Stasiun Rewulu (RWL) merupakan stasiun yang terletak pada ketinggian +88 m dpl ini berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta. Stasiun ini memiliki 5 jalur, dan berada dekat dengan depot BBM PT Pertamina yang terletak 1 kilometer di selatan stasiun, terhubung secara langsung dengan salah satu jalur rel kereta api melewati perkampungan Gancahan hingga masuk depot PT Pertamina. Stasiun Rewulu dibangun saat kependudukan Belanda. Meskipun sekarang stasiun telah mengalami renovasi menjadi bangunan modern sisa-sisa interior khas arsitektur kolonial / zaman Belanda masih terlihat jelas pada pintu utama masuk stasiun dan ventilasinya.
Akhir pekan, stasiun Rewulu berubah menjadi family mini recreation place banyak orang tua datang bersama anak-anak balitanya banyak pula anak-anak yang datang bersama teman-temannya yang hanya datang dan sekedar menunggu kedatangan kereta api dengan sorot lampunya dan tentu saja suaranya yang khas. Pada pagi hari kereta api akan lewat dari pukul 05.00-07.00 WIB, sore hari pada pukul 15.00-17.00 WIB. Tak sedikit pula anak-anak yang datang untuk bermain di kereta api barang milik PT Pertamina yang parkir di rel kereta api serta kalangan muda fotografi dan pecinta kereta api yang menikmati stasiun kereta api ini dari perspektif masing-masing.
Foto 1: Bangunan Stasiun Rewulu |
Foto2: Anak-anak yang bermain di lintasan KA |
Foto 3: Pengunjung yang duduk di rel kereta api |
Sampai tahun 1980-an, penekanan setiap pengembangan pariwisata di daerah tropis adalah dititik beratkan pada sumberdaya, seperti pantai dan laut. Fasilitas wisata di daerah tropis, dan fasilitas eko-wisata pada khususnya, target yang sangat berharga dan biasanya sangat sensitif lingkungan. Sustainable adalah istilah yang mewakili sosial dan budaya pergeseran dalam tatanan dunia. Hal ini telah menjadi simbol menggambarkan transformasi ini, yang sedang berlangsung tak terelakkan. Sustainable juga merupakan konsep yang digunakan sebagai ukuran nilai - ketika mengevaluasi bangunan kontemporer lingkungan. Tampaknya banyak upaya telah dimasukkan ke dalam mengintegrasikan berbagai teknik penilaian terkait dengan ramah lingkungan, hemat energi bangunan dan perkembangan serta kegiatan lainnya melibatkan manajemen sumberdaya alam di bawah naungan sustainable. Eko-wisata tampaknya menjadi nilai-(atau filsafat-) sarat pendekatan untuk pariwisata, bertujuan untuk lingkungan keberlanjutan. (Bromberek,2009).
Bangunan ramah lingkungan adalah bangunan yang terbuat dari material-material yang ramah lingkungan pula. Menggunakan bahan bangunan ramah lingkungan dapat membantu mengalihkan kualitas udara dalam ruangan / Indoor air quality (IAQ). Kekhawatiran tentang kewajiban mengenai bangunan yang sehat dan situs yang sehat meningkat dalam proporsi pemahaman yang berkembang yaitu potensi bahaya yang berhubungan dengan bahan-bahan tertentu. Bangunan memberi dampak secara tidak langsung melalui pemakaiannya dan melalui efeknya pada kinerja struktur yang berdekatan (Spiegel Dan Meadows, 2010).
Foto 4. Taman di sebelah timur Stasiun Rewulu |
Foto 5. Lahan kosong di sisi barat Stasiun Rewulu |
Di tembok yang persis bersinggungan dengan batas taman ditempel poster-poster tentang bahaya bermain di rel kereta api, bahaya bagi keselamatan dan kesehatan khususnya anak-anak dan balita serta tentang sanitasi karena poster berpengaruh terhadap pengetahuan, perilaku penjamah makanan, dan kelaikan hygiene sanitasi. Sisa lahan yang ada separuhnya diatur dan dibuat tempat untuk duduk bersantai menunggu kereta api yang terbuat dari material yang ramah lingkungan. Untuk lahan di sisi barat stasiun yang ada dibuat simulasi kereta api / mini train yang bisa digunakan untuk anak-anak atau balita bermain dengan aman. Lalu disediakan sanitasi yang memadai yaitu wastafel tempat cuci tangan untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya mencuci tangan untuk mencegah berkembangnya kuman-kuman yang ada di tangan yang dapat menyebabkan sakit.
Pustaka:
Bromberek, Zbigniew. 2009. Eco-Resort: Planning and Design for the Tropic. Architectural Press: Burlington.
Knight, Anthony. P. 2007. A Guide to Poisonous House and Garden Plants 1st edition. Teton New Media: Wyoming.
Schäfer, Andreas and Heywood, John. B. 2009. Transportation in A Climate-Constrained World. The MIT Press: London.
Spiegel, Ross and Meadows, Dru. 2010. Green Building Materials. John Wiley&Sons, Inc.: New Jersey.
Supranto. 2010. Konservasi Energi. Univeristas Pembangunan Nasional “Veteran”: Yogyakarta.
United Nations Human Settlements Programme. 2003. Water And Sanitation In The World’s Cities:Local Action fof Global Goals. UN-Habitat:Kenya.
Rapiasih, Ni Wayan. 2010. Pelatihan Hygiene Sanitasi Dan Poster Berpengaruh Terhadap Pengetahuan, Perilaku Penjamah Makanan, Dan Kelaikan Hygiene Sanitasi Di Instalasi Gizi RSUP Sanglah Denpasar. J.Gizi Klinik Indonesia 7(2): 64-73.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan