KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Tampilkan postingan dengan label Eco Old Rewulu Railway Station in a New Look With Mini Green Garden. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Eco Old Rewulu Railway Station in a New Look With Mini Green Garden. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 November 2011

Eco Old Rewulu Railway Station in a New Look With Mini Green Garden

Oleh     : Ira Mughni Pratiwi
NIM     : 114090057
Prodi Teknik Lingkungan FTM UPN “Veteran” Yogyakarta


Stasiun Rewulu (RWL) merupakan stasiun yang terletak pada ketinggian +88 m dpl ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Stasiun ini memiliki 5 jalur, dan berada dekat dengan depot BBM PT Pertamina yang terletak 1 kilometer di selatan stasiun, terhubung secara langsung dengan salah satu jalur rel kereta api melewati perkampungan Gancahan hingga masuk depot PT Pertamina. Stasiun Rewulu dibangun saat kependudukan Belanda. Meskipun sekarang stasiun telah mengalami renovasi menjadi bangunan modern sisa-sisa interior khas arsitektur kolonial / zaman Belanda masih terlihat jelas pada pintu utama masuk stasiun dan ventilasinya.
Akhir pekan, stasiun Rewulu berubah menjadi family mini recreation place banyak orang tua datang bersama anak-anak balitanya banyak pula anak-anak yang datang bersama teman-temannya yang hanya datang dan sekedar menunggu kedatangan kereta api dengan sorot lampunya dan tentu saja suaranya yang khas. Pada pagi hari kereta api akan lewat dari pukul 05.00-07.00 WIB, sore hari pada pukul 15.00-17.00 WIB. Tak sedikit pula anak-anak yang datang untuk bermain di kereta api barang milik PT Pertamina yang parkir di rel kereta api serta kalangan muda fotografi dan pecinta kereta api yang menikmati stasiun kereta api ini dari perspektif masing-masing.
Foto 1: Bangunan Stasiun Rewulu
Dari awal massa transportasi manusia menggunakan kuda sampai akhir tahap pertama transportasi penggunaan mobil pada awal tahun 1920, ekonomi dan lingkungan dampak mobilitas penumpang di Amerika Serikat terlihat terutama pada skala lokal (Schäfer and Heywood, et all, 2009). Indonesia pada tahun 1960-1970 kereta api masih merupakan kendaraan mewah. Jangankan naik, baru melihat memanjangnya rel kereta api di stasiun saja, sudah merasa takjub. Akan tetapi, di tahun 2011 dengan segala modernitas zaman dan kemajuan teknologi kereta api bukan lagi menjadi transportasi mewah, kereta api sama saja layaknya transportasi darat lainnya. Hal ini berbeda dengan keadaan di stasiun Rewulu yang berada di Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta kereta api tetap menjadi pesona tersendiri saat melewati stasiun ini.
Foto2: Anak-anak yang bermain di lintasan KA
            Bermain rel kereta api dan melihat kereta api yang datang merupakan hal yang biasa. Tetapi, dari fenomena yang diamati bermain di lintasan rel kereta api dengan bebas adalah hal yang berbahaya dan melihat kereta api sambil duduk di lintasan adalah hal yang berbahaya. Berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan. Kurangnya edukasi tentangnya keselamatan bermain dan pentingnya menjaga kesehatan dimulai dari hal-hal kecil serta kurangnya sarana prasana yang menyediakan tempat bermain untuk anak-anak yang layak dan beredukasi.
Foto 3: Pengunjung yang duduk di rel kereta api
Mengusung tema penataan dan revitalisasi kawasan serta sesuai dengan judul Eco Old Rewulu Railway Station in a New Look with Mini Green Garden maka Stasiun Rewulu dapat bersinergi dengan konsep mini green garden for family mini garden recreation place. Eco Old Railway Station, stasiun kereta api tua yang peduli akan lingkungan yang bermanfaat bagi masyarakat. Mini Garden, mewakili taman yang sudah ada yaitu di sisi sebelah timur kantor stasiun yang dapat ditata kembali dengan perawatan yang baik. Green, mewakili tanaman hijau dan sebagai icon ramah lingkungan di tengah-tengah isu lingkungan, global warming. Stasiun kereta api ramah lingkungan dan berbasis pengetahuan tidak hanya menyediakan tempat untuk bermain, melihat kedatangan kereta api, pengenalan salah satu transportasi darat kepada anak-anak tapi juga sebagai sarana penyampaian pentingnya kepedulian terhadap kesehatan dan pelestarian lingkungan (bumi). Oleh karena itu, pengembangan fenomena sosial dan menggabungkannya dengan go green concept akan menjadi alternatif rekreasi sehat dan berwawasan pengetahuan bagi pengunjung.
Sampai tahun 1980-an, penekanan setiap pengembangan pariwisata di daerah tropis adalah dititik beratkan pada sumberdaya, seperti pantai dan laut. Fasilitas wisata di daerah tropis, dan fasilitas eko-wisata pada khususnya, target yang sangat berharga dan biasanya sangat sensitif lingkungan. Sustainable adalah istilah yang mewakili sosial dan budaya pergeseran dalam tatanan dunia. Hal ini telah menjadi simbol menggambarkan transformasi ini, yang sedang berlangsung tak terelakkan. Sustainable juga merupakan konsep yang digunakan sebagai ukuran nilai - ketika mengevaluasi bangunan kontemporer lingkungan. Tampaknya banyak upaya telah dimasukkan ke dalam mengintegrasikan berbagai teknik penilaian terkait dengan ramah lingkungan, hemat energi bangunan dan perkembangan serta kegiatan lainnya melibatkan manajemen sumberdaya alam di bawah naungan sustainable. Eko-wisata tampaknya menjadi nilai-(atau filsafat-) sarat pendekatan untuk pariwisata, bertujuan untuk lingkungan keberlanjutan. (Bromberek,2009).
Bangunan ramah lingkungan adalah bangunan yang terbuat dari material-material yang ramah lingkungan pula. Menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan dapat membantu mengalihkan kualitas udara dalam ruangan / Indoor air quality (IAQ). Kekhawatiran tentang kewajiban mengenai bangunan yang sehat dan situs yang sehat meningkat dalam proporsi pemahaman yang berkembang yaitu potensi bahaya yang berhubungan dengan bahan-bahan tertentu. Bangunan memberi dampak secara tidak langsung melalui pemakaiannya dan melalui efeknya pada kinerja struktur yang berdekatan (Spiegel Dan Meadows, 2010).
Foto 4. Taman di sebelah timur Stasiun Rewulu
Akan tetapi, bangunan stasiun masih bagus meskipun tidak terbuat dari material-material yang ramah lingkungan. Tetapi, satu komponen dari bangunan stasiun diganti dengan panel surya sebagai salah satu wujud dari pembangunan yang berkelanjutan berwawasan lingkungan. Energi surya merupakan salah satu dari renewable resources yang ramah lingkungan dan dapat memasok listrik secara cuma-cuma. Selain itu, perawatannya mudah dan sederhana (Supranto,2010: 82). Kawasan stasiun adalah pedesaan dengan banyak pohon, dekat dengan area persawahan, dan banyak burung sehingga perawatan yang perlu dilakukan adalah pembersihan dari kotoran burung bila ada burung yang hinggap di panel dan daun-daun bila jatuh di atas panel sehingga menutupi panel sehingga panel surya tidak bekerja secara efektif.
Foto 5. Lahan kosong di sisi barat Stasiun Rewulu
Taman di bagian belakang ditanami pohon bambu kuning dengan jarak tanam dan jumlah yang lebih teratur untuk meredam suara klakson kereta maupun suara mesin kereta yang mendengung, diberikan keterangan tentang nama latin tanamannya, nama lokal, dan manfaatnya.. Tetap mempertahankan tanaman yang telah ada tetapi dengan perawatan yang lebih baik. Lalu dengan menambah beberapa tanaman yang dapat membantu mengurangi polusi udara seperti palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens), tanaman ini mempunyai kemampuan menyerap gas beracun paling tinggi diantara tanaman jenis lain. Menggantung sirih belanda (Epipremnum aureum) di tepian bangunan stasiun. Sirih belanda mampu meredam 53% dari total benzena sebesar 0,156 ppm per hari dan sanggup menekan 67% dari total formaldehid 18 ppm dan 75% dari total karbon monoksida sebesar 113 ppm.
Di tembok yang persis bersinggungan dengan batas taman ditempel poster-poster tentang bahaya bermain di rel kereta api, bahaya bagi keselamatan dan kesehatan khususnya anak-anak dan balita serta tentang sanitasi karena poster berpengaruh terhadap pengetahuan, perilaku penjamah makanan, dan kelaikan hygiene sanitasi. Sisa lahan yang ada separuhnya diatur dan dibuat tempat untuk duduk bersantai menunggu kereta api yang terbuat dari material yang ramah lingkungan. Untuk lahan di sisi barat stasiun yang ada dibuat simulasi kereta api / mini train yang bisa digunakan untuk anak-anak atau balita bermain dengan aman. Lalu disediakan sanitasi yang memadai yaitu wastafel tempat cuci tangan untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya mencuci tangan untuk mencegah berkembangnya kuman-kuman yang ada di tangan yang dapat menyebabkan sakit.

Pustaka:
Bromberek, Zbigniew. 2009. Eco-Resort: Planning and Design for the Tropic. Architectural Press: Burlington.
Knight, Anthony. P. 2007.  A Guide to Poisonous House and Garden Plants 1st edition. Teton        New Media: Wyoming.
Schäfer, Andreas and Heywood, John. B. 2009. Transportation in A Climate-Constrained World. The MIT Press: London.
Spiegel, Ross and Meadows, Dru. 2010. Green Building Materials. John Wiley&Sons, Inc.: New Jersey.
Supranto. 2010. Konservasi Energi. Univeristas Pembangunan Nasional “Veteran”: Yogyakarta.
United Nations Human Settlements Programme. 2003. Water And Sanitation In The World’s Cities:Local Action fof Global Goals. UN-Habitat:Kenya.
Rapiasih, Ni Wayan. 2010. Pelatihan Hygiene Sanitasi Dan Poster Berpengaruh Terhadap Pengetahuan, Perilaku Penjamah Makanan, Dan Kelaikan Hygiene Sanitasi Di Instalasi Gizi RSUP Sanglah Denpasar. J.Gizi Klinik Indonesia 7(2): 64-73.