KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Kamis, 01 Desember 2016

Revitalisasi Kawasan Karst Luweng Sewu di Desa Sukoharjo, Pacitan Menjadi Taman Geowisata

 Ivo Dewi Marista
114130057
   



1.1 Pengertian Karst
           Karst secara luas adalah bentuk bentang alam khas yang terjadi akibat proses pelarutan pada suatu kawasan batuan karbonat atau batuan mudah terlarut (umumnya formasi batu gamping) sehingga menghasilkan berbagai bentuk permukaan bumi yang unik dan menarik dengan ciri-ciri khas exokarst (di atas permukaan) dan indokarst (di bawah permukaan). Dalam ilmu bumi, definisi karst adalah suatu wilayah kering, yang tidak subur/gersang dan berbatu-batu sedangkan dalam geologi, pegunungan yang terdiri dari batu gamping dan kemudian memperlihatkan bentang alam yang khas akibat adanya proses pelarutan batuannya oleh air, dinamakan morfologi karst.
Gambar1.1. Kawasan Karst, Pacitan.
                                    
1.2 Karst Pacitan
          Karst di pacitan adalah sebagian kecil dari pegunungan karst yang luas yang tersebar dari barat di Parangtritis dan Wonogiri di Yogyakarta, Wonogiri di Jawa Tengah, hingga ujung timur di Pacitan, Jawa Timur. Seluruh kawasan karst tersebut dikenal juga sebagai wilayah Pawonsari, kependekan dari tiga wilayah utama karst Gunung Sewu yaitu : Pacitan, Wonogiri, dan Wonosari. Kawasan karst kabupaten pacitan sendiri membentang di 4 kecamatan yaitu Donorojo, Punung, Pringkuku, dan Pacitan. Karst gunung Sewu merupakan pegunungan yang tebentuk terutama dari formasi batugamping berumur miosen tengah – pliosen (± 15 – 2 juta tahun) yang dikenal sebagai formasi Wonosari – Punung. Bentukan karst Pegunungan Sewu ini didominasi oleh bukit-bukit yang jumlahnya lebih kurang lima ribu bukit. Pengelolaan daerah karst di Kabupaten Pacitan telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Terlihat  dari pembukaan sejumlah obyek wisata bertema karst yang ada di Kabupaten Pacitan seperti goa, museum dll. Wanawisata / hutan wisata memiliki ptensi sebagai daerah geowisata yang bertema edukasi sejalan dengan digalakannya Pacitan sebagai Geopark (Taman Bumi Dunia).


1.3 Pemanfataan Kawasan Karst
          Kawasan karst ini memiliki fungsi yang beragam. Pemanfaatan kawasan karst dapat dibagi dalam strategi pemanfaatan jangka pendek, tidak berkelanjutan, dan pemanfaatan jangka panjang yang sifatnya berkelanjutan. Masyarakat Indonesia pada umumnya hanya mengenal nilai ekonomi karst sebagai bahan tambang. Karena kawasan karst merupakan sumber daya alam yang tidak dapat di perbaharui maka dalam pemanfaatan untuk pertambangan harus melalui AMDAL yang dibuat oleh pakar secara holistik terpadu dan lintas sektoral. Sesuai Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor 1456/Kep/Men/1998 kawasan karst dibagi menjadi tiga. Pada kawasan satu segala jenis pertambangan dilarang, sedangkan katagori 2 dan 3 penambangan boleh dilakukan dengan batas tertentu.

          Beberapa kawasan karst memiliki potensi sebagai obyek wisata alam yang juga memiliki nilai edukatif. Dalam kawasan karst yang memiliki banyak keanekaragaman hayati dalam pemanfaatannya lebih baik jika lingkungan alam yang asli dibiarkan utuh tanpa pengembangan sarana fisik secara berlebihan. Masyarakat setempat sebagai komponen ekosistem karst wajib diberi pengertian, dididik dan dilibatkan dalam aneka kegiatan berkelanjutan sebagai penunjang kegiatan wisata karst.
1.3  Revitalisasi Karst Sukoharjo Pacitan
          Sukoharjo terletak di sebelah timur perbatasan kecamatan Pacitan dengan Kecamatan kebonagung di Kabupaten Pacitan. Letaknya sekitar 4 km dari pusat kota Pacitan. Di Desa ini terdapat tebing kart yang merupakan deretan dari perbukitan karst gunung sewu. Keberadaan kawasan karst sangat terbatas di Dunia, sedangkan bahan baku kawasan karst sering di manfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan seperti pembuatan pabrik semen. Untuk menjaga kelangsungan dari kawasan karst tersebut dan dapat di manfaatkan untuk kemajuan ekonomi di daerah sekitar maka sesuai dengan kondisi dan peraturan, Kawasan karst ini dapat dimanfaatkan sebagai kawasan obyek wisata yang berkonsep kan wisata alam yang alami. Dalam peta geologi regional kawasan karst sukoharjo ini  tebing karst yang termasuk kedalam formasi batuan karst Wonosari, di wilayah ini terdapat sesar di sebelah kanan jalan, kawasan ini dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata taman bumi yang ada di pacitan. Kawasan karst yang ada di desa sukoharjo merupakan kawasan karst yang berbentuk perbukitan yang dapat menyediakan pemandangan alam yang indah. Selain itu dalam kawasan karst ini terdapat sumber air yang dimanfaatkan warga desa sebagai sumber pengairan warga desa (PDAM). Kawasan karst tersebut bernama luweng sewu.
Gambar 1.2 kawasan karst sukoharjo 


Dalam upaya untuk melindungi kawasan karst yang terbatas tersebut dari eksploitasi yang berlebihan dan untuk menjaga kelestariannya maka dalam pengelolaannya harus mempertimbangkan aspek pengelolaan secara berkelanjutan. Pengelolaan daerah ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat yang dapat menghasilkan penghasilan tambahan untuk warga sekitar yang mayoritas adalah petani. Untuk itu revitalisasi kawasan karst sukoharjo ini sebagai taman wisata bumi menjadi pilihan yang tepat dalam upaya pemanfaatannya.


                Gambar 1.3 pemandangan karst dari bawah
Dalam upaya pemanfaatannya sendiri dapat dilakukan dengan beberapa strategi. Strategi-strategi tersebut diantaranya adalah :
1.      Promosi dan pembangunan insfrastruktur yang berkonsep alam dan tidak membangun bangunan yang dapat menghambat laju penyerapan air. Mengingat di bawah kawasan ini terdapat sumber air yang masih aktif digunakan warga sekitar. Contoh dari kegiatan promosi adalah dibuatnya pamflet tentang tempat pariwisata karst sukoharjo yang berkonsep edukasi dan hiburan. Pembangunan insfrastruktur yang berkonsup alam dan tidak memakan banyak tempat adalah di bangunya rumah poho dan gardu pandang sebagai media untuk menikmati pemandangan sekitar setelah lelah belajar mengenai karst. Selain itu dalam salah satu rumah pohon tersebut dapat dibuat sebagai mini museum yang memberi informasi tentang kawasan karst pacitan. Selain pembuatan rumah pohon, pada sisi tebing kast dapat di bangun ukiran-ukiran yang indah untuk memperkuat daya tarik yang ada di bukit karst seperti pada ukiran pandawa di pantai Pandawa Bali.

Gambar 1.4 Peta wisata Pacitan
                               
                             
2.      Taman wisata bumi yang berkonsep pendidikan
Fenomena kawasan karst adalah fenomena kawasan yang terbatas di dunia, sehingga kawasan karst ini dapat dijadikan taman wisata pendidikan yang dapat digunakan oleh para akademisi maupun masyarakat umum dalam mempelajari tentang kawasan karst mengingat kawasan karst di dunia memiliki perbedaan dan kesamaan tertentu. Oleh karena itu kawasan karst sukoharjo merupakan kawasan karst dengan sumber mata air aktif.
  Gambar 1.5 contoh rumah pohon
Oleh karena itu kelestarian kawasan karst ini harus di lindungi melalui kegiatan revitalisasi. Kegiatan revitalisasi yang di maksud adalah memanfaatkan kawasan karst sebagai kawasan wisata edukasi sekaligus memperkenalkan kebudayaan masyarakat sekitar kawasan karst.
 Gambar 1.6 contoh kawasan wisata karst                                             
3.    Pemanfaatan makanan khas sukoharjo
Dalam pemanfaatan makanan karst sukoharjo diantaranya adalah keripik singkong dan nasi tiwul yang memiliki citarasa tersendiri, maka pemanfaatan makanan tersebut dapat di manfaarkan sebagai oleh-oleh khas daerah sukoharjo.
Gambar 1.7 festival kebudayaan 

4.      Pemanfaatan budaya lokal
Tebing karst yang ada di sukoharjo memiliki keindahan tersendiri, sehingga sering dilakukan berbagai festival kebudayaan, festival ini di harapkan dapat menarik wisatawan selain untuk melakukan penelitian dan edukasi juga dapat menikmati hiburan kebudayaan lokal yang menarik. Selain itu di daerah sukoharjo memilik kerajinan yang unik yang dapat menarik wisatawan baik internasional maupu domestik. Kerajinan-kerajinan yang ada di daerah sukharjo tersebut diantaranya adalah batik saji ataupun pembuatan gerabah. Kerajinan-kerajinan yang ada tersebut dapat menjadi modal ataupun daya tarik dengan memanfaatkan kebudayaan dan kearifan lokal warga sekitar sebagai kawasan yang mempunyai kebudayaan yang unik.
Gambar 1.8 kerajinan gerabah
                               G
         
          Upaya revitalisasi kawasan tersebut diharapkan dapat menarik wisatawan yang ada baik untuk mencari edukasi tentang kawasan karst yang mulai langka, serta menikmati kebudayaan lokal yang ada di sekitar sebagai upaya pelestarian kawasan dan juga pelestarian kebudayaan, selain itu keuntungan dari merevitalisasi kawasan tersebut adalah untuk menambah pendapatan daerah tersebut melalui kegiatan edukasi dan keseniannya. Sehingga kondisi ekonomi masyarakat sekitar dapat berkembang






DAFTAR PUSTAKA

R.K.T. Ko, et all, 2003. Strategi Pengelolaan Kawasan Karst. Rangkuman Materi Kuliah dan Hasil Diskusi pada Kursus Introduksi Pengelolaan Kawasan Karst oleh Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia, Cisarua

Forestier, H., 2007, Ribuan Gunung, Ribuan Alat batu, Prasejarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur, Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia,


Simanjuntak, T., R Handini, dan B. Prasetyo, 2004, Prasejarah Gunung Sewu, Jakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan