Achmid A. Brata
114130030
Sokaraja
merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten Purbalingga. Sokaraja
merupakan bagian dari Kabupaten Banyumas yang mana Sokaraja merupakan daerah
yang akan dijadikan sebagai perluasan dari kota Purwokerto dan akan dijadikan main gate atau pintu masuk utama dari
arah timur. Sokaraja terkenal dengan beberapa makanan khasnya seperti soto
sokaraja dan gethuk goreng. Selain mempunyai makanan khas, Sokaraja juga
mempunyai Pabrik Gula Kalibagor yang sudah lama tidak digunakan.
Kawasan Pabrik Gula Kalibagor |
Pabrik
gula kalibagor ini merupakan Perusahaan Belanda terbesar di daerah
banyumas tepatnya di Kalibagor. Pabrik Gula Kalibagor berdiri tahun 1839,
pabrik gula yang konon masa operasinya paling lama dibanding pabrik gula lain
di daerah sekitar eks-karsidenan Banyumas, Jawa Tengah. Pabrik gula kalibagor
ini merupakan pabrik gula terbesar pada masanya. Sejarah singkat mengenai
pabrik ini, pada sekitar tahun 1996-1997 setahun sebelum era Reformasi, pabrik
gula Kalibagor ini mulai tidak beroperasi. Era awal reformasi perusahaan ini
dijarah habis-habisan oleh warga sekitar dan bahkan dari daerah lain, pemicunya
pun tidak diketahui. Kalibagor dan Sokaraja jaman dahulu merupakan kota
industri yang sangat ramai, melebihi kota Purwokerto. Pabrik lain yang terdapat
di daerah ini adalah pabrik keramik, pabrik kuningan, dan pabrik tepung tapioka
yang berada diutara dari pabrik gula Kalibagor. Pabrik gula ini disokong oleh
perkebunan tebu seluas 400 bau atau 280 hektar, lokasinya berada didaerah
Sokaraja sampai Purbalingga yang membuat kota Kalibagor dan Sokaraja menjadi
kota industri yang sangat ramai di masanya (Priyadi, 2013).
Masa Lalu Pabrik Gula Kalibagor |
Kondisi dari pabrik gula Kalibagor
saat ini sudah terlihat begitu kurang terawat dan terlihat suram dengan
ditumbuhinya rumput liar yang tumbuh disekitar bangunan yang sangat luas ini.
Revitalisasi yang akan dilakukan pada kawasan ini bertujuan untuk mengembalikan
nilai vital suatu kawasan yang telah mati untuk dihidupkan kembali.
Revitalisasi kawasan pabrik gula Kalibagor ini tidaklah mudah, dikarenakan
kepercayaan masyarakat sekitar mengenai keberadaan penunggu yang terdapat di
pabrik gula ini. Ikut serta peran masyarakat sekitar pabrik gula Kalibagor
sangat diperlukan sekali demi kemudahan revitalisasi kawasan ini. Diharapkan
selain merevitalisasi, hal lain yang dapat terwujud adalah meningkatnya
kesejahteraan warga sekitar akibat adanya revitalisasi kawasan ini.
Masalah Kawasan Pabrik Gula Kalibagor |
Potensi Kawasan Pabrik Gula Kalibagor |
Konsep Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Kalibagor |
Jenis-jenis dari penggunaan open space adalah sebagai berikut (Mulyandari, 2011) :
1.
Private Open Space:
ruang terbuka yang dapat diakses oleh orang tertentu.
2.
Common Open Space:
ruang terbuka yang dapat diakses siapa saja.
3.
Open Space Linear:
ruang terbuka yang berbentuk garis (boulevard,
street, dan pedestrian walkway).
Rencana Rvitalisasi Pabrik Gula Kalibagor |
Kesan ruang terbuka yang kuat dapat dikelompokkan
menjadi tiga (3) yaitu; dinding rendah, sedang (semata manusia) dan tinggi (di
atas kepala manusia) (Mulyandari, 2011). Pemasangan dinding akan disesuaikan
dengan rencana revitalisasi. Dinding yang akan digunakan adalah dinding dengan
ketinggian sedang atau semata manusia. Pemilihan ukuran tersebut berdasarkan
rencana awal revitalisasi pabrik ini dengan menonjolkan bentuk bangunan yang
kuno namun terlihat megah. Penggunaan dinding yang sedang tidak akan mengganggu
pandangan mata untuk orang yang berkunjung atau yang melintas dijalan Nasional
Kalibagor ini. Image yang akan
terbentuk akan lebih kuat sehingga mudah diingat oleh banyak orang tentang
keberadaan tempat ini.
Pengelompokan ruang terbuka dapat didasarkan atas
(Mulyandari, 2011) :
b.
Tempat
perlindungan (cagar alam, budaya dan sejarah)
c.
Bertujuan untuk
kesehatan, kenyamanan (melindungi kualitas air, pengaturan pembuangan air dan
sampah, memperbaiki dan mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman lingkungan
dan taman kota).
Pabrik Gula Kalibagor dapat dikatakan
sebagai cagar budaya dan sejarah. Pabrik ini sudah dibangun sangat lama oleh
orang Belanda pada masa itu, sehingga harus tetap dijaga sebagai nilai sejarah.
Fungsi revitalisasi ini selain sebagai tempat perlindungan, hal lain yang
penting adalah bertujuan untuk kesehatan, kenyamanan,
(melindungi kualitas air, pengaturan pembuangan air dan sampah, memperbaiki dan
mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman lingkungan dan taman kota.
Masalah lingkungan merupakan sesuatu yang penting yang harus diperhatikan dalam
semua aspek karena mempunyai nilai yang vital. Bentuk dari poin “c” ini adalah
dengan memanfaatkan 60% lahan yang ada untuk dijadikan taman, sementara untuk
bangunan non Museum digunakan bangunan yang ramah terhadap lingkungan. Peran
masyarakat sekitar kawasan ini dapat diikut sertakan dalam divisi kepengurusan
Ruang terbuka hijau ini, yang salah contohnya adalah sebagai pengendali
keamanan, ticketing, jualan dalam foodcourt, dll.
Daftar Pustaka
Heryanto, Bambang. 2011. Roh dan Citra Kota. Brilian
Internasional : Surabaya
Koestoer, Raldi Hendro, dkk. 2011. Dimensi Keruangan Kota: Teori dan Kasus. Penerbit
Universitas Indonesia : Jakarta
Mulyandari,
Hestin. 2011. Pengantar Arsitektur Kota.
Penerbit Andi : Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan