KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Selasa, 18 Desember 2012

REVITALISASI PASAR PIYUNGAN LAMA



GALANT PURUHITA
114080076
KELAS : A

REVITALISASI PASAR PIYUNGAN LAMA
Gempa 27 Mei 2006 telah menghancurkan pasar Piyungan Bantul. Pasar Piyungan berada sangat strategis karena merupakan kawasan perlintasan ekonomi yakni sebagai pintu gerbang menuju kota Yogyakarta dari arah Wonosari Gunungkidul dan Solo Jawa Tengah.
Gempa berkekuatan 5,9 SR tersebut telah menghancurkan semua bangunan dan barang dagangan milik para pedagang pasar. kerugian yang diakibatkan mencapai milliaran rupiah.
Sebagai bentuk kepedulian dan tanggungjawab dari pemerintah, kemudian dibangunkan pasar baru yang berlokasi 300 meter dari pasar lama, persisnya di sebelah barat pasar lama. Pasar baru tersebut dibangun atas dana dari APBN dengan luas 1 hektar lebih..
Pasar piyungan lama pada saat ini kondisinya hanya sebuah tanah lapang kosong dengan bekas puing puing sisa gempa bumi seperti bekas tembok tembok yang runtuh dan udah mulai ditumbuhi rumput rumput liar yang ada disekitarnya. Pasar piyungan lama ini letaknya sangat strategis karena berada di pertigaan antara menuju jalan solo prambanan ke gunung kidul dan dari Yogyakarta ke gunung kidul. Ini merupakan jalur utama pariwisata maupun perekonomian.
Rencana revitalisasi pasar piyungan lama ini akan saya buat menjadi sebuah taman belajar dimana disana terdapat fasilitas ruang indoor dan outdor . Ruang indoor nantinya akan dibuat sebuah ruang pengetahuan dengan alat alat peraga dengan teori teori fisika,kimia,biologi dan penemuan modern lainya, seperti yang sudah ada yaitu ditaman pintar Yogyakarta.
Taman ini dibangun bertujuan untuk menarik para pengunjung yang berada disekitar piyungan yang mayoritas berada dipedesaan untuk bias menikmati sekaligus mengetahui berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada ditaman tersebut, sehingga tidak perlu pergi ketaman pintar yang jaraknya lumayan jauh dari piyungan.
Untuk taman outdoor akan dibuat taman bermain dan panggung hiburan rakyat. Taman bermain akan dilengkapi alat alat mainan seperti ayunan,sepedaan,becak becakan,dan masih banyak lainya yang bertujuan menarik para pengunjung untuk mengunjungi taman tersebut.
Taman tersebut akan ditanami tumbuhan pepohonan,rerumputan,dan dibuat kolam ikan. Serta tempat duduk untuk para pengunjung yang sedang beristirahat ditaman tersebut sambil minikmati rindangnya pepohonan dan menikmati panggung hiburan.
Panggung hiburan bermaksud untuk menampilkan pertunjukan pentas seni seperti campur sari,wayang,ketoprak dan lain sebagainya. Dan sudah dijadwalkan untuk pertunjukannya.
Sehinggga taman tersebut semakin menjadi daya tarik masyarakat yang ada di sekitar piyungan supaya warga disekitar tidak perlu jauh jauh ke pusat kota untuk menikmati hiburan. Ditaman tersebut juga akan dibangun kios kios kecil untuk para pedagang baik para pedagang makanan maupun pedagang asesoris barang barang kerajinan dari daerah tersebut atau barang kerajinan khas Jogjakarta.
Untuk moda transportasi dari arah timur menuju tempat tersebut rencananya akan menambah jalur trans jogja yang saat ini hanya sampai diprambanan. Sehingga setelah diprambanan bus trans jogja akan  melanjutkan perjalanan melewati jalan prambanan-piyungan yang dimana jalan tersebut terdapat candi ratu boko yang saat ini sepi pengunjung karena transportasi umum untuk menuju candi boko sangat terbatas sehingga rencana ini juga bisa menghidupkan kembali pariwisata yang ada di candi ratu boko.
Setelah itu bus melewati jalan prambanan – piyungan hingga sampai di lokasi taman belajar piyungan , disepanjang jalan tersebut nantinya akan dibangun halte yang berada ditempat yang strategis untuk memudahkan para wisatawan yang akan menuju ke taman piyungan maupun ke candi boko, candi prambanan dan ke kidsfun.
Sedangkan dari arah barat moda transportasi yang disediakan yaitu juga bus transjogja yang melewati jalan jogja – wonosari, bus ini juga membantu para wisatawan dari arah barat untuk menuju ke taman piyungan maupun ke kidsfun, ke candi boko , dan ke candi prambanan.
Rencana pembangunan ini juga bertujuan untuk memudahkan para wisatawan untuk mengunjungi tempat tempat wisata yang ada di timur kota Yogyakarta seperti candi prambanan, candi boko,kidsfun dan taman piyungan tersebut. Sehingga transportsi yang ada bisa sekaligus melewati beberapa tempat rekreasi yang telah ada.



Revitalisasi Embung Tambak Boyo



Nama   : Septian Aditya N
NIM    : 114080074
Kelas   : A

Revitalisasi Embung Tambak Boyo
Kota Yogyakarta merupakan kota yang mempunyai potensi yang besar dalam menigkatakan perkembangan dari sektor pariwisata. Dalam pengelolaanya, pemerintah Yogyakarta telah mendukung adanya suatu revitalisasi di suatu daerah yang mungkin bisa dikatakan sebagai daerah yang kurang perhatian dan ketertarikan dari masayrakat. Revitalisasi yang dimaksudkan bukan hanya semata-mata untuk meningkatkan keuntungan dari pihak pemerintah saja. Namun juga harus dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan yang telah direncanakan dari revitalisasi tersebut.
Pada saat ini kebutuhan akan regenerasi kawasan perkotaan dirasakaan semakin penting. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah globalisasi, meningkatnya kebutuhan untuk mengubah image kota (re-imagining city), dan pemanfaatan kultur sebagai suatu industry. Untuk memenangkan persaingan antarkota di dunia, sebuah kota harus memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Salah satu cara untuk memiliki keunggulan tersebut adalah melalui proses re- imagining kota (Gold and Ward, 1994) yang dapat dilakukan dengan cara membuat sebuah program atau proyek yang cukup menarik dan menempatkan proyek tersebut menjadi suatu dorongan bagi para pengunjung untuk datang ke kota tersebut.
Ada beberapa strategi yang dikenal dalam melakukan regenerasi kawasan perkotaan, antara lain, melalui gentrifikasi (gentrification), revitalisasi, konservasi, dan cultural quarter (Maika, 2001). Pendekatan kultural telah menjadi trend di dunia, terutama di negara-negara Eropa, untuk membentuk image baru suatu kota di mata dunia. Perkembangan cultural quarter sebagai strategi regenerasi kawasan perkotaan mulai ramai dibicarakan sejak tahun 1990an. Pemikiran untuk menggunakan potensi kultur sebagai industri menjadi cultural quarter muncul melalui proses kreativitas. Kreativitas dalam konsep perkotaan dibentuk oleh dua faktor utama, yaitu soft factor yang terdiri dari sejarah kota, sistem nilai, image, dan cara hidup (lifestyle), serta hard factor, yaitu fasilitas kultural (cultural facilities), akses terhadap informasi dan pengetahuan di bidang sosial, kultural, ekonomi, dan pembangunan fisik perkotaan. Dalam studi perkotaan, kota-kota yang berhasil dalam melakukan regenerasi melalui proses kreativitas itu kemudian dikenal sebagai creative city, suatu terminologi yang sangat populer di kalangan praktisi perencanaan perkotaan.

Adapun tujuan program pelestarian Kawasan Pusaka (Adhisakti, 2003) adalah :
a. Membangun kepedulian banyak pihak dalam pelestarian pusaka.
b. Menjadi acuan perencanaan dan pengelolaan pelestarian secara berkesinambungan dan menyeluruh.
c. Mendorong kemandirian bagi masyarakat untuk mampu mengelola kawasan bersejarahnya.
d. Menjembatani kolaborasi lintas sektor, bidang ilmu dan keahlian yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pelestarian.
e. Meningkatkan kualitas lingkungan kawasan bersejarah dan pendapatan masyarakat.
Salah satu potensi yang dimiliki kota Yogyakarta adalah Embung Tambak Boyo. Embung Tambakboyo merupakan salah satu waduk yang berada di wilayah Sleman, Yogyakarta. Sebenarnya waduk ini terletak diantara tiga Desa yaitu Condongcatur, Maguwo dan Wedomartani. Perencanaan  pembangunan dari embung ini telah berjalan sejak tahun 2003 selama 5 tahun sampai tahun 2008 dan saat ini telah selesai pengerjaannya. Waduk yang luasnya 7,8 hektar dan volume tampungan sekitar 400.000 m3 ini memiliki wilayah yang cukup luas. Fungsi utama dari waduk ini adalah cadangan dan resapan air tanah untuk warga Bantul, Sleman, Yogyakarta, sebagai sarana pengairan, dan cadangan air untuk PDAM dimasa mendatang. Namun dalam pengembangan waduk ini sering digunakan sebagai sarana rekreasi seperti memancing, berolahraga, bahkan piknik.
Wilayah sekitar waduk ini telah didesain khusus dengan rapi sehingga memiliki pemandangan yang indah. Waduk ini memiliki lokasi yang cukup mudah untuk dilalui. Letak pastinya adalah sekitar 1 km kearah utara dari Ringroad utara depan kampus Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. Transportasi juga mudah jika anda menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Tiket untuk masuk sangatlah terjangkau, dengan harga Rp 2000,- untuk sepeda motor dan Rp 3000,- untuk mobil.
Embung Tambak Boyo juga tersedia beberapa fasilitas yang cukup memadai, yaitu diantaranya Kolam pemancingan, warung makanan dan minuman, toilet yang bersih, dan parkir yang cukup memadai. Dahulu pernah ada penyewaan perahu dayung dan jet sky, namun karena kurangnya pengunjung maka sekarang sudah nonaktif.
Untuk mengaktifkan kembali potensi yang telah dimiliki oleh Embung Tambak Boyo ini secara maksimal, maka perlu adanya revitalisasi dan rekonstruksi terhadap tempat ini. Konsep yang digunakan dalam me-revitalisasi kawasan ini yaitu dengan menggunakan pemanfaatan lahan kosong sebagai tempat dimana akan dibangun beberapa sarana yang dapat menunjang adanya kegiatan pariwisata ditempat tersebut. Pokok pemikiran dasar berupa pembangunan empat menara observasi, dua kereta gantung, revegetasi tanaman hijau, lampu-lampu penerangan sekitar jalan berkonblok di pinggir kolam, pembangunan kios-kios suvenir dan warung makan yang lebih menarik, mengaktifkan kembali fasilitas perahu dayung, pembuatan taman rumput hijau, dan beberapa pembenahan area diluar dan disekitar embung.
Dalam meningkatkan keinginan dan minat dari pengunjung, maka perlu dibuat suatu ide yang dapat menimbulkan kesan keingintahuan yang tinggi dari pengunjung. Pembangunan menara observasi, adalah salah satu solusinya. Tujuan dari pembangunan menara ini adalah pengunjung dapat menikmati keindahan alam sekitar berupa persawahan dan panorama pemukiman kota Yogyakarta dari ketinggian 21 meter dari tanah. Terdapat juga teropong yang dapat digunakan untuk melihat sekitar. Untuk mencapai atas, pengunjung akan dimanjakan dengan sebuah lift kecil yang dapat menampung 6-7 orang. Tiket masuk menara akan diberlakukan tersendiri, terlepas dari tiket masuk embung. Terdapat juga dua orang pengawas yang bertugas menjaga keamanan diatas menara. Dari pembangunan menara tersebut, maka dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar. Penempatan tampat menara yaitu, dua disebelah barat embung dan dua di sebelah timur embung.
Rounded Rectangle: Gambaran foto udara menara kereta gantungKemudian dari pembangunan keempat menara tersebut, akan dibangun dua Kereta gantung yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk menikmati suasana diatas embung. Konsep kereta gantung ini yaitu dengan menghubungkan menara disebelah barat dan timur dengan melewati bagian atas dari kolam besar di embung tersebut. Kereta gantung tersebut dapat menampung 3-4 orang penumpang. Pembangunan dari kedua fasilitas ini dibuat sedemikian rupa oleh ahli konstruksi agar dapat berdiri kokoh dan tetap terjaga keamanannya. Faktor lingkungan sekitar sangatlah berpengaruh terhadap daya tahan konstruksi, seperti faktor kecepatan angin dan cuaca yang sangat berpengaruh atas keberlangsungan diadakannya fasilitas tersebut.
Tidak lupa pula ditambahkan beberapa tanaman hijau seperti cemara atau pinus yang ditanam untuk menjaga keindahan dan kerapian dari tempat tersebut. Tanaman-tanaman ini diharapkan dapat digunakan sebagai peneduh bagi para pengunjung apabila nanti kemudian akan tumbuh menjadi tanaman yang besar. Disepanjang jalan di embung, akan diberi lampu penerangan setiap 15 meter. Sehingga dapat menimbulkan kesan gemerlap pada saat malam hari.
Kios-kios dan warung-warung makan akan ditingkatkan kerapian dan keindahannya dengan merenovasi bagunan dengan kayu yang telah dicat warna-warni layak pakai. Sehingga apabila suatu tempat terlihat bersih dan rapi, maka akan meningkatkan rasa kenyamanan dan keinginan dari pengunjung. Kios-kios akan diisi oleh barang suvenir khas jogja dan beberapa makanan khas jogja. Sedangkan warung makan, akan disajikan makanan ala seafood dan ikan air tawar. Selain itu pengunjung yang ingin mengolah hasil tangkapan ikan dari memancing dapat diolah di situ. Para penjual kios dan warung tersebut, tidak lain adalah masyarakat sekitar yang mendapatkan modal dari pinjaman pemerintah dan koperasi. Dan tidak ketinggalan pembuatan taman rumput kecil yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk menikmati panorama alam sekitar.
Tidak hanya pengembangan di dalam embung yang di rencanakan, tetapi juga terdapat penataan area diluar embung. Karena untuk menunjang suatu potensi yang maksimal dari suatu tempat, maka perlu diperhatikan masalah komponen lingkungan sekitar yang berpengaruh. Seperti salah satunya adalah tempat pembuangan sampah sementara dari pintu masuk sebelah barat. Perlu adanya kerapian, masalah etika, dan pencemaran dari tempat tersebut. Pembuatan konstruksi seperti atap dan dinding dapat dibuat untuk mengatasi masalah etika. Karena dapat menyebabkan bau dan mengganggu pemandangan dari sampah tersebut. Kemudian pembuatan alat pengepres sampah atau incenerator ramah lingkungan yang dapat digunkan untuk mengatasi masalah kerapian. Dan juag dibuat saluran air yang terpisah, sehingga sampah-sampah yang mengandung zat-zat pencemar tidak akan masuk ke saluran air yang berujung di embung.
            Dari semua kegiatan revitalisasi dan rekonstruksi diatas, apabila kegiatan tersebut dapat terealisasikan, maka perlulah diadakannya suatu pendekatan sosial tehadap masyarakat. Pemanfaatan media dan forum pembicaraan sangatlah penting bagi kelanjutan pengembangan ini. Sosialisasi terhadap pihak yang berkaitan dengan proses pengembangan ini juga harus diatur dengan rapi. Sehingga tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Tujuan utama dari pengambangan ini adalah untuk memajukan masyarakat sekitar yang masih kekurangan masalah edukasi dan ekonomi. Maka untuk kelangsungan pengembangan ini, tergantung dari pengembang itu sendiri untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan masyarakat yang ingin lebih maju dalam peningkatan taraf dan kualitas hidup.

Daftar Pustaka

Adhisakti, Laretna T, 2003. Revitalisasi Kawasan Pusaka di Berbagai Belahan Bumi, Harian Kompas, Minggu, 13 November 2003.
Gold, John R, & Ward, Stephen V, eds. 1994, Place Promotion, The Use of Publicity and Marketing To Sell Towns and Cities, John Willey & Sons, Wst Sussex, United Kingdom
Maika, Amelia, 2001. Cultural Quarter / Kuarter Kultur (?): Suatu Alternatif Dalam Strategi Regenerasi Kawasan Perkotaan, Center for Population and Policy Studies, Gadjah Mada University.

Selasa, 11 Desember 2012

KAWASAN KOLAM IKAN DI BADAN SUNGAI YANG TERCEMAR SAMPAH




GABY MARTHAPUTRI
114100035


Tidak sedikit dari kalangan pemerintah daerah yang kurang mampu menanggulangi masalah sampah. Cara-cara dan teknik penanggulangan sampah sudah banyak diketahui. Akan tetapi, yang terpenting adalah kemauan setiap orang dan masyarakat untuk menanggulangi sampah secara bersama dan terpadu (Saefuddin, 1998). Definisi dari sampah itu sendiri adalah sisa-sisa bahan makanan, minuman, kardus, kotak, plastik, dan semua material yang sudah tidak diperlukan lagi. Jenis-jenis sampah ada dua jenis utama, yaitu sampah organik dan sampah non-organik. Sampah organik merupakan sampah yang dapat diuraikan kembali ke alam dan juga tidak mengandung bahan kimia. Sampah organik termasuk ke dalam jenis sampah yang mudah mengalami pelapukan (Rieskyana, 2011). Sampah non-organik artinya sampah yang bukan berasal dari tumbuhan atau hewan. Sampah non-organik ada yang dapat didaur ulang, namun ada pula yang harus dikelola terpisah karena mengandung bahan berbahaya.
            Sampah harus dikelola dengan benar. Pemandangan akan tidak nyaman terlihat dan akan mengeluarkan aroma bau yang tidak sedap. Hal ini akan berpengaruh dengan kesehatan dan merusak lingkungan. Bagaimana dengan kawasan tambak yang telah dijadikan pembuangan sampah?
Dalam Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang sungai bab. Kewajiban dan Larangan pasal 27 “Dilarang membuang benda-benda/bahan-bahan padat dan/atau cair ataupun  yang berupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai yang diperkirakan atau patut diduga akan menimbulkan pencemaran atau menurunkan kualitas air, sehingga membahayakan dan/atau merugikan penggunaan air yang lain dan lingkungan.” Jelas disebutkan bahwa sebaiknya disekitaran sungai bersih dari hal-hal yang dapat mengganggu sungai.
Tidak ada toleransi apapun mengenai pembuangan sampah. Sampah-sampah harus dikelola bukan di tumpuk dan dibiarkan dipermukaan, sehingga menyebabkan bau yang tidak sedap dan mengganggu lingkungan daerah tersebut. Maka dari itu perlu sekali dibangunkannya tempat pembuangan akhir (TPA).
Gambar 1. Tumpukan sampah
            Lokasi ini ada di daerah Maguwoharjo berdekatan dengan Purwomartani, Kalasan Yogyakarta. Daerah ini bertepatan di samping badan sungai. Badan sungai ini dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai tempat untuk berternak ikan. Salah satu ikannya adalah ikan patin. Hal yang paling disayangkan adalah disekitar kolam terjadi penumpukan oleh sampah. Sehingga menimbulkan bau tak sedap dan sampah berceceran dimana-mana. Sampah yang terletak di daerah itu tidak dikelola. Hanya dibiarkan saja










Gambar 2. Tumpukan sampah

Gambar 2. Tumpukan Sampah
            Kolam tersebut membudidayakan ikan patin. Ikan patin (Pangasius hipothalmus) merupakan ikan konsumsi budi daya ikan tawar. Keunggulan ikan patin, dagingnya gurih, menandung banyak lemak, dan tidak banyak duri. Harganya yang stabil dan cukup tinggi membuat usaha budidaya ikan patin ini menjanjikan keuntungan. Hal ini yang membuat masyarakat sangat antusias membududayakan ikan patin ini. Selain merupakan ikan berukuran besar (mencapai 1,2 m) dan pertumbuhannya cepat, patin juga respon terhadap pakan buatan, serta dapat dibudidayakan di berbagai tipe perairan dan wadah budi daya ( Ghufran, 2010). Lokasi kolam ikan patin dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun dilahan yang landai dengan kemiringan 2-5% sehingga memudahkan pengairan kolam. Budidaya ikan patin memiliki prinsip yang sama dengan usaha perikanan lainnya yaitu menganggap pakan sebagai salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat keberhasilan. Hal ini dikarenakan melalui pemberian pakan yang baik maka akan diperoleh optimalisasi produk akhir yang nantinya berujung pada optimalisasi keuntungan. Pakan yang digunakan dalam suatu usaha budidaya perikanan dapat berupa pakan alami maupun pakan buatan. Perbandingan diantara keduanya menunjukkan bahwa pakan buatan memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan pakan alami, yaitu kandungan nutrien di dalamnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi dari masing-masing ikan yang dibudidayakan, dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama, proses maupun teknik pemberian lebih mudah dilakukan, proses penyimpanan lebih sederhana dan mudah, ketersediaan dan kontinyuitas dapat ditentukan, serta lebih higienis (Mutrohfini, 2009). Sedangkan pakan alami tidak terjamin kehigienisannya.










Gambar 3. Kolam yang diberi sampah organik sebagai pakan ikan
            Tidak menutup kemungkinan apabila sampah-sampah sekitar kolam ikan tersebut juga dapat jadi pakan ikan. Seperti yang terlihat dalam gambar 3. Terlihat bahwa warga sekitar memberi pakan pada kolam ikan tersebut dengan menggunakan sampah-sampah organik.

                                                   Gambar 3. Kolam Ikan                        
            Sampah yang digunakan untuk pakan ikam di kolam tersebut adalah sampah organik basah. Sampah organik basah memiliki kadar air yang cukup besar. Sampah organik menyumbang 75% dari jumlah sampah rumah tangga (Reiskyanna, 2011). Apabila sampah ini dimakan oleh ikan, maka ikan tersebut akan terjadi akumulasi biologi. Bakteri atau racun-racun yang dimakan oleh ikan terakumulasi dengan ikan. Bakteri dan racun akan masuk ke dalam ikan. Proses ini akan terjadi secara kesinambungan yang akan menjadi penggandaan biologi. Apabila manusia mengkonsumsi ikan ini maka akan berdampak buruk bagi kesehatan. Diantaranya akan terkena penyakit diare, kolera, tifus yang menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampa dengan pengelolaan tidak tepat. Penyakit lainnya adalah penyakit yang dijangkit oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaa ternak melaui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
            Langkah yang awal yang dilakukan adalah dengan menambah peternak cacing. Tujuannya adalah agar sampah organik dapat dimanfaatkan yaitu sebagai makanan cacing. Setelah itu, cacing dipanen dan dijemur. Karena lahan penumpukan sampah itu dekat dengan kolam ikan, maka hasil cacing yang dijemur tadi dapat digunakan sebagai pakan ikan yang dikolam (pelet). Tidak hanya sampah organik saja yang dapat digunakan hal demikian, sampah anorganik juga dapat dimanfaatkan seperti bahan plastik dapat diolah menjadi mainan anak, dan dapat juga diolah menjadi bahan lainnya. Semua kegiatan diatas dapat mengurangi penumpukan sampah yang terjadi di daerah sekitar itu, dan dapat mengurangi angka pengangguran serta membuka lahan pekerjaan bagi warga sekitar.
sampah
 
Kolam ikan
Berdekatan                                          berdekatan                                                                                                                                            sungai
                                                                                                                       
Anorganik       organik
mainan anak    Ternak cacing
Cacing memamkan
Dan lain-lain                Sampah organik
                        dikeringkan
dijual              
                        pakan ikan (pelet)                                Gambar. Skema pengelolaan sampah 
Dari skema diatas bahwa sampah dapat dicegah agar tidak merusak ke sungai dan tidak mengganggu usaha warga sekitar dalam mengelola kolam disekitarnya. Meminimalisir dampak-dampak negatif yang akan terjadi, maka kawasan ini butuh revitalisasi. Revitalisasi adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu kawasan menjadi penting dan perlu sekali atau upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada kondisi aslinya yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakan. Kawasan ini merupakan kawasan badan sungai yang sangat bahaya apabila terletak banyak tumpukan sampah. Selain itu kawasan ini juga terdapat kolam-kolam ikan yang digunakan untuk membududaya ikan yang akan dikonsumsi. Kawasan ini mengalami kemunduran/degradasi karena banyak terdapat tumpukan sampah.

DAFTAR PUSTAKA
Ghufran, Muhammad. 2010. Budi Daya Ikan Patin. Jakarta: Andi
Mutrohfini, Dwi. 2009. Pakan Ikan Patin. Jakarta: USA
Rieskyana, Tharsya. 2011. Sampah Organik dan Sampah Non-Organik. Bandung: CV.                  Taman Belajar
Saefuddin. 1998. Sampah dan Penanggulangannya. Bandung: Titian Ilmu
Dengan acuan : Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 Tentang Sungai