Oleh Muhammad Erza (114150052)
Bantul,
merupakan salah satu dari lima kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Drs. H. Suharsono ini memiliki luas daerah sebesar
508,85 km2 dan jumlah penduduk Bantul pada tahun 2009 adalah 1.015.465
jiwa, dengan kepadatan 2.012,93 jiwa/km2. Mayoritas mata pencaharian penduduk
di bidang pertanian (25 %) , perdagangan (21 %), Industri (19 %)
dan jasa (17 %). Kabupaten dengan 17 kecamatan ini berbatasan dengan Kabupaten
Sleman dan Kota Yogyakarta di utara,
Kabupaten Gunungkidul disebelah timur, Kabupaten Kulonprogo disebelah barat,
dan Samudera Hindia di bagian selatan. Kabupaten Bantul saat ini sedang
menggalakkan sektor pariwisatanya untuk menyumbang pemasukan daerah. Untuk
lebih mengenalkan wilayah di kancah nasional dan internasional, maka kabupaten
Bantul perlu memiliki ciri tertentu. Dengan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor :
69 Tahun 2013 diatur tentang Brand baru dengan nama Bantul The Harmony of
Nature and Culture. Konsep slogan The Harmony of Nature and Culture merupakan
abstraksi dari konsep lingkungan fisik, hayati, ekonomi, sosial dan budaya. Brand
bukan untuk mengganti lambang daerah namun sebagai alat promosi daerah dan
wisata beserta potensinya. Brand baru ini juga menegaskan komitmen Bantul
menjadi daerah tujuan wisata utama di DIY. Kabupaten Bantul akan mengedepankan
pola kehidupan bernilai tinggi di semua lini. Brand Kabupaten Bantul didominasi
warna hijau melambangkan optimisme kehidupan pertanian berkelanjutan, warna
biru berarti air yang menjadi pelengkap kehidupan agraris. Huruf diawal
berbentuk Gentong gerabah melambangkan potensi Bantul yang terkenal berupa
gerabah Kasongan, sebagai salah satu lambang ekonomi kreatif. Bentuk gentong
gerabah menggambarkan hasil usaha budi daya akal dan pikiran ditopang dengan
usaha bekerja. Konsep aman, tertib dan sehat tergambar pada urutan simbol yang
mengikuti pola teratur dari hulu ke hilir atau pantai. Sementara bentuk elastis
dan dinamis memberi kesan luasnya keterlibatan masyarakat dalam membangun
wilayah. Diharapkan brand ini mampu memajukan kehidupan masyarakat dengan
mempromosikan dan membangun citra positifnya.
Terletak di sebelah timur,
berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul tepatnya berada di desa Bawuran
Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul, terdapat satu tambang batu breksi yang masih
tradisional dan dikelola oleh masyarakat. Daerah tersebut dulunya merupakan
salah satu terdampak gempa Bantul 2006 yang parah. Tambang tersebut berada
diatas lahan milik Sultan dengan luas sekitar 1,5 hektar. Menurut salah satu
penambang disana yang bernama Pak Lanjar Sejati, tambang ini mulai ditambang
dari tahun 1980 sampai sekarang. Namun sekarang cadangan material yang ada
sudah menipis. Oleh karena itu, penelitian ini muncul sebagai alternatif untuk
dapat merevitalisasi tambang batu breksi tersebut agar tetap dapat menjadikan
manfaat terhadap masyarakat sekitar.
Gambar 1.1 Tebing yang ada di lereng bawah |
Lahan tambang batu breksi terletak
disalah satu bukit kecil yang berada tak jauh dari ibukota Kecamatan Pleret,
sekitar 5 menit ditempuh menggunakan kendaraan pribadi. Lahan tersebut memiiki
lereng yang landai dan terdapat satu tebing yang mana memiliki tinggi sekitar 30
meter dan luas sekitar 300 meter persegi. Sedangkan dipuncak bukit terdapat
lereng-lereng sisa penambangan batu breksi dengan ketinggian sekitar kurang
lebih 5 meter. Dari keadaan tersebut,
saya memiliki konsep revitalisasi daerah tersebut menjadi hampir seperti tebing
breksi di daerah prambanan namun ada beberapa hal yang membedakan yang menjadi
ciri khas tempat ini selanjutnya. Hal tresebut juga didasari oleh tujuan kabupaten
Bantul sendiri untuk menjadi kabupaten tujuan utama wisata Daerah Istimewa
Yogyakarta. Konsep ini dibuat bertujuan untuk menjadikan alternatif penghasilan
baru bagi para penambang pasir dan masyarakat sekitar jika memang proses
penambangan sudah tidak dapat dilakukan lagi karena cadangan material yang
telah habis.
Gambar 1.2 Kenampakan tambang di puncak bukit |
Rencananya, lahan tersebut akan
dibuat datar dan dijadikan beberapa lantai dari bawah tengah sampai atas. Dan
tiap-tiap lantai akan memiliki fungsi masing-masing seperti tempat makan,
taman, panggung pertunjukkan, cafe, menara pandang dan lain sebagainya. Lantai
satu akan dijadikan sebagai menara pandang dengan bentang alam pegunungan
seribu dan sunset menjadi daya tariknya. Menara pandang rencananya akan dibuat
pada tebing sisa penambangan batu breksi dengan membuat pahatan tangga yang
memutari tebing untuk sampai di puncak menara. Kemudian di sekitar menara akan
dibuat parit memutar yang berisi air agar dimaksudkan sebagai drainase sekitar
menara dan juga daya tarik pemandangan jika dilihat dari atas. Di puncak menara
akan dibangun patung sebagai ikon dari tempat tersebut dan lanskap pegunungan
seribu serta sunset yang menjadi daya tarik utama dari puncak menara tersebut.
Kemudian terdapat anak tangga yang menuju lantai kedua yang mana dilantai kedua
akan terdapat taman, tempat makan, stand jajanan dan sebagainya untuk tempat
bersantai dan juga melepas lelah. Kemudian ada tangga lagi yang menuju lantai
puncak yang mana disana terdapat panggung pagelaran, taman, dan cafe yang
berkonsep garden cafe yang akan buka hingga malam agar dapat digunakan untuk
tempat nongkrong dan bersantai. Dalam panggung pagelaran dapat dijadwalkan
pementasan seperti live acoustic,
tari, wayang, atau kesenian yang lainnya bekerjasama dengan pihak terkait. Sedangkan
di pintu utama nantinya akan dibuat tulisan besar TAMAN BAWURAN sebagai nama
desa sekaligus nama tempat tersebut. Untuk lahan parkir akan berada didekat
pintu utama sebelum menuju ke menara pandang. Dinding batas lantai yang
merupakan batu breksi rencananya akan dibuat pahatan yang mana juga dapat
menjadi hiasan yang menarik serta dapat menjadi tempat foto yang bagus. Dengan
adanya tempat publik tersebut diharapkan roda perekonomian masyarakat sekitar
dapat naik dan juga pemerintah desa dan daerah tersebut dapat memanfaatkan
tempat tersebut sebagai tempat berkumpul masyarakat jika akan dilakukan
sosialisasi dari pihak tertentu ataupun dalam rangka memperingati hari penting.
Ditargetkan yang akan mengelola keseluruhan tempat tersebut adalah dari pihak
masyarakat sekitar sebagai penunjang ekonomi masyarakat. Tempat tersebut juga
dapat diintegrasikan dengan tempat wisata lain seperti puncak becici, hutan
pinus mangunan, dan juga puncak mangunan yang mana memiliki letak yang
berdekatan.
Gambar 1.3 Desain rencana taman |
Menurut
McCarthy dan Wiliam (1993:60), peluang yang menarik menurut perusahaan tertentu
adalah peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan ataupun dikaitkan dengan
sumber daya dan tujuannya. Perencanaan strategi pemasaran berusaha menyesuaikan
peluang yang ada dengan sumber daya perusahaan dan tujuannya, yaitu apa yang
dapat dan ingin dilakukan. Hal tersebut adalah salah satu upaya yang dapat
dilakukan didaerah tersebut sesuai dengan potensi sumber daya manusia dan
sumber daya alam yang ada guna membangun industri pariwisata Kabupaten Bantul
menuju tujun yang telah dicanangkan. Namun, kendala yang ada disana adalah
adanya investor atau pemodal yang akan membiayai proyek tersebut dan itu juga
merupakan keluhan dari masyarakat ang ingin mengembangkan tempat terebut
menjadi tempat wisata dan ikon baru daerah Kabupaten Bantul pada umumnya dan
Kecamatan Pleret peda khususnya. Kerjasama yang baik antara masyarakat,
Pemerintah Kabupaten Bantul serta pemodal akan membawa tempat baru ini menjadi
destinasi unggulan yang baru dan mengasyikkan. Jika proyek tersebut dapat
berjalan dengan lancar, harus ada upaya perawatan, kontroling, dan juga
pengembangan dari pihak-pihak terkait agar supaya masyarakat sekitar dan juga
pihak terkait lain tetap dapat manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mc Carthy, E. Jerome and Wiliam D.
Perreault, Jr. 1993. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan