KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Rabu, 21 Desember 2011

PENATAAN KAWASAN PELABUHAN KOTA WAINGAPU MENJADI KAWASAN GREEN PORT DAN MANDIRI


Nama  : Agustinus Dwi Mahardika
NIM : 114080040
Teknik Lingkungan UPN Yogyakarta

Perkembangan pembangunan bidang transportasi laut yang semakin pesat dewasa ini menuntut adanya sistem penunjang sarana dan prasarana transportasi laut yang memadai, sehingga dapat mewujudkan system pelayaran yang aman dan layak. Perkembangan ekonomi, meningkatnya arus penumpang dan barang yang menggunakan kapal laut menjadi salah satu faktor untuk dikembangkannya Pelabuhan. Salah satu sarana dan prasarana yang melengkapi fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan adalah Terminal Penumpang Kapal Laut. Mengingat pentingnya fasilitas tersebut, tentunya terminal penumpang diharapkan mampu menampung arus penumpang baik embarkasi maupun debarkasi. Meningkatnya jumlah Penumpang pada musim liburan, menyebabkan terminal penumpang tidak mampu menampung lonjakan penumpang yang ada. Selain itu fasilitas-fasilitas penunjang dalam terminal penumpang seperti perencanaan ruang parkir, tata ruang dalam, serta sirkulasi penumpang yang tidak jelas dan kurang efisien menyebabkan terminal penumpang tersebut tidak mampu memenuhi tuntutan kebutuhan pelayanan secara maksimal kepada pengguna jasa transportasi laut.
Terminal penumpang merupakan titik atau tempat perpindahan penumpang embarkasi dari transportasi darat ke transportasi laut dan / atau perpindahan penumpang debarkasi dari transportasi laut ke transportasi darat. Terminal Penumpang merupakan salah satu bagian dari fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan, yang berfungsi sebagi tempat kegiatan arus penumpang berlangsung. Analisis Terminal Penumpang yang dilakukan terhadap Terminal Penumpang meliputi kelengkapan fasilitas, aspek fungsional, dan aspek bentuk, namun permasalahan yang ada di Pelabuhan Wingapu tersebut seperti ruang tunggu yang kapasitasnya tidak mampu menampung banyaknya penumpang yang ada juga tidak ada pembagian antara ruang Embarkasi dan ruang tunggu Debarkasi. Di bagian luar gedung tidak terdapat pepohonan ataupun taman yang berfungsi sebagai penyejuk kawasan pelabuhan, areal tempat parkirpun kurang memadai sehingga pemilik kendaraan memarkir kendaraannya di badan jalan areal pelabuhan dengan sembarangan sehingga menimbulkan kesesakan / kemacetan, Penumpang Embarkasi maupun Penumpang Debarkasi susah untuk  melewati jalur tersebut, serta pedagang kaki lima yang menempatkan jualannya dengan tidak teratur.. Susahnya kesadaran yang dimiliki Pihak yang terkait membuat masyarakat semakin tidak peduli akan bahayanya keadaan tersebut. Akses jalan menuju pelabuhan mengalami kerusakan dan juga sempit dimana menimbulkan kemacetan apabila ada jadwal keberangkatan.
Keadaan yang buruk seperti ini seharusnya pihak yang terkait memikirkan kenyamanan bagi Penumpang dengan memberi fasilitas fasilitas yang memadai, Dengan pertimbangan tersebut diatas, maka diperlukan adanya pemecahan masalah dengan perencanaan dan perancangan Terminal Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Waingapu yang dapat menampung dan memenuhi semua aktifitas yang berlangsung didalamnya, diantaranya membuat bangunan 2 lantai : Lantai I digunakan sebagai Ruang Tunggu Embarkasi, pemberian tempat berjualan seperti Kafetaria / Toko toko kecil kepada pedagang kaki lima dalam hal ini Membangun Tanpa Harus Menggusur, serta Musholla, Kantor Pengelola, Ruang Kesehatan dan Kamar mandi, Sedangkan Lantai II digunakan sebagai Ruang Debarkasi. Ruang ruang yang terdapat didalamnya : Ruang Lobby; Ruang Tunggu Deck, Ruang Tunggu Kelas, Ruang Tunggu VIP, Kafetaria, Toko, Kafetaria VIP, Musholla, Kantor Pengelola, WC dan Kamar Mandi. Fasilitas Utarna yang terdapat di Terminal Penumpang Waingapu merupakan ruang tunggu embarkasi yang direncanakan untuk penumpang tidak efisien, karena pengantar masih dapat masuk kedalam ruangan. Dalam hal ini diperlukan pembatas dan symbol larangan yang jelas sehingga pengantar / penjemput tidak sembarang masuk ke dalam ruang tunggu embarkasi maupun debarkasi. Keadaan tempat parkir yang disediakan kiranya mampu menampung jumlah kendaraan yang ada, juga dapat memberi kesejukan diantaranya ditanami pohon pohon besar dan rerumputan di berbagai sisi sehingga mengurangi dampak polusi yang ada pada areal pelabuhan.
Keberadaan Vegetasi pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat mempengaruhi kondisi atmosfer setempat karena vegetasi pohon mampu menurunkan suhu, menaikan kelembaban dan mengurangi kecepatan angin (Fandeli Chavid & Muhammad 2009). Pada areal Bangunan dibuat sebuah taman yang memberi kesan indah dan sejuk diantaranya seperti Taman Atap (Roof Garden). Keberadaan taman atap, memiliki peran penting seperti halnya ruang hijau lainnya. Ancaman terhadap eksistensi Ruang Terbuka Hijau akibat pembangunan infrastruktur-infrastruktur dapat diimbangi atau dikompensasi dengan mengembangkan taman atap. Pada umumnya manfaat taman atap (Roof garden) adalah sebagai berikut :
·         Mengurangi tingkat polusi udara.
·         Menurunkan suhu udara.
·         Mengurangi polusi suara / kebisingan.
·         Menempilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika).
 Energi Fosil merupakan penyediaan utama untuk mencukupi kebutuhan energi saat ini. Sejalan dengan kemajuan suatu negara dan pembangunan yang dilakukan pemakaian permintaan energi semakin meningkat. Keadaan ini akan berakibat semakin menipisnya persediaan bahan bakar fosil dan semakin meningkatnya beban pencemaran atmosfer ini. Untuk mengatasi kedua hal tersebut kiranya harus ditingkatkan pengupayaan sumber energi lain yang memiliki sifat diantaranya (Supranto, 2008) :
·      Dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar fosil, terutama minyak bumi.
·         Dapat menyediakan listrik dalam skala lokal regional.
·         Mampu memanfaatkan sumber energi setempat
·   Tersedia dalam jumlah yang cukup banyak dan ramah lingkungan dalam arti kecil efek pencemarannya terhadap alam sekitar.
Energi terbaharukan mempunyai beberapa keunggulan diantaranya adalah (Djiteng Marsudi,2005) :
·  Lebih bersih, selamat (Aman) dan sumbernya tidak terbatas karena selalu dapat diperbaharukan dan energi ini mempunyai efek negatif yang minimum terhadap lingkungan.
·   Tidak dipengaruhi oleh suasana politik, tidak dapat dimonopoli dan tidak dapat dipakai sebagai alat politik seperti halnya energi bahan bakar fosil.
Energi terbaharukan yang ditawarkan yakni pemanfaatan energi Angin, pemanfaatan kawasan pelabuhan lebih efektif karena kondisi anginnya mampu memperoleh listrik untuk menghidupi kawasan tersebut disamping menghemat biaya pengeluaran juga menghemat pemakaian energi. Dalam situasi seperti sekarang ini dimana permintaan pasokan listrik meningkat dan bahan bakar minyak yang semakin meningkat, pembangkit listrik energi angin akan kompetitif, sehingga perlu mendapatkan perhatian untuk pengembangannya.

 DAFTAR PUSTAKA
·    -Djiteng Marsudi, 2005, “Pembangkitan Energi Listrik”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
·    -Supranto, 2008, Konservasi Energi”, Penerbit Percetakan UPN “Veteran”, Yogyakarta.
·    -Fandeli Chafid & Muhammad, 2009, “Prinsip-prinsip Dasar Mengkonservasi Lanskap”, Penerbit 
           Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


Soal Jawab Sendiri
Pertanyaan :
1.      Sebutkan perbedaan konsep yang diterapkan pada Kawasan Pelabuhan Pontianak dan Pelabuhan waingpu?
2.      Permasalahan apa saja yang ada di Pntianak sehingga Pelabuhan Pontianak ditawarkan Konsep “ Pelabuhan menjadi sumber listrik dengan energy angin”.
3.     Perbedaan konsep energy terbaharukan yang digunakan pada Pelabuhan Pontianak dan Pelabuhan 
      Wingapu.
4.      Permasalahan yang ada di Pelabuhan Waingapu sehingga di tawarkan konsep Green Port dan Mandiri.

Jawaban :
1.  a. Pelabuhan Pontianak di Revitalisasi menjadi kawasan pembangkit listrik bagi wilatyah tepian sungai kapuas, 
        dimana energy yang digunakan adalah energy terbaharukan yaitu energy angin.
    b. Pelabuhan Wingapu lebih kearah penatan karena tidak merubah fungsi awal.
·         Infrastruktur
-          Perbaikan dan pelebaran jalan
-          Pembangunan ruang Embarkasi dan Debarkasi
-          Tempat parkir yang memadai
-          Green Port : Taman luar gedung dan Taman atap
-          Penataan tempat berjualan pedagang kaki lima
·         Mandiri
-          Menghasilkan listrik dengan pemanfaatan energy angin (Skala kecil). Hanya untuk 
       kawasan pelabuhan
2.      Permasalahannya adalah : sering terjadi mati lampu karena diakibatkan daya yang terpakai seluruh Pontianak yang terlalu beasar, maka dari itu pelabuhan Pontianak di Revitalisasi sebagai sumber tenaga listrik dengan energy angin yang dimanfaatkan dari sungai Kapuas.
3.      Pelabuhan Pontianak dan pelabuhan waingapu sama sama menggunakan energy terbaharukan  (Angin).
Perbedaannya adalah:
-     Pelabuhan Pontianak di Revitalisasi menjadi pembangkit lisrtik berskala cukup besar ( menghidupi kawasan tepian sungai ).
-          Pelabuhan waingapu berskala kecil yaitu hanya untuk kawasan areal pelabuhan saja.
4.      Permasalahan yang ada di pelabuhan waingapu :
-          Jalan menuju pelabuhan rusak dan sempit
-          Pada bangunan tidak ada pembagian ruang Debarkasi dan ruang Embarkasi
-          Tempat parker yang kurang memadai
-          Global warming
-          Polusi
-          Kemacetan
-          Pedagang yang berjualan dengan tidak teratur.

Rabu, 30 November 2011

Kumpulan Pertanyaan Dan Jawaban Kelompok :


 *      YUDI ATMOJO 
*      CAROLINA L.D.G CARLOS
*      IRA MUGHNI

1.   Penataan dan revitalisasi kawasan bersifat dinamis dan fokus kepada hal-hal yang strategis serta mempertimbangkan keragaman budaya lokal. Bagaimana hal tersebut diterapkan untuk penataan kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo?

JAWAB :
          Keragaman budaya di kawasan stasiun rewulu berskala mikro hubungan budaya antara masyarakat sekitar dengan PT. KAI. Penataan kawasan yang diterapkan adalah menyesuaikan dengan keadaan sekitar kompleks PT. KAI dengan menilik dari segi fenomena social yang terjadi. Danau dan Bukit Tasi Tolu sangat beragam kebudayaan masyarakat sekitar dengan aspek ekologi yang berada di sekitar danau dan bukit Tasi Tolu sehingga penataan kawasan menggunakan pendekatan aspek biologis. Among Rogo berada di kota Yogyakarta dengan keragam budaya berdiri di antara adat istiadat budaya Jawa dan modernisasi zaman penataan yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan fisik dengan obyek penataan kawasan adalah masyarakat modern.

2.   Bagaimana wujud upaya nyata peningkatan wawasan melalui sharing experience dan transfer of knowledge menjadi lebih efektif dan optimal dalam penataan dan revitalisasi kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo?



JAWAB:
a.   Kawasan Rewulu Railway Station
Pemasangan poster yang bertema tentang bahaya bermain di lintasan KA. Adanya penyediaan sanitasi berupa wastafel yang mengajarkan hidup sehat dimulai dengan mencuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas. Penggunaan energy surya sebagai pembelajaranan pengenalan pada energy terbarukan yang ramah lingkungan.

b.   Kawasan Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu
Dengan terwujudnya Bioregional Development ini dapat dipastikan bahwa dapat terbentuk suatu masyarakat yang sehat karena memiliki kondisi dan lingkungan dan perekonomian yang stabil. Sehingga dalam Bioregional Development ini dapat mengajarkan masyarakat dengan meningkatkan potensi kreativitas dan pikiran manusia dalam menemukan cara untuk mempertemukan tujuan sosial ekonomi masyarakat jangka panjang

c.    Kawasan Among Rogo
Lapangan futsal, volly dan basket serta dilengkapi juga dengan playground untuk anak-anak, beberapa kursi taman, pos keamanan dan pos informasi, tempat pagelaran dan pameran lukisan maupun fotografi. Dari fasilitas tersebut dapat mengembangkan kreativitas terjadi pertukaran wawasan dan bertambahnya pengetahuan.


3.   Penataan dan revitalisasi kawasan pada dasarnya merupakan intervensi yang dilakukan agar terwujud alokasi ruang yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan keseimbangan tingkat perkembangan wilayah. Proses itu dapat dijelaskan dengan pendekatan sistem yang melibatkan input, proses, dan output.
a.   Bagaimana strategi yang dilakukan dalam penataan kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo untuk mencapai tujuan dari penataan dan revitalisasi kawasan.
b.   Apa input, proses, dan output yang diharapkan dalam penataan kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo?

JAWAB:
·         Strategi penataan kawasan Rewulu Railway Station
Strategi yang digunakan untuk menciptakan ruang yang nyaman adalah perbaikan taman yang telah ada, pengembalian fungsi taman dan perawatan yang baik untuk tetap menjaga fungsi hijau taman. Taman hijau dan udara yang segar akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung maka ditanam beberapa tanaman yang mampu menyerap emisi gas buang kereta api yaitu sirih belanda, bamboo kuning, serta palem kuning. Alokasi produktif dan berkelanjutan ditunjukkan dengan penggantian genteng menjadi panel surya yang mampu mengubah energi surya menjadi energy listrik yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik komplek PT. KAI dan masyarakat sekitar.. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar ditunjukkan dengan adanya taman dan banyak pengunjung untuk melihat kereta api akan memajukan sector perdagangan mikro yang berada di sekitar komplek PT. KAI. Keseimbangan tingkat perkembangan wiayah adalah apabila taman ini terpelihara dengan baik maka akan mengangkat kawasan stasiun Rewulu.

·         Strategi penataan kawasan Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu
Danau harus dikelilingi dengan “jalur hijau” yang berarti adalah kawasan yang dipertahankan dengan memiliki banyak pepohonan dengan tujuan agar di sekeliling tempat tersebut tidak terjadi erosi, mengatur debit air dan menyaring air yang masuk ke danau.  Jalur hijau yang ditetapkan haruslah mengikuti persyaratan lingkungan yang ada dengan estimasi sekitar 500 meter di sepanjang tepinya adalah dominasi jalur hijau. kawasan ini dikelilingi oleh suatu zona penyangga yang berfungsi untuk penelitian, pendidikan, perlindungan dan kegiatan ekstraksi. Pada sisi luar zona danau Tasi Tolu ini sendiri haruslah di bentuk suatu zona peralihan, dimana kegiatan ekstraksi dalam bentuk hutan produksi terbatas dan peternakan terbatas dapat dilaksanakan oleh beberapa masyarakat setempat yang dinilai mampu menjalankannya dengan kesepakatan yang sangat ketat atau dalam bahasa kesehariannya sering disebut sebagai polisi hutan. Selain dapat memelihara suatu lingkungan dengan memberi label kawasan lindung menjadi suatu taman nasional, pemerintah dan stakeholder pun mendapatkan suatu keuntungan dengan memberikan fasilitas kawasan tersebut menjadi kawasan penelitian, pendidikan dan wisata di lain sisi pula  dapat membantu pemerintah mengembalikkan modal yang telah diinvestasikan dengan keuntungan yang berlipat  serta mensejahterahkan masyarakat sekitar dalam keikutsertaan pengelolaan kawasan ini.

·         Strategi penataan kawasan Among Rogo
Taman kota ini juga didesign sebagai taman untuk rekreasi akan dilengkapi dengan beberapa sumur resapan, parkir yang luas, penanaman 1000 pohon, lapangan futsal, volly dan basket serta dilengkapi juga dengan playground untuk anak-anak, beberapa kursi taman, pos keamanan dan pos informasi, tempat pagelaran dan pameran lukisan maupun fotografi. Peluang pengembangan investasi pada lokasi ini sangat bagus, penggabungan kegiatan antara hiburan (panggung terbuka, dll.), rekreasi, perdagangan (food court, souvenir shop/PKL) dan ruang terbuka hijau kota diproyeksikan akan mampu berkembang menjadi satu landmark tersendiri yang menyediakan sarana penyegaran bagi masyarakat kota dari kebisingan dan kepadatan aktifitasnya. Selain itu, Sebagai paru-paru kota, secara ekologis dapat menjadi penyeimbang adanya perkembangan ruang terbangun kota.

b.   Rewulu Railway Station
     Input yang digunakan adalah kondisi fisik berupa bangunan stasiun yang bergaya kolonial, kereta api, taman. Prosesnya adalah perbaikan taman dan pembangunan sarana prasana. Output yang diharapakan adalah alternatif rekreasi sehat dan berwawasan pengetahuan bagi pengunjung.

*      Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu
Input adalah geografis alam berupa danau dan bukit Tasi Tolu, biologis savanna Eucalyptus, 45 jenis burung, dan ikan. Prosesnya adalah membuat jalur hijau yang mengelilingi danau dan penentuan zona. Output yang diharapkan adalah dapat memelihara suatu lingkungan dengan memberi label kawasan lindung menjadi suatu taman nasional, pemerintah dan stakeholder pun mendapatkan suatu keuntungan dengan memberikan fasilitas kawasan tersebut menjadi kawasan penelitian, pendidikan dan wisata di lain sisi pula  dapat membantu pemerintah mengembalikkan modal yang telah diinvestasikan dengan keuntungan yang berlipat  serta mensejahterahkan masyarakat sekitar dalam keikutsertaan pengelolaan kawasan ini.

*      Among Rogo
Input berupa bangunan fisik gedung. Prosesnya adalah Detailed Engineering Design (DED), yang dilakukan guna mendesain taman Kota Yogyakarta, Studi AMDAL dan Perijinan Kegiatan, dan implementasi fisik. Output yang ingin dicapai adalah landmark tersendiri yang menyediakan sarana penyegaran bagi masyarakat kota dari kebisingan dan kepadatan aktifitasnya. Selain itu, Sebagai paru-paru kota, secara ekologis dapat menjadi penyeimbang adanya perkembangan ruang terbangun kota.

4.   Penataan dan revitalisasi kawasan seyogyanya tidak hanya diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan sektoral yang bersifat parsial, tetapi lebih dari itu, penataan dan revitalisasi diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan pengembangan wilayah yang bersifat komprehensif dan holistik dengan mempertimbangkan keserasian antara berbagai sumber daya sebagai unsur utama pembentuk ruang (sumberdaya alam, buatan, manusia dan sistem aktivitas), yang didukung oleh sistem hukum dan sistem kelembagaan yang melingkupinya. Bagaimana perbedaan dasar penataan kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo untuk mencapai keseimbangan tujuan penataan dan revitalisasi kawasan tersebut?

          JAWAB :
                   Identifikasi perbedaan dasar pada 3 kawasan yang diantaranya :
ü  Kawasan Rewulu- Sedayu railway station
ü  Kawasan danau & Perbukitan Tasi Tolu
ü  Kawasan GOR Among Rogo
Sehingga, identifikasi perbedaan karakter diatas adalah :
o   Pada kawasan Rewulu-Sedayu railway station merupakan suatu wilayah yang dikategorikan sebagai stasiun peninggalan kependudukan Belanda dimana dapat dikategorikan menjadi kawasan ditinjau dari ke-kuno-an dan kesejarahannya yang merupakan kawasan bersejarah yang akan divitalkan kembali menjadi stasiun dengan tema menyusung mini green garden di dalamnya. Sehingga pada intinya merupakan konsep revitalisasi dan penataan yang bersifat Green dimana mewakili tanaman hijau dan icon ramah lingkungan menjadi isu utama dalam penataan ini.

o   Untuk konsep penataan kawasan danau dan bukit Tasi Tolu sendiri merupakan suatu konsep penataan dan revitalisasi yang menyusung gagasan tentang Bioregional Development plan yang akan diaplikasikan menjadi taman nasional sekaligus wisata pada negara Timor Leste. Dengan klasifikasi kawasan revitalisasi yang ditinjau dari letak kawasan merupakan kawasan perbukitan dan kawasan tepian air maka konsep yang diangkat adalah gagasan Bioregional Development yang bertujuan mempersatukan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dengan suatu rangkaian kelembagaan yang berbasis masyarakat sebagai pendukungnya. Sehingga, perlu dikategorikan suatu zonasi berdasarkan masing-masing kepentingannya seperti zona Bioregion, zona peralihan dan zona terluar yang mengedepankan jalur hijau.

o   Untuk konsep penataan suatu lokasi sarana olahraga dan divitalkan menjadi ruang terbuka hijau merupakan gagasan suatu proses revitalisasi yang lebih condong melihat suatu fungsi kawasan olahraga yang jarang digunakan lagi dengan pemugaran yang menghabiskan dana yang lebih besar divitalkan menjadi suatu proses pengalih fungsian lokasi GOR tersebut dengan menjadikannya ruang terbuka hijau dengan estimasi dana yang lebih minim dibandingkan perbaikan GOR tersebut dengan menjadikannya ruang terbuka hijau dengan estimasi dana yang lebih minim dibandingkan perbaikan GOR itu sendiri karena mengingat saat ini ruang terbuka hijau masih sangat minim.









5.   Seperti yang kita ketahui bahwa revitalisasi fisik merupakan strategi jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka panjang dengan merujuk pada aspek-aspek sosial budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives). Bagaimana anda mendeskripsikan masing-masing karakteristik penataan dan revitalisasi kawasan Rewulu Railway Station, Danau  dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo dengan memperhitungkan dari segi ekologi, ekonomi dan social budaya?

JAWAB :
Karakteristis penataan kawasan stasiun Rewulu dari segi ekologi adalah penggunaan energy surya sebagai energy pengganti atas ketergantungan terhadap energy bahan bakar fossil. Dari segi ekonomi penataan memperhatikan sector perekonomian mikro sekitar kompleks PT KAI. Social budaya, kawasan ini berada di pedesaan sehingga penataan kawasan dengan memperhatikan dan menyesuaikan kebiasaan masyarakat sekitar dan fenomena social yang terjadi.
Penataan kawasan dan revitalisasi di danau dan bukit Tasi Tolu khas karena dari segi ekologi pembentukan cagar alam guna melindungi hutan lindung dari segi ekonomi pemerintah dan stakeholder pun mendapatkan suatu keuntungan dengan memberikan fasilitas kawasan tersebut menjadi kawasan penelitian, pendidikan dan wisata di lain sisi pula  dapat membantu pemerintah mengembalikkan modal yang telah diinvestasikan dengan keuntungan yang berlipat  dari segi social budaya penataan kawasan ini berlandaskan tujuan agar mensejahterahkan masyarakat sekitar dalam keikutsertaan pengelolaan kawasan ini.
Penataan kawasan Among Rogo dari segi ekologi dapat menjadi penyeimbang adanya perkembangan ruang terbangun kota dari segi ekonomi perdagangan (food court, souvenir shop/PKL) akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dari segi social budaya penataan bertolok ukur dari kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan seperti pagelaran dan pegelaran budaya.

6.   Revitalisasi merupakan suatu upaya untuk mem-vital-kan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi sehingga dengan melakukan identifikasi terhadap kawasan-kawasan yang menyimpan potensi untuk berkembang lebih lanjut yang mana diharapkan akan menjadi salah satu upaya pemecahan masalah terhadap lokasi-lokasi yang perlu dioptimalkan fungsi ruangnya. Coba anda identifikasi dan jabarkan potensi apa saja yang dimiliki oleh kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo sehingga hal tersebut menjadi isu strategis dan dapat secepat mungkin di vitalkan demi peningkatan kualitas lingkungan dan masyarakat sekitar?

JAWAB :
a.   Proses identifikasi potensi-potensi yang dimiliki kawasan Railway station adalah potensi suatu peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan dengan mengusung ide lingkungan yaitu “eco” serta suatu potensi pengembangan secara ekonomi bagi kehidupan masyarakat sekitar dengan membuka usaha di bidang kuliner dengan higienis.

b.   Proses identifikasi potensi yang dimiliki oleh kawasan Danau dan perbukitan Tasi Tolu merupakan potensi untuk meningkatkan segi ekologi, ekonomi dan social budaya sehinggay ada keterkaitan kerjasama antara stakeholder, pemerintah dan masyarakat.

c.    Proses identifikasi potensi yang dimiliki oleh kawasan GOR Among Rogo adalah suatu pengalihan fungsian kawasan yang nantinya akan memberi keuntungan yang sangat berlipat ganda karena selain memperluas kawasan hijau, daerah tersebut memiliki fungsi utama dengan penyediaan ketersediaan oksigen dengan lebih mengutamakan system back to nature.