KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Sabtu, 29 April 2017

Jawaban Soal Ujian Tengah Semester Revitalisasi Kawasan

Nama : Reyhan Jof
Nim : 114140115
Kelas : B


1. Mekanisme dalam pengerjaan revitalisasi kawasan Wonocolo harus jelas dan tepat sehingga arahan fungsi lahan dapat dengan tepat dilaksanakan. Kawasan Wonocolo merupakan kawasan yang kompleks dan unik. Terdapat banyak sumur tua peninggalan Belanda sebagai alternatif pengambilan sumber minyak bagi daerah atau kawasan Wonocolo. Daerah wonocolo juga merupakan daerah yang bagus sebagai daerah wisata Adventure karena kawasanya yang berbukit-bukit. Atas dasar ini, maka perlunya pendekatan serta pemahaman kepada masyarakat bahwa kawasan areal Wonocolo baik digunakan sebagai kawasan Geoheristage. Masyarakat yang bekerja sebagai perengek minyak tidak akan kehilangan mata pencaharianya, karena pekerjaan mereka akan dialihkan. Pendekatan atas fungsi lingkungan hidup juga sangat penting, karena sumur yang berada di areal hutan tidak perlu dikelola, sehingga pohon-pohon dapat  terjaga kelestarianya, dan lingkungan tetap asri. Kawasan Wonocolo juga dapat menjadi desa atau kawasan wisata karena mempunyai ; Sumur minyak peninggalan Belanda, Zona wisata adventure dan zona edukasi, serta merupakan kawasan pelestarian fungsi lahan akibat pencemaran bekas eksploitasi minyak.

2. Kawasan revitalisasi merupakan kawasan bekas ekploitasi minyak penduduk sekitar yang dalam pengerjaanya tidak lepas dari tumpahan minyak, dan zat-zat lainya yang mencemari lingkungan. Maka, sebelumnya perlunya penataan lingkungan terlebih dahulu. Perlunya penghijauan kawasan dengan bioremediasi secara in situ. Bioremediasi sendiri merupakan cara membersihkan senyawa (polutan) dari lingkungan dengan  memanfaatkan mikoorganisme untuk memecah atau medegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kuran berbahaya atau tidak beracun lagi. Caranya, dengan penggalian tanah hingga zona pencucian, lalu memasukan tanah subur yang telah dicampurkan dengan mikroorganisme pendukung lalu menimbunya kembali. Setelahnya baru dilakukan revegetasi, yaitu dengan menanam pohon tanjung dan glodokan. Pohon tanjung mempunyai batang yang tidak terlalu besar dan mempunyai daun yang cukup rindang. Glodokan sendiri merupakan tanaman yang efektif dalam menyerap CO2 dan penangkap air, karena akarnya dapat menembus ke tanah kuat, tidak dangkal dan tidak menjalar. Penghijauan selesai, setelahnya menjadikan kawasan sebagai kawasan wisata dengan membuat jalan akses menuju lokasi menjadi nyaman. Wisata adventure dihidupkan seperti ; downhill, flyingfox, panjat tebing, karena kawasan Wonocolo merupakan kawasan yang berbukit-bukit. Kawasan Wonocolo juga dijadikan wisata edukasi dengan membangun museum tempat aktivitas eksploitasi minyak masarakat, yang berisi peralatan eksploitasi, sumur peninggalan, serta patung aktivitas eksploitasi.

3. Desa Wonocolo yang dijadikan atau dinobatkan sebgai kawasan atau desa wisata artinya banyak penghidupan masyarakat sekitar yang terselamatkan perekonomianya. Masyarakat yang sebagian besar menggantungkan hidup sebagai perengek minyak tidak perlu takut akan kehilangan mata pencaharianya. Dalam pengelolaan kawasan wisata Wonocolo, masarakat dapat berperan banyak dalam kepengurusan serta pembangunan museum wonocolo. Wisata adventure yang dihidupkan juga merupakan lahan baru masyarakat dalam mengembangkan diri serta ekonomi dalam peningkatan kawsan Wonocolo. Dalam lain kesempatan, masyarakat dapat berkontribusi dalam wisata edukasi desa sehingga meningkatkan pendapat daerah. Dalam pengembanganya menjadi kawasan wisata, masyarakatlah yang harus berperan aktif serta inovatif dalam peningkatan potensi Wonocolo. Dalam pengembangan museum, masyarakat dapat berperan aktif dalam pembuatan patung yang akan ditempatkan dalam museum sebagai alat peraga kegiatan perengek minyak dahulu. Kawasan adventure juga merupakan lahan seta kegiatan yang perlunya kegiatan masif masyarakat. Peran aktif dalam pembukaan lahan adventure kegiatan, sarana dan prasarana kegiatan, dan lain sebagainya. Mayarakat juga harus bersama-sama menjaga lingkungan kawasan tetap asri dan lestari karena kawasan akan menjadi kawasan wisata berbasis lingkungan.

4. (Pertanyaan Materi Naufal Nugroho, 114140116, tentang Revitalisasi Karst)

Pertanyaan : Mengapa bukit karst tidak boleh dilakukan penambangan dan pembangunan sehingga harus tetap tejaga dan menjadikanya Geowisata ?

Jawaban : Mengubah bentuk kawasan karst akan merusak fungsi utamanya, yaitu sebagai wilayah dengan cadangan air (peresap air) dan menyerap CO2 . Melakukan pembangunan hanya akan merusak tatanan air (baik air permukaan maupun air tanah) serta dapat mengancam keberadaan karst, sehingga dapat terjadi degradasi. Dengan adanya Geowisata artinya tidak ada pembangunan sehingga Vertical Cavities pada karst dapat tetap aman sebagai zona penghubung permukaan dengan sungai bawah tanah. Geowisata dapat meningkatkan perekenomian masyarakat sekitar, menambah ilmu, serta tetap menjaga kelestarian mutu dan fungsi wilayah karst.

5. (Pertanyaan Materi Ghana Ardianto, 114140123, tentang Revitalisasi Bekas Tambang Pasir menjadi Agropolitan, Ngoro, Mojokerto)

Pertanyaan : Sejauh mana efektifitas rencana revitalisasi terhadap kondisi lingkungan dan masyarakat daerah pasca tambang dan mengapa jagung menjadi vegetasi utama ?

Jawaban : Dahulu, kawasan merupakan areal tambang pasir yang telah ditinggalkan sehingga keadaanya terbengkalai. Maka, kawasan di revitalisasi menjadi kawasan agropolitan, sehingga masyarakat dapat berkebun jagung. Selain itu juga dapat menjadi wisata edukasi tentang bagaimana pengolahan jagung dan contoh nyata bahwa areal yang tidak memungkinkan efektif, dapat hidup dan tentu saja roda ekonomi kawasan terseut berjalan kembali. Kawasan Ngoro, Mojokerto merupakan daerah sebur baik ditanami berbagai vegetasi atau tanaman lainya. Alasan jagung menjadi vegetasi utama adalah karena jagung merupakan tanaman utama yang banyak tumbuh di areal kawasan Ngoro, Mojokerto, sehingga pemilihan jagung sebagai vegetasi utama menjadi ekonomis dan effesien. Masyarakat Ngoro, Mojokerto telah mengenal jagung dan telah menjadi tanaman sehari-hari masyarakat, sehingga tidak perlu lagi penanaman pengetahuan dan cara pengolahan yang baik terhadapnya. Masyarakat sudah pasti lebih tahu dan memahami dalam pengolahanya, sehingga ini merupakan salah satu cara memberdayakan masyarakat dalam usaha aktif revitalisasi kawasan.