By: Annisa Luthfia
114150020
1. Membuat
soal dan jawaban sendiri berdasarkan materi
a. Apa
latar belakang pemerintah kota Sawahlunto melakukan revitalisasi lahan bekas
tambang di kota tersebut ?
Jawab
:
1) Alasan
sosial, Hindia Belanda menginvestasikan 5,5 juta gulden untuk menggarap tambang
batu bara Ombilin, Sawahlunto. Selama puluhan tahun lamanya, perekonomian
Sawahlunto sangat bergantung pada aktivitas penambangan batu bara. Banyak
pendudukan Sawahlunto yang berprofesi sebagai penambang batu bara. Namun sikap
ketergantungan ini berdampak kurang baik pada perekonomian Sawahlunto pada
beberapa tahun terakhir ini. Harga batu bara di pasaran internasional di tahun 2012
turun hingga 25%. Hal ini menyebabkan PT Bukit Asam Unit Penambangan
Ombilin sebagai perusahaan tambang batu bara satu-satunya di Sawahlunto
mengalami kerugian belasan hingga puluhan miliar rupiah pertahun. PT Bukit Asam
bahkan memutuskan untuk menutup tambang dan melakukan PHK
secara bertahap. Akibatnya, Kota Sawahlunto menjadi seperti kota mati dan
terjadi pengangguran secara besar-besaran. Revitalisasi pada kawasan ini
diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian dan membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat Sawahlunto.
2) Bentang
alam dan pemandangan yang indah di Sawahlunto. Hal ini mengakibatkan Sawahlunto
memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan kota wisata dengan bentang
alam yang indah sebagai salah satu asetnya. Potensi ini dapat terus digali dan
ditingkatkan agar dapat membawa pemasukan bagi pemerintah dan masyarakat.
3) Terdapat
banyak bangunan peninggalan Belanda yang bernilai historis sangat tinggi. Menurut
Goodchild (1990), lanskap sejarah perlu dilestarikan karena memiliki arti penting,
yaitu:
-
Menjadi bagian penting dan bagian
integral dari warisan budaya.
-
Menjadi bukti fisik dan arkeologis dari
warisan sejarah.
-
Memberi kontribusi bagi keberlanjutan
pembangunan kehidupan berbudaya.
-
Memberi kenyamanan publik (public
amenity).
-
Memberikan nilai ekonomis dan dapat
mendukung pariwisata.
b. Bagaimanakah
strategi yang dijalankan pemerintah kota Sawahlunto untuk melakukan
revitalisasi lahan bekas tambang di Sawahlunto beserta nilai-nilai historis
yang ada di dalamnya?
Jawab :
1) Mencari
mitra kerja kajian pemetaan dan revitalisasi bangunan cagar budaya.
Pemerintah kota Sawahlunto membuat
kajian mengenai revitalisasi bangunan bersejarah kota dengan cara mengundang
tokoh Peter Van Dun, ahli perencanaan konservasi terpadu dari Belanda dengan
program PUM. Selain itu, juga menjalin kerja sama dengan Badan Warisan Sumatera
Barat (BWSB). BWSB merupakan LSM yang peduli terhadap bangunan dan benda-benda
bersejarah di wilayah Sumatera Barat.
2) Membentuk
tim revitalisasi bangunan dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Sawahlunto yang berperan sebagai leading sector atau dinas yang
bertanggung jawab. Dinas ini dibantu oleh SKPD lain, seperti Dinas PU, Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, Koperasi dan Tenaga Kerja; Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga; Dinas Kesehatan dan Sosial; Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; Dinas Pertanian dan Kehutanan; Bappeda;
BLH; Badan Kesbangpol dan Penanggulangan Bencana; kecamatan dan kelurahan.
3) Menetapkan
beberapa kebijakan yaitu :
-
Menetapkan
dan memantapkan fungsi kawasan cagar budaya melalui Perwal maupun Perda.
-
Mengkonservasi
dan merehabilitasi kawasan cagar budaya.
-
Memberikan
insentif pada bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan/atau bernilai tinggi.
-
Meningkatkan
fungsi bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan/atau bernilai tinggi, serta
potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah sebagai obyek
wisata budaya.
c. Bagaimanakah
cara pemerintah kota Sawahlunto merealisasikan 4 kenijakam yang telah
ditetapkan sebagai bentuk upaya revitalisasi lahan bekas tambang batu bara dan
jelaskan hasilnya !
Jawab :
-
Kegiatan yang dilakukan pemerintah kota
Sawahlunto adalah :
· Melakukan kajian tentang upaya
peningkatan dan perbaikan kawasan kota lama.
· Melakukan sosialisasi program ke masyarakat
secara terus menerus melalui berbagai media yang ada di Sawahlunto,
· Melakukan pelatihan,lokakarya dan
workshop mengenai pentingnya revitalisasi kota kepada jajaran aparat pemkot.
· Melakukan studi banding tentang
revitalisasi bagi pegawai pemkot khususnya bidang perencanaan dan teknis ke
kota-kota di Indonesia maupun di luar negeri.
· Berdasarkan inventaris yang telah
dilakukan sejak tahun 2001 dan 2002, maka pemerintah kota mulai melakukan
peningkatan kawasan pedestrian, pembangunan kawasan bermain dan RTH,
mulai merenovasi bangunan-bangunan bersejarah, serta membangun tempat-tempat
penunjang kegiatan wisata, seperti gedung info box, IPTEK center, water boom
dan kebun binatang.
-
Hasil dari program-program tersebut
adalah :
· Lubang Mbah Soero, merupakan obyek
wisata yang didalamnya terdapat tunnel panjang. Tunnel ini digunakan untuk
proses penggalian dan pengangkutan batu bara pada zaman pemerintahan Belanda
·
Museum Goedang Ransoem, didalamnya dapat
dilihat perlengkapan masak yang digunakan pada zaman dahulu dengan ukuran yang
tidak biasa.
·
Musem kereta api, dulunya stasiun kereta
api yang dibangun Belanda pada tahun 1918. Sehingga, setelah direvitalisasi
pengunjung dapat merasakan sensasi naik kereta api kuno.
· Hotel Ombilin, merupakan saksi bisu
kejayaan Sawahlunto di masa lalu. Hotel Ombilin adalah hotel dengan arsitektur
Belanda yang dulunya sering digunakan sebagai tempat penginapan tamu-tamu
Belanda.
2. Kajian
Lingkungan Strategis pada Revitalisasi Lahan Bekas Tambang Kota Sawahlunto
Pada uraian sebelumnya telah
dipaparkan Kebijakan, Rencana, dan Program yang ada dalam Revitalisasi Lahan
Bekas Tambang Kota Sawahlunto. Oleh karena itu, dapat dikaji mengenai kajian
lingkungan strategisnya adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan
:
1) Dampak
Positif :
- Kebijakan yang telah dibuat pemerintah
kota Sawahlunto sangat berpihak kepada lingkungan karena selain menjadikan
lahan yang telah berubah bentuk karena pertambangan diolah kembali, juga
mempertahankan keasrian lingkungan dan bentang alam yang ada di Sawahlunto.
- Upaya konservasi dan rehabilitasi cagar
budaya sangat baik untuk pembangunan pariwisata dan pelestarian lingkumgan.
- Masalah sosial tertangani karena
pembukaan pariwisata membuka banyak lapangan kerja baru.
- Meminimalisir gedung-gedung dan bangunan
kosong yang tidak terawat dengan merevitalisasinya dan menjadikan obyek wisata.
2) Dampak
Negatif :
- Terlalu terpusat pada pembangunan kota
dan bangunan-bangunan bersejarah, sehingga pada pengembangan bentang alam dan
pemandangan alam kurang diperhatikan yang seharusnya dapat diolah untuk wisata
alam
- Kurang mengajak masyarakat dalam
perannya untuk ikut serta membentuk kebijakan.
b. Rencana
1) Dampak
Positif
- Menambah ilmu dan mempercepat proses
transfer ilmu pada pemerintah kota Sawahlunto karena mengadakan banyak studi banding
dan mendatangkan ahli dari luar.
- Berpikir jauh ke depan karena terdapat
pelatihan-pelatihan dan kajian yang sangat matang sebelum pembangunan
benar-benar dilakukan.
2) Dampak
Negatif
- Terlalu banyak studi banding dan kajian
oleh pihak luar sehingga terkesan boros biaya pada awal tahap revitalisasi
- Kurangnya kajian terhadap pihak
internnal itu sendiri atau masyarakat asli Sawahlunto yang tinggal dan hidup di
sana.
- Terlalu banyak mengkaji dan mendatangkan
ahli bangunan, sedangkan porsi untuk pengembangan wisata berbasis alam sanhat
minim sekali.
c. Program
1) Dampak
Positif
-
Kesejahteraan rakyat meningkat
-
Pengangguran mulai menurun
-
Bangunan dan tempat-tempat yang hampir
mati mulai bangkit kembali
-
Pembangunan wisata yang meningkat
drastis
-
Kondisi alam, lingkungan, kota, tata
ruang, bangunan lebih terawat
-
Menjadi salah satu peran dalam Tour de
Singkarak 2012
-
Melestarikan budaya dan mengembangkan
ekonomi lokal
2) Dampak
negatif
- Terlalu fokus terhadap masalah bangunan
dan kota, potensi alam kurang ditingkatkan
-
Kurang mengajak masyarakat Sawahlunto
untuk terjun langsung dalam perumusan program
- Harus bekerja keras untuk menjadikan
bagian ekowisata di Sawahlunto masih sangat kurang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan