KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Rabu, 18 November 2015

Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Kompleks Percandian Candi Muaro Jambi

    FINYA AYU RIZKI AMELIA

 Latar belakang mengapa ingin merevitalisasi kawasan kompleks percandian candi muaro jambi ini yaitu kurang tereksposnya cagar budaya yang dimiliki oleh provinsi jambi ini dan juga masih kurang maksimalnya penataan dan kurangnya usaha membuat cagar budaya sebagai daya tarik wisatawan serta memperbaiki ekonomi masyarakat sekitar .
      Situs purbakala yang terdapat di di kawasan Desa Muaro Jambi, Kecamatan Marosebo, Ulu Kabupaten Muarojambi ini, dipredisikan sudah berdiri kokoh pada abad ke-11 Masehi.
     Kawasan candi melayu bercorak Hindu-Buddha ini merupakan kawasan candi yang terluas di Indonesia. Kompleks percandian ini merupakan peninggalan kebudayaan dari peradaban kerajaan sriwijaya dan melayu, serta merupakan tempat pertemuan lintas bangsa dan lintas budaya. ( George coedes, 1930)

     Pertama kali ditemukan oleh crooke seorang letnan inggris, Percandian ini pernah dilakukan pemugaran pertama kali oleh arkeolog indonesa bernama R. Soekmono pada tahun 1975 yang juga pernah memimpin pemugaran Candi Borobudur di Jawa Tengah.
        Candi ini memiliki luas sekitar 12 km persegi dengan panjang lebih dari 7 km serta luas nya mencapai 260 hektar. Kompleks candi ini merupakan kompleks candi terbesar se-Indonesia bahkan terbesar se Asia Tenggara. Bahkan sejak yahun 2009, Kompleks Candi Muaro Jambi ini telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai salah satu Situs Warisan Dunia.
        Luas wilayah Candi Prambanan adalah sekitar 39,8 ha.
       Terdapat 9 buah bangunan candi yang telah selesai dipugar, yaitu candi Kotomahligai, candi kedaton, candi Gedong 1, candi Gedong 2, candi Telago Rajo, candi Tinggi, candi Gumpung, candi Astano dan candi Kembar Batu, sampai abad ke 21 M dikompleks percandian candi muaro jambi ini telah diketahui terdapat 110 bangunan yang terdiri dari kurang lebih 39 kelompok candi. Beberapa meter dari lokasi tempat candi-candi itu terdapat pulau sebuah danau buatan yang dulunya digunakan sebagai tempat pemandian raja. 
     Merevitalisasi kawasan percandian ini bertujuan untuk lebih mengenal provinsi jambi itu sendiri dengan cagar budaya peninggalan kuno yang dimiliki
      Menata kawasan percandian agar lebih menarik dan akan menjadi daya tarik wisatawan yang datang
       Dapat meningkatkan kesejahteraan perekonomian  masyarkat  sekitar
       Sebagai objek penelitian studi dari berbagai kalangan .
       •Memiliki kawasan yang luas
       •Akses transportasi yang mudah
       •Banyaknya peninggalan kuno
       •Kawasan yang masih sangat rindang
       •Sebagai kawasan wisata sejarah terpadu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan