KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Selasa, 05 Januari 2016

Revitalisasi Kawasan Pulau Kemaro Dalam Meningkatkan Kembali Fungsi Lahan Sebagai Kawasan Wisata


Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Sejarah kota palembang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari budha terbesar di asia tenggara pada saat itu, kerajaan Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan “Bumi Sriwijaya”.kota Palembang juga dijuluki Venice of the East (“Venesia dari Timur”). Jembatan AMPERA merupakan ikon dari kota Palembang dimana  memiliki panjang 1.177 meter yang melintasi diatas sungai musi sebagai penghubung seberang ulu dan seberang ilir. Sungai Musi merupakan urat nadi perekonomian masyarakat kota Palembang hingga sekarang.
                          


     Gambar 1. Kondisi Sungai Musi Tampak Atas

                
Sungai Musi berada di pusat kota Palembang, salah satu landmark Sumatera Selatan ini banyak menyajikan keindahan baik dari segi sejarah hingga dapat mengenal kehidupan masyarakat asli Palembang. Di tepi sungai Musi sekitaran Jembatan AMPERA terdapat pasar 16 ilir yang merupakan induk pasar di kota Palembang,  terdapat pula plaza benteng kuto besak (BKB) dan Restoran terapung dimana merupakan tempat anak muda nongkrong.
Ketika menyusuri sungai musi lebih jauh kearah barat menuju pulau kemaro dengan menggunakan perahu atau biasa disebut dengan “getek”, sepanjang perjalanan kita akan menjumpai pemandangan yang tidak akan membosankan. Seperti adanya kampung kapitan, rumah rakit, kampung arab, komplek makam bagus kuning, mesjid gunung kidul, dan mesjid ki merogan yang memiliki cerita unik tersendiri. Disamping itu, terdapat pula pusat industri seperti  kilang minyak PT.Pertamina, PT Pupuk Sriwijaya, PT.Semen Baturaja hingga sampai akhir tujuan yaitu pulau kemaro.
Pulau Kemaro merupakan delta sungai musi yang menjadi salah satu simbol kota Palembang yang memiliki luas 1.263 m. Daya tarik dari pulau ini adalah bangunannya yang unik dan legenda cerita yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini. Di pulau ini terdapat klenteng yang telah didirikan sejak tahun 1962 dan pagoda yang berlantai 9 yang baru selesai dibangun pada tahun 2006 yang dapat dinaiki hingga puncak untuk melihat keindahan kota Palembang dari atas. Disamping itu, terdapat sebuah pohon yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai pohon cinta. Pulau ini dapat ditempuh 6 km dari jembatan AMPERA. Wisatawan biasanya ramai berkunjung saat hari besar keturunan Tionghoa, seperti Cap Go Meh.



Gambar 2. Pulau Kemaro
Seiring berjalannya waktu, eksistensi pulau kemaro semakin menurun. Masyarakat mulai menghadapi titik jenuh. Hal ini terlihat dari semakin berkurangnya pengunjung dan getek yang dulunya selalu ada di dermaga sungai Musi sekarang semakin berkurang karena beralih fungsi menjadi kapal pengangkut dagangan, hanya beberapa getek saja yang terlihat masih setia menunggu wisatawan untuk disewa. Disamping itu, kurangnya fasilitas wisata yang mendukung daya tarik di pulau Kemaro sendiri menjadi salah satu faktor wisatawan menjadi malas untuk berkunjung kembali. Karena dengan membayar sewa kapal yang cukup mahal dan waktu tempuh yang cukup lama sekitar 6 km, serta keadaan lingkungan sepanjang menyusuri sungai yang tergolong kotor, dan ketika sampai di pulau Kemaro hanya dapat melihat kelenteng, pagoda, dan pohon cinta saja. Hal tersebut membuat para wisatawan lokal maupun luar palembang kebingungan dan tidak ingin kembali berkunjung karena seperti pulau tak berpenghuni.
            Dalam upaya peningkatan fungsi lahan sebagai daerah wisata sehingga tidak menimbulkan kejenuhan bagi para wisatawan,, maka diperlukan adanya revitalisasi kawasan. Menurut Martokusumo (2006) revitalisasi kawasan merupakan sebuah upaya untuk mendaur ulang (Re-cycle) aset perkotaan dengan tujuan untuk memberikan vitalitas baru, meningkatkan vitalitas yang ada, atau bahkan menghidupkan kembali vitalitas yang pernah ada. Namun, dapat dipastikan tujuannya adalah untuk menciptakan kehidupan baru yang produktif serta mampu memberikan kontribusi positif pada kehidupan sosial-budaya dan terutama kehidupan ekonomi kawasan kota..
            Proses merevitalisasi di wilayah pulau Kemaro ini meliputi tahapan revitalisasi sebagai berikut:
1.      Intervensi Fisik
Intervensi fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan dilakukan secara bertahap, dimana kawasan ini merupakan kawasan bersejarah. Tahapan yang dilakukan yaitu adanya pembangunan dermaga dan gapura berfungsi sebagai pendukung fasilitas wisata pulau kemaro ini, adanya dermaga yang layak di pulau kemaro akan memudahkan para wisatawan menyeberangi dari getek ke daratan, serta adanya pembangunan gapura/plang di setiap lokasi wisata lainnya selama menyusuri sungai musi menuju pulau kemaro. Pembangunan gapura/plang ini sendiri  dapat dibuat dengan adanya penambahan warna atau ukiran tangan dari kreativitas anak muda disekitar pulau Kemaro yang unik yang menunjukan identitas wisata tersebut, sehingga dapat menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung. Aksesbilitas  transportasi dari dermaga sungai musi menuju pulau kemaro berupa persewaaan kapal kecil atau biasa disebut dengan getek dengan kisaran biaya persewaan sebesar Rp 100.000-200.000/getek dan waktu tempuh selama 30 menit dapat membuat wisatawan menjadi bosan selama perjalanan ditambah lagi masih banyaknya sampah di tepi sungai sepanjang menyusuri sungai, maka apabila adanya penambahan plang peringatan menjaga selalu kebersihan dengan latar belakang plang yang dibuat lebih menarik seperti contohnya penambahan latar belakang dampak yang ditimbulkan dari membuang sampah disungai tersebut di sepanjang menyusuri sungai serta di dermaga Musi dan Pulau kemaro, serta adanya penambahan tempat sampah besar dengan warna yang cerah di setiap sudut pulau Kemaro agar dapat lebih menarik perhatian wisatawan untuk membuang sampah pada tempatnya. Disamping itu, adanya perbanyak pembangunan rumah rakit khusus yang merupakan ciri khas rumah penduduk asli Palembang, dimana didalam rumah tersebut dapat ditata layaknya seperti keadaan rumah pada umumnya, namun dapat diberi tambahan seperti adanya barang-barang ciri khas kota Palembang.
            Pembangunan kios, arena permainan air atau olahraga air dan toilet umum di kawasan pulau Kemaro sangat dibutuhkan dimana dapat di manfaatkan untuk melakukan kegiatan ekonomi masyarakat. Pembangunan kios ini dapat dibuat dengan desain yang unik serta lebih banyak bermain pada warna agar tidak terlihat monoton dengan adanya penambahan goresan kreatif dari tangan anak muda. Penambahan arena permainan air atau olahraga air dengan memanfaatkan sungai musi sebagai lahannya seperti adanya jetski, bebek air, bola air dan sebagainya dapat menjadi daya tarik tersendiri sehingga wisatawan sendiri tidak merasa jenuh.
2.       Rehabilitasi Ekonomi
Adanya perubahan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek diharapkan mampu memberikan nilai tambah ekonomi di kawasan pulau Kemaro. Terdapat banyak bidang yang dapat melibatkan masyarakat sekitar sungai Musi maupun pulau Kemaro dalam pengelolaan wisata, seperti masyarakat dapat menjadi tourguide  yang dapat mendampingi wisatawan menjelaskan mengenai tempat atau hal penting disepanjang menyusuri sungai Musi maupun mengenai legenda pulau Kemaro, dimana pemandu wisata dapat memberikan paket wisata, sehingga wisatawan dapat singgah terlebih dahulu sebelum menuju ke pulau Kemaro seperti rumah rakit, kampung kapitan, kampung arab, komplek makam bagus kuning, serta pelabuhan bom baru. Pemandu wisata khusus menyusuri Sungai menuju pulau Kemaro sendiri sampai sekarang belum ada. Dalam mewujudkannya juga perlu adanya peran pemerintah dengan mengadakan pelatihan khusus bagi masyarakat sekitar. Selain itu, kios-kios dan arena permainan air dapat dikelola oleh masyarakat yang tinggal disekitar pulau Kemaro. Kios-kios sendiri dapat diisi sebagai kios makanan, kios barang-barang khas Palembang, dan sebagainya.
3.      Revitalisasi Sosial/Institusional
Dalam kegiatan perancangan dan pembangunan kawasan pulau Kemaro diperlukan pula adanya suatu pengembangan lingkungan sosial  yang mencerminkan karakter pulau Kemaro. Pulau Kemaro sendiri terkenal dengan legenda Tan Bun An dan Siti Fatimah dimana terdapat kelenteng dan pagoda disekitar daerah tersebut. Sehingga diharapkan adanya pembuatan web khusus pulau kemaro yang tersambung langsung pada web pemerintah kota Palembang. Serta adanya kerjasama dengan media informasi ataupun televisi lokal, agar dapat selalu di promosikan mengenai keistimewaan pulau Kemaro sebagai salah satu Wisata di kota Palembang.

DAFTAR PUSTAKA
Ngini, Giris. 2011. Permasalahan Pembangunan Revitalisasi Kawasan Wisata Istana Kuning (RKWIK). Dalam (http://www.jurnalperspektifarsitektur.com/download/%28Jurnal%20PA%20Vol.06%20No.02%202011%29-PERMASALAHAN-PEMBANGUNAN-REVITALITALISASI-KAWASAN-WISATA-ISTANA-KUNING.pdf). Diakses Pada 30 Oktober 2015
Nugroho, Iwan. 2011 Ekowisata dan              Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Zeth, RA Rahman. 2015. Revitalisasi Dalam Rangka Konservasi Warisan Budaya Kota Palembang. Dalam (http://arkeologi.palembang.go.id/?nmodul=halaman&kat&judul=revitalisasi-dalam-rangka-konservasi-warisan-budaya-kota-palembang) Diakses pada 30 Oktober 2015.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan