KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Kamis, 18 Mei 2017

GEOLOGI KAWASAN KARST UNTUK PENGEMBANGAN GEOWISATA, KABUPATEN KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR

A.Latar Belakang
Topografi karst adalah bentukan rupa bumi yang unik dengan kenampakan atau fenomena khas akibat proses pelarutan dan pengendapan kembali CaCO3 diatas dan dibawah permukaan bumi. Selain itu, bentang alam seperti karst juga dapat terjadi dari proses pelapukan, hasil kerja hidrolik misalnya pengikisan, pergerakan tektonik, pencairan es dan evakuasi dari batuan beku (lava). Karena proses utama pembentukanya bukan pelarutan, maka bentang alam demikian disebut pseudokarst (Milanovic, 1996). Sementara itu karst yang terbentuk oleh pelarutan disebut truekarst. (Sari Bahagiarti, 2004).
Salah satu potensi yang ada di daerah karst adalah air bawah tanah yang tersimpan dlm bentukan morfologi karst, dimana batuan karbonat bertindak sebagai akuifer dengan jumlah penyimpanan air tanah yang melebihi akifer jenis lain. Air tanah merupakan salah satu unsur sumber daya alam (“Natural Resources”) yang sangat penting keberadaanya untuk kehidupan makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan) karena menunjang berbagai aktivitas kehidupan.
Maka dari itu pengoptimalan pemanfaatan dan perlindungan karst dengan pembagian daerah karst perlu diperhatikan untuk menunjang kelestarian daerah karst. Kawasan karst Sangkulirang perlu digali potensi yang terkandung di dalamnya dengan tetap memperhatikan kelestariannya, yaitu dengan menggali potensi estetika untuk dikembangkan menjadi aset geowisata.
Kalau kamu memulai perjalanan dari kota Samarinda, waktu tempuh dengan bus atau mobil carteran sekitar 8 – 9 jam dengan melewati jalan bekas perusahaan kayu, tepatnya melewati Sangatta dan Bengalon. Uniknya ekosistem tersebut membuat karst berpotensi terutama sebagai pemasok ketersediaan air tanah/air bersih,

B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “Revitalisasi Kawasan Tambang”.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengembangkan potensi daerah kars untuk pengembangan kawasan geowisata dan konservasi dalam kawasan Taman Nasional didaerah Sangkulirang, Kalimantan Timur.













A.Tatanan Geologi
          1. Fisiografi, Geomorfologi, dan Permasalahan
Lokasi dari Sangkulirang Mangkalihat ini pun dikelilingi oleh dinding-dinding terjal, gua bawah tanah dengan ukiran alam eksotis, serta perbukitan hijau, Keindahaan kelompok karst berukuran raksasa ini membenteng dari Kabupaten Kutai Timur hingga ke Kabupaten Berau. Kawasan ini punya luas mencapai 1,8 juta hektar,area ini memiliki kawasan ekosisten inti seluas 550.000 hektar, hal ini adalah aset bangsa yang sangat berharga karena memiliki nilai ekonomi, budaya, sosial, dan ilmiah.

Rencana perubahan sudah tertuang dalam RTRW Kaltim, Ada 1,8 juta hektare kawasan karst yang berada di dua kabupaten ini. Dalam draft RTRW Kaltim, hanya disisakan 99.000 hektare saja. Ini tentu akan merusak ekosistem yang ada di daerah itu, maka dari itu rencana untuk menjadikan rencana dijadikan kawasan Geowisata sangatlah dipersiapkan untuk menjaga kelestarian ekosistem dan memanfaatkan fungsi dan kelebihan dari terdapatnya kars Sangkulirang.
B. Rencana Revitalisasi kawasan bekas tambang, dan pengembangan Potensi Geowisata Daerah Sangkulirang
Daerah yang merupakan lahan bekas pertambangan pada daerah kars akan dikembalikan fungsinya karena apabila para kontraktor malah membuat suatu konstruksi bangunan permanen akan mengganggu fungsi wilayah tersebut, pada kasus ini daerah bekas pertambangan hutan akan direncakanakan kegiatan reboisasi hutan untuk mengembalikan lahan terbuka yang semulanya merupakan hutan, dan bukit namun angkat ditingkatkan kegunaannya menjadi lebih berdaya guna dalam minat pariwisata sehingga meningkatkan perekonomian sosial sekitar dan menjadi wisata ilmiah bagi wisatawan berminat khusus.
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik yang ada di kawasan pegunungan selatan merupakan kenampakan karst yang dapat dikembangkan menjadi obyek wisata. Bentukan alam karst berbeda dengan bentuk alam lainnya (non karst), karena kawasan karst memiliki komponen di atas permukaan tanah atau disebut Eksokarst, dan komponen di bawah tanah yang disebut Endokarst.
a. Wisata Pantai Karst
Pantai di kawasan karst mempunyai panorama alam yang sangat indah dibandingkan dengan pantai di kawasan non karst. Pantai ini mempunyai kelebihan pasir putih dan bukit-bukit di pinggir pantai yang sangat indah. Wisata ini dapat juga dikembangkan menjadi wisata minat khusus tentang petualangan, seperti susur pantai saat surut.


b. Wisata Susur Gua/Sungai Bawah Tanah
Gua merupakan kenampakan Endokarst yang dapat dikembangkan menjadi wisata minat khusus, yaitu susur gua bawah tanah. Gua karst mempunyai banyak potensi baik dari segi ornamen gua maupun flora fauna yang terdapat pada gua tersebut. Menurut hasil penelitian, kawasan karst ini memberi informasi tentang jejak manusia purba yang bisa dilihat dari lukisan tangan yang banyak disebut dengan gua lukisan 1000 tangan, gambar perahu, dan lukisan berbagai jenis binatang yang tergambar jelas pada dinding-dinding gua dan konon telah ada sekitar 10.000 tahun SM. Disini juga ditemukan tulang, wadah yang terbuat dari tanah liat, serta alat-alat yang terbuat daribatu.
c. Wisata Panorama Bukit Karst
Bukit karst atau karren merupakan fenomena bentuk lahan yang mempunyai ciri dan karakteristik yang lain dari bukit non karst. Pengembangan wisata bukit karst ini dapat dilakukan dengan membuat gardu pandang pada puncak bukit kars bekas tambang batu kapur  yang dapat melihat kenampakan morfologi karst dan penyediaan bangunan bangunan sementara khusus yg menyediakan makanan dan minuman bagi pengunjung pada puncak bukit .

d. Wisata danau nyandeng
Danau ini dapat ditempuh dengan perjalanan air menggunakan perahu selama 15 menit dan perjalanan darat melalui jalan setapak dengan berjalan kaki selama 15 menit. Danau Nyadeng seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah, memiliki kedalaman air sekitar 35 meter dengan warna air hijau kebiru-biruan.
e. Wisata Lembah Karst
Bentuk lahan karst selain bukit karst adalah lembah karst. Lembah karst dapat juga dikembangkan menjadi obyek wisata. Wisata lembah karst dapat dikembangkan baik dengan wisata umum maupun wisata petualangan.
2. Komponen Biotik
Komponen biotik yang terdapat di kawasan karst dapat dikembangkan sebagai obyek wisata. Komponen biotik yang dapat dikembangkan adalah keanekaragaman biota yang sangat indah, termasuk biota laut di wilayah pesisir laut kalimantan timur.
3. Komponen Culture (Budaya)
Budaya merupakan salah satu ciri yang dapat membedakan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Kawasan Sangkulirang mempunyai budaya yang sangat unik dan langka dan perlu dipertahankan. Kawasan karst Sangkulirang mempunyai berbagai macam peninggalan budaya. Banyak gua-gua bersejarah di kawasan ini. Gua-gua yang terdapat pada kawasan tersebut telah terbukti pernah menjadi pusat kegiatan masa lalu. Gua ini juga ditemukan benda-benda peninggalan masa lalu, gua ini disebut dengan Gua Arkeologi. Gua yang termasuk gua arkeologi adalah Gua Beloyot, Gua Keteban, Gua Kabila, Gua Harto, dan pembuatan bale ajar yang merupakan bangunan non permanen sebagai wadah pembelajaran bagi para pendatang tentang studi fisiografi,morfologi, dan sejarah kawasan sangkulirang, dan penyediaan warung makan yang merupakan bangunan non permanen sebagai media perekonomian bagi masyarakat setempat di puncak bukit yang telah dilakukan pembukaan lahan bekas pertambangan.




 A. Saran
Berdasarkan berbagai deskripsi di atas maka perlu pengembangan Geowisata di kawasan karst, selain akan meningkatkan pendapatan daerah, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan kawasan karst. Dalam pengembangan menjadi kawasan wisata maka perlu penambahan fasilitas umum.
DAFTAR PUSTAKA

Bemmelen, R.W, Van, 1970, The Geology of Indonesia, Vol.I.A, second edition, Martinus Nijhoff, The Hague
Jenings J,N, 1985, Karst Geomophology, Second edition, Brazil Blackwell Inc, New York
Latif, M.A, 2000, Kajian Geomorfologi Karst Mayor Antara Telaga Sanglen dan Kamal Kabupaten Gunungkidul DIY, Skripsi, Sarjana, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta
Purwoarminta, A.,2005, Potensi Akuifer di Sebagaian Cekungan Wonosari Kabupaten Gunungkidul DIY, Skripsi, Sarjana, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta
Riiter, D.F, 1979, Process Geomorphology, southern Illnuois University at Carbondale, Brown Co, Publisher Duque, Iowa
Verstappen, H.Th,. 1983, Applied Geomorphology, Geomorphology Survey for Environtmental Development, Elsivier, Amsterdam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan