Latar Belakang
Gunung
api purba Nglanggeran terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten
Gunung kidul, Provinsi D.I.Y. Gunung api purba berasal dari gunung api dasar
laut yang berumur miosen sekiat 36 juta tahun yang lalu. Proses terjadinya
gunung api bawah laut diawali dengan adanya tekanan/gaya endogen dari magma
yang ada didalam perut bumi yang berada di bawah dasar kerak samudera, akibat
dari tekanan/gaya tersebut maka terjadi ketidak stabilan dari kerak samudera
sehingga mengakibatkan terjadinya pemekaran kerak samudera. Akibat pemekaran
ini menyebabkan keluarnya magma yang bersifat basa/basal yang cair kepermukaan
dasar samudera dalam bentuk lava pijar. Dengan terakumulasinya endapan lava
yang secara terus menerus maka permukaan dasar samudera menjadi lebih tinggi ke
arah permukaan laut, disinilah awal proses terbentuknya gunung api bawah laut.
Gunung api purba yang berasal didasar laut terangkat kemudian menjadi daratan
jutaan tahun yang lalu. Di daerah penelitian mempunyai bentuklahan vulkanik
dengan kenampakan yang khas yaiut bentuk kubah atau (plug
dome). Proses terjadinya kubah lava atau (plug dome) di karenakan keluarnya magma hingga mencapai kepundan
karena sifatnya yang asam magma tidak segera mengalir ke lereng gunungapi
tetapi membeku di kepundan dan membentuk sebagai sumbat gunung api.
Gambar
gunung api purba dengan bentuk Plug dome
Batuan gunung api purba
Nglanggeran merupakan produk dari lontaran magma gunung api pada saat gunung
api bererupsi. Dalam istilah geologi dikenal sebagai “bomb” atau aglomerat.
Dari ukuran dan sebarannya, material ini berukuran sangat besar dan luas,
sehingga dapat dibayangkan kondisi erupsi gunung api ini sangatlah besar pada
waktu tersebut. Gunung api purba ini memiliki nama formasi yaitu formasi
Nglanggeran dimana terdapat satuan batuan breksi andesit dan lava andesit.
Gambar
: Satuan batuanr Breksi vulkanik dari letusan gunung api purba
Gambar : lontaran
batuan breksi vulkanis dari hasil erupsi gunung api purba
Gambar : satuan batuan
lava andesit hasil dari erupsi gunung api purba
Pembentukan
gunung api purba ini berkaitan dengan formasi semilir atau sering di sebut
candi ijo prambanan lokasi ini terletak
di Desa Candi ijo, Kecamatan Patuk, Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat
singkapan endapan abu vulkanik purba (berumur 20 – 30 juta tahun) yang mencapai
ketebalan >50 m membentuk morfologi bukit. Ini adalah bukti bahwasanya
batuan tuff yang terdapat di candi ijo berasal dari abu letusan gunung api
purba semilir. Formasi semilir ditumpangi oleh formasi Nglanggeran, yang lebih
muda, yang terdiri dari breksi andesit dan lava andesit. Hadirnya gunung api
purba menunjukan bahwa setelah terbentuk hamparan luas hasil letusan gunung api
semilir, kemudian disusul dengan tumbuhnya gunung api strato baru, yakni gunung
api purba Nglanggeran.
Gambar : Singkapan satuan batuan Tuff (endapan abu
vulkanik) di formasi semilir Desa candi ijo
Tujuan
penelitian
Untuk menentukan arah revitalisasi berbasis
kebumian, sosial dan budaya agar ekowisata cagar budaya geologi tetap lestari
dan dikenal masyarakat luas.
Arah revitaliasai kawasan gunung
api purba dan sekitarnya
Untuk mewujudkan gunung api purba sebagai kawasan
sejarah geologi dan dapat memberikan manfaat sebesar – besarnya untuk
masyarakat, maka perencanaan revitalisasi harus dilakukan secara bijaksana,
dengan mempertimbangkan faktor – faktor teknis, finansial, sosial, dan
pertimbangan lingkungan.
a. Secara
Sosial
-
Masyarakat dan
atau pihak – pihak yang berada di daerah gunung api purba
-
Masyarakat di
sekitar (radius 200 meter) dari gunung api purba baik yang bermukim maupun yang
menggarap/mengelola lahan. Wajib melakukan Perlindungan daerah gunung api purba
dengan menggarap tanah secara bijaksana yang bertujuan agar menjaga sistem
bangunan dan pengelolaan lahan agar tidak terjadi longsor atau erosi.
-
Penyusunan
program dan pelaksanaan konservasi gunung api purba perlu dilakukan dengan
modal partisipatif, untuk membangun persepsi dan sikap keperdulian semua pihak
yang terkait terhadap ekowisata gunung api purba. Hal ini selain memberikan
manfaat finansial dan ekonomi, diharapkan juga dapat memberikan manfaat sosial
khususnya bagi masyarakat sekitar.
b. Secara
pertimbangan lingkungan
-
Teknik
konservasi tanah Metode terasering, teras bangku, dan pembuatan geludan selain
mengurangi laju erois juga sebagai penangkapan air. Terasering, teras bangku dan
geludan di buat memanjang dengan searah garis kontur pada daerah lereng atau
perbukitan untuk menjebak dan mengurangi laju aliran air permukaan (run off).
c.
Secara teknis
-
Membuat peta
lintasan untuk melakukan geotrek
menyusuri gunung api purba dan daerah wisata seperti air terjun, embung
Nglanggeran dan sekitar gunung api purba dimana terdapat proses dan struktur
geologi yang mengungkap sejarah gunung api purba dengan berjalan kaki, menggunakan
kereta mobil atau menggunakan motor cross.
-
Yang bertujuan
menyebarkan seluas mungkin ke masyarakat umum sejarah dan bukti bukti atau
fenomena riwayat gunung api purba.
-
Membuat wisata
pertanin keadaan tanah di lokasi penelitian cocok sebagai pertanian lahan
kering untuk ditanami tanaman palawija seperti jagung, kacang tanah, kacang
kedelai, kacang hijau, ketela dan tanaman tahunan seperti jati dan mahoni.
d. Secara
finansial
-
Membuat paket
perjalanan geotrek
-
Membuat wisata
outbound air di daerah aliran sungai gunung api purba
-
Mengembangkan
potensi kerajinan seni mengukir kayu mahoni dan jati di Desa Nglanggeran
Daftar
Pustaka
Demografi
potensi Desa Nglanggeran tahun 2013 -
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan