ABSTRAK
Open Pit Nam Salu dulunya merupakan penambangan timah terbesar di Indonesia yang
terletak di Desa Senyubuk, Kecamatan
Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung timur. Namun pada
tahun 90an penambangan timah berhenti beroprasi dan menyisakan masalah
perekonomian
masyarakat sekitar yang awalnya menjadi pekerja tambang tetapi berubah menjadi
pengangguran, selain
itu adanya degradasi lingkungan yang
menyebabkan fungsi lahan
menjadi terganggu,
salah satu ancaman masalah kebencanaan yang ada adalah
banjir. Adanya revitalisasi dengan ekowisata diharapkan dapat mengembalikan
kejayaan perekonomian
yang ada dengan tetap mempertimbangkan aspek lingkungan.
Kata kunci : Revitalisasi, Perekonomian, Ekowisata.
Permasalahan Open Pit Nam Salu
Dahulu perekonomian masyarakat di sekitar Open Pit Nam Salu tergantung pada perusahaan tambang timah yang berada di lokasi tersebut, namun pada tahun 90an tambang tersebut tutup dan sampai sekarang perekonomian masyarakat sekitar belum pulih
seperti dulu. Untuk mengatasi masalah ini maka perlu adanya upaya revitalisasi Kawasan.
Permasalahan lain yang muncul adalah di tahun tersebut tersebut belum adanya ketetapan jelas mengenai peraturan tentang pertambangan, sehingga masyarakat sangat tergantung dengan pertambangan yang berada di daerah tersebut. Selain itu mengenai rusaknya ekosistem atau terjadinya degradasi lingkungan upaya yang dilakukan belum gencar seperti sekarang ini. Di Belitung timur khususnya pada kecamatan kelapa kampit sering terjadi banjir jika musim kemarau. Berdasarkan hasil kajian BNPB, air hujan di wilayah Belitung mengalir sebagai aliran permukaan (run off). Untuk mengatasi degradasi lingkungan dan untuk memulihkan perekonomian maka perlu dilakukannya revitalisasi kawasan.
Sebagai upaya pembangunan berkelanjutan Open Pit Nam Salu ditetapkan sebagai salah satu taman bumi (geopark) nasional sebagai wujud dari destinasi wisata. Namun sayangnya upaya tersebut kurang maksimal sehingga kurang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung. Proses penambangan timah yang dulunya berada di Open Pit Nam Salu dilakukan dengan penambangan dalam, bukan seperti penambangan timah pada umumnya yang menggunakan metode semprot. Open Pit Nam Salu memiliki keunikan tersendiri salah satunya adalah adanya kawah yang berwarna hijau, sehingga ditetapkan sebagai salah satu geo wisata. Open Pit Nam Salu memiliki terowongan sepanjang 676 m dan empat area persimpangan (stopping area).
Revitalisasi kawasan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah perekonomian di sekitar Open Pit Nam Salu. Konsep yang dapat digunakan adalah dengan pembuatan eko wisata. “Ekowisata merupakan pengembangan wisata yang ada diselaraskan dengan isu-isu konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal” (Satria, D, 2009). “Eko-wisata lebih dikembangkan didasarkan atas peran serta masyarakat, dapat peluang pasar. Pariwisata yang dikembangkan dengan dasar pro-rakyat miskin dapat memberi sumbangan yang berarti pada usaha penanggulangan kemiskinan.” (Cezayerli, 2003) Sejauh ini upaya revitalisasi dikelola oleh masyarakat sekitar. Dalam melakukan revitalisasi terdapat aspek yang perlu untuk dipertimbangkan, aspek tersebut meliputi aspek ekonomi, aspek arsitektur atau tata ruang, aspek sosial, dan aspek lingkungan hidup.
Aspek tersebut dapat dituangkan dalam peningkatan berbagai infrasturktur dan sarana-prasarana agar nilai guna menjadi bertambah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan penataan pada kawasan tersebut. Penataan pada kawasan Open Pit Nam Salu dilakukan dengan penambahan infrastruktur yang ada seperti penambahan area foodcourd yang dapat digunakan sebagai tempat istirahat pengunjung dan dapat juga digunakan untuk wadah masyarakat untuk berjualan sebagai sumber mata pencaharian, Penambahan amphitheater sederhana untuk menarik wisatawan asing dan dapat digunakan untuk mengenalkan serta menjaga kebudayaan yang ada seperti tari tradisional.
Lokasi ini juga memerlukan desain arsitektur, selain untuk memberi nilai
estetika juga untuk menjaga keamanan pengunjung
maupun warga
sekitar. Hal sederhana
yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pengamanan pada tebing-tebing curam agar keamanan lebih terjaga, dapat juga dengan pembuatan papan informasi
mengenai sejarah atau kegiatan pertambangan dengan desain yang unik sehingga pengunjung tidak bosan untuk membacanya.
Kawasan ini merupakan kawasan
geo
wisata, sebaiknya masyarakat sekitar dibekali materi yang lebih
oleh pemerintah baik dengan
cara seminar ataupun yang lainnya agar mereka
mendapatkan ilmu yang lebih dan dapat menjadi pemandu wisata. Adanya terowongan menjadikan
peluang lebih untuk dapat menjadi pemanduwisata, karena wisatawan yang berkunjung untuk melakikan penelusuran terowongan diharapkan menggunakan jasa pemandu wisata. Adanya pemandu wisata juga akan membuat keamanan pengunjung lebih terjaga dan
pengunjung tidak hanya sekedar menikmati keindahan alam saja tapi
juga dapat mengedukasinya, sehingga dapat memberi kesan tersendiri kepada wisatawan yang telah berkunjung.
Gambar 1 terlihat Open Pit Nam Salu memiliki pemandangan yang indah namun terlihat
gersang dan kurang tertata. Dengan
adanya pembuatan
taman dapat menjadikan lebih indah
dan
asri. Di masa sekarang ini tempat wisata yang laris dikunjungi adalah tempat wisata alam
dengan udara sejuk dan asri. Penanaman
pepohon yang rindang juga perlu dilakukan, selain
untuk meningkatkan daya tarik wisatawan
penanaman
pohon juga dapat difungsikan untuk
mengatasi terjadinya degradasi lingkungan yang terjadi. Salah satu masalah yang timbul akibat
degradasi lingkungan adalah banjir ketika musim
kemarau yang disebabkan oleh run off.
Adanya pepohonan
dapat menjadikan infiltrasi lebih tinggi dan run off semakin rendah, selain
itu adanya penutup lahan juga dapat digunakan untuk mengendalikan erosi di wilayah tersebut, yang akan bermanfaat untuk pengendalian sedimentasi di sungai.
Media sosial menjadi strategi utama guna mempublikasikan Open Pit Nam Salu, hal ini menjadi efektif karena wisatawan akan dengan cepat mengetahui lokasi Open Pit Nam Salu dan keindahan serta keunikan yang ada di daerah tersebut. Pengelolaan Kawasan terrevitalisasi sebaiknya terus dikelola oleh warga Desa Senyubuk, hal ini dikarenakan hasil keuntungan dari retribusi pada tempat wisata ini dapat dijadikan kas desa yang dapat digunakan untuk pembangunan berkelanjutan atau dapat juga digunakan untuk merevitalisasi tempat wisata lain agar perekonomian di daerah ini dapat dengan cepat dapat berkembang.
Didalam upaya revitalisasi kawasan masyarakat diharapkan tidak hanya sekedar ikut- ikutan
sebagai
formalitas saja, namun masyarakat harus berperan
nyata dalam upaya revitalisasi
kawasan ini. Sebagai upaya pemahaman pertama yang perlu dimiliki masyarakat
adalah
dengan memahami pengetahuan mengenai sejarah yang berada di sekitar Kawasan
Open Pit Nam Salu atau nilai yang berharga yang dimiliki, hingga masyarakat mengetahui upaya apa yang harus dilakukan untuk waktu sekarang ini dan waktu yang akan datang. Hal itu
menjadikan tingkat keberhasilan akan lebih mudah tercapai. karena sesungguhnya tingkat
kewenangan tertinggi berada di dalam masyarakat itu sendiri. Masyarakat dapat menentukan
keputusan pelaksanaan kegiatan di wilayah tersebut. Konsep revitalisasi berjalan secara dinamis membuat peran serta masyarakat sangat dibutuhkan.
Tulisan ini
tidak bermaksud memberikan solusi akhir. Masalahnya, keyakinan masyarakat pengelola kawasan terevitalisasi bekas pertambangan timah di Open Pit Nam
Salu yang masih termarginalkan harus
terus-menerus didiskusikan, ada perbaikan dan berkelanjutan. Ternyata
ada
dua
fungsi dalam mensejahterakan masyarakat Open Pit Nam
Salu, yakni
keterpaduan kebijakan dan arus informasi. Pengalaman menunjukkan fungsi
kedua,
yaitu fungsi arus informasi tidak dapat diabaikan. Kita harus
menyadari fungsi kedua ini, mendiskusikannya dan
berusaha untuk
berkomitmen bersama bahwa kawasan
bekas tambang timah yang terevitalisasi ini dapat sebagai sumber kehidupan.
Daftar Pustaka
Cezayerli,G. 2003. Tourism More Than Sight-seeing. ADB Review, July-August 2003.
Rahmawati,
E.,
& Purwanto,
A. D. (2019, February).
Analisis Perubahan Penutup Lahan Dan
Pola Mata Pencaharian Masyarakat
Studi
Kasus:
Kecamatan
Kelapa
Kampit, Kabupaten Belitung Timur. In Seminar Nasional Geomatika (Vol. 3, Pp. 405-414).
Satria, D. (2009). Strategi pengembangan ekowisata berbasis ekonomi lokal dalam rangka program pengentasan kemiskinan
di
wilayah Kabupaten Malang. Journal of
Indonesian Applied Economics, 3(1).