KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Rabu, 21 Desember 2011

PENATAAN KAWASAN PELABUHAN KOTA WAINGAPU MENJADI KAWASAN GREEN PORT DAN MANDIRI


Nama  : Agustinus Dwi Mahardika
NIM : 114080040
Teknik Lingkungan UPN Yogyakarta

Perkembangan pembangunan bidang transportasi laut yang semakin pesat dewasa ini menuntut adanya sistem penunjang sarana dan prasarana transportasi laut yang memadai, sehingga dapat mewujudkan system pelayaran yang aman dan layak. Perkembangan ekonomi, meningkatnya arus penumpang dan barang yang menggunakan kapal laut menjadi salah satu faktor untuk dikembangkannya Pelabuhan. Salah satu sarana dan prasarana yang melengkapi fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan adalah Terminal Penumpang Kapal Laut. Mengingat pentingnya fasilitas tersebut, tentunya terminal penumpang diharapkan mampu menampung arus penumpang baik embarkasi maupun debarkasi. Meningkatnya jumlah Penumpang pada musim liburan, menyebabkan terminal penumpang tidak mampu menampung lonjakan penumpang yang ada. Selain itu fasilitas-fasilitas penunjang dalam terminal penumpang seperti perencanaan ruang parkir, tata ruang dalam, serta sirkulasi penumpang yang tidak jelas dan kurang efisien menyebabkan terminal penumpang tersebut tidak mampu memenuhi tuntutan kebutuhan pelayanan secara maksimal kepada pengguna jasa transportasi laut.
Terminal penumpang merupakan titik atau tempat perpindahan penumpang embarkasi dari transportasi darat ke transportasi laut dan / atau perpindahan penumpang debarkasi dari transportasi laut ke transportasi darat. Terminal Penumpang merupakan salah satu bagian dari fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan, yang berfungsi sebagi tempat kegiatan arus penumpang berlangsung. Analisis Terminal Penumpang yang dilakukan terhadap Terminal Penumpang meliputi kelengkapan fasilitas, aspek fungsional, dan aspek bentuk, namun permasalahan yang ada di Pelabuhan Wingapu tersebut seperti ruang tunggu yang kapasitasnya tidak mampu menampung banyaknya penumpang yang ada juga tidak ada pembagian antara ruang Embarkasi dan ruang tunggu Debarkasi. Di bagian luar gedung tidak terdapat pepohonan ataupun taman yang berfungsi sebagai penyejuk kawasan pelabuhan, areal tempat parkirpun kurang memadai sehingga pemilik kendaraan memarkir kendaraannya di badan jalan areal pelabuhan dengan sembarangan sehingga menimbulkan kesesakan / kemacetan, Penumpang Embarkasi maupun Penumpang Debarkasi susah untuk  melewati jalur tersebut, serta pedagang kaki lima yang menempatkan jualannya dengan tidak teratur.. Susahnya kesadaran yang dimiliki Pihak yang terkait membuat masyarakat semakin tidak peduli akan bahayanya keadaan tersebut. Akses jalan menuju pelabuhan mengalami kerusakan dan juga sempit dimana menimbulkan kemacetan apabila ada jadwal keberangkatan.
Keadaan yang buruk seperti ini seharusnya pihak yang terkait memikirkan kenyamanan bagi Penumpang dengan memberi fasilitas fasilitas yang memadai, Dengan pertimbangan tersebut diatas, maka diperlukan adanya pemecahan masalah dengan perencanaan dan perancangan Terminal Penumpang Kapal Laut di Pelabuhan Waingapu yang dapat menampung dan memenuhi semua aktifitas yang berlangsung didalamnya, diantaranya membuat bangunan 2 lantai : Lantai I digunakan sebagai Ruang Tunggu Embarkasi, pemberian tempat berjualan seperti Kafetaria / Toko toko kecil kepada pedagang kaki lima dalam hal ini Membangun Tanpa Harus Menggusur, serta Musholla, Kantor Pengelola, Ruang Kesehatan dan Kamar mandi, Sedangkan Lantai II digunakan sebagai Ruang Debarkasi. Ruang ruang yang terdapat didalamnya : Ruang Lobby; Ruang Tunggu Deck, Ruang Tunggu Kelas, Ruang Tunggu VIP, Kafetaria, Toko, Kafetaria VIP, Musholla, Kantor Pengelola, WC dan Kamar Mandi. Fasilitas Utarna yang terdapat di Terminal Penumpang Waingapu merupakan ruang tunggu embarkasi yang direncanakan untuk penumpang tidak efisien, karena pengantar masih dapat masuk kedalam ruangan. Dalam hal ini diperlukan pembatas dan symbol larangan yang jelas sehingga pengantar / penjemput tidak sembarang masuk ke dalam ruang tunggu embarkasi maupun debarkasi. Keadaan tempat parkir yang disediakan kiranya mampu menampung jumlah kendaraan yang ada, juga dapat memberi kesejukan diantaranya ditanami pohon pohon besar dan rerumputan di berbagai sisi sehingga mengurangi dampak polusi yang ada pada areal pelabuhan.
Keberadaan Vegetasi pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat mempengaruhi kondisi atmosfer setempat karena vegetasi pohon mampu menurunkan suhu, menaikan kelembaban dan mengurangi kecepatan angin (Fandeli Chavid & Muhammad 2009). Pada areal Bangunan dibuat sebuah taman yang memberi kesan indah dan sejuk diantaranya seperti Taman Atap (Roof Garden). Keberadaan taman atap, memiliki peran penting seperti halnya ruang hijau lainnya. Ancaman terhadap eksistensi Ruang Terbuka Hijau akibat pembangunan infrastruktur-infrastruktur dapat diimbangi atau dikompensasi dengan mengembangkan taman atap. Pada umumnya manfaat taman atap (Roof garden) adalah sebagai berikut :
·         Mengurangi tingkat polusi udara.
·         Menurunkan suhu udara.
·         Mengurangi polusi suara / kebisingan.
·         Menempilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika).
 Energi Fosil merupakan penyediaan utama untuk mencukupi kebutuhan energi saat ini. Sejalan dengan kemajuan suatu negara dan pembangunan yang dilakukan pemakaian permintaan energi semakin meningkat. Keadaan ini akan berakibat semakin menipisnya persediaan bahan bakar fosil dan semakin meningkatnya beban pencemaran atmosfer ini. Untuk mengatasi kedua hal tersebut kiranya harus ditingkatkan pengupayaan sumber energi lain yang memiliki sifat diantaranya (Supranto, 2008) :
·      Dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar fosil, terutama minyak bumi.
·         Dapat menyediakan listrik dalam skala lokal regional.
·         Mampu memanfaatkan sumber energi setempat
·   Tersedia dalam jumlah yang cukup banyak dan ramah lingkungan dalam arti kecil efek pencemarannya terhadap alam sekitar.
Energi terbaharukan mempunyai beberapa keunggulan diantaranya adalah (Djiteng Marsudi,2005) :
·  Lebih bersih, selamat (Aman) dan sumbernya tidak terbatas karena selalu dapat diperbaharukan dan energi ini mempunyai efek negatif yang minimum terhadap lingkungan.
·   Tidak dipengaruhi oleh suasana politik, tidak dapat dimonopoli dan tidak dapat dipakai sebagai alat politik seperti halnya energi bahan bakar fosil.
Energi terbaharukan yang ditawarkan yakni pemanfaatan energi Angin, pemanfaatan kawasan pelabuhan lebih efektif karena kondisi anginnya mampu memperoleh listrik untuk menghidupi kawasan tersebut disamping menghemat biaya pengeluaran juga menghemat pemakaian energi. Dalam situasi seperti sekarang ini dimana permintaan pasokan listrik meningkat dan bahan bakar minyak yang semakin meningkat, pembangkit listrik energi angin akan kompetitif, sehingga perlu mendapatkan perhatian untuk pengembangannya.

 DAFTAR PUSTAKA
·    -Djiteng Marsudi, 2005, “Pembangkitan Energi Listrik”, Penerbit Erlangga, Jakarta.
·    -Supranto, 2008, Konservasi Energi”, Penerbit Percetakan UPN “Veteran”, Yogyakarta.
·    -Fandeli Chafid & Muhammad, 2009, “Prinsip-prinsip Dasar Mengkonservasi Lanskap”, Penerbit 
           Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.


Soal Jawab Sendiri
Pertanyaan :
1.      Sebutkan perbedaan konsep yang diterapkan pada Kawasan Pelabuhan Pontianak dan Pelabuhan waingpu?
2.      Permasalahan apa saja yang ada di Pntianak sehingga Pelabuhan Pontianak ditawarkan Konsep “ Pelabuhan menjadi sumber listrik dengan energy angin”.
3.     Perbedaan konsep energy terbaharukan yang digunakan pada Pelabuhan Pontianak dan Pelabuhan 
      Wingapu.
4.      Permasalahan yang ada di Pelabuhan Waingapu sehingga di tawarkan konsep Green Port dan Mandiri.

Jawaban :
1.  a. Pelabuhan Pontianak di Revitalisasi menjadi kawasan pembangkit listrik bagi wilatyah tepian sungai kapuas, 
        dimana energy yang digunakan adalah energy terbaharukan yaitu energy angin.
    b. Pelabuhan Wingapu lebih kearah penatan karena tidak merubah fungsi awal.
·         Infrastruktur
-          Perbaikan dan pelebaran jalan
-          Pembangunan ruang Embarkasi dan Debarkasi
-          Tempat parkir yang memadai
-          Green Port : Taman luar gedung dan Taman atap
-          Penataan tempat berjualan pedagang kaki lima
·         Mandiri
-          Menghasilkan listrik dengan pemanfaatan energy angin (Skala kecil). Hanya untuk 
       kawasan pelabuhan
2.      Permasalahannya adalah : sering terjadi mati lampu karena diakibatkan daya yang terpakai seluruh Pontianak yang terlalu beasar, maka dari itu pelabuhan Pontianak di Revitalisasi sebagai sumber tenaga listrik dengan energy angin yang dimanfaatkan dari sungai Kapuas.
3.      Pelabuhan Pontianak dan pelabuhan waingapu sama sama menggunakan energy terbaharukan  (Angin).
Perbedaannya adalah:
-     Pelabuhan Pontianak di Revitalisasi menjadi pembangkit lisrtik berskala cukup besar ( menghidupi kawasan tepian sungai ).
-          Pelabuhan waingapu berskala kecil yaitu hanya untuk kawasan areal pelabuhan saja.
4.      Permasalahan yang ada di pelabuhan waingapu :
-          Jalan menuju pelabuhan rusak dan sempit
-          Pada bangunan tidak ada pembagian ruang Debarkasi dan ruang Embarkasi
-          Tempat parker yang kurang memadai
-          Global warming
-          Polusi
-          Kemacetan
-          Pedagang yang berjualan dengan tidak teratur.

1 komentar:

  1. hi dika...saya sangat tertarik dengan tulisan kamu di blog yang kamu buat, tapi ada suatu hal kecil yang berdampak besar yang kamu lewatkan..
    point 1.kamu menulis, “ Susahnya kesadaran yang dimiliki Pihak yang terkait membuat masyarakat semakin tidak peduli akan bahayanya keadaan tersebut.”
    tidakkah anda sadari ! anda melupakan satu point penting , pelabuhan merupakan sarana umum ! sebagus apapun konsep yang anda lakukan tidak akan ada artinya sama sekali tanpa peran masyarakat dan pihak terkait,.kelihatanya simple tapi itulah point penting yang harus anda masukan dalam permasalahan yang timbul dan jawaban cara mengatasinya. thx GBU

    Reyvaldo tiranda
    114080091

    BalasHapus

Revitalisasi Kawasan