Yanuar
Pratama P
114140154
Pendahuluan
Waterfront
development sebagai "interface between land and water". Di sini kata
"Interface" mengandung pengertian adanya kegiatan aktif yang
memanfaatkan pertemuan antara daratan dan perairan. Adanya kegiatan inilah yang
membedakannya dengan kawasan lain yang tidak dapat disebut sebagai waterfront
development - meski memiliki unsur air - apabila unsur airnya dibiarkan pasif.
Dengan demikian pengertian waterfront development dapat dirumuskan sebagai
pengolahan kawasan tepian air yaitu kawasan pertemuan antara daratan dan
perairan dengan memberikan muatan kegiatan aktif pada pertemuan tersebut (Adhi
Pradono Hadonoto, dkk , 2005).
Revitalisasi
kawasan adalah rangkaian upaya menghidupkan kembali kawasan yang cenderung
mati, dan mengembangkan kawasan untuk mengoptimalkan kembali potensi yang
dimiliki, sehingga dapat memberikan peningkatan kualitas lingkungan, yang pada
akhirnya berdampak pada kualitas kehidupan masyarakat (Danisworo, 2000).Kawasan
wisata merupakan kawasan yang didalamnya terdapat berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah (UU No.10/2009 tentang
Kepariwisataan). Pariwisata air adalah kegiatan bepergian dengan tujuan atau
obyek pemandangan alam maupun buatan berupa kawasan perairan. Pariwisata air
merupakan kegiatan yang dilakukan diluar kegiatan sehari-hari misalnya dengan
menikmati pemandangan kawasan perairan (A Yoeti, H. Oka. 1970). Rancangan Peraturan Pemerintah
Tentang Sungai Dan Danau, 23-24 Desember 2004:
Pendayagunaan sungai dan danau adalah
upaya penatagunaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sungai dan danau
secara optimal, agar berhasil guna dan berdaya guna. (Bab I,Pasal 1, ayat 9). Pemanfaatan
lahan di daerah manfaat sungai dapat
untuk menyelenggarakan kegiatan bagi masyarakat yang tidak menimbulkan
dampak merugikan bagi kelestarian dan fungsi sungai. Catatan: dapat digunakan
untuk olah raga, rekreasi, parkir dll. (Pasal 27, ayat 1 f). Pengembangan sungai dan danau wajib memperhatikan
kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat, serta
aspirasi seluruh pemilik kepentingan pada setiap tahap pengembangan dan dapat
mengikutsertakan masyarakat, lembaga, atau badan usaha untuk ikut berperan.
(Pasal 40, ayat 3)
Kota
Makassar memiliki beberapa tapak danau, dalam hal ini yang merupakan Tapak
Danau Buatan. Salah satu Tapak danau ini berada pada lokasi kawasan Tanjung
Bunga yaitu Danau Tanjung Bunga, yang berada di Kecamatan Tamalate. Danau Tanjung Bunga Makassar merupakan salah
satu kawasan tepian air yang belum termanfaatkan secara maksimal. Mengingat
besarnya potensi dari kawasan tepian air tersebut, Sehingga dibutuhkan
pengembangan dan pendekatan tapak danau buatan yang dapat dimaksimalkan dengan
berbagai potensi disekitar danau itu sendiri dengan tetap mempertahankan
ekosistem yang ada di sekitar danau. Lokasi terletak di Danau Tanjung Bunga,
tepatnya berada di Jl. Danau Tanjung Bunga Kelurahan Tanjung Merdeka Kecamatan
Tamalate, sekitar 4 km dari pusat kota Makassar, dengan batas
tapak
Sebelah Utara Lahan
kosong, dan perumahan,
Sebelah selatan : Rawa-rawa, sungai jeneberang terdapat perumahan , Sebelah Timur : Terdapat perumahan, penjual bunga, kanal, Sebelah Barat : Lahan kosong, GTC.
Sebelah selatan : Rawa-rawa, sungai jeneberang terdapat perumahan , Sebelah Timur : Terdapat perumahan, penjual bunga, kanal, Sebelah Barat : Lahan kosong, GTC.
PEMBAHASAN
Untuk aksesbilitas
kawasan danau Tanjung Bunga dapat di capai melalui jalan darat. Dalam hal
ini, yaitu prasarana jalan yang berperan penting dalam memfasilitasi
aksesbilitas menuju danau Tanjung Bunga. Pencapaian untuk kawasan danau tanjung
bunga yang berada di sepanjang Jln.
Danau Tanjung Bunga, hanya dapat diakses melalui jalur darat yaitu pada Jl. Metro Tanjung Bunga – Jl.
Danau Tanjung Bunga untuk aksesibilitas di daerah ini didukung oleh prasana
yang baik, namun masih terdapat beberapa jalan yang berlubang di beberapa
titik. Aksebilitas melalui Jl. Cendrawasih – Jl. Danau Tanjung Bunga kurang
baik karena jalan yang dilalui merupakan jalan lingkungan dengan kondisi jalan
yang kurang baik.
Untuk analisis fungsi kawasan, kawasan danau tanjung
bunga yang awalnya hanya berfungsi sebagai kawasan olahraga dayung, bisa
diberikan fungsi baru sebagai kawasan wisata keairan, melihat potensi yang
dimiliki kawasan ini dengan karakteristik air yang tenang. Analisis
Prasarana Penunjang Kawasan yang dibutuhkan yaitu:
Kondisi Jalan Setelah Direvitaliasasi |
Jalan serbelum diperbaiki |
a.
Prasarana Jalan
Beberapa jalan di sekitaran Danau Tanjung Bunga masih dalam
keadaan rusak parah. Kondisi ini terjadi pada
jalan Danau Tanjung Bunga Selatan dan sebagian jalan Danau Tanjung
Bunga. Hal ini dapat dilihat jika musim hujan tiba, kondisi jalan tergenang air
dan sangat becek. Kondisi ini membuat kemacetan di sekitar jalan Danau Tanjung
Bunga dan sangat membahayakan para pengguna jalan. Adapun material jalan yang ada pada kawasan
ini beragam, mulai dari jalan beton di jalan Metro Tanjung Bunga, material
aspal di jalan Danau Tanjung Bunga, serta material tanah di jalan danau Tanjung
Bunga Selatan.
Penyediaan Parkir Area |
b.
Prasarana Parkir
Sistem sarana parkir
yang berada di Jl. Danau Tanjung Bunga, tidak terlihat sarana yang jelas.
Sehingga ketika masyarakat berkunjung di Danau ini, memanfaatkan bahu jalan
yang cukp lebar sebagai tempat parkir. Area ataupun lahan yang dijadikan tempat
parkir dibeberapa titik antara lain Bahu jalan sepanjang Jl. Danau Tanjung
Bunga, pinggiran danau, badan jalan sepanjang pedagang bunga, sebab bahu jalan yang
ada telah dijadikan sebagai area berjualan
Sistem utilitas tapak
yang dapat dilihat di sekitar Danau Tanjung bunga ialah jaringan listrik. Dalam
hal ini penerangan jika malam hari. Untuk kondisi jaringan listrik dalam
penerangan masih kurang terfasilitasi di kawasan ini, sehingga dalam analisis
tapak ini, hanya dapat berfungsi jika pagi hari sampai sore hari, dan ketika
malam hari tidak terdapat aktifitas-aktifitas penting selain dari aktifitas
transportasi yang berada di Jl. Danau Tanjung Bunga.
Pengadaan Pemancing Umum |
Untuk
analisis bangunan yang
terdapat di kawasan ini terdiri atas permukiman, jasa, dan perdagangan, namun
terdapat beberapa titik bangunan yang membelakangi danau serta tidak
berorientasi ke danau. Pola bangunan pada kawasan ini mengikuti pola jalan. Hal
ini menyalahi aturan yang mengharuskan seluruh bangunan berorientasi ke air
(waterfront).
Pebaikan Dermaga Dayung
Melihat potensi dan
masalah yang terdapat dibeberapa titik tapak Danau, beberapa konsep perencanaan
yang di ajukan sebelum melakukan perencanaan antara lain, Mengembangkan potensi
danau dengan air tenang sebagai kawasan olahraga air dayung yang menjadi pusat
untuk skala kota makassar dan skala propinsi. Perbaikan dermaga dayung,
sehingga dapat dijadikan landamark kawasan danau, sehingga danau tanjung bunga
memiliki ketertarikan tersendiri. Peniadaan lokasi tambang pasir yang berada di
tengah danau. Karena hal ini dapat memberikan masalah baru, ketika penambangan
diteruskan.
Salah satunya masalahnya ialah kedalaman danau buatan akan semakin
dalam dan habibat sekitar danau akan terganggu.Perbaikan Jl. Danau tanjung
bunga (jalan yang berlubang), sedangkan Jl. Danau Tanjung bunga selatan, hanya
dapat diadakan perencanaan perbaikan material, sebab untuk lokasi danau tanjung
bunga selatan merupakan lokasi privat.Pengadaan Jalur pedestrian way dan taman
bunga hias di antara bahu jalan dan jalur pedestrian.Penambahan pohon peneduh
sepanjang pinggir danau dan sepanjang jalur pedestrian way. Relokasi pedagang
bunga pada titik tertentu dengan sarana penunjang yang lebih kompleks.
Pengadaan area publik space, sebagai lokasi penonton dan tempat masyarakat
untuk dapat menikmati kondisi Danau Tanjung bunga dengan kondisi yang asri dan
teduh.
Arena Bermain Air |
Perbaikan Dermaga Dayung |
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan:
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan:
a)
Kawasan
Danau Tanjung Bunga merupakan kawasan yang berfungsi sebagai kawasan olahraga
dayung untuk kota Makassar.
b)
Ketersediaan
infrastruktur kurang memadai pada kawasan ini, sehingga perlu dilakukan perbaikan
infrastruktur yang ada dilingkungan tersebut terutama jalan agar mempermudah
aksesibiltas masuk dan keluar dari kawasan ini.
c)
Penambangan
pasir yang dilakukan oleh masyarakat pada daerah ini menimbulkan masalah baru
berupa semakin dalamnya dasr danau.
d)
Masih
banyaknya bangunan yang tidak berorientasi ke air (waterfront), perlu penerapan
secara tegas aturan mengenai bangunan yang harus berorientasi ke air.
e)
Mata
pencaharian penduduk yang dominan adalah pedagang bunga hias.
DAFTAR
PUSTAKA
Adhi Pradono Hadonoto, dkk. Buku Rencana
Pengembangan Objek Wisata Pantai Pasir Putih Situbondo Tahun 2005 – 2010.
Universitas Brawijaya: Malang
A Yoeti, H.
Oka. 1970. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta
: Penerbit PT Pradnya Paramita.
Danisworo,
Muhammad. 2000. Revitalisasi Kawasan Kota Sebuah Catatan dalam Pengembangan dan
Pemanfaatan Kawasan Kota, Jakarta: Urban and Regional Development Institute.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan