First
prize Awarded to PT Townland International for
Pre-Design
Competition of Ngasem Market, Yogyakarta
The Winner
The first prize in the
Pre-design Competition for the Ngasem Market Tourism Area has been awarded to
PT Townland International for their entry: “New Ngasem Market: Gateway to Taman
Sari”. PT Townland International is the
Indonesian subsidiary of Townland Consultants Limited, an international
consultancy headquartered in Hong Kong providing professional project management, urban and regional planning,
social development, development consultancy, urban design, landscape architecture and related services to Governments, Agencies and Private Sector
Clients throughout Asia and the South
Pacific. The firm established a presence
in Indonesia
in 1996 and over
the years, PT Townland International has established a strong track record in
the Country on Projects ranging from Strategic Planning Studies, New Town
Planning, Feasibility Studies, Master Planning, Urban Design and Landscape Architecture.
The Proposal
The objective of the
Pre-design Competition was to create a new Market that would make a sustainable
contribution to the recovery and protection of the Tamansari Cultural Reserve.
The approach of Townland has been to come up with a comprehensive plan that
will not only turn the new Ngasem Market into a new tourist destination,
but at the same time ensure that the Market can develop into a thriving centre
for the local community. An appropriate
mix of new functions is proposed and accommodated in purpose designed Market
buildings with their own distinctive architectural flavour
but clearly rooted in Javanese architectural history. Another important aspect
of the proposal is the emphasis placed on the opportunities for Community Participation.
To ensure that the New Ngasem Market design will be a sustainable and practical
solution that will be maintained and cared for in the long term, Townland has
advocated consulting the vendors and shopkeepers in the planning and design
process.
The Challenges
To ensure the
successful redevelopment of the Ngasem Market, Townland recognised that a
number of important issues need to be dealt with. Firstly, the
forthcoming relocation of the bird sellers from the existing Ngasem Market
gives the Market an opportunity to reinvent itself, whilst at the same time
poses a challenge as it means the loss of it’s major tourist attraction.
Secondly there is a lack of visual and functional relationship between the
Taman Sari Watercastle and the Market, which deprives it of any commercial gain
from its famous neighbour. And thirdly, the poor condition of the Market itself and
of supporting infrastructure and public facilities, the constant traffic
congestion,
and the lack of public space for pedestrians currently
deter a large number of potential visitors to the Market.
The Solution
To overcome the
Market's lack of
image, Townland recognised that it should position itself as the new Arts and
Crafts Market of Yogyakarta. The new Market
would not only display souvenirs but also crafts made by local woodcarvers and
batik craftswomen, who would have the
opportunity to develop their wares at the shops located in the Market. This would substantially add to the appeal of the Market. Townland
also recognised that diversification of the Market with additional facilities, such as small bars and restaurants, would prolong the visit of tourists into the early evening.
A new Mosque and a special community centre building are also proposed, ensuring that the Ngasem Market
can develop into a socially vibrant focus point in this part of Kraton.
The Ngasem Market has been designed to
become the new “Gateway to Tamansari” through the creation of a clear,
distinctive entrance to the Market. A
strong architectural design concept has been proposed for the Market buildings
and public spaces which reconfirms the site’s history as part of the Tamansari
Watercastle. Clear signage within the Market and in the kampong is designed to
lead the way for visitors to combine a visit to the Tamansari with the Ngasem
Market.
The Design Philosophy
Specific areas within the Ngasem Market
have been designed to resemble the degree of privacy that can be found in a
traditional Javanese House. The further a person gets inside a building / the
Market, the higher the degree of privacy is afforded. The highest degree of
privacy is established at the Community Centre and the Mosque, with the
enclosed form of the square forming a psychological barrier from the rest of
the Market.
The architecture of
the building types that will be introduced, including the Mosque,
the Community Centre, the Arts & Crafts building, the Foodcourt and
the Traditional Market building, also resemble a Traditional Javanese building
concept.
Community
Participation
Townland recognised
that the success of the new Ngasem Market as a key attraction to the Tamansari
area, depends to a large extent on the co-operation of and use of the skills of
the local market and shop vendors, artisans and residents involved. The
redevelopment of the Ngasem Market therefore places a strong emphasis on the
participation of the Ngasem Market vendors and local kampong representatives.
It is proposed that shopkeepers are given the opportunity to choose the size of
their shops, their preferred shop facade and signage from a range of
pre-determined designs. The
participation process allows the local community to participate in the planning
and masterplan design process thereby ensuring that they are able to identify
with the plans and commit themselves to a successful outcome.
LOMBA PRA-RANCANGAN KAWASAN
WISATA PASAR NGASEM YOGYAKARTA
Pemenang
Pemenang pertama dalam Lomba Pra-rancangan Kawasan Wisata Pasar Ngasem
Yogyakarta diberikan kepada P.T. Townland International dengan karya
yang berjudul: “Pasar Ngasem: Gerbangnya Tamansari”. P.T. Townland
International adalah kantor cabang Indonesia dari Townland Consultants Limited,
sebuah konsultan internasional yang berkantor pusat di Hongkong, yang
menyediakan jasa manajemen proyek secara profesional, perencanaan perkotaan dan
wilayah, pembangunan social, konsultasi pembangunan, desain urban, arsitektur
lansekap dan jasa-jasa lainnya kepada pihak Pemerintah, Badan Organisasi maupun
Sektor Swasta di Asia dan Pasifik Selatan. Perusahaan membuka kantor cabangnya
di Indonesia pada tahun 1996 dan sampai saat ini P.T. Townland International
telah memiliki pengalaman pekerjaan yang kuat di negeri ini, dari Studi
Perencanaan Strategis, Perencanaan Kota Baru, Studi Kelaikan, Master Planning
sampai Desain Urban dan Arsitektur Lansekap.
Proposal
Tujuan dari lomba pra-rancangan ini adalah untuk menciptakan sebuah pasar
yang baru yang memberikan konstribusi secara berkelanjutan (sustainabilitas)
terhadap pemulihan dan perlindungan Kawasan Cagar Budaya Tamansari. Pendekatan
yang diajukan oleh Townland adalah menghasilkan sebuah rencana yang komprehensif
yang tidak hanya membuat Pasar Ngasem menjadi sebuah tempat tujuan turis,
tetapi pada saat yang bersamaan juga membuat pasar tersebut menjadi pusat yang
hidup dan berkembang bagi masyarakat setempat. Suatu campuran fungsi-fungsi
baru diperkenalkan dan diakomodasikan dalam bentukan arsitektural yang khas,
yang masih jelas keterkaitannya dengan sejarah arsitektur Jawa. Sebuah aspek
penting lainnya dari proposal ini adalah penekanan pada peluang terciptanya
Partisipasi Masyarakat (Community Participation). Untuk menjamin bahwa
desain Pasar Ngasem dapat bertahan dan pemecahan terhadap masalah-masalah lokal
dapat terlaksana dan terjamin dalam jangka waktu panjang, Townland mengusulkan
untuk melibatkan penyewa dan pedagang pasar dalam proses perencanaan dan desainnya.
Tantangan
Untuk mendapatkan hasil pembangunan kembali Pasar Ngasem yang memuaskan,
Townland telah mengidentifikasi sejumlah masalah yang harus dicari jawabannya.
Hal pertama yang menyangkut pada relokasi pedagang burung pada Pasar Ngasem
lama, yang akan memberikan kesempatan pada reorganisasi pasar, akan tetapi
lebih-lebih memberikan tantangan terhadap hilangnya salah satu daya tarik
wisata di lokasi ini. Hal kedua adalah tidak adanya keterjalinan secara visual
maupun fungsional dengan Tamansari, yang membuat Pasar Ngasem tidak mendapatkan
imbas komersial dari ketenaran objek wisata ini. Dan ketiga, adalah kondisi
bangunan pasar yang buruk, kemacetan yang kerap terjadi di depan pasar dan
kurangnya ruang publik bagi pejalan kaki, membuat turis enggan mengunjunginya.
Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi ketidakpopulerannya, Townland mengusulkan bahwa Pasar
Ngasem secara bertahap harus memposisikan dirinya sebagai Pasar Seni dan
Kerajinan di Yogyakarta. Di pasar baru ini tidak hanya memajang berbagai cinderamata,
tetapi juga seni kerajinan yang langsung dibuat pengukir atau pembatik di
tokonya di dalam pasar. Hal ini akan semakin menambah daya tarik pasar.
Townland juga mengusulkan untuk penambahan berbagai fungsi tambahan, seperti
café kecil dan restoran, yang akan memperpanjang jam kunjungan turis sampai
larut malam. Mesjid Ngasem yang baru dan kompleks Paguyuban Warga juga diajukan
pembangunannya, yang diharapkan menjadikan Pasar Ngasem yang baru dapat
berkembang menjadi pusat kegiatan masyarakat yang hidup di area Keraton ini.
Pasar Ngasem didesain menjadi “Gerbangnya Tamansari” yang baru, dengan
menciptakan sebuah gerbang pintu masuk yang jelas dan unik ke pasar. Sebuah
desain arsitektural dan ruang-ruang publik yang kuat diajukan, yang
mengingatkan kembali pada akar kesejarahan dari tapak tersebut sebagai bagian
dari Tamansari. Papan penunjuk arah diletakkan di dalam pasar dan di kampung
yang menunjukkan arah bagi pengunjung untuk menggabungkan kunjungan mereka ke
Tamansari dengan Pasar Ngasem.
Filosofi Desain
Area-area yang spesifik di Pasar Ngasem didesain untuk
memiliki derajat keprivasian yang dapat ditemukan pada konsep Rumah Jawa.
Semakin jauh seseorang masuk ke dalam bangunan/pasar, semakin tinggi tingkat
privasinya. Tingkat privasi yang tertinggi adalah pada area Paguyuban Warga dan
Mesjid; di mana kompleks ini memiliki komposisi massa bangunan yang “tertutup”
yang membentuk barier psikologis dari keseluruhan area di pasar.
Tipe arsitektur bangunan yang diperkenalkan, seperti
Mesjid, Paguyuban Warga, Pasar Seni & Kerajinan, Pujasera dan Pasar
Tradisional, merefleksikan konsep
bangunan tradisional Jawa.
Partisipasi Masyarakat.
Townland menekankan bahwa sukses Pasar Ngasem yang
baru sebagai salah satu area atraksi untuk kawasan Tamansari, sebagian besar
tergantung pada pola kemitraan dan keterlibatan keahlian-keahlian setempat dari
penghuni dan pedagang pasar, seniman, pengrajin dan masyarakat di sekitar pasar
itu sendiri. Pembangunan kembali Pasar Ngasem harus menekankan pada partisipasi
dari seluruh pedagang dan penduduk di sekitar pasar. Diusulkan di sini bahwa
para penyewa kios/los pasar dapat memilih sendiri ukuran kios yang hendak
disewa, serta menentukan sendiri desain tampak depan kios dan papan namanya.
Pola partisipasi ini akan memberikan ruang bagi masyarakat setempat untuk
terlibat sejak proses perencanaan dan perancangan Master Plan, sehingga mereka
mengerti dan mengikatkan diri untuk mencapai hasil yang terbaik.
For further
information, please contact:
Mr Richard
Durack/Mr Doni Priambodo
PT Townland International
Gedung Jiwasraya Gondangdia 1/F
Jl. R.P. Soeroso 41 -
Menteng
Jakarta Pusat, 10350 -
Indonesia
Tel: (021) 392 9033
Fax: (021) 392 9035
Email: Richard.Durack@townland.com
Web: www.townland.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan