menceritakan perjuangan dari KH. Dewantara untuk dapat memanusiakan manusia yang ada di NKRI agar dapat terlepas dari penjajahan yang ada.
·           http://epetani.deptan.go.id/budidaya
·           http://id.wikipedia.org/wiki/Biopori