KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Minggu, 17 November 2019

Analisis Revitalisasi Patung Garuda Wisnu Kencana Bali


Hello! 
Lailiyatun Ni’ma 114170004
Abela Soya Nikita 114170027
Alan Baruna Setiawan 114170055
Marwan Khalish 114170063
Hafidz 1141800
Instructions for use

1. Latar Belakang
Revitalisasi Patung Garuda Wisnu Kencana
Gambar lokasi GWK sebelum direvitalisasi
Pada awalnya kawasan ini adalah lokasi tambang kapur yang sudah tidak ada lagi aktivitas pertambangan. Atas dasar kawasan yang tidak termanfaatkan, oleh karena itu timbullah rencana untuk melakukan revitalisasi.

Tantangan untuk mengembangkan kawasan ini diambil oleh Bapak Nyoman Nuarta bersama Menteri Pariwisata untuk menciptakan suatu Land Art berskala kolosal. Karya ini mencoba merefleksikan keberadaan kita sebagai manusia yang hanya merupakan suatu satuan kecil di tengah-tengah alam semesta yang luas. Fokus utama dari kawasan GWK adalah monumen Garuda Wisnu Kencana yang berwujud Dewa Wisnu yang duduk di atas Burung Garuda, yang akan menjadi sebuah ikon dunia dan landmark baru di Bali.

Timeline Proyek GWK

Kendala yang dihadapi selama proses revitalisasi

Kendala yang dihadapi selama proses revitalisasi
Dasar Pembangunan Patung GWK tetap dilanjutkan :
Perda Tingkat I Bali Tentang Rencana Umum Tata Ruang Tingkat I Bali No 6 Tahun 1989 Pasal 13 Ayat (5) : peruntukan ruang untuk pengembangan Pariwisata dilakukan dengan memperhatikan azas konservasi tanah, air dan udara serta sesuai dengan potensi setempat, baik fisik maupun sosial budaya yang mempunyai ciri-ciri menarik dan dapat dimanfaatkan untuk pariwisata dengan tetap berpedoman pada : Pariwisata Untuk Bali Bukan Bali UNTUK PARIWISATA
Dasar Pembangunan Patung GWK tetap dilanjutkan :

BAB III Tentang Obyek Dan Daya Tarik Wisata Perda Provinsi Bali No 3 Tahun 1989 Pasal 4 Pembangunan obyek dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan : a. kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan ekonomi dan sosial budaya ; b. nilai-nilai agama, adat istiadat serta pandangan dan nilai-nilai yang hidupdalam masyarakat; c. kelestarian budaya dan mutu lingkunga n hidup ; d. kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri
2. Dampak Revitalisasi di beberapa Aspek
Revitalisasi Patung Garuda Wisnu Kencana

ASPEK LINGKUNGAN
Perbukitan kapur di Ungasan, Jimbaran, yang selama ini tidak produktif. Lahan ini merupakan bekas lokasi penambangan kapur liar yang sudah ditinggalkan dalam keadaan yang kurang baik dan tidak ada tanaman yang mampu hidup dikarenakan oleh minimnya top soil. Setelah mendapat restu dari Presiden Soeharto pada tahun 1993, lalu dilakukan sosialisasi di hadapan para anggota dan pimpinan DPRD Bali, tokoh-tokoh masyarakat Bali serta masyarakat di sekitar lokasi GWK.
ASPEK SOSIAL BUDAYA

Patung GWK juga memiliki tambahan nama yaitu “Cultural Park” yang maksudnyapendiriannya tidak hanya dimaksudkan untuk sebagai monumen saja , namun sebagai tempat penyajian dan pengembangan budaya Bali pada khususnya. Maka disetiap malam,para pangunjung yang datang ke sini akan diberikan pertunjukan tari – tarian khas Baliseperti tari Barong, tari Kecak dan lain – lain untuk menambahkan kesan budaya yangerat dengan pariwisata.

ASPEK EKONOMI
Untuk menjadikan kawasan ini berskala internasional, Pengembang juga akan memberikan pelatihan pelayanan pelanggan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya terutama bagi pedagang agar dapat memberikan pelayanan dengan standar internasional.Total investasi untuk tahap pertama adalah Rp 450 miliar yang sebagian akan didanai dengan pinjaman bank.
Aspek Sarana dan Prasarana

2. Perkembangan wisata GWK
3.431.264
Maps
Find more maps at slidescarnival.com/extra-free-resources-icons-and-maps

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari uraian diatas baik dari informasi yang digali maupun dari berbagai jurnal penilitian, maka dikawasan GWK menunjukan bahwa di area bekas tambang kapur dapat di revitalisasi menjadi suatu kawasan yang vital dan mampu memberi dampak positif untuk Pemerintah serta masyarakat

Thanks! Any questions?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan