KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Selasa, 26 Juni 2012

Penataan Kembali Kawasan Area Parkir Malioboro Menjadi Area Parkir Bertingkat


Oleh Yayang Wira A.S (114080049)
Kelas A
Penataan dan Revitalisasi Kawasan

            Malioboro, tentu bukanlah sebuah kawasan yang asing khususnya bagi warga Yogyakarta dan umumnya masyarakat Indonesia. Kawasan yang menjadi ikon propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)  ini selalu memiliki tempat tersendiri di benak hati warga Jogja. Berbagai hempasan arus jaman telah dilalui kawasan itu, sehingga mengubah wajah Malioboro yang dulunya terkesan tradisional.
Keanekaragaman masyarakatnya pun menjadi ciri khas dari kawasan ini, yakni dihuni oleh pengusaha, pedagang, tukang becak, juru parkir, sampai dengan para seniman jalanan. Daerah ini merupakan kawasan yang sangat berharga bagi DIY lantaran merupakan pusat terjadinya aktvitas perekonomian. Hingga saat ini, kawasan yang berada di jantung kota jogja ini telah menghidupi masyarakat jogja dari berbagai macam kelas sosial.
Masalah kurangnya lahan parkir menjadi pekerjaan yang perlu dibenahi di kawasan Malioboro. Kurangnya lahan parkir menyebabkan kemacetan panjang di ruas jalan tersebut, terutama saat libur panjang atau saat akhir pekan.
Untuk mengurai kemacetan kawasan Malioboro salah satunya lewat penyediaan lahan parkir yang luas dan terjangkau. Menurut saya, lahan parkir menjadi jaminan atas kelayakan sebuah kawasan pariwisata perlu diikuti dengan perbaikan sarana transportasi massal. “Untuk penambahan lokasi parkir perlu dilakukan pengkajian menyeluruh,”
Salah satu unsur penting dalam mewujudkan Malioboro sebagai kawasan pariwisata, menurut saya adalah penyediaan lokasi-lokasi parkir yang memadai,serta revitalisasi lokasi parkir. Sementara itu, di kawasan Malioboro terdapat sejumlah lahan yang bisa dimanfaatkan sebagai lokasi parkir, di antaranya di kantor Dinas Pariwisata dan bekas gedung bioskop Indra.
Di perkirakan luas lahan parkir yang harus tersedia agar masalah kemacetan dapat terselesaikan adalah sekitar 30.000 meter persegi. Untuk mengatasi keterbatasan lahan yang ada, maka area parkir dapat dibangun bertingkat. dengan luas 500 meter persegi, sudah mampu menampung sebanyak 200 unit mobil, sehingga apabila dibuat bertingkat, maka daya tampungnya akan semakin banyak.
Rencana revitalisasi kawasan Malioboro dengan membangun lahan parkir bawah tanah dinilai kurang tepat. Lahan parkir bertingkat dinilai lebih ideal terlebih berkaitan dengan kondisi air bawah tanah kawasan tersebut. Kajian untuk pembangunan kantong parkir menurutnya sangat perlu mengingat kawasan Malioboro mengalami kemiringan 100-150 meter dari permukaan laut.

Kondisi geografis itu, lanjutnya, tidak memungkinkan untuk pembangunan lahan parkir bawah tanah.“Akan mengganggu kondisi air bawah tanah, yang memungkinkan itu pembuatan lahan parkir bertingkat,”. Di samping itu, sistem parkir yang ada perlu menerapkan pembatasan durasi parkir dengan sistem waktu. “Melihat lahan yang ada di Kota Jogja, yang sesuai memang parkir bertingkat. Kawasan Malioboro nantinya dapat dilalui oleh para pejalan kaki. Selain itu, kendaraan tradisional dapat berkelana bebas di kawasan tersebut sepertihalnya becak dan andong.
            Rencana pembangunan tersebut dapat diperkirakan akan menimbulkan berbagai macam dampak sosial. Salah satunya yakni, terjadinya aksi pro dan kontra diantara pemerintah DIY dengan elemen masyarakat yang menghuni kedua kawasan itu., hal ini tentu saja akan berdampak kepada perekonomian juru parkir dan pedagang kaki liam yang ada di area tersebut.
 Kemungkinan besar juru parkir di Malioboro nantinya akan melakukan aksi penentangan terhadap proyek lahan parkir bertingkat apabila tidak mampu memberikan solusi untuk kelangsungan kehidupan para juru parkir yang berada diarea lain kususnya dikawasan Malioboro tersebut. Para juru parkir di Malioboro yang notabene masyarakat jawa tentu saja akan ngotot untuk dapat mempertahankan lahan parkirnya tersebut untuk dapat melangsungkan kehidupannya.
Lahan ataupun tanah merupakan sesuatu yang sangat vital bagi masyarakat Jawa. Sepertihalnya pitutur Jawa yang berbunyi, “sadumuk bathuk sanyari bumi, tekaning pati”(seraut wajah dan sejengkal tanah, dipertahankan hingga mati).
Ungkapan itu menegaskan bahwa tanah merupakan sesuatu yang dikatakan sangat sakral karena dianggap berhubungan erat dengan martabat atau harga diri seseorang. Tanah merupakan sesuatu yang sangat mudah menyulut emosi seseorang.
 Untuk hal ini, orang berani mempertahankannya sampai titik darah penghabisan, bahkan tidak jarang bersedia untuk membunuh orang yang dianggap merendahkan martabatnya dengan menyerobot tanah miliknya.  Walaupun tanah yang dimilikinya tidak luas, orang akan mempertahankannya mati-matian.  Masalahnya bukan pada luasnya tanah, melainkan lebih pada hak milik tanah yang diperjuangkan (apalagi jika tanah itu didapat dengan perjuangan yang berat).
Untuk itu, didalam merencanakan perbaikan lingkungan, alangkah baiknya tetap memperhatikan kelangsungan hidup elemen masyarakat yang ada di kawasan Malioboro. Boleh saja mengembangkan kawasan Malioboro menjadi lahan parkir bertingkat asalkan tidak membunuh perekonomian elemen masyarakat yang ada di kawasan atau area tersebut.
            Didalam membangun suatu kota, tidak hanya menghadapi bangunan fisik semata, melainkan juga membangun kondisi sosial-budaya yang ada didalamnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembangunan. Lahan parkir bertingkat dikawasan Malioboro, sebaiknya mengikutsertakan aspirasi elemen masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Dengan demikian, kebijakan pembangunan yang dibuatnya akan berdiri kokoh, baik dari segi fisik, maupun dari segi sosial-budaya yang mewarnainya.

            Salah satu kunci strategis untuk memutus mata rantai konflik adalah dengan menerapkan manajemen informasi yang terbuka. Dalam RPJPD dan Agenda 21 sedikit banyak sudah terpetakan dan terinformasikan agenda proyek apa saja yang akan digelar. Terpetakan pula dukungan apa saja yang mereka harapkan dari para pihak. Namun, pengalaman selama ini menunjukkan bahwa komunikasi yang sehat seperti itu tidak cukup banyak tersampaikan ketika perencanaan proyek dan pelaksanaan proyek akan dan sudah berlangsung.

             Proyek-proyek cenderung dilaksanakan dalam sistem yang tidak sepenuhnya terbuka dan mudah diakses oleh publik. Tahap-tahap konsultasi publik atas proyek berjalan pun pada beberapa kasus ternyata tidak sepenuhnya dihadiri oleh publik yang benar-benar mewakili komunitasnya. Berbagai rekomendasi konsultan ahli pun seringkali terhenti ketika sampai tataran eksekusi tanpa alasan yang jelas. Potensi semacam itu sudah beberapa kali terjadi.




Daftar Pustaka

·         Rachmawati, Rini. 2009. Dasar-dasar Tata Ruang.

·        Soemanto, Bakdi. 2005. Budaya Yogya, Membela Kamanusiaan.

·         Forum  Ide Warga. 2005. Parkir Alun2 Utara. Forum Ide Warga

·       Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta No. 5 Tahun 1991 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta 1990 – 2010.

 

 

 

Soal-Jawab UTS

1.      Situasi jalan malioboro yang di penuhi dengan mobil dan montor di pingir jalan  menyebabkan kemacetan, terjadi setiap hari di ruas jalan. bagai mana solusinya agar memperkecil persentase kemacetan yang terjadi di ruas jalan tersebut agar arus lalulintas berjalan lancar ?

Jawaban

Masalah Kurangnya lahan parkir menjadi pekerjaan yang perlu dibenahi di kawasan Malioboro. Kurangnya lahan parkir menyebabkan kemacetan panjang di ruas jalan tersebut, terutama saat libur panjang atau saat akhir pekan. Untuk mengurai kemacetan kawasan Malioboro salah satunya lewat penyediaan lahan parkir yang luas dan terjangkau. Menurut saya, lahan parkir menjadi jaminan atas kelayakan sebuah kawasan pariwisata perlu diikuti dengan perbaikan sarana transportasi massal. “Untuk penambahan lokasi parkir perlu dilakukan pengkajian menyeluruh,”Salah satu unsur penting dalam mewujudkan Malioboro sebagai kawasan pariwisata, menurut saya adalah penyediaan lokasi-lokasi parkir yang memadai,serta revitalisasi lokasi parkir.
2.      Bagaimanakah sikap juru parkir malioboro dalam menyikapi perencanaan pembangunan parkir bertingkat, karena merasa dirugikan dalam pembangunan proyek parkir, guna kelancaran arus lalu lintas jalan raya malioboro untuk dimasa yang akan datang ?

Jawaban

      Kemungkinan besar juru parkir di Malioboro nantinya akan melakukan aksi penentangan terhadap proyek lahan parkir bertingkat apabila tidak mampu memberikan solusi untuk kelangsungan kehidupan para juru parkir yang berada diarea lain kususnya dikawasan Malioboro tersebut. Para juru parkir di Malioboro yang notabene masyarakat jawa tentu saja akan ngotot untuk dapat mempertahankan lahan parkirnya tersebut untuk dapat melangsungkan kehidupannya.

3.      Perlukah mengkaji ulang Pembangunan lahan parkir dibawah tanah yang dianggap kurang efektif ? oleh pemerintah daerah untuk diganti dengan parkir bertingkat.

Jawaban

Rencana revitalisasi kawasan Malioboro dengan membangun lahan parkir bawah tanah dinilai kurang tepat. Lahan parkir bertingkat dinilai lebih ideal terlebih berkaitan dengan kondisi air bawah tanah kawasan tersebut. Kajian untuk pembangunan kantong parkir menurutnya sangat perlu mengingat kawasan Malioboro mengalami kemiringan 100-150 meter dari permukaan laut. Kondisi geografis itu, lanjutnya, tidak memungkinkan untuk pembangunan lahan parkir bawah tanah.“Akan mengganggu kondisi air bawah tanah, yang memungkinkan itu pembuatan lahan parkir bertingkat”.






PENGEMBANGAN EKO-WISATA KELURAHAN WIROGUNAN DARI KACAMATA MAPALA YOGYAKARTA



 ( M. GHOZALI M. S - 114.080.102)

Taman siswa merupakan nama daerah yang sangat terkenal di Jogjakarta. Daerah ini berada di kelurahan Wirogunan, kabupaten Jogjakarta.daerah ini terkenal karena pada daerah ini dulunya ada sekolah bersejarah yang didirikan oleh K. H. Dewantara. Namun, dengan banyaknya sekolah yang ada sekarang nama taman siswa pun tidak lagi terkenal seperti dahalu kala. Padahal bila dilihat dari segi sejarahnya, daerah Tamsis (Taman Siswa.red) maerupakan daerah yang sangat penting bagi sejarah pendidikan di Negara tercinta ini.
Pada daerah ini, bila diperhatikan dengan seksama banyak terdapat ketimpangan kondisi sosial, dan pendidikan. Hal yang mungkin akan mengherankan bagi para pembaca. Bagaimana mungkin daerah yang terkenal dengan Taman Siswa ini bisa demikian. Hal yang sedikit bisa menjawab adanya pertanyaan ini adalah kurangnya keadilan kesejahteraan bagi masyarakat.
Kesejahteraan selama ini merupakan mimpi dari semua orang di negeri ini. Banyak orang yang mengharapkan kesejahteraan dapat diwujudkan dan tidak hanya menjadi “mimpi pada siang bolong belaka”. Karena sangat sulitnya untuk terwujud sehingga banyak yang menyimpulkan “kesejahteraan adalah tidak mungkin”. Memang ada beban terberat pada pemerintah, untuk menciptakan sistem pembangunan yang berkelanjutan yang menghasilkan kesejateraan. Tapi pemberdayaan masyarakat untuk bersama – sama membangun daerahnya, demi terwujudnya impian bersama adalah suatu hal yang sangat baik. Karena adanya istilah “ Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing ”, masyarakat dan pemerintah membangun daerahnya akan lebih mudah, dibandingkan dengan masyarakat hanya membebani pemerintah untuk mecari kesejahteraan.
Menciptakan atau setidaknya mengkonsep suatu daerah menjadi daerah eko-wisata merupakan hal mudah yang bisa dilakukan. Karena wisata dan atau eko-wisata adalah harapan terbesar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dimasa mendatang. Dimasa depan harapan adannya dukungan dari sektor SDA non renewable ( tidak terbaharukan ) ini pun seharusnya mulai diantisipasi, dengan menciptakan sumber pemasukan lainnya yang berupa desa eko-wisata. Selain cukup minimalis dan kegiatan ini bersama – sama masyarakat dan bermanfaat untuk masayratakat.
Mapala atau akronim dari Mahasiswa Pecinta Alam adalah sekumpulan akademisi yang mencintai alam. Sekumpulan akademisi ini berusaha semaksimal mungkin dari apa yang mereka punya, untuk mengekplotasi alam tanpa mengindahkan keberlangsungan alam itu sendiri. Alam yang dicintai ini bukan hanya gunung, hewan dan tumbuhan langka, goa, sungai yang berjeram, tapi juga isi alam lainnya yang bernilai sangat penting, seperti manusia dengan sisi sosialnya. Karena bagi mereka apa arti hidup bila tidak mampu menghidupkan yang lainnya.
Oleh karena itu penulis berupaya menuangkan ide yang dimilika untuk merevitalisasi dan melakukan penataan pada daerah Taman Siswa, Kel. Wirogunan. Dimana rencananya yang akan dilakukan, antara lain :
1. Pemasangan Biopori
Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Ir. Kamir R Brata, M.Sc, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Lubang biopori ini banyak memiliki fungsi, yang antara lain : mengurang volume air genangan pada permukaan tanah, menjadi tempat pembuatan kompos, tempat hidup binatang tanah yang menggeburkan tanah, dan lainnya, (sumberhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biopori).
            2. Penanaman Bibit Tanaman
Penanaman bibit bertujuan menciptakan suatu ekosistem dari tumbuhan yang sesuai dengan keinginan kita. Penaman bibit tanaman ini hanya membutuhkan lahan seluas 1 x 1 m2. Penanaman bibit tanaman ini dapat dilakukan di perkarangan rumah, depan toko, maupun pada daerah yang kosong lainnya.
Selain bermanfaat mengubah CO2 menjadi O2, mengurangi debu dari jalan, pohon tersebut dapat menghasilkan buah, kita juga dapat terlindung dari panasnya sinar matahari yang menyengat, dan dapat mengurangi kebisingan kendaraan yang berlalu – lalang.
            3. Penataan Kandang Ternak
Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisnis peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak. Terdapat banyak sekali jenis kandang, baik berdasarkan tipe maupun bahan yang digunakan untuk membuat kandang tersebut, sedangkan penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan. secara tidak langsung kandang juga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Kandang yang fungsional akan menambah pendapatan bagi para pemiliknya. ( sumber, http://anekamesin.com/kandang-ternak-ayam-kandang-battery.html )
            4. Pembuatan Wahana Bermain Anak
Anak membutuhkan suatu lahan untuk bermain.  Karena setiap anak membutuhkan ruang gerak yang luas untuk bisa mengekspresikan dirinya, baik secara fisik maupun mental. Dengan adanya lahan bermain yang aman, hal ini dapat mengurangi bahaya kecelakaan bagi anak. Meskipun dalam kegiatan mainnya anak terkadang harus diawasi oleh orang dewasa.
5.  Pembuatan Wahana Pujasera dengan Entertaiment Budaya Lokal
PUJASERA merupakan kepanjangan dari Pusat Jajanan Serba Ada. Tempat yang  menampung sebuah kegiatan utama yaitu makan dan minum. Tempat ini menyediakan berbagai macam pilihan makanan dan  minuman yang  disediakan melalui kedaikedai atau restoran restoran yang  dikelompokkan menjadi satu  bangunan maupun dalam berbagai bangunan dalam satu area pada suatu kota tertentu. Tempat untuk makan atau sitting area bisa berupa tempat makan bersama ( communal eating  area ). Dengan entertainment budaya lokal, kita dapat memperkenalkan budaya lokal tersebut pada pengunjung yang datang di pujasera tersebut. Hal ini dapat mempererat hubungan sosial manusia pribumi dengan para pendatang.
6.  Pendalaman Kali Code
Mendalamkan sungai yang semakin dangkal akibat adanya aktivitas merapi, yang mana material yang dikeluarkannya banyak yang memenuhi kali code.. Bila dibiarkan terjadi pendangkalan kali code, maka pada saat hujan deras maka air akan memenuhi badan kali code dan dapat memungkinkan adanya luapan ke sekitar pemukiman masyarakat.
7. Museum Sejarah Pendidikan KH. Dewantara
Museum yang dapat menceritakan perjuangan dari KH. Dewantara untuk dapat memanusiakan manusia yang ada di NKRI agar dapat terlepas dari penjajahan yang ada.
·           http://epetani.deptan.go.id/budidaya
·           http://id.wikipedia.org/wiki/Biopori

Revitalisasi Kawasan Lindung Hutan Mangrove dan Kawasan Andalan Bontang Kuala, KalTim Menjadi Kawasan EkoWisata Desa di Atas Permukaan Laut


by; Nur Suci Larasati 
NIM 114080069

Kota Bontang merupakan wilayah yang relatif kecil dibandingkan kabupaten lainnya di Kalimantan Timur (406,70 km²). Bontang memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan Kaltim maupun nasional. Pasalnya kota yang berpenduduk sekitar 110.000 jiwa ini, terkenal sebagai kota industri. Maka tidaklah heran apabila kota ini menjadi target ribuan orang untuk mencari penghasilan. Selain itu letaknya tergolong strategis, pada poros jalan Trans-Kalimantan serta dilalui jalur pelayaran Selat Makassar sehingga menguntungkan dalam mendukung interaksi wilayah Kota Bontang dengan wilayah luar Kota Bontang.
Kota ini maju dengan sektor perindustrian dan pertambangannya yang harum namun bagaimana dengan sektor pariwisatanya. Seperti dikemukakan oleh Jacobs (1969), sebuah kota yang menggantungkan ekonominya pada beberapa industri besar saja, luar biasa rawannya terhadap stagnasi ekonomi. Sehingga dirasa perlu mencari alternatif dalam mengendalikan ancaman dari dampak suatu kota industri agar keberadaan kota yang lestari. Dan menjadi penting dan perlu untuk melakukan upaya revitalisasi kawasan kumuh Bontang Kuala menjadi kawasan elok yang mampu menarik perhatian wisatawan domestik maupun wisatawan asing.
Kampung yang terletak di wilayah timur Kota Bontang ini berada di daerah pesisir barat perairan Selat Makasar. Dengan jumlah penduduk 4.492 jiwa (Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bontang - Maret 2012) dan luas wilayah sebesar 585 Ha dan luas areal terbangun sebesar 64 Ha (Sumber: Pemkot Bontang, 2001), Bontang Kuala menjelma menjadi kawasan potensial wisata yang eksotis di Kota Bontang. Bontang Kuala itu sendiri merupakan salah satu dari enam kelurahan yang terletak di Kecamatan Bontang Utara. Akses jalan menuju kawasan ini tidak sulit yakni bisa dengan menggunakan angkot ataupun dengan kendaraan pribadi selama 10 menit dari kota dengan kondisi jalan yang datar.
Sejalan dengan konsep wisata, kawasan pesisir – laut ini juga memiliki keanekaragaman hayati yang besar dimana keterdapatan hutan mangrove yang wajib dilestarikan keberadaannya. Kawasan Bontang Kuala dengan keberadaan perkampungan khasnya yang berada di atas air laut pun menjadi menarik untuk ditonjolkan sebagai kawasan ekowisata. Sejumlah potensi – potensi ekonomi yang ditunjukkan dari komoditas hasil laut yang melimpah seperti ikan laut, lobster, udang, kepiting, rumput laut, terasi, dan ikan asin. Selain itu adanya perpaduan budaya yang harmonis di kampung ini antara suku asli Kalimantan, dengan beberapa suku pendatang seperti jawa, bone, dan bugis juga turut andil dalam memperkaya nilai - nilai budaya dikawasan Bontang Kuala.
Gambar 2. Aktifitas Penduduk (dok. Penulis)
 
Gambar 1. Perkampungan Bontang Kuala (dok. Penulis)
 
 







Revitalisasi kawasan sebagai upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kawasan yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Dalam hal ini upaya revitalisasi dimaksudkan untuk merevitalisasi Kawasan Lindung Hutan Mangrove dan Kawasan Andalan Bontang Kuala menjadi kawasan ekowisata desa di atas permukaan laut. Beberapa definisi seperti pada PP 03 Th 2012 tentang Rencana Tata Ruang Kalimantan, Kawasan  andalan  adalah  bagian  dari  kawasan  budi  daya,  baik  di  ruang darat  maupun  ruang  laut  yang  pengembangannya  diarahkan  untuk mendorong  pertumbuhan  ekonomi  bagi  kawasan  tersebut  dan  kawasan  di sekitarnya. Selain itu definisi kawasan  lindung  adalah  wilayah  yang  ditetapkan  dengan  fungsi  utama melindungi  kelestarian  lingkungan  hidup  yang  mencakup  sumber  daya alam dan sumber daya buatan. Selanjutnya, dalam proses revitalisasi sebuah kawasan atau bagian kota mencakup perbaikan aspek fisik dan aspek ekonomi dari bangunan maupun ruang kota.  
v  Kawasan Hutan Lindung Mangrove
Kawasan hutan mangrove di pesisir Bontang, khusunya kawasan Bontang Kuala perlu mendapat perhatian pasalnya semakin bertambahnya jumlah penduduk berpotensi mengancam keberadaan dari ekosistem hutan mangrove itu sendiri. Program dari revitalisasi ini dimaksudkan untuk  melindungi dan mengkonservasi kawasan hutan mangrove dengan sosialisasi fungsi hutan mangrove. Tujuan pengelolaan mangrove secara spesifik diarahkan untuk :
1.      Perlindungan (barrier)  terhadap wilayah daratan antara lain sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi, penahan intrusi air laut ke darat, seta penahan lumpur
2.      Habitat dan sumber pakan bagi ikan, udang, kepiting, biota laut lainnya, serta satwa liar. 
3.      Pengembangan ekowisata, penelitian dan pendidikan.
Tahapan revitalisasi kawasan mangrove dengan melakukan :
1.      Desentralisasi Area, Pelestariannya dilaksanakan dengan penetepan sebagai kawasan lindung. Lebar kawasan lindung mangrove ditetapkan minimal 1/3 x (perbedaan pasang tertinggi dan terendah)x100 (sumber: chafid Fandeli & Muhammad, 2009)
2.      Konservasi dan Rehabilitasi Secara Partisipatif, Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih peduli dengan ikut serta dalam melakukan reboisasi pengelolaan hutan lindung kawasan mangrove sehingga program ini akan sustainable






Gambar 3. Hutan Mangrove (dok. penulis)
 
Gambar 4.  Hutan Mangrove Bontang Kuala (dok. penulis)
 
 


3.      Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Hutan Mangrove
Perlunya wadah dari suatu lembaga yang legal dalam mengelola dan mengawasi hutan lindung mangrove dari ancaman pengrusakan dan penyalahgunaan wewenang.
v Kawasan Ekowisata Kawasan Andalan Perkampungan Di Atas Air Laut
"Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the environment and improves the welfare of local people." (The International Ecotourism Society (TIES),1990) Dalam hal ini revitalisasi Bontang Kuala sebagai kawasan ekowisata dengan basis kawasan andalan dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kembali aktivitas ekonomi yang sudah terbentuk dari penjualan hasil laut serta hasil budidaya terikat kepada aspek sosial budaya dan lingkungan sehingga target kawasan ekowisata ini dapat terjangkau. Pembenahan dan peningkatan yang perlu dilakukan antara lain:
·         Ekonomi
Peningkatan target jangkauan pasar melalui promosi pariwisata nasional dan kerjasama sector perdagangan antar kota.
Pengadaan sarana dan prasarana penunjang aktivitas ekonomi seperti Kapal, pembangunan tempat kuliner, pengadaan keramba rumput laut.
Mendukung usaha mandiri masyarakat (kerajinan dan ketrampilan) supaya berkualitas dan memiliki nilais jual yang tinggi
·         Sosial – Budaya
Penyuluhan tentang perbaikan kualitas SDM yang membangun kawasan andalan sebagai kawasan ekowisata, Memberikan pendidikan kerajinan dan ketrampilan daerah, Mempertahankan nilai budaya yang menjadi ciri khas kawasan Bontang Kuala seperti pesta adat / pesta laut yang dilakukan sekali setahun pada akhir tahun
·         Lingkungan
-       Sarana prasarana : Perbaikan akses jalan dikampung dengan pelebaran jalan namun dengan pembatasan kendaraan yang masuk, serta hanya diperkenankan kendaraan roda dua. Penyediaan sepeda dirasa perlu bagi wisatawan yang berkunjung. Pemberian pembatas jalan yang aman dengan persebaran merata.
Kawasan ekowisata perkampungan di atas air laut ini secara langsung sudah menjadi planning dalam upaya pelestarian kawasan pesisir yang berkelanjutan dengan upaya harmonisasi makhluk hidup dengan habitatnya. Menurut R. E. Soeriaatmadya (1997) Ekosistem yang paling memenuhi harapan untuk menghasilkan bahan pangan di masa datang adalah daerah disekitar daratan dan lepas pantai. Setiap bentuk pengrusakan daerah ini dimasa sekarang akan mepunyai pengaruh fatal di masa yang akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa ekosistem pantai/pesisir memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga daya dukung dan daya tampung sebuah kawasan pesisir wajib dijaga keseimbangannya dari ancaman degradasi lingkungan suatu daratan itu sendiri. Sumber daya alam pesisir tersebut mampu menjadi cadangan pangan yang berfungsi menyokong keberlanjutan suatu pulau.
Daftar Pustaka :
Fandeli, Chafid., dan Muhammad. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Mengkonservasi Lanskap. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Soeriaatmadja, R. E. 1997. Ilmu Lingkungan. Penerbit ITB: Bandung.
Soemirat, Juli. Toksikologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Revitalisasi kawasan pulau serangan bali


Windhy Ayu Prasetya
114060012

 Hanya sekitar 15 km sebelah timur Kota Denpasar ada sebuah pulau yang bernama Pulau Serangan. Di pulau ini terdapat sebuah pura, Pura Sakenan. Dahulu, untuk sembahyang kesana, orang-orang Bali menggunakan bantuan jukung (perhau kecil). Namun pada sekitar beberapa tahun yang lalu terjadi perubahan yang sangat besar. Dan setelah direklamasi sejak 1990 oleh PT BTID (Bali Turtle Island Development), luas Pulau Serangan bertambah menjadi 480 hektare dari sebelumnya 110 hektare.
Pulau Serangan





Peta Pulau Serangan
Pulau Serangan saat ini dari hasil capture google eart. bagian berwarna hijau adalah ‘bentuk’ asli P. Serangan. Sementara bagian berwarna putih dan bagian bawah adalah hasil reklamasi. Pulau Serangan, Kota Denpasar, perlu perhatian serius pemerintah, karena pulau tersebut memiliki potensi besar dalam sektor kepariwisataan.Pemerhati Kebudayaan dan Lingkungan Bali, Wayan Geriya mengatakan,  jika pemerintah Bali, khususnya Kota Denpasar mampu membangun potensi itu, perekonomian akan tumbuh untuk kesejahteraan warga di Pulau Serangan.Ia mengatakan, Pulau Serangan dengan jumlah penduduknya mencapai 885 kepala keluarga atau 3.848 orang telah mengalami sebuah transformasi fisikal dengan adanya penambahan luas daratan melalui reklamasi. Namun pulau itu tetap bertahan sebagai ikon mentalitas yang sarat nuansa keindahan bahari.

 http://2.bp.blogspot.com/_Dj5wf--rcyw/TEPILayve7I/AAAAAAAAAq4/6AZFp3u_3A8/s400/CITRA+TAMAN+PENYU-s.JPGCitra Taman Penyu.
.Ada satu tempat penangkaran penyu di pulau ini, yaitu Citra Taman Penyu. Anda bisa melihat beberapa ekor penyu hijau (Chelonia mydas) yang cukup besar di tempat ini. Anda juga bisa melihat anak penyu (tukik) yang lucu-lucu di tempat ini. Dan ada beberapa pantai indah berpasir putih dan dengan air laut bening biru kehijauan di pulau mungil ini. Pantai-pantai di Pulau Serangan masih alami, bersih dan cukup sepi, tidak seperti pantai-pantai di daratan Pulau Bali yang sangat ramai dengan turis. Di pinggir pantai tempat lokasi selancar, terdapat warung-warung makan sederhana yang menjual makanan dan minuman ringan. Di pantai tersebut juga ada juga tempat penyewaan kano. Bagi penggemar olahraga kano, Anda bisa bermain kano sepuasnya diPulau Serangan.kita juga dapat melihat sanset menjelang malam.
http://4.bp.blogspot.com/_Dj5wf--rcyw/SzCK_rdPMoI/AAAAAAAAAS8/sFhFq4OJ6lI/s400/Serangan+Beach-cs.jpg http://4.bp.blogspot.com/_Dj5wf--rcyw/SzgrhRkAmeI/AAAAAAAAATM/WXiK-qXthWI/s400/Sunset+in+Serangan+Island-s.JPG
Pantai indah di Pulau Serangan

Dan dalam segi keagamaan umat hindu diBali dikatakan, titik mula pemetaan terkini Pulau Serangan mengacu pada pergerakan dan dinamika yang berpusat dan terpancar dari Pura Sakenan. Hal tersebut sebagai sentrum spiritual situs-situs keagamaan lainnya mencerminkan sebuah landasan keluhuran budi dari revitalisasi Serangan.
Namun sebelum tahun 90’an,.akses untuk menuju pulau serangan sangatlah susah. Para  umat hindu yang ingin bersembahyang diPulau Serangan harus menggunakan jukung atau sampan untuk sampai disana. Begitu juga parawisatawan yang ingin berkunjung kepulau tersebut. Mereka harus menggunakan sampan untuk sampai ketempat tujuan.
Tak lama Pulau itu rencananya bakal dijadikan pusat pariwisata dengan segala fasilitas yang megah. Semacem pulau impian. Langkah pertama yang telah diambil adalah menghubungkan Pulau Serangan dengan Bali dengan cara membuat sebuah jalan besar.Tindakan kedua Pulau tersebut diperluas hampir 3 kali lipatnya dengan cara yang sama, mengubur laut Proyek milik keluarga Cendana tersebut terhenti karena sebab yang tidak jelas. Sekarang yang tersisa hanya hamparan gurun kapur. Sejauh mata memandang hanya warna putih. Sungguh sayang, Pulau yang begitu indah menjadi seperti sekarang ini .
http://2.bp.blogspot.com/_Dj5wf--rcyw/SzB83gWlbTI/AAAAAAAAASk/wPFJvS6JdpA/s400/Jembatan+Serangan-s.jpg 
Jembatan yang menghubungkan Pulau Bali dan Pulau Serangan
Perencanaan Revitalisasi Pulau serangan
            Di atas selat sempit yang memisahkan Pulau Serangan dengan daratan Pulau Bali yang telah dibangun jembatan. Jadi,sebuah jembatan penyebrangan yang menghubungkan daratan pulau bali dengan pulau serangan. Dari proyek yang sempat terhenti, saya ingin sekali melanjutkannya, tetapi dengan idea dan model pemikiran yang baru, juga tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar.diantaranya :
1.      Membuat konsep dengan sistem eko lingkungan, dari rumah – rumah para penduduk, dimana bangunannya lebih banyak memakai bahan – bahan dari alam.  
2.      Adanya sistem paket untuk berlibur kepulau tersebut. Agar parawisatawan tidak perlu lagi bolak balik denpasar – pulau serangan.
3.      Memperbaiki infrastruktur yang ada di pulau tersebut. Seperti tempat – tempat wisata yang ada disana.
4.      Memperbaiki akses – akses menuju tempat wisata.

Dengan konsep ini, maka sejak awal penduduk lokal akan dilibatkan secara aktif, baik dalam proses perencanaan, tahap kontruksi, operasional, pemeliharaan dan pengawasan. Dan juga berwawasan lingkungan. Namun memang tidak semudah itu menjalankannya. Tentu banyak pro dan kontra.
Untuk menghadapi hal tersebut kita haruslah pelan – pelan,dengan cara pendekatan dengan penduduk – penduduk disana di desa serangan, lalu kita ajak berbicara tentangan perencanaan revitalisasi yang akan di lakukan.dengan iming – iming yang menguntungkan.
Dengan cara seperti ini tentu rencana revitalisasi akan berjalan lancer. Karena revitalisasi ini juga sangat menguntungkan bagi masnyarakat setempat juga pemerintah.
Antara lain :
1.      Dalam Perekonomian dapat  menyejahterakan penduduk local.
2.      Dalam perekonomian Negara, masuknya devisa untuk negarakita.
3.      Dalam hal pariwisata akan cepat lebih berkembang lagi.



Daftar Pustaka:
Frick, Heinz. 1996. Arsitektur dan Lingkungan. Yogyakarta : Kanisius.
Sugandhy, Aca dan Rustam Hakim. 2007. Prinsip dasar kebijakan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Jakarta : Bumi Aksara.