Ria Christela Pesireron
114130047
Namlea adalah sebuah kecamatan di Kabupaten
Buru, Maluku, Indonesia. Wilayah kecamatan Namlea didominasi dataran
rendah yang berasosiasi dengan daerah pantai serta perbukitan yang menempati
bagian barat laut dengan ketinggian mencapai sekitar 400 meter. Selain itu
terdapat juga bukit di bagian selatan dan barat Namlea dengan ketinggian
sekitar kurang dari 100 meter. Di samping itu terdapat penambangan liar berupa
penambangan emas di daerah Gunung Botak. Kondisi sekitar Gunung Botak rusak
parah sejak pengolahan tambang mulai Oktober 2011. Lokasi tambang liar baru
berhasil ditutup pada November 2015 tetapi tidak dilakukan penanganan
selanjutnya oleh Pemerintah.
Dari hasil investigasi, Gunung Botak memiliki
kandungan mineral logam mulia yang sangat tinggi hal ini terbukti, para
petambang liar tak perlu dalam-dalam menggali lubang, hanya sekitar 3 sampai 5
meter kandungan emas berkadar 80% dapat ditemukan.
Tak jarang para petambang liar kaya mendadak akibat menemukan urat emas dikedalaman 3 meter, hal ini yang memicu para petambang lainnya datang ke lokasi tambang Gunung Botak tersebut, diantaranya, petambang asal Manado, Minahasa, Tondano bahkan dari Pulau Jawa sepanjang dua tahun terakhir diperkirakan petambang liar mencapai ribuan orang.
Tak jarang para petambang liar kaya mendadak akibat menemukan urat emas dikedalaman 3 meter, hal ini yang memicu para petambang lainnya datang ke lokasi tambang Gunung Botak tersebut, diantaranya, petambang asal Manado, Minahasa, Tondano bahkan dari Pulau Jawa sepanjang dua tahun terakhir diperkirakan petambang liar mencapai ribuan orang.
Akibat dari penambangan emas di Gunung Botak,
ditutup pemerintah dan dibiarkan begitu saja maka perlu dilakukan proses
merevitalisasi kawasan pertambangan emas dengan cara mengolahan zat merkuri dan
sianida yang berbahaya itu telah mencemari lingkungan yang akan direvitalisasi
dengan proses bioremediasi yang memperbanyak dan mempercepat pertumbuhan
mikroba yang sudah ada di daerah tercemar dengan cara memberikan lingkungan
pertumbuhan yang diperlukan, yaitu penambahan nutrien dan oksigen kemudian
disebar pupuk kompos pada daerah tersebut. Pada daerah penambangan dilakukan
proses reklamasi atau rehabilitasi lahan dengan cara menimbun kembali lokasi pasca penambangan
yang dilakukan untuk menjamin stabilisasi lereng, kemudian ditanami pohon
pioner yang dapat mengembalikan unsur hara dengan pemberian bahan organik dalam
bentuk kompos dengan dikombinasikan pupuk dasar NPK.
Penambangan yang akan ditimbun dan ditanami
tanaman dengan proses polybag kemudian setelah beberapa waktu dibuat agrowisata
dengan memamfaatkan lahan bekas tambang yang dibiarkan begitu saja dan dapat
membantu mata pencaharian para penambang sekitar. Dari lokasi yang dapat
dilihat bahwa perbukitan rusak parah, pepohonan tumbang (dilakukan reklamasi
lahan bekas pernambangan dengan tanaman non-fiksasi nitrogen hanya mungkin
dengan pengaturan lingkungan mikro sekitar batang dan membuat sistem perakaran
bibit yang bermikoriza dimana bibit tanaman bermikoriza adalah bibit tanaman
yang diproduksi dengan menginokulasikan fungi mikoriza arbuskular pada
permulaan pembibitan, sehingga menghasilkan bibit dengan kualitas yang baik,
mampu tumbuh dan berkembang dengan baik dan memiliki ketahanan tinggi terhadap
cekaman kekeringan). Spesies pohon bermikoriza yang digunakan pada tanah-tanah
pertambangan, karena pohon-pohon bermikoriza dapat tumbuh dengan baik pada
tanah-tanah pertambangan dan menjadi tempat agrowisata dimana ditanami
buah-buahan seperti durian, manggis, kedondong, jambu air, belimbing, rambutan,
duku, nangka, naga.
Pada daerah tersebut terdapat dua daerah yang
tengahnya terdapat hutan. Sarana yang
dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kepada wisatawan antara lain seperti
fasilitas umum (toilet), restaurant, sarana transportasi di dalam lokasi agro
wisata atau sarana transportasi menuju ke lokasi areal seperti odong-odong, dibangun rest area dan taman bunga dimana bunga
yang akan ditanami tahan terhadap panas berupa
lidah mertua, kamboja, bunga kertas, bunga euphorbia, maupun siklok. Adapun hotel
bagi yang ingin menginap dan disediakan kolam renang. Terdapat pula outbound
untuk para pengunjung yang ingin mencoba adrenalin yang pemandangan dibawahnya
berupa hutan yang masih asri. Bagi yang ingin berjalan kaki dapat melintasi
jembatan taman yang dibangun menghubungi dua daerah tersebut. Untuk
ketersediaan air tidak perlu diragukan karena terdapat mata air yang mengalir
dari 3 sumber air pada daerah sekitar. Semua fasilitas tersebut dilengkapi
dengan saluran drainase yang baik untuk mencegah adanya runoff dan juga
dilengkapi dengan TPS.
1.
Dilakukan proses
reklamasi agar dapat mengembalikan fungsi kawasan penambangan
Selain dilakukan proses reklamasi alangkah baiknya
kawasan tersebut dapat dijadikan kawasan agrowisata yang dapat meningkatkan
konservasi lingkungan, pengembangan dan pengelolaan agrowisata yang obyeknya
benar-benar menyatu dengan lingkungan alamnya harus memperhatikan kelestarian
lingkungan, jangan sampai pembuatan atau pengembangannya merugikan lingkungan.
2.
Dibangun agrowisata
dengan berbagai sarana-sarana pendukung yang dapat meningkatkan nilai estetika
dan keindahan alam
3.
Meningkatkan kegiatan
ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan
4.
Memberikan nilai
rekreasi
5.
Mengembangkan nilai
ekonomi
DAFTAR PUSTAKA
Zulkifli, Arif. 2014.
Pengelolaan Tambang Berkelanjutan. Graha Ilmu. Yogyakarta
Suharto. 2011. Limbah
Kimia. Penerbit Andi. Yogyakarta
http://marhaini-marhaini.blogspot.co.id/2010/01/penghijauan-kawasan-penambangan.html (diakses pada tanggal 01 April 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan