KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Rabu, 28 Oktober 2015

Revitalisasi Kawasan Bekas Pabrik Gula Kalibagor Sokaraja-Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

 Achmid A. Brata
114130030


           
            Sokaraja merupakan kecamatan yang berbatasan langsung dengan kabupaten Purbalingga. Sokaraja merupakan bagian dari Kabupaten Banyumas yang mana Sokaraja merupakan daerah yang akan dijadikan sebagai perluasan dari kota Purwokerto dan akan dijadikan main gate atau pintu masuk utama dari arah timur. Sokaraja terkenal dengan beberapa makanan khasnya seperti soto sokaraja dan gethuk goreng. Selain mempunyai makanan khas, Sokaraja juga mempunyai Pabrik Gula Kalibagor yang sudah lama tidak digunakan.
Kawasan Pabrik Gula Kalibagor
            Pabrik gula kalibagor ini merupakan Perusahaan Belanda terbesar di daerah banyumas tepatnya di Kalibagor. Pabrik Gula Kalibagor berdiri tahun 1839, pabrik gula yang konon masa operasinya paling lama dibanding pabrik gula lain di daerah sekitar eks-karsidenan Banyumas, Jawa Tengah. Pabrik gula kalibagor ini merupakan pabrik gula terbesar pada masanya. Sejarah singkat mengenai pabrik ini, pada sekitar tahun 1996-1997 setahun sebelum era Reformasi, pabrik gula Kalibagor ini mulai tidak beroperasi. Era awal reformasi perusahaan ini dijarah habis-habisan oleh warga sekitar dan bahkan dari daerah lain, pemicunya pun tidak diketahui. Kalibagor dan Sokaraja jaman dahulu merupakan kota industri yang sangat ramai, melebihi kota Purwokerto. Pabrik lain yang terdapat di daerah ini adalah pabrik keramik, pabrik kuningan, dan pabrik tepung tapioka yang berada diutara dari pabrik gula Kalibagor. Pabrik gula ini disokong oleh perkebunan tebu seluas 400 bau atau 280 hektar, lokasinya berada didaerah Sokaraja sampai Purbalingga yang membuat kota Kalibagor dan Sokaraja menjadi kota industri yang sangat ramai di masanya (Priyadi, 2013).
Masa Lalu Pabrik Gula Kalibagor
            Kondisi dari pabrik gula Kalibagor saat ini sudah terlihat begitu kurang terawat dan terlihat suram dengan ditumbuhinya rumput liar yang tumbuh disekitar bangunan yang sangat luas ini. Revitalisasi yang akan dilakukan pada kawasan ini bertujuan untuk mengembalikan nilai vital suatu kawasan yang telah mati untuk dihidupkan kembali. Revitalisasi kawasan pabrik gula Kalibagor ini tidaklah mudah, dikarenakan kepercayaan masyarakat sekitar mengenai keberadaan penunggu yang terdapat di pabrik gula ini. Ikut serta peran masyarakat sekitar pabrik gula Kalibagor sangat diperlukan sekali demi kemudahan revitalisasi kawasan ini. Diharapkan selain merevitalisasi, hal lain yang dapat terwujud adalah meningkatnya kesejahteraan warga sekitar akibat adanya revitalisasi kawasan ini.
Masalah Kawasan Pabrik Gula Kalibagor
            Beberapa nilai-nilai potensial yang dapat dikembangkan dari pabrik gula Kalibagor ini adalah diantaranya; nilai historis yang tinggi dengan predikatnya sebagai pabrik gula terbesar di daerah eks-karsidenan Banyumas Raya, sehingga dapat dijadikan wisata historis. Pabrik gula Kalibagor ini juga dapat dijadikan sebagai wisata memorable yang artinya sebagai wisata kenangan, sebagai cerita seorang kakek kepada cucunya yang mana sang kakek pernah bekerja di pabrik tersebut. Selain itu dapat juga dijadikan tempat kenangan bagi para pekerjanya terdahulu. Sebagai landamark kota Purwokerto kedepanya dikarenakan posisi gedung pabrik gula kalibagor ini yang berada di jalur nasional dari arah selatan. Sebagai tempat ruang terbuka hijau untuk kelestarian lingkungan, dan lain-lain.
Potensi Kawasan Pabrik Gula Kalibagor
            Rencana revitalisasi yang akan dilakukan pada kawasa ini adalah dengan tetap mempertahankan keutuhan bangunan pabrik gula tersebut, kemudian memadupadankan dengan amphi theater, foodcourt, pusat kerajinan dan selebihnya dibuat ruang terbuka hijau dengan bagian terluasnya adalah taman. Menurut Freeman (1974), kota mempunyai 4 (empat) kecirian meliputi: penyediaan fasilitas untuk seluruh warga, penyedia jasa (tenaga), penyedia jasa profesional (bank, kesehatan, dll) serta memiliki pabrik atau industri (Koestoer, 2011). Revitalisasi taman ini diharapkan dapat memenuhi poin pertama dari ciri suatu kota menurut Freeman yaitu sebagai penyediaan fasilitas untuk seluruh warganya. Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas kota yang berupa Ruang Terbuka atau Ruang Umum.
Konsep Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Kalibagor
Ruang umum adalah tempat atau ruang yang terbentuk karena adanya kebutuhan akan perlunya tempat untuk bertemu ataupun berkomunikasi satu dengan yang lainya. Open Space dapat diartikan sebagai tanah yang tidak dikembangkan atau suatu area lingkungan yang diperuntukan sebagai taman, jalan dan tujuan alami (Mulyandari, 2011). Ruang terbuka menurut Plato merupakan wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik dan tidak dapat dipisahkan dari manusia baik secara psikologis, emosional ataupun dimensional (Mulyandari, 2011). Revitalisasi ini diharapkan dapat digunakan oleh warga Purwokerto khususnya Sokaraja, untuk saling berkomunikasi satu dengan yang lainya, untuk melepas penat dan untuk rekreasi. Pabrik gula Kalibagor ini akan dijadikan sebagai tempat ruang umum atau ruang terbuka.
Jenis-jenis dari penggunaan open space adalah sebagai berikut (Mulyandari, 2011) :
1.    Private Open Space: ruang terbuka yang dapat diakses oleh orang tertentu.
2.    Common Open Space: ruang terbuka yang dapat diakses siapa saja.
3.    Open Space Linear: ruang terbuka yang berbentuk garis (boulevard, street, dan pedestrian walkway).
Rencana Rvitalisasi Pabrik Gula Kalibagor
Bentuk ruang terbuka atau open space yang akan digunakan adalah dalam bentuk Common Open Space, yang mana ruang terbuka ini dapat di akses oleh siapa saja tanpa terkecuali. Ruang terbuka ini dapat diakses oleh semua golongan, dari golongan tua, dewasa, muda dan anak-anak. Fasilitas yang akan disediakan diantaranya adalah panggung teater untuk semua kalangan, tempat makan atau foodcourt, museum Pabrik Gula Kalibagor, underground walk sebagai akses menuju ke museum, pusat kerajinan Banyumas, jogging track, taman bungan, rest room, dan tempat parkir yang luas.
Kesan ruang terbuka yang kuat dapat dikelompokkan menjadi tiga (3) yaitu; dinding rendah, sedang (semata manusia) dan tinggi (di atas kepala manusia) (Mulyandari, 2011). Pemasangan dinding akan disesuaikan dengan rencana revitalisasi. Dinding yang akan digunakan adalah dinding dengan ketinggian sedang atau semata manusia. Pemilihan ukuran tersebut berdasarkan rencana awal revitalisasi pabrik ini dengan menonjolkan bentuk bangunan yang kuno namun terlihat megah. Penggunaan dinding yang sedang tidak akan mengganggu pandangan mata untuk orang yang berkunjung atau yang melintas dijalan Nasional Kalibagor ini. Image yang akan terbentuk akan lebih kuat sehingga mudah diingat oleh banyak orang tentang keberadaan tempat ini.
Pengelompokan ruang terbuka dapat didasarkan atas (Mulyandari, 2011) :
Penataan dan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Kalibagor
a.    Sumber produksi yang berupa daerah hutan
b.    Tempat perlindungan (cagar alam, budaya dan sejarah)
c.    Bertujuan untuk kesehatan, kenyamanan (melindungi kualitas air, pengaturan pembuangan air dan sampah, memperbaiki dan mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman lingkungan dan taman kota).
Pabrik Gula Kalibagor dapat dikatakan sebagai cagar budaya dan sejarah. Pabrik ini sudah dibangun sangat lama oleh orang Belanda pada masa itu, sehingga harus tetap dijaga sebagai nilai sejarah. Fungsi revitalisasi ini selain sebagai tempat perlindungan, hal lain yang penting adalah bertujuan untuk kesehatan, kenyamanan, (melindungi kualitas air, pengaturan pembuangan air dan sampah, memperbaiki dan mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman lingkungan dan taman kota. Masalah lingkungan merupakan sesuatu yang penting yang harus diperhatikan dalam semua aspek karena mempunyai nilai yang vital. Bentuk dari poin “c” ini adalah dengan memanfaatkan 60% lahan yang ada untuk dijadikan taman, sementara untuk bangunan non Museum digunakan bangunan yang ramah terhadap lingkungan. Peran masyarakat sekitar kawasan ini dapat diikut sertakan dalam divisi kepengurusan Ruang terbuka hijau ini, yang salah contohnya adalah sebagai pengendali keamanan, ticketing, jualan dalam foodcourt, dll.


Daftar Pustaka
Heryanto, Bambang. 2011. Roh dan Citra Kota. Brilian Internasional : Surabaya
Koestoer, Raldi Hendro, dkk. 2011. Dimensi Keruangan Kota: Teori dan Kasus. Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta
Mulyandari, Hestin. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Penerbit Andi : Yogyakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan