Ivo Dewi Marista
114130057
1.1 Pengertian
Karst
Karst secara luas
adalah bentuk bentang alam khas yang terjadi akibat proses pelarutan pada suatu
kawasan batuan karbonat atau batuan mudah terlarut (umumnya formasi batu
gamping) sehingga menghasilkan berbagai bentuk permukaan bumi yang unik dan
menarik dengan ciri-ciri khas exokarst (di atas permukaan) dan indokarst (di
bawah permukaan). Dalam ilmu
bumi, definisi karst adalah suatu wilayah kering, yang tidak subur/gersang dan
berbatu-batu sedangkan dalam geologi, pegunungan yang terdiri dari batu gamping
dan kemudian memperlihatkan bentang alam yang khas akibat adanya proses
pelarutan batuannya oleh air, dinamakan morfologi karst.
Gambar1.1. Kawasan Karst, Pacitan. |
1.2 Karst
Pacitan
Karst di pacitan adalah sebagian kecil dari pegunungan
karst yang luas yang tersebar dari barat di Parangtritis dan Wonogiri di
Yogyakarta, Wonogiri di Jawa Tengah, hingga ujung timur di Pacitan, Jawa Timur.
Seluruh kawasan karst tersebut dikenal juga sebagai wilayah Pawonsari,
kependekan dari tiga wilayah utama karst Gunung Sewu yaitu : Pacitan, Wonogiri,
dan Wonosari. Kawasan karst kabupaten pacitan sendiri membentang di 4 kecamatan
yaitu Donorojo, Punung, Pringkuku, dan Pacitan. Karst gunung Sewu merupakan
pegunungan yang tebentuk terutama dari formasi batugamping berumur miosen
tengah – pliosen (± 15 – 2 juta tahun) yang dikenal sebagai formasi Wonosari –
Punung. Bentukan karst Pegunungan Sewu ini didominasi oleh bukit-bukit yang
jumlahnya lebih kurang lima ribu bukit. Pengelolaan daerah karst di Kabupaten
Pacitan telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Terlihat dari pembukaan sejumlah obyek wisata bertema
karst yang ada di Kabupaten Pacitan seperti goa, museum dll. Wanawisata / hutan
wisata memiliki ptensi sebagai daerah geowisata yang bertema edukasi sejalan
dengan digalakannya Pacitan sebagai Geopark (Taman Bumi Dunia).
1.3 Pemanfataan Kawasan
Karst
Kawasan karst ini memiliki fungsi yang beragam. Pemanfaatan
kawasan karst dapat dibagi dalam strategi pemanfaatan jangka pendek, tidak
berkelanjutan, dan pemanfaatan jangka panjang yang sifatnya berkelanjutan.
Masyarakat Indonesia pada umumnya hanya mengenal nilai ekonomi karst sebagai
bahan tambang. Karena kawasan karst merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
di perbaharui maka dalam pemanfaatan untuk pertambangan harus melalui AMDAL
yang dibuat oleh pakar secara holistik terpadu dan lintas sektoral. Sesuai
Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) nomor 1456/Kep/Men/1998
kawasan karst dibagi menjadi tiga. Pada kawasan satu segala jenis pertambangan
dilarang, sedangkan katagori 2 dan 3 penambangan boleh dilakukan dengan batas
tertentu.
Beberapa kawasan karst memiliki potensi sebagai obyek
wisata alam yang juga memiliki nilai edukatif. Dalam kawasan karst yang
memiliki banyak keanekaragaman hayati dalam pemanfaatannya lebih baik jika
lingkungan alam yang asli dibiarkan utuh tanpa pengembangan sarana fisik secara
berlebihan. Masyarakat setempat sebagai komponen ekosistem karst wajib diberi
pengertian, dididik dan dilibatkan dalam aneka kegiatan berkelanjutan sebagai
penunjang kegiatan wisata karst.
1.3 Revitalisasi
Karst Sukoharjo Pacitan
Sukoharjo
terletak di sebelah timur perbatasan kecamatan Pacitan dengan Kecamatan
kebonagung di Kabupaten Pacitan. Letaknya sekitar 4 km dari pusat kota Pacitan.
Di Desa ini terdapat tebing kart yang merupakan deretan dari perbukitan karst gunung
sewu. Keberadaan kawasan karst sangat terbatas di Dunia, sedangkan bahan baku
kawasan karst sering di manfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan seperti pembuatan
pabrik semen. Untuk menjaga kelangsungan dari kawasan karst tersebut dan dapat
di manfaatkan untuk kemajuan ekonomi di daerah sekitar maka sesuai dengan
kondisi dan peraturan, Kawasan karst ini dapat dimanfaatkan sebagai kawasan
obyek wisata yang berkonsep kan wisata alam yang alami. Dalam peta geologi
regional kawasan karst sukoharjo ini
tebing karst yang termasuk kedalam formasi batuan karst Wonosari, di
wilayah ini terdapat sesar di sebelah kanan jalan, kawasan ini dapat
dimanfaatkan sebagai kawasan wisata taman bumi yang ada di pacitan. Kawasan
karst yang ada di desa sukoharjo merupakan kawasan karst yang berbentuk
perbukitan yang dapat menyediakan pemandangan alam yang indah. Selain itu dalam
kawasan karst ini terdapat sumber air yang dimanfaatkan warga desa sebagai
sumber pengairan warga desa (PDAM). Kawasan karst tersebut bernama luweng sewu.
Dalam upaya untuk melindungi kawasan
karst yang terbatas tersebut dari eksploitasi yang berlebihan dan untuk menjaga
kelestariannya maka dalam pengelolaannya harus mempertimbangkan aspek
pengelolaan secara berkelanjutan. Pengelolaan daerah ini juga dapat
dimanfaatkan sebagai tempat yang dapat menghasilkan penghasilan tambahan untuk
warga sekitar yang mayoritas adalah petani. Untuk itu revitalisasi kawasan karst
sukoharjo ini sebagai taman wisata bumi menjadi pilihan yang tepat dalam upaya
pemanfaatannya.
Dalam upaya pemanfaatannya sendiri dapat dilakukan dengan
beberapa strategi. Strategi-strategi tersebut diantaranya adalah :
Gambar 1.3 pemandangan karst dari bawah
|
1.
Promosi
dan pembangunan insfrastruktur yang berkonsep alam dan tidak membangun bangunan
yang dapat menghambat laju penyerapan air. Mengingat di bawah kawasan ini
terdapat sumber air yang masih aktif digunakan warga sekitar. Contoh dari
kegiatan promosi adalah dibuatnya pamflet tentang tempat pariwisata karst
sukoharjo yang berkonsep edukasi dan hiburan. Pembangunan insfrastruktur yang
berkonsup alam dan tidak memakan banyak tempat adalah di bangunya rumah poho
dan gardu pandang sebagai media untuk menikmati pemandangan sekitar setelah
lelah belajar mengenai karst. Selain itu dalam salah satu rumah pohon tersebut
dapat dibuat sebagai mini museum yang memberi informasi tentang kawasan karst
pacitan. Selain pembuatan rumah pohon, pada sisi tebing kast dapat di bangun
ukiran-ukiran yang indah untuk memperkuat daya tarik yang ada di bukit karst
seperti pada ukiran pandawa di pantai Pandawa Bali.
2.
Taman
wisata bumi yang berkonsep pendidikan
Fenomena
kawasan karst adalah fenomena kawasan yang terbatas di dunia, sehingga kawasan
karst ini dapat dijadikan taman wisata pendidikan yang dapat digunakan oleh
para akademisi maupun masyarakat umum dalam mempelajari tentang kawasan karst
mengingat kawasan karst di dunia memiliki perbedaan dan kesamaan tertentu. Oleh
karena itu kawasan karst sukoharjo merupakan kawasan karst dengan sumber mata
air aktif.
Oleh karena itu kelestarian kawasan karst ini harus di lindungi
melalui kegiatan revitalisasi. Kegiatan revitalisasi yang di maksud adalah
memanfaatkan kawasan karst sebagai kawasan wisata edukasi sekaligus
memperkenalkan kebudayaan masyarakat sekitar kawasan karst.
Gambar 1.5 contoh rumah pohon |
3. Pemanfaatan
makanan khas sukoharjo
Dalam
pemanfaatan makanan karst sukoharjo diantaranya adalah keripik singkong dan
nasi tiwul yang memiliki citarasa tersendiri, maka pemanfaatan makanan tersebut
dapat di manfaarkan sebagai oleh-oleh khas daerah sukoharjo.
Gambar 1.7 festival kebudayaan |
4.
Pemanfaatan
budaya lokal
Tebing
karst yang ada di sukoharjo memiliki keindahan tersendiri, sehingga sering
dilakukan berbagai festival kebudayaan, festival ini di harapkan dapat menarik
wisatawan selain untuk melakukan penelitian dan edukasi juga dapat menikmati hiburan
kebudayaan lokal yang menarik. Selain itu di daerah sukoharjo memilik kerajinan
yang unik yang dapat menarik wisatawan baik internasional maupu domestik.
Kerajinan-kerajinan yang ada di daerah sukharjo tersebut diantaranya adalah
batik saji ataupun pembuatan gerabah. Kerajinan-kerajinan yang ada tersebut
dapat menjadi modal ataupun daya tarik dengan memanfaatkan kebudayaan dan
kearifan lokal warga sekitar sebagai kawasan yang mempunyai kebudayaan yang
unik.
Upaya revitalisasi kawasan tersebut
diharapkan dapat menarik wisatawan yang ada baik untuk mencari edukasi tentang
kawasan karst yang mulai langka, serta menikmati kebudayaan lokal yang ada di sekitar
sebagai upaya pelestarian kawasan dan juga pelestarian kebudayaan, selain itu
keuntungan dari merevitalisasi kawasan tersebut adalah untuk menambah
pendapatan daerah tersebut melalui kegiatan edukasi dan keseniannya. Sehingga
kondisi ekonomi masyarakat sekitar dapat berkembang
DAFTAR
PUSTAKA
R.K.T.
Ko, et all, 2003. Strategi Pengelolaan
Kawasan Karst. Rangkuman Materi Kuliah dan Hasil Diskusi pada Kursus Introduksi
Pengelolaan Kawasan Karst oleh Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia,
Cisarua
Forestier,
H., 2007, Ribuan Gunung, Ribuan Alat
batu, Prasejarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur, Jakarta. Kepustakaan
Populer Gramedia,
Simanjuntak,
T., R Handini, dan B. Prasetyo, 2004, Prasejarah
Gunung Sewu, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan