Merupakan rangkaian upaya menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang strategis dan siginifikan dari kawasan yang masih mempunyai potensi serta pengendalian lingkungan kawasan. Dilakukan melalui pengembangan kawasan tertentu yang layak untuk direvitalisasi baik dari segi setting (bangunan dan ruang kawasan), kualitas lingkungan, sarana, prasarana dan utilitas kawasan, sosio-kultural, sosio-ekonomi dan sosio-politik.
KENALKAH JENIS KONSERVASI ?
Kamis, 19 Juli 2012
Metode dan Komentarnya
Label:
Metode dan Komentar
Selasa, 03 Juli 2012
Soal – Jawab Dari Tugas Revitalisasi Windhy Ayu Prasetya
Windhy ayu prasetya
114060012
Kelas A
Suatu kawasan yang tadinya memiliki
fasilitas tinggi kemudian mengalami kemunduran akibat berbagai sarana dan
prasarana yang ada sudah menjadi tua dan tidak memadai lagi.
Apakah
perlu kita revitalisasi kembali?
Jawab
:
Sangat perlu direvitalisasi kembali, karena tujuan
dari revitalisasi adalah untuk memperbaiki fungsi dari sarana dan prasarana
yang ada dan dapat memfungsikannya kembali agar tidak terbengkalai dan using
begitu saja.
Soal – Jawab Dari Tugas
Revitalisasi
Soal
1. Tanjung
Pilawang adalah salah satu tanjung di kecamatan Tobelo, Halmahera Utara, Maluku
Utara. Di Tanjung Pilawang banyak sekali terdapat potensi-potensi yang dapat
dimanfaatkan sebagai tempat wisata sampai olah raga air. Namun akhir-akhir ini
mengalami kemunduran akibat dari banyak factor, antara lain kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menjaga kelestarian Tanjung Pilawang dan kurangnya masyarakat
menjaga sarana dan prasarana yang ada disana. Dari mencoret-coret, membuang
sampah sembarangan dan lain sebagainya. Dengan keadaan demikian, bagaimana
upaya kita untuk merevitalisasi Tanjung Pilawang?
2. Pulau
Serangan Bali terkenal dengan keindahan pantainya dan terkenal dengan pura nya,
yaitu pura Sakenan. Dimana umat Hindu di Bali, setiap ada hari tertentu
bersembahyang di pura tersebut. Dahulu di tahun 90’an akses jalan menuju pulau
tersebut sangat sulit atau susah, kita harus menyebrang selat sempit dengan
menggunakan sampan. Namun sekarang kita dapat menyebrangi dengan motor/mobil,
karena telah dibangunnya jembatan penghubung pulau Bali dan pulau Serangan.
Proyek pembangunan tersebut di pulau Serangan akan dibangun juga hotel-hotel
mewah dengan fasilitas mewah, tetapi sempat terhenti hingga sekarang dan
terbengkalai. Menurut anda, revitalisasi apalagi yang perlu kita lanjutkan
setelah jembatan penghubung antara pulau Bali dan pulau Serangan?, dan apa
tujuan dari revitalisasi tersebut?
3. Dalam merevitalisasi kawasan-kawasan seperti Tanjung Pilawang atau Pulau Serangan, tentu banyak sekali kendala-kendala yang ada. Kendala-kendala apa sajakah itu dan bagaimana cara menanganinya agar semua berjalan dengan lancar?
3. Dalam merevitalisasi kawasan-kawasan seperti Tanjung Pilawang atau Pulau Serangan, tentu banyak sekali kendala-kendala yang ada. Kendala-kendala apa sajakah itu dan bagaimana cara menanganinya agar semua berjalan dengan lancar?
Jawab
1. Tanjung
Pilawang yang mengalami kemunduran akibat ulah masyarakat, harus dan perlu di
revitalisasi kembali, dengan cara:
Memperbaiki kembali
sarana dan prasarana yang ada disana
Membuatkan tempat-tempat sampah disetiap sudut atau setiap beberapa ratus meter dari tempat sampah yang satu dengan tempat sampah yang lain.
Membuat pondok-pondok peristirahatan ditempat-tempat wisata, agar banyak wisatawan yang bermalam disana.
Jalan-jalan yang menuju kesetiap tempat wisata yang ada di Tanjung Pilawang diperlebar dan diperbaiki, agar akses jalan yang menuju kesana mudah dan cepat.Dengan dibangunnya beberapa sarana dan prasarana yang ada dan di revitalisasinya Tanjung Pilawang, dapat bertujuan mengembangkan pariwisata yang ada disana.
2. Menurut saya, revitalisasi yang perlu dilakukan lagi untuk melanjutkan proyek yang sempat terhenti adalah: dengan konsep ekolingkungan. Dengan cara konsep ekolingkungan tentu tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Apabila kita harus membangun hotel-hotel mewah, itu perlu biaya yang sangat mahal.
Membuatkan tempat-tempat sampah disetiap sudut atau setiap beberapa ratus meter dari tempat sampah yang satu dengan tempat sampah yang lain.
Membuat pondok-pondok peristirahatan ditempat-tempat wisata, agar banyak wisatawan yang bermalam disana.
Jalan-jalan yang menuju kesetiap tempat wisata yang ada di Tanjung Pilawang diperlebar dan diperbaiki, agar akses jalan yang menuju kesana mudah dan cepat.Dengan dibangunnya beberapa sarana dan prasarana yang ada dan di revitalisasinya Tanjung Pilawang, dapat bertujuan mengembangkan pariwisata yang ada disana.
2. Menurut saya, revitalisasi yang perlu dilakukan lagi untuk melanjutkan proyek yang sempat terhenti adalah: dengan konsep ekolingkungan. Dengan cara konsep ekolingkungan tentu tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak. Apabila kita harus membangun hotel-hotel mewah, itu perlu biaya yang sangat mahal.
Sistem
dengan konsep ekolingkungan, tentu akan ramah lingkungan dengan bahan-bahan bangunan
yang terbuat dari alam. Rumah-rumah penduduk yang berkonsep ekolingkungan akan
disewakan untuk turis-turis lokal atau turis-turis luar. Karena para turis akan
lebih menyukai bangunan berasal dari bahan-bahan alam. Jalur-jalur yang menuju akses
pariwisata juga perlu diperbaiki, agar mudah menuju tempat-tempat wisata
tersebut.
Tujuan
dari revitalisasi berkelanjutan ini adalah:
Kita
dapat mensejahterakan pendapatan penduduk lokal. Dengan adanya konsep-konsep
yang ada dan bagi para wisatawan pun tidak perlu lagi bolak-balik dari Pulau
Bali ke Pulau Serangan hanya untuk berwisata, tetapi mereka bisa menginap
disana.
3. Dalam merevitalisasi, banyak sekali kendala-kendala yang ada, seperti lokasi yang cukup jauh atau jalannya masih rusak, bahkan preman-preman maupun penduduk yang pro dan kontra.
3. Dalam merevitalisasi, banyak sekali kendala-kendala yang ada, seperti lokasi yang cukup jauh atau jalannya masih rusak, bahkan preman-preman maupun penduduk yang pro dan kontra.
Dan
cara menanganinya tidak mudah, kita perlu pendekatan terhadap masyarakat
disana, kita ajak berbincang-bincang tentang revitalisasi yang akan dijalankan.
Kita iming-imingkan sesuatu yang menarik dengan keuntungan dari revitalisasi
yang akan dilaksanakan, dengan demikian tentu masyarakat akan tergiur dan mau
menyetujui rencana tersebut atau bahkan masyarakat dapat membantu dalam
revitalisasi yang akan dijalankan.
Penataan Kawasan stasiun Lempuyangan sebagai daya tarik
Nama : M. Arif
Hardianta
Nim : 114080103
Kls : A
Melihat potensi yang ada di sekitar stasiun
lempuyangan setiap pagi,siang,sore,malam di bawah jembatan layang tepatnya di
dekat perlintasan kreta api banyak masyarakat yang sering kali menikmati
pemandangan kretaapi yang melintas. Karena di tempat itupun juga ada para
pedagang kakilima yang menyuguhkan jajanannya,hal tersebut menambah daya tarik
bagi masyarakt untuk sering menghabiskan waktu luang di sekitar tempat itu.
Puncak
keramaian dari tempat tersebut pada waktu sore hari, karena banyak masyarakat
dari kalangan tua,muda,besardan kecil sering berada di sekitar tempat itu untuk
melihat pemandangan ataupun sekedar bersantai, Dan menurut segi pandang saya
daerah tersebut sangatlah rawan, dan kurang efisien bagi para penikmat
pemandangan kretaapi yang lewat, ataupun hanya buat sekedar bersantai.
Karena di
sekitar tempat itu langsung berada di pinggir jalan besar dan aktifitasnya
sangat rame dan padat pada waktu siang,sore dan malam hari.Dalamrencanarevitalisasikawasanatauarea inisayaakanmembanguntaman yang yangbertujuan
agar parapengunjung yang sebelumnyaberada di utararel agar maupindah di taman
yang akansayarencanakanini di selatanrel agar
lebihnyaman, amandantertatarapi.
Padasaatini di
sekitar area lempuyanganinisendiriterdapatsebuahmonumengerbong yang sedang di
kerjakanoleh PT.KAI, oleh karena itu rencana ini juga akan memberi kenyaman dan masyarakatpun juga dapat menikmati dan mengunjungi
monument tersebut.
Taman
tersebut akan merencanakan pembangunanya memanjang ke barat hingga ke parkiran stasiun.
Taman
ininantinyaakan dibuatagaktinggidanjarakdarirelsekitar 2meter
untuk keselamatan pengunjung yang akanmenikmatipemandangantersebut, jugaakansayaberipagarpembatas
agar lebihamanbagianak-anakkecilataupun orang dewasa.
Tidaklupanantinyatamaninijugaakandirencanakanuntukpenanamanpohon-pohon agar
lebihsejukdanditambahkan toilet untukmenunjangkenyamanpengunjung.Taman
inijugaakan di berifasilitas berupa tempat duduk yang nyaman yang
menghadap ke utaras ehingga bisa menikmati pemandangan lalulalang kereta api yang
melintas di tempattersebut.
Untuk para pedagang-pedagang
yang biasannyaberjualan di sekitar area tersebut nantinya juga akan di
buatkan tempat agar lebihtertatarapi,
sehingga tidak terkesan tidak rapi dan berantakan sepertisaatini.Dan
nantinya parkir para pengunjung dan penikmat taman akan digabungkan dengan parkir stasiun
yang sekarang, agar pengelolaan parkir lebih tertata dan dapat bernilai ekonomi untuk
PT.KAI itu sendiri.
Di kawasanatau
area rencana taman tersebut juga terdapat rumah sinyal keretaapi, tetapi sudah tidak terpakai lagi,
dan juga punya rencana untuk memanfaatkan bangunan rumah sinyal tersebut sebagai sarana untuk melihat pemandangan
di sekitar setasiun lempuyangan sehingga pengunjung dapat lebih tertarik untuk selalu mengunjungi tempat tersebut.
Gambar :Lokasirencanatempatpemindahan
Gambar
:Lokasisaatini yang rencananyaakandipindah
Nama : M.ARIF
Hardianta
Nim : 114080103
Kls :
A
REVITALISASI
KAWASAN
1.
Apa
tanggapan masyarakat dan warga sekitar atas penataan dan pemindahan tempat
penikmat pemandangan kereta api yang berada di lempuyangan(di bawah jembatan
layang)
-
Jawab
Tanggapan dari masyarakat
dan warga sekitar sangat bagus, Karena masyarakat dan warga sekitar juga
menilai jika para penikmat atau pengunjung pamandangan tersebut makin banyak
maka jalanan di bawah jembatan layang semakin padat dan dapat menimbulkan atau
mengakibatkan kemacetan serta dapat menjadikan timbulnya bahaya kecelakaan di
sekitar tempat tersebut. Dengan adanya penataan ini maka para pengunjung atau
penikmat pemandangan ini lebih nyaman dan dapat tertata rapi serta mengurangi
bahaya kecelakaan. Karena adanya lahan yang di sediakan khusus untuk para
pengunjung yang akan menikmati suasana dan menghabiskan waktu di tempat itu.
2.
Apa
nilai ekonomis bagi masyarakat dan PT.KAI atas pemindahan atau penataan
tersebut
-jawab
Nilai ekonomis bagi masyarakat dan warga sekitar adalah,masyarakat
sekitar dapat membuka lapangan kerja dengan cara berjualan di tempat yang sudah
di sediakan di tempat itu. Dan untuk PT.KAI dalah akan di untungkan dari segi
masyarakat yang akan mengunjungi tempat tersebut.
3.
Permasalahan
apa yang akan timbul sebelum penataan dan pemindahan tersebut
-jawab
Permasalahan yang akan di hadapi jika tidak di lakukan pemindahan atau
penataan ini yang pertama yaitu masyarakat yg selalu sembarangan membuang
sampah jajanan di sekitar tempat
tersebut dan berserakan di sekitar rel.
Permasalahan yang kedua adalah jika pengunjung terlalu padat dan memarkir
kendaraannya secara sembarangan maka akan terjadi kemacetan di sekitar tempat
tersebut
-Penyelesainnya
Dengan di pindah dan di tata lebih rapi dan di sediakan tempat pembuangan
sampah
Dan untuk parkir kendaraan motor dapat di satukan dengan parkiran yang
berada di satsiun lempuyangan. Maka dengan ini semua di harapkan masyarakat
sekitar dapat mengunjungi tempat tersebut dengan aman dan damai.
Daftar
Pustaka
·
Wijoyono, Elanto. 2007. MenerkaWajahBaru Kota Budaya.WordPress.
·
Adrisijanti, Inajati. 2007. Kota Yogyakarta
sebagaiKawasanPusaka; Budaya, Potensi, danPermasalahannya.
·
Rachmawati, Rini. 2009. Dasar-dasar Tata
Ruang
Minggu, 01 Juli 2012
Revitalisasi Embung Tambak Boyo
Nama : Septian Aditya N
NIM : 114080074
Kelas
: A
Revitalisasi Embung Tambak Boyo
Kota Yogyakarta merupakan kota yang
mempunyai potensi yang besar dalam menigkatakan perkembangan dari sektor
pariwisata. Dalam pengelolaanya, pemerintah Yogyakarta telah mendukung adanya
suatu revitalisasi di suatu daerah yang mungkin bisa dikatakan sebagai daerah
yang kurang perhatian dan ketertarikan dari masayrakat. Revitalisasi yang
dimaksudkan bukan hanya semata-mata untuk meningkatkan keuntungan dari pihak
pemerintah saja. Namun juga harus dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar dengan mengikutsertakan masyarakat dalam kegiatan yang telah
direncanakan dari revitalisasi tersebut.
Pada saat ini kebutuhan akan
regenerasi kawasan perkotaan dirasakaan semakin penting. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, di antaranya adalah globalisasi, meningkatnya kebutuhan
untuk mengubah image kota (re-imagining city), dan pemanfaatan kultur sebagai
suatu industry. Untuk
memenangkan persaingan antarkota di dunia, sebuah kota harus memiliki
keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif dibandingkan dengan kota-kota
lainnya. Salah satu cara untuk memiliki keunggulan tersebut adalah melalui
proses re- imagining kota (Gold and Ward, 1994) yang dapat dilakukan dengan
cara membuat sebuah program atau proyek yang cukup menarik dan menempatkan
proyek tersebut menjadi suatu dorongan bagi para pengunjung untuk datang ke
kota tersebut.
Ada beberapa strategi yang dikenal
dalam melakukan regenerasi kawasan perkotaan, antara lain, melalui gentrifikasi
(gentrification), revitalisasi, konservasi, dan cultural quarter (Maika, 2001).
Pendekatan kultural telah menjadi trend di dunia, terutama di negara-negara
Eropa, untuk membentuk image baru suatu kota di mata dunia. Perkembangan
cultural quarter sebagai strategi regenerasi kawasan perkotaan mulai ramai
dibicarakan sejak tahun 1990an. Pemikiran untuk menggunakan potensi kultur
sebagai industri menjadi cultural quarter muncul melalui proses kreativitas.
Kreativitas dalam konsep perkotaan dibentuk oleh dua faktor utama, yaitu soft
factor yang terdiri dari sejarah kota, sistem nilai, image, dan cara hidup
(lifestyle), serta hard factor, yaitu fasilitas kultural (cultural facilities),
akses terhadap informasi dan pengetahuan di bidang sosial, kultural, ekonomi,
dan pembangunan fisik perkotaan. Dalam studi perkotaan, kota-kota yang berhasil
dalam melakukan regenerasi melalui proses kreativitas itu kemudian dikenal
sebagai creative city, suatu terminologi yang sangat populer di kalangan
praktisi perencanaan perkotaan.
Adapun tujuan program pelestarian Kawasan Pusaka
(Adhisakti, 2003) adalah :
a. Membangun kepedulian banyak pihak dalam pelestarian pusaka.
b. Menjadi acuan perencanaan dan pengelolaan pelestarian secara berkesinambungan dan menyeluruh.
c. Mendorong kemandirian bagi masyarakat untuk mampu mengelola kawasan bersejarahnya.
d. Menjembatani kolaborasi lintas sektor, bidang ilmu dan keahlian yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pelestarian.
e. Meningkatkan kualitas lingkungan kawasan bersejarah dan pendapatan masyarakat.
a. Membangun kepedulian banyak pihak dalam pelestarian pusaka.
b. Menjadi acuan perencanaan dan pengelolaan pelestarian secara berkesinambungan dan menyeluruh.
c. Mendorong kemandirian bagi masyarakat untuk mampu mengelola kawasan bersejarahnya.
d. Menjembatani kolaborasi lintas sektor, bidang ilmu dan keahlian yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pelestarian.
e. Meningkatkan kualitas lingkungan kawasan bersejarah dan pendapatan masyarakat.
Salah satu potensi yang dimiliki
kota Yogyakarta adalah Embung Tambak Boyo. Embung Tambakboyo merupakan salah
satu waduk yang berada di wilayah Sleman, Yogyakarta. Sebenarnya waduk ini
terletak diantara tiga Desa yaitu Condongcatur, Maguwo dan Wedomartani.
Perencanaan pembangunan dari embung ini telah berjalan sejak tahun 2003
selama 5 tahun sampai tahun 2008 dan saat ini telah selesai pengerjaannya.
Waduk yang luasnya 7,8 hektar dan volume tampungan sekitar 400.000 m3 ini
memiliki wilayah yang cukup luas. Fungsi utama dari waduk ini adalah cadangan
dan resapan air tanah untuk warga Bantul, Sleman, Yogyakarta, sebagai sarana
pengairan, dan cadangan air untuk PDAM dimasa mendatang. Namun dalam
pengembangan waduk ini sering digunakan sebagai sarana rekreasi seperti
memancing, berolahraga, bahkan piknik.
Wilayah sekitar waduk ini telah
didesain khusus dengan rapi sehingga memiliki pemandangan yang indah. Waduk ini
memiliki lokasi yang cukup mudah untuk dilalui. Letak pastinya adalah sekitar 1
km kearah utara dari Ringroad utara depan kampus Universitas Pembangunan
Nasional "Veteran" Yogyakarta. Transportasi juga mudah jika anda
menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Tiket untuk masuk sangatlah
terjangkau, dengan harga Rp 2000,- untuk sepeda motor dan Rp 3000,- untuk
mobil.
Embung Tambak Boyo juga tersedia
beberapa fasilitas yang cukup memadai, yaitu diantaranya Kolam pemancingan,
warung makanan dan minuman, toilet yang bersih, dan parkir yang cukup memadai.
Dahulu pernah ada penyewaan perahu dayung dan jet sky, namun karena kurangnya pengunjung maka sekarang sudah
nonaktif.
Untuk mengaktifkan kembali potensi yang telah
dimiliki oleh Embung Tambak Boyo ini secara maksimal, maka perlu adanya
revitalisasi dan rekonstruksi terhadap tempat ini. Konsep yang digunakan dalam
me-revitalisasi kawasan ini yaitu dengan menggunakan pemanfaatan lahan kosong
sebagai tempat dimana akan dibangun beberapa sarana yang dapat menunjang adanya
kegiatan pariwisata ditempat tersebut. Pokok pemikiran dasar berupa pembangunan
empat menara observasi, dua kereta gantung, revegetasi tanaman hijau,
lampu-lampu penerangan sekitar jalan berkonblok di pinggir kolam, pembangunan
kios-kios suvenir dan warung makan yang lebih menarik, mengaktifkan kembali
fasilitas perahu dayung, pembuatan taman rumput hijau, dan beberapa pembenahan
area diluar dan disekitar embung.
Dalam meningkatkan keinginan dan
minat dari pengunjung, maka perlu dibuat suatu ide yang dapat menimbulkan kesan
keingintahuan yang tinggi dari pengunjung. Pembangunan menara observasi, adalah
salah satu solusinya. Tujuan dari pembangunan menara ini adalah pengunjung
dapat menikmati keindahan alam sekitar berupa persawahan dan panorama pemukiman
kota Yogyakarta dari ketinggian 21 meter dari tanah. Terdapat juga teropong
yang dapat digunakan untuk melihat sekitar. Untuk mencapai atas, pengunjung akan
dimanjakan dengan sebuah lift kecil yang dapat menampung 6-7 orang. Tiket masuk
menara akan diberlakukan tersendiri, terlepas dari tiket masuk embung. Terdapat
juga dua orang pengawas yang bertugas menjaga keamanan diatas menara. Dari
pembangunan menara tersebut, maka dapat membantu perekonomian masyarakat
sekitar. Penempatan tampat menara yaitu, dua disebelah barat embung dan dua di
sebelah timur embung.
Kemudian
dari pembangunan keempat menara tersebut, akan dibangun dua Kereta gantung yang
dapat digunakan oleh pengunjung untuk menikmati suasana diatas embung. Konsep
kereta gantung ini yaitu dengan menghubungkan menara disebelah barat dan timur
dengan melewati bagian atas dari kolam besar di embung tersebut. Kereta gantung
tersebut dapat menampung 3-4 orang penumpang. Pembangunan dari kedua fasilitas
ini dibuat sedemikian rupa oleh ahli konstruksi agar dapat berdiri kokoh dan
tetap terjaga keamanannya. Faktor lingkungan sekitar sangatlah berpengaruh
terhadap daya tahan konstruksi, seperti faktor kecepatan angin dan cuaca yang
sangat berpengaruh atas keberlangsungan diadakannya fasilitas tersebut.
Tidak lupa pula ditambahkan
beberapa tanaman hijau seperti cemara atau pinus yang ditanam untuk menjaga
keindahan dan kerapian dari tempat tersebut. Tanaman-tanaman ini diharapkan
dapat digunakan sebagai peneduh bagi para pengunjung apabila nanti kemudian
akan tumbuh menjadi tanaman yang besar. Disepanjang jalan di embung, akan
diberi lampu penerangan setiap 15 meter. Sehingga dapat menimbulkan kesan
gemerlap pada saat malam hari.
Kios-kios dan warung-warung makan
akan ditingkatkan kerapian dan keindahannya dengan merenovasi bagunan dengan
kayu yang telah dicat warna-warni layak pakai. Sehingga apabila suatu tempat
terlihat bersih dan rapi, maka akan meningkatkan rasa kenyamanan dan keinginan
dari pengunjung. Kios-kios akan diisi oleh barang suvenir khas jogja dan
beberapa makanan khas jogja. Sedangkan warung makan, akan disajikan makanan ala
seafood dan ikan air tawar. Selain itu pengunjung yang ingin mengolah hasil
tangkapan ikan dari memancing dapat diolah di situ. Para penjual kios dan
warung tersebut, tidak lain adalah masyarakat sekitar yang mendapatkan modal
dari pinjaman pemerintah dan koperasi. Dan tidak ketinggalan pembuatan taman
rumput kecil yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk menikmati panorama alam
sekitar.
Tidak hanya pengembangan di dalam embung yang di
rencanakan, tetapi juga terdapat penataan area diluar embung. Karena untuk
menunjang suatu potensi yang maksimal dari suatu tempat, maka perlu
diperhatikan masalah komponen lingkungan sekitar yang berpengaruh. Seperti
salah satunya adalah tempat pembuangan sampah sementara dari pintu masuk
sebelah barat. Perlu adanya kerapian, masalah etika, dan pencemaran dari tempat
tersebut. Pembuatan konstruksi seperti atap dan dinding dapat dibuat untuk
mengatasi masalah etika. Karena dapat menyebabkan bau dan mengganggu
pemandangan dari sampah tersebut. Kemudian pembuatan alat pengepres sampah atau
incenerator ramah lingkungan yang dapat digunkan untuk mengatasi masalah
kerapian. Dan juag dibuat saluran air yang terpisah, sehingga sampah-sampah
yang mengandung zat-zat pencemar tidak akan masuk ke saluran air yang berujung
di embung.
Dari
semua kegiatan revitalisasi dan rekonstruksi diatas, apabila kegiatan tersebut
dapat terealisasikan, maka perlulah diadakannya suatu pendekatan sosial tehadap
masyarakat. Pemanfaatan media dan forum pembicaraan sangatlah penting bagi
kelanjutan pengembangan ini. Sosialisasi terhadap pihak yang berkaitan dengan
proses pengembangan ini juga harus diatur dengan rapi. Sehingga tidak
menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Tujuan utama dari pengambangan ini
adalah untuk memajukan masyarakat sekitar yang masih kekurangan masalah edukasi
dan ekonomi. Maka untuk kelangsungan pengembangan ini, tergantung dari
pengembang itu sendiri untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan masyarakat
yang ingin lebih maju dalam peningkatan taraf dan kualitas hidup.
Daftar Pustaka
Adhisakti, Laretna T,
2003.
Revitalisasi Kawasan Pusaka di Berbagai
Belahan Bumi, Harian Kompas, Minggu, 13 November 2003.
Gold, John R, &
Ward, Stephen V, eds. 1994, Place
Promotion, The Use of Publicity and Marketing To Sell Towns and Cities, John Willey & Sons, Wst
Sussex, United Kingdom
Maika, Amelia, 2001. Cultural Quarter / Kuarter Kultur (?):
Suatu Alternatif Dalam Strategi Regenerasi Kawasan Perkotaan, Center for Population and
Policy Studies, Gadjah Mada University.
Langganan:
Postingan (Atom)