By: Rahel Pamian (114120045)
Kota Sangatta
terkenal akan sumberdaya batubaranya dengan ikon PT. Kaltim Prima Coal yang
melakukan eksplorasi sejak tahun 1991. Sebagai perusahan batubara terbesar di
Indonesia, PT. KPC perlu menunjang kesejahteraan karyawan mulai dari tunjangan
kesehatan, pendidikan, hingga tempat tinggal. Berdasarkan
hal itu, PT. KPC membangun sebuah perumahan untuk karyawan perusahan yang
dilengkapi beberapa fasilitas untuk menunjang kehidupan karyawannya secara
khusus. Perumahan yang dibangun di daerah Sangatta Utara ini memiliki fasilitas
diataranya sekolah, koperasi, bank, rumah sakit, kolam renang, lapangan bola, pasar,
dan taman bermain anak. Fasilitas tersebut berada di dalam suatu wilayah yang lebih
dikenal dengan sebutan Town Hall.
|
Gambar 2 Fasilitas Townhall ( Kolam Renang, Kedai Makanan
PKL, Lapangan Tenis, Taman Bermain Anak)
(Sumber: Google Image)
|
Titik jenuh
yang dimiliki masyarakat ini harus ditanggapi dengan inovasi dan kreativitas
salah satunya dengan revitalisasi kawasan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal
yang sebelumnya kurang berdaya. Revitalisasi mengandung makna menjadikan sesuatu
menjadi penting dan perlu sekali. Ada tiga kunci utama dalam perancangan
kawasan, yaitu “figure-ground, linkage, dan
image” (Trancik, 1986). Figure-ground membahas mengenai
bentuk-bentuk dari kawasan yang dirancang baik secara vertikal maupun
horizontal, linkage membahas tentang
jalinan dan hubungan yang terjadi pada kawasan, sedangkan image menyangkut hal-hal yang berpengaruh pada citra kawasan.
Ketiga konsep diatas merupakan landasan untuk menciptakan konsep revitalisasi
untuk mendukut potensi Town Hall memiliki
mutu yang lebih baik.
Konsep revitalisasi yang dirancang dari segi Figure-ground mengadopsi dari beberapa taman kota dunia salah satunya Bryant Park. Hal pertama adalah memberikan nuansa warna pada setiap sisi Town Hall. Tempat yang terkesan monoton ini perlu diberikan beberapa sentuhan warna cerah agar dapat mempengaruhi emosional pengunjung. Bangunan toko, kedai, fondasi, dan dinding apapun dicat dengan warna cerah seperti merah, kuning, hijau, biru dan lain sebagainya. Tangan kreatif anak muda yang terkadang mencoret sembarang tempat dengan cat semprot sekarang diberi kebebasan berekspresi di beberapa bangunan, misalnya saja difokuskan pada pertokoan sedangkan kedai dengan warna solid. Selain bermain dengan warna dinding, warna lainnya dapat dihasilkan dari tanaman. Di beberapa sudut atau jalan ditanamin berbagai jenis tanam, mulai dari rumput-rumputan, bunga hingga pohon. Detail taman termasuk menghias pembatas pedestrian menuju taman, memilih ukuran gravel untuk promenade, dan mendesain tempat sampah sehingga masyarakat juga ingat akan menjaga kebersihan.Selain menambah kesan warna, suasana asri yang menyejukan dapat menjadi nilai tambah.
Penambahan
televisi raksasa juga dapat menjadi salah satu hiburan masyarakat. Lokasi dapat
memanfaatkan lapangan kosong yang gersang diantara bangunan kios pkl,
perpustakaan sekolah, bank, dan pertokoan. Tanah gersang dapat ditanami rumput
dan ditambah beberapa kursi taman sebagai aksen pengisi ruang. Cuaca Sangatta
memang cukup panas karena berada dekat dengan katulistiwa, maka dari itu
penanaman pohon atau tanaman lainnya yang menghalangi sinar matahari langsung
dapat menjadi pilihan. Pintu perpustakaan yang langung mengarah ke lapangan
tersebut bisa jadi menjadi magnet pengunjung untuk meningkatkan keinginan
membaca.
Revitalisasi bukan berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tetapi harus dilengkapi peningkatan ekonomi masyarakat serta pengenalan budaya yang ada. Keterlibatan masyarakat bukan sekedar ikut serta mendukung aspek formalitas namun memerlukan partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya masyarakat di lingkungan tersebut (Laretna, 2002). Oleh karena itu konsep kedua yaitu linkage yang akan dicanangkan adalah program untuk area olahraga, taman bermain, kuliner, dan lapangan serbaguna. Beberapa wacana diantaranya adalah jadwal olahraga bola, renang, basket, tenis, senam, dan olahraga lainnya yang terbagi berdasarkan kategori usia dan jenis kelamin. Hal ini menjadi penting karena komunikasi lebih akrab ketika bergaul dengan kelompok seumuran. Lomba antar RT, desa hingga kecamatan dapat dijadwalkan sekitar dua tahun sekali, sehingga masyarakat kecamatan yang paling jauh dari Sangatta Utara juga merasa memiliki taman ini. Jadwal pemutaran tayangan di televisi raksasa juga diatur, bahkan masyarakat bisa berperan memberikan saran dan request kepada pihak pengelola. Pagelaran seni dan budaya mulai dari tarian, nyanyian, hingga kuliner juga bisa dilaksanakan di lapangan serbaguna.
Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. (Harris, 2012). Seperti halnya Sentra Niaga Swarga Baru yang mengalami titik jenuh, revitalisasi diharapkan mampu membangun image baru kepada masyarakat untuk mengubah pandangan membosankan menjadi taman kota yang menyenangkan dan nyaman. Image menjadi penting karena mempengaruhi pandangan masyarakat sebagi bentuk sugesti. Pentingnya membangun image taman kota karena akan berdampak pada keberlangsungan dan pengembangannya. Ketika ketiga konsep diatas berjalan beriringan dan saling mempengaruhi maka fungsi taman kota yang seharusnya pasti akan kembali seperti semua bahkan lebih baik. Oleh karena itu, peran baik dari pemerintah, pengelola, hingga masyarakat yang dapat mewujudnyatakan konsep yang terlihat baik dalam susunan kata diatas kertas.
Daftar Pustaka
Laretna, Adishakti. 2002. Revitalisasi Bukan Sekedar “Beautification”. Urdi Vol.13, www.urdi.org
(Urban and Reginal Development Institute)
Harris, Soepardi, dkk. 2012. Revitalisasi Taman Wisata Sangraja Menjadi Pusat Wisata Edukasi dan
Kebudayaan di Majalengka. Program Studi Teknik Arsitektur, FTMIPA,
Universitas Indraprasta PGRI
Trancik, Roger.1986. Finding
The Lost Space. Van Nostrand: New York