Nama : Agustinus Dwi Mahardika
NIM : 114080040
Teknik Lingkungan UPN Yogyakarta
Perkembangan pembangunan bidang
transportasi laut yang semakin pesat dewasa ini menuntut adanya sistem
penunjang sarana dan prasarana transportasi laut yang memadai, sehingga dapat
mewujudkan system pelayaran yang aman dan layak. Perkembangan ekonomi,
meningkatnya arus penumpang dan barang yang menggunakan kapal laut menjadi
salah satu faktor untuk dikembangkannya Pelabuhan. Salah satu sarana dan
prasarana yang melengkapi fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan adalah
Terminal Penumpang Kapal Laut. Mengingat pentingnya fasilitas tersebut,
tentunya terminal penumpang diharapkan mampu menampung arus penumpang baik
embarkasi maupun debarkasi. Meningkatnya jumlah Penumpang pada musim liburan, menyebabkan
terminal penumpang tidak
mampu menampung lonjakan penumpang yang ada. Selain itu fasilitas-fasilitas
penunjang dalam terminal penumpang seperti perencanaan ruang parkir, tata ruang
dalam, serta sirkulasi penumpang yang tidak jelas dan kurang efisien
menyebabkan terminal penumpang tersebut tidak mampu memenuhi tuntutan kebutuhan
pelayanan secara maksimal kepada pengguna jasa transportasi laut.
Terminal penumpang merupakan titik atau
tempat perpindahan penumpang embarkasi dari transportasi darat ke transportasi
laut dan / atau perpindahan penumpang debarkasi dari transportasi laut ke
transportasi darat. Terminal Penumpang merupakan
salah satu bagian dari fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan, yang
berfungsi sebagi tempat kegiatan arus penumpang berlangsung. Analisis Terminal
Penumpang yang dilakukan terhadap Terminal Penumpang meliputi kelengkapan
fasilitas, aspek fungsional, dan aspek bentuk, namun permasalahan yang ada di Pelabuhan Wingapu tersebut seperti ruang
tunggu yang kapasitasnya tidak mampu menampung banyaknya penumpang yang ada
juga tidak ada pembagian antara ruang Embarkasi dan ruang tunggu Debarkasi. Di
bagian luar gedung tidak terdapat pepohonan ataupun taman yang berfungsi
sebagai penyejuk kawasan pelabuhan, areal tempat parkirpun kurang memadai sehingga pemilik kendaraan
memarkir kendaraannya di badan jalan
areal pelabuhan dengan sembarangan sehingga menimbulkan kesesakan / kemacetan, Penumpang Embarkasi maupun Penumpang
Debarkasi susah untuk
melewati jalur tersebut, serta pedagang kaki lima yang menempatkan
jualannya dengan tidak teratur.. Susahnya kesadaran yang dimiliki Pihak yang terkait
membuat masyarakat semakin tidak peduli akan bahayanya keadaan tersebut. Akses
jalan menuju pelabuhan mengalami kerusakan dan juga sempit dimana menimbulkan
kemacetan apabila ada jadwal keberangkatan.
Keadaan yang
buruk seperti ini seharusnya pihak yang terkait memikirkan kenyamanan bagi
Penumpang dengan memberi fasilitas fasilitas yang memadai,
Dengan pertimbangan tersebut diatas, maka diperlukan adanya
pemecahan masalah dengan perencanaan dan perancangan Terminal Penumpang Kapal
Laut di Pelabuhan Waingapu yang dapat menampung dan memenuhi semua aktifitas yang berlangsung
didalamnya, diantaranya
membuat bangunan 2 lantai :
Lantai I digunakan sebagai Ruang Tunggu Embarkasi, pemberian tempat berjualan seperti Kafetaria / Toko toko kecil kepada pedagang kaki lima dalam hal
ini Membangun Tanpa Harus Menggusur, serta Musholla, Kantor
Pengelola, Ruang Kesehatan dan Kamar
mandi, Sedangkan Lantai II digunakan sebagai Ruang
Debarkasi. Ruang ruang yang terdapat didalamnya : Ruang Lobby; Ruang Tunggu
Deck, Ruang Tunggu Kelas, Ruang Tunggu VIP,
Kafetaria, Toko,
Kafetaria VIP,
Musholla, Kantor Pengelola, WC dan Kamar Mandi.
Fasilitas Utarna yang terdapat di Terminal Penumpang Waingapu merupakan ruang tunggu
embarkasi yang direncanakan untuk penumpang tidak efisien, karena pengantar
masih dapat masuk kedalam ruangan. Dalam hal ini diperlukan pembatas dan symbol larangan
yang jelas sehingga pengantar / penjemput tidak sembarang masuk ke dalam ruang tunggu embarkasi
maupun debarkasi. Keadaan tempat
parkir yang disediakan kiranya mampu menampung jumlah kendaraan yang ada, juga
dapat memberi kesejukan diantaranya ditanami pohon pohon besar dan rerumputan
di berbagai sisi sehingga mengurangi dampak polusi yang ada pada areal
pelabuhan.
Keberadaan
Vegetasi pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat mempengaruhi kondisi atmosfer
setempat karena vegetasi pohon mampu menurunkan suhu, menaikan kelembaban dan
mengurangi kecepatan angin (Fandeli Chavid
& Muhammad 2009). Pada areal Bangunan dibuat sebuah taman yang
memberi kesan indah dan sejuk diantaranya seperti Taman Atap (Roof Garden). Keberadaan taman atap,
memiliki peran penting seperti halnya ruang hijau lainnya. Ancaman terhadap
eksistensi Ruang Terbuka Hijau akibat pembangunan infrastruktur-infrastruktur dapat
diimbangi atau dikompensasi dengan mengembangkan taman atap. Pada umumnya
manfaat taman atap (Roof garden)
adalah sebagai berikut :
·
Mengurangi
tingkat polusi udara.
·
Menurunkan suhu
udara.
·
Mengurangi
polusi suara / kebisingan.
·
Menempilkan
keindahan pada aspek bangunan (estetika).
Energi Fosil merupakan
penyediaan utama untuk mencukupi kebutuhan energi saat ini. Sejalan dengan
kemajuan suatu negara dan pembangunan yang dilakukan pemakaian permintaan
energi semakin meningkat. Keadaan ini akan berakibat semakin menipisnya
persediaan bahan bakar fosil dan semakin meningkatnya beban pencemaran atmosfer
ini. Untuk mengatasi kedua hal
tersebut kiranya harus ditingkatkan pengupayaan sumber energi lain yang
memiliki sifat diantaranya (Supranto,
2008) :
· Dapat mengurangi
ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar fosil, terutama minyak bumi.
·
Dapat
menyediakan listrik dalam skala lokal regional.
·
Mampu
memanfaatkan sumber energi setempat
· Tersedia dalam
jumlah yang cukup banyak dan ramah lingkungan dalam arti kecil efek
pencemarannya terhadap alam sekitar.
Energi
terbaharukan mempunyai beberapa keunggulan diantaranya adalah (Djiteng Marsudi,2005) :
· Lebih bersih, selamat
(Aman) dan
sumbernya tidak terbatas karena selalu dapat diperbaharukan dan energi ini
mempunyai efek negatif yang minimum terhadap lingkungan.
· Tidak dipengaruhi oleh
suasana politik, tidak dapat dimonopoli dan tidak dapat dipakai sebagai alat
politik seperti halnya energi bahan bakar fosil.
Energi terbaharukan yang ditawarkan
yakni pemanfaatan energi Angin, pemanfaatan
kawasan
pelabuhan lebih efektif karena
kondisi anginnya mampu memperoleh listrik untuk menghidupi kawasan tersebut disamping menghemat
biaya pengeluaran juga menghemat pemakaian energi. Dalam situasi seperti
sekarang ini dimana permintaan pasokan listrik meningkat dan bahan bakar minyak
yang semakin meningkat, pembangkit listrik energi angin akan kompetitif,
sehingga perlu mendapatkan perhatian untuk pengembangannya.
· -Djiteng Marsudi, 2005, “Pembangkitan Energi Listrik”, Penerbit
Erlangga, Jakarta”.
· -Supranto,
2008, “Konservasi Energi”, Penerbit Percetakan UPN “Veteran”, Yogyakarta.
· -Fandeli Chafid
& Muhammad, 2009, “Prinsip-prinsip
Dasar Mengkonservasi Lanskap”, Penerbit
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Soal Jawab Sendiri
Pertanyaan :
1.
Sebutkan
perbedaan konsep yang diterapkan pada Kawasan Pelabuhan Pontianak dan Pelabuhan
waingpu?
2.
Permasalahan apa
saja yang ada di Pntianak sehingga Pelabuhan Pontianak ditawarkan Konsep “
Pelabuhan menjadi sumber listrik dengan energy angin”.
3. Perbedaan konsep
energy terbaharukan yang digunakan pada Pelabuhan Pontianak dan Pelabuhan
Wingapu.
4.
Permasalahan
yang ada di Pelabuhan Waingapu sehingga di tawarkan konsep Green Port dan
Mandiri.
Jawaban :
1. a. Pelabuhan
Pontianak di Revitalisasi menjadi kawasan pembangkit listrik bagi wilatyah
tepian sungai kapuas,
dimana energy yang digunakan adalah energy terbaharukan
yaitu energy angin.
b. Pelabuhan
Wingapu lebih kearah penatan karena tidak merubah fungsi awal.
·
Infrastruktur
-
Perbaikan dan
pelebaran jalan
-
Pembangunan
ruang Embarkasi dan Debarkasi
-
Tempat parkir
yang memadai
-
Green Port :
Taman luar gedung dan Taman atap
-
Penataan tempat
berjualan pedagang kaki lima
·
Mandiri
-
Menghasilkan
listrik dengan pemanfaatan energy angin (Skala kecil). Hanya untuk
kawasan
pelabuhan
2.
Permasalahannya
adalah : sering terjadi mati lampu karena diakibatkan daya yang terpakai
seluruh Pontianak yang terlalu beasar, maka dari itu pelabuhan Pontianak di
Revitalisasi sebagai sumber tenaga listrik dengan energy angin yang
dimanfaatkan dari sungai Kapuas.
3.
Pelabuhan
Pontianak dan pelabuhan waingapu sama sama menggunakan energy terbaharukan (Angin).
Perbedaannya
adalah:
- Pelabuhan
Pontianak di Revitalisasi menjadi pembangkit lisrtik berskala cukup besar (
menghidupi kawasan tepian sungai ).
-
Pelabuhan
waingapu berskala kecil yaitu hanya untuk kawasan areal pelabuhan saja.
4.
Permasalahan
yang ada di pelabuhan waingapu :
-
Jalan menuju
pelabuhan rusak dan sempit
-
Pada bangunan
tidak ada pembagian ruang Debarkasi dan ruang Embarkasi
-
Tempat parker
yang kurang memadai
-
Global warming
-
Polusi
-
Kemacetan
-
Pedagang yang
berjualan dengan tidak teratur.