Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau yang sering disebut Taman
Jurug adalah obyek wisata yang terletak di tepian sungai Bengawan Solo dengan
luas lahan 13.9 Ha, memiliki pemandangan indah dengan berbagai koleksi satwa
dan flora yang dapat dijadikan tempat rekreasi dan edukasi bagi para
pengunjung. Keberadaan Taman Satwa Taru Jurug sangat berarti bagi masyarakat
Kota Surakarta dan daerah sekitarnya karena merupakan salah satu sektor
pariwisata yang juga memberikan sarana edukasi bagi masyarakat serta memiliki
berbagai potensi yang dapat dikembangkan antara lain kebun binatang, wisata air
sungai Bengawan Solo, telaga, taman dan arena permainan. TSTJ saat ini memiliki
ratusan koleksi binatang dan tanaman. Taman Jurug difungsikan sebagai tempat
rekreasi flora dan fauna. Selain itu Taman Jurug mempunyai fungsi yang penting
bagi Kota Surakarta antara lain sebagai tempat rekreasi atau hiburan warga
masyarakat, sebagai paru-paru kota, tempat pengembangan dan pelestarian
tumbuhan, tempat pengembangan dan pelestarian hewan, dan sebagai tanda atau
pintu kota Surakarta dari arah timur.
Berdasarkan data eksisting, Taman Satwa Taru Jurug terbagi menjadi beberapa zona yaitu zona kebun binatang, zona penerima, zona transisi, dan zona rekreasi. Masing-masing zona mempunyai luasan tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan. Menurut RUTRK 1993-2013, orientasi perkembangan untuk daerah Surakarta khususnya bagian pariwisata ada pada wisata budaya, alam, dan buatan dengan tetap memperhatikan kelestarian objek-objek alam dan budaya Indonesia. Untuk itu Kota Surakarta perlu melakukan pengembangan produk wisata guna lebih menarik wisatawan domestik maupun mancangara khususnya Taman Satwa Taru Jurug sebagai salah satu kota wisata tujuan Jawa Tengah. Maka dari itu Taman Satwa Taru Jurug sebagai salah satu wadah rekreasi bagi masyarakat Surakarta sangat potensial untuk dikembangkan dan ditata kembali. Salah satu usaha yang akan dilakukan adalah dengan melakukan Revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug menjadi suatu objek konservasi yang mengedukasi dan merekreasi.
Taman Satwa Taru Jurug merupakan
salah satu ikon kota Solo yang memiliki nilai sejarah tinggi dan suatu wadah
aktivitas edukatif-rekreatif serta memberikan retribusi cukup besar dalam
meningkatkan vitalitas dan pendapatan kota Solo. Selain itu keberadaannya
merupakan aset yang sangat penting karena menunjukan masyarakat Solo adalah
masyarakat yang menghargai sejarah, mencintai alam, dan peduli akan masa depan.
Namun hal tersebut masih belum terwujud, bahkan Taman Satwa Taru Jurug
mengalami kemunduran atau penurunan potensi. Semua itu dapat dilhat dari
kondisi satwa di Taman Satwa Taru Jurug sangat memprihatinkan, selain fasilitas
yang minim, satwa juga dalam kondisi stres sehingga banyak yang mati. Diantara
satwa yang mati adalah: harimau, komodo, buaya dan orangutan. Bahkan koleksi
orangutan tang dinilai paling memprihatinkan di Taman Satwa Taru Jurug yaitu
tinggal satu ekor.
Jumlah pengunjung makin lama makin
sedikit dan hanya ramai pada saat hari besar tertentu, dengan kata lain yang
menarik perhatian adalah acara tersebut dan bukan lagi Taman Satwa Taru Jurug. Banyak
lahan di Taman Satwa Taru Jurug yang terbengkalai dimana sebenarnya memiliki
potensi besar untuk dioptimalkan penggunaannya. Banyak fasilitas yang kurang
terawat seperti gazebo yang menghadap danau buatan, satwa air yang ditutup, pendopo
yang tidak lagi terpakai, pedestrian yang rusak yang tidak sesuai degan misinya
dan saluran air yang tidak terawat. Kenyamanan para pengunjung masih belum
terpenuhi, hal ini dapat dilihat dari kurangnya kenyamanan yang disebabkan
kondisi fasilitas umum yang tidak terawat seperti toilet, tempat berteduh, dan stand
(tempat berjualan) yang seadanya tanpa pengaturan dan pemeliharaan.
Sampah-sampah bertebaran di kawasan Taman Satwa Taru Jurug menambah
kesemrawutan Taman Satwa taru Jurug. Kurang adanya pengelolaan sampah yang baik
sehingga sampah menjadi menumpuk di berbagai tempat. Pagar pembatas di Taman
Satwa Taru Jurug mengalami kerusakan, rusaknya pagar TSTJ dimanfaatkan oleh
para pemancing ikan ilegal yang masuk tanpa tiket. Selain itu, akibat kerusakan
pagar, banyak tanaman untuk pakan satwa juga raib.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan suatu upaya
revitalisasi Taman
Satwa Taru Jurug di Surakarta agar menjadi sarana edukasi dan rekreasi serta konservasi
satwa yang layak dan lebih diminati masyarakat. Rencana revitalisasi yang akan
dilakukan pada Taman Satwa Taru Jurug adalah sebegai berikut:
1.
Mencari Investor untuk menghidupkan dan merealisasikan rencana
revitalisai Taman Satwa Taru Jurug dan ketersediaan dana dari pemerintah.
2. Mendatangkan Detail Engineering
Design yang berpengalaman dalam merevitalisasi kebun binatang dengan konsep Heritage dimana gedung dan tata kebun
binatang dibuat dengan konsep seperti budaya dan tradisi kota Solo.
3. Menerapkan konsep Open Zoo atau
Kebun binatang terbuka dengan meminimalisir jeruji, sehingga suasana Taman
Satwa Taru Jurug Nampak lebih nyaman namun tetap ada batas pengaman untuk
pengunjung dan juga mengadakan beberapa interaksi hewan dan pengunjung seperti
foto bersama hewan atau mengendarai hewan seperti gajah dan unta.
4. Membuat restaurant yang berada
di tengah kebun binatang, sehingga pengunjung dapat menyantap makanan yang
disajikan di tengah hewan hewan yang nantinya akan diberikan di samping restaurant dengan penutup kaca tebal.
5.
Merancang Outbound Treewalk
Adventure dimana dalam konsep ini pengunjung akan menikmati kegiatan
seperti high ropes, flying fox, dan gondola agar pengunjung
dapat melihat kebun binatang dari atas dan tanpa harus berkeliling dengan jalan
kaki.
6. Mengadakan Night at The Zoo atau
kebun binatang pada malam hari, dimana pengunjung akan menikmati kebun binatang
pada malam hari dengan atraksi dan memberi makan hewan, terutama hewan nocturnal.
7. Memanfaatkan sampah atau
kotoran hewan dari Taman Satwa Taru Jurug misalnya
pupuk organik dan energi alternatif yaitu biogas.
8. Menjaga
kebersihan dan pemeliharaan dengan jangka waktu harian, mingguan dan bulanan
dan selalu ada laporan untuk perkembangan.
9. Mendirikan
zona pendidikan yang
terdiri atas pembangunan perpustakaan, museum, lab. Pengawetan dan zona
perawatan hewan yang terdiri atas klinik, karantina, dan gudang penyimpanan
makanan.
10. Membuat situs website khusus mengenai TSTJ yang berisi tentang informasi tentang
TSTJ sendiri, Pemesanan tiket online dan
dilengkapi adanya kritik dan saran demi kemajuan TSTJ menjadi lebih baik.
Taman satwa merupakan suatu
tempat atau wadah yang mempunyai fungsi utama sebagai lembaga konservasi yang
melakukan upaya perawatan dan pengembangbiakan berbagai jenis satwa berdasarkan
etika dan kaidahkesejahteraan satwa dalam rangka membentuk dan
mengembangkan habitat baru, sebagai sarana perlindungan dan pelestarian jenis
melalui kegiatan penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi alam dan
dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta sarana rekreasi yang sehat (Peraturan Menteri Kehutanan
Nomor P.53/Menhut-II/2006). Apalbila rencana revitalisasi Taman Satwa Taru
Jurug di Surakarta ini terlaksana dengan baik maka tingkat pariwisata
diharapkan meningkat dan menambah pendapatan Kota Surakarta untuk membangun
Indonesia yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor P.53/Menhut-II/2006 tentang lembaga konservasi, Kebun
Binatang. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta
Prastowo, Bayu Budi. 2011. Perencanaan Site Plan Redesign Taman Satwa Jurug Surakarta.