KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Tampilkan postingan dengan label REVITALISASI KAWASAN BEKAS TAMBANG EMAS GUNUNG BOTAK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label REVITALISASI KAWASAN BEKAS TAMBANG EMAS GUNUNG BOTAK. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 April 2016

REVITALISASI KAWASAN BEKAS TAMBANG EMAS GUNUNG BOTAK, NAMLEA BURU MENJADI KAWASAN AGROWISATA

      Ria Christela Pesireron
                                114130047
Namlea adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Buru, Maluku, Indonesia. Wilayah kecamatan Namlea didominasi dataran rendah yang berasosiasi dengan daerah pantai serta perbukitan yang menempati bagian barat laut dengan ketinggian mencapai sekitar 400 meter. Selain itu terdapat juga bukit di bagian selatan dan barat Namlea dengan ketinggian sekitar kurang dari 100 meter. Di samping itu terdapat penambangan liar berupa penambangan emas di daerah Gunung Botak. Kondisi sekitar Gunung Botak rusak parah sejak pengolahan tambang mulai Oktober 2011. Lokasi tambang liar baru berhasil ditutup pada November 2015 tetapi tidak dilakukan penanganan selanjutnya oleh Pemerintah.
Dari hasil investigasi, Gunung Botak memiliki kandungan mineral logam mulia yang sangat tinggi hal ini terbukti, para petambang liar tak perlu dalam-dalam menggali lubang, hanya sekitar 3 sampai 5 meter kandungan emas berkadar 80% dapat ditemukan.
Tak jarang para petambang liar kaya mendadak akibat menemukan urat emas dikedalaman 3 meter, hal ini yang memicu para petambang lainnya datang ke lokasi tambang Gunung Botak  tersebut, diantaranya, petambang asal Manado, Minahasa, Tondano bahkan dari Pulau Jawa sepanjang dua tahun terakhir diperkirakan petambang liar mencapai ribuan orang.


Akibat dari penambangan emas di Gunung Botak, ditutup pemerintah dan dibiarkan begitu saja maka perlu dilakukan proses merevitalisasi kawasan pertambangan emas dengan cara mengolahan zat merkuri dan sianida yang berbahaya itu telah mencemari lingkungan yang akan direvitalisasi dengan proses bioremediasi yang memperbanyak dan mempercepat pertumbuhan mikroba yang sudah ada di daerah tercemar dengan cara memberikan lingkungan pertumbuhan yang diperlukan, yaitu penambahan nutrien dan oksigen kemudian disebar pupuk kompos pada daerah tersebut. Pada daerah penambangan dilakukan proses reklamasi atau rehabilitasi lahan dengan cara  menimbun kembali lokasi pasca penambangan yang dilakukan untuk menjamin stabilisasi lereng, kemudian ditanami pohon pioner yang dapat mengembalikan unsur hara dengan pemberian bahan organik dalam bentuk kompos dengan dikombinasikan pupuk dasar NPK.

Penambangan yang akan ditimbun dan ditanami tanaman dengan proses polybag kemudian setelah beberapa waktu dibuat agrowisata dengan memamfaatkan lahan bekas tambang yang dibiarkan begitu saja dan dapat membantu mata pencaharian para penambang sekitar. Dari lokasi yang dapat dilihat bahwa perbukitan rusak parah, pepohonan tumbang (dilakukan reklamasi lahan bekas pernambangan dengan tanaman non-fiksasi nitrogen hanya mungkin dengan pengaturan lingkungan mikro sekitar batang dan membuat sistem perakaran bibit yang bermikoriza dimana bibit tanaman bermikoriza adalah bibit tanaman yang diproduksi dengan menginokulasikan fungi mikoriza arbuskular pada permulaan pembibitan, sehingga menghasilkan bibit dengan kualitas yang baik, mampu tumbuh dan berkembang dengan baik dan memiliki ketahanan tinggi terhadap cekaman kekeringan). Spesies pohon bermikoriza yang digunakan pada tanah-tanah pertambangan, karena pohon-pohon bermikoriza dapat tumbuh dengan baik pada tanah-tanah pertambangan dan menjadi tempat agrowisata dimana ditanami buah-buahan seperti durian, manggis, kedondong, jambu air, belimbing, rambutan, duku, nangka, naga.

Pada daerah tersebut terdapat dua daerah yang tengahnya terdapat hutan. Sarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kepada wisatawan antara lain seperti fasilitas umum (toilet), restaurant, sarana transportasi di dalam lokasi agro wisata atau sarana transportasi menuju ke lokasi areal seperti odong-odong, dibangun rest area dan taman bunga dimana bunga yang akan ditanami  tahan terhadap panas berupa lidah mertua, kamboja, bunga kertas, bunga euphorbia, maupun siklok. Adapun hotel bagi yang ingin menginap dan disediakan kolam renang. Terdapat pula outbound untuk para pengunjung yang ingin mencoba adrenalin yang pemandangan dibawahnya berupa hutan yang masih asri. Bagi yang ingin berjalan kaki dapat melintasi jembatan taman yang dibangun menghubungi dua daerah tersebut. Untuk ketersediaan air tidak perlu diragukan karena terdapat mata air yang mengalir dari 3 sumber air pada daerah sekitar. Semua fasilitas tersebut dilengkapi dengan saluran drainase yang baik untuk mencegah adanya runoff dan juga dilengkapi dengan TPS.
                   
 Tujuan dilakukan revitalisasi yaitu :
1.      Dilakukan proses reklamasi agar dapat mengembalikan fungsi kawasan penambangan
Selain dilakukan proses reklamasi alangkah baiknya kawasan tersebut dapat dijadikan kawasan agrowisata yang dapat meningkatkan konservasi lingkungan, pengembangan dan pengelolaan agrowisata yang obyeknya benar-benar menyatu dengan lingkungan alamnya harus memperhatikan kelestarian lingkungan, jangan sampai pembuatan atau pengembangannya merugikan lingkungan.
2.      Dibangun agrowisata dengan berbagai sarana-sarana pendukung yang dapat meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam
3.      Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan
4.      Memberikan nilai rekreasi
5.      Mengembangkan nilai ekonomi

DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli, Arif. 2014. Pengelolaan Tambang Berkelanjutan. Graha Ilmu. Yogyakarta
Suharto. 2011. Limbah Kimia. Penerbit Andi. Yogyakarta