Nama :
Intan Tri Pratiwi
NIM :
114090038
Kelas : A
Prodi Teknik Lingkungan
FTM UPN “Veteran” Yogyakarta
Selokan Mataram
yang semula bernama Kanal Yoshiro merupakan kanal irigasi yang menghubungkan antara Sungai Progo didaerah Dusun Ancol, Kabupaten
Magelang (hulu) dengan Sungai Opak di daerah Kalasan
(hilir).
Selokan Mataram yang memiliki panjang ± 30 km ini membentang luas dari barat ke timur membelah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selokan Mataram ini dibangun pada tahun 1944, tepatnya pada
masa pendudukan Jepang. Selokan Mataram memiliki fungsi yang fital dalam bidang pertanian yaitu sebagai saluran pengairan
(irigasi). Hal ini seharusnya menjadikan sebuah pertimbangan bagi masyarakat
serta Pemerintah daerah Yogyakarta untuk menjadikan Selokan Mataram sebagai salah satu ikon kebanggaan
Yogyakarta
karena memiliki arti sejarah yang sangat penting pada zamannya sehingga perlu
dilestarikan kembali keberadaan serta fungsinya.
Dilihat dari kondisi Selokan Mataram
saat ini, membuktikan bahwa kurangnya kepedulian masyarakat dan Pemerintah daerah
Yogyakarta dalam melestarikannya. Banyaknya sampah (organik dan non organik) yang
berserakan di dalam Selokan Mataram dan sekitarnya merupakan hal yang sangat
memprihatinkan dan menjadi tugas untuk seluruh masyarakat dan Pemerintah daerah
Yogyakarta untuk menghidupkan kembali Selokan Mataram tersebut agar memiliki
fungsi serta nilai ekonomis bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan. Maka dari
itu perlu dilakukannya penataan ruang yaitu pemanfaatan lahan untuk berbagai
kepentingan dari berbagai sektor yang mengacu pada potensi fisik lahan, faktor
sosial, dan kondisi sosial budaya setempat serta sistem legalitas tentang lahan
(Subroto, 2003). Penataan ruang ini dilakukan bertujuan untuk menciptakan
hubungan yang serasi antara berbagai kegiatan pada wilayah-wilayah agar
tercipta hubungan yang harmonis dan serasi sehingga akan mempercepat proses
tercapainya kemakmuran dan terjaminnya kelestarian lingkungan hidup (Tarigan,
2004).
Selokan
Mataram termasuk dalam daerah yang cukup strategis khususnya pada daerah
seturan yang dapat dilihat dari banyaknya rumah penduduk, hotel, ruko, rumah
makan, cafe maupun beberapa universitas yang terletak disekitar Selokan
Mataram. Banyaknya mahasiswa di Yogyakarta serta turis domestik maupun
mancanegara yang memilih tempat ini menjadi salah satu tempat alternatif untuk belanja
dan makan ataupun sekedar nongkrong. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi
masyarakat sekitar karena dapat menambah penghasilan sehari-hari masyarakat
yang memiliki usaha rumah makan maupun toko. Namun, hal ini dapat memberikan
dampak yang merugikan yaitu daerah ini menjadi daerah yang cukup padat. Akan
tetapi, kurangnya lahan untuk parkir, lahan untuk pejalan kaki, dan kurang
lebarnya jalan yang berada di daerah Selokan Mataram serta kurangnya kepedulian
masyarakat dan
Pemerintah daerah Yogyakarta terhadap kebersihan sehingga masih banyak sampah
yang berserakan di dalam ataupun di sekitar Selokan Mataram menjadi
permasalahan yang sangat vital.
Berkaitan
dengan penataan dan revitalisasi kawasan tentang Selokan Mataram , maka
diusunglah sebuah judul yaitu Shades
of Green Tourist Town Water, Fashions
and Culinary “Selokan Mataram”. Judul Shades
of Green Tourist Town Water, Fashion and
Culinary “Selokan Mataram” memiliki makna yaitu Nuansa Hijau Kota Wisata
Air, Mode dan Kuliner tepatnya di daerah Selokan Mataram tersebut. Shades of Green dapat diwujudkan dengan
tanaman hijau yang akan ditanami di area sebelah utara dan selatan Selokan
Mataram yang akan digunakan sebagai tepat khusus pejalan kaki untuk menikmati
suasana yang asri dan membuat pejalan kaki merasa nyaman dengan memperhatikan
aspek-aspek lingkungan antara lain ( Devas and Rakodi, 1993) :
a) Meminimalisasi
risiko akibat adanya perubahan – perubahan terhadap bumi, seperti lapisan ozon, pemanasan
global yang disebabkan emisi karbon dioksida, perubahan iklim lokal yang
disebabkan banjir, kekeringan, penebangan liar.
b) Meminimalisasi
polusi udara, air dan tanah.
c) Adanya
jaminan dan pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
Foto
1. Kondisi Selokan Mataram Saat Ini
Foto 2. Rencana
Revitalisasi Foto 3. Rencana Revitalisasi Kondisi
Taman
Kondisi Selokan Mataram Selokan Mataram (Sebelah
Utara)
untuk pejalan kaki
Tanaman yang
dipilih untuk ditanami ialah tanaman yang dapat bermanfaat untuk mengurangi
polusi udara yang menjadi salah satu permasalahan di Selokan Mataram ini. Beberapa
tanaman yang dapat mengurangi polusi udara antara lain pohon kelengkeng, pohon
mahoni, tanaman sirih belanda, tanaman sansevieria, tanaman aloe vera (lidah
buaya) dan pohon trembesi. Di sekitar Selokan Mataram ini, diperlukan penambahan
tanaman seperti pohon mahoni yang berfungsi sebagai tanaman penghijauan di
kota-kota besar yang mamapu menyerap polutan udara seperti timbal dan pohon
trembesi yang mampu menyerap karbodioksida dalam jumlah yang cukup besar.
Foto 4. Pohon Mahoni Sebagai Salah Satu Foto 5. Pohon trembesi Sebagai
Salah Satu
Tanaman yang
Akan Ditambah Tanaman yang Akan Ditambah
di Selokan Mataram (Sebelah
Selatan) di Selokan Mataram
(Sebelah Selatan)
Selain itu juga
perlu penambahan tanaman hias seperti tanaman sirih belanda yang berfungsi
menyerap formaldehida dan benzena, tanaman sansevieria (lidah mertua) yang
berfungsi mampu menyerap polusi udara, asap rokok (nikotin) serta radiasi
nuklir sehingga cocok dijadikan tanaman penyegar, dan tanaman aloe vera (lidah
buaya) yang mampu menyaring emisi gas dari bahan berbahaya beracun.
Foto 6. Daun Sirih Belanda
Foto 7. Sansevieria Foto 8. Aloe Vera
Sebagai Salah Satu Sebagai Salah Satu Sebagai Salah Satu
Tanaman Hias
Tanaman Hias Tanaman Hias
yang Akan Ditambah yang Akan Ditambah yang Akan Ditambah
di sekitar Selokan Mataram
di sekitar Selokan Mataram
di sekitar Selokan Mataram
Tourist Town Water
dapat diwujudkan dengan memanfaatkan Selokan Mataram itu sendiri sebagai sarana
dan prasarana dari wisata air dengan menggunakan perahu kano. Perahu kano
merupakan perahu kecil dan panjang serta sempit, ujung haluan dan buritannya
tajam (untuk memudahkan mengubah haluan), biasanya terbuat dari batang pohon
yang dilubangi seperti lesung. Selain itu, biasanya perahu kano digerakkan oleh
tenaga manusia dengan cara dikayuh . Alat yang digunakan untuk mengayuh
biasanya berbahan dasar kayu.
Foto 9. Perahu Kano
Sebagai Alat Transportasi Alternatif yang Dapat Digunakan di Selokan Mataram
Fashion and Culinary
dapat diwujudkan dengan ruko-ruko dan rumah makan yang telah tersedia di area
sekitar Selokan Mataram tepatnya di sebelah selatan dari Selokan Mataram. Penempatan
ruko-ruko dan rumah makan harus tertata dengan baik dan memiliki keunikan dari
bangunan itu sendiri yang mencerminkan kota Yogyakarta sehingga
bangunan-bangunan tersebut memliki nilai estetika dan ciri khas Kota
Yogyakarta.
Foto 10. Kondisi
Rumah makan Foto 11. Rencana Revitalisasi
di Selokan Mataram Kondisi Rumah Makan
di Selokan Mataram
Foto 12. Kondisi Jembatan di Selokan Mataram Foto 13. Rencana Revitalisasi Kondisi Jembatan
di Selokan Mataram
Semua ini
dilakukan semata-mata untuk mengembalikan dan melestarikan keindahan lingkungan
dari Selokan Mataram itu sendiri dan meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar Selokan Mataram serta menambah pendapatan Daerah Istimewa Yogyakarta
berupa pariwisata dan menjadi salah satu icon
dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang bersifat
ramah lingkungan. Hal ini dapat menyadarkan dan meningkatkan kepedulian
baik masyarakat maupun Pemerintah daerah Yogyakarta terhadap lingkungan agar
lingkungan itu tetap asri dan terhindar dari isu lingkungan (global warming) yang saat ini marak
diperbincangkan.
Dalam mendukung
serta mewujudkan adanya penataan dan revitalisasi kewasan Selokan Mataram (Shades of
Green Tourist Town Water, Fashions and Culinary “Selokan Mataram”) ini,
perlu peran serta masyarakat sekitar agar daerah ini menjadi daerah eko-wisata yang dapat menjadi
nilai-(atau filsafat-) sarat pendekatan untuk pariwisata, bertujuan untuk
lingkungan keberlanjutan. (Bromberek,2009).
Eko-wisata yang mampu menarik peminat baik dari dalam maupun luar negeri.
Eko-wisata didasarkan atas peran serta masyarakat dengan masyarakat setempat
sebagai pelaku dan sasaran utama pembangunan, sehingga dapat membantu
menanggulangi kemiskinan pada tingkat lokal. Pariwisata yang dikembangkan
dengan dasar pro-rakyat miskin dapat memberi sumbangan yang berarti pada usaha penanggulangan
kemiskinan (Cezayirli, 2003).
Kawasan Selokan
Mataram merupakan daerah permukiman dan pertokoan maka sudah seharusnya kawasan
ini difasilitasi dengan tempat sampah yang sesuai dengan pemilahannya agar
masyarakat serta pengunjung tidak mencemari lingkungan dengan membuang sampah
sembarangan baik di jalan maupun di Selokan Mataram itu sendiri. Penempatan
sampah (sesuai dengan jenisnya) ini diletakkan di daerah tempat pejalan kaki
dan di depan ruko-ruko serta rumah makan. Banyaknya sampah yang berserakan di
Selokan Mataram dan sekitarnya perlu dilakukan pembersihan untuk menunjang dan
mendukung pembangunan Shades of Green Tourist Town Water, Fashions and
Culinary “Selokan Mataram”. Selain itu, penataan kembali ruko-ruko dan
pelebaran jalan serta penambahan lahan parkir khusus perlu dilakukan. Hal ini
sangat berkaitan dengan padatnya kendaraan di area sekitar Selokan Mataram
karena sempitnya jalan dan kurangnya lahan untuk parkir sehingga pengunjung
dari rumah makan dan ruko-ruko memilih jalan sebagai tempat untuk parkir dan
menyebabkan jalan di daerah tersebut menjadi
macet.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan