KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Senin, 14 November 2016

Revitalisasi Kawasan Tambang Batu Breksi Desa Bawuran, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul Sebagai Tempat Wisata Keluarga Alternatif


Oleh Muhammad Erza (114150052)


Bantul, merupakan salah satu dari lima kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Drs. H. Suharsono ini memiliki luas daerah sebesar 508,85 km2 dan jumlah penduduk Bantul pada tahun 2009 adalah 1.015.465 jiwa, dengan kepadatan 2.012,93 jiwa/km2. Mayoritas mata pencaharian penduduk di bidang pertanian (25 %) , perdagangan (21 %), Industri (19 %) dan jasa (17 %). Kabupaten dengan 17 kecamatan ini berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta  di utara, Kabupaten Gunungkidul disebelah timur, Kabupaten Kulonprogo disebelah barat, dan Samudera Hindia di bagian selatan. Kabupaten Bantul saat ini sedang menggalakkan sektor pariwisatanya untuk menyumbang pemasukan daerah. Untuk lebih mengenalkan wilayah di kancah nasional dan internasional, maka kabupaten Bantul perlu memiliki ciri tertentu. Dengan Peraturan Bupati (Perbup) Nomor : 69 Tahun 2013 diatur tentang Brand baru dengan nama Bantul The Harmony of Nature and Culture. Konsep slogan The Harmony of Nature and Culture merupakan abstraksi dari konsep lingkungan fisik, hayati, ekonomi, sosial dan budaya. Brand bukan untuk mengganti lambang daerah namun sebagai alat promosi daerah dan wisata beserta potensinya. Brand baru ini juga menegaskan komitmen Bantul menjadi daerah tujuan wisata utama di DIY. Kabupaten Bantul akan mengedepankan pola kehidupan bernilai tinggi di semua lini. Brand Kabupaten Bantul didominasi warna hijau melambangkan optimisme kehidupan pertanian berkelanjutan, warna biru berarti air yang menjadi pelengkap kehidupan agraris. Huruf diawal berbentuk Gentong gerabah melambangkan potensi Bantul yang terkenal berupa gerabah Kasongan, sebagai salah satu lambang ekonomi kreatif. Bentuk gentong gerabah menggambarkan hasil usaha budi daya akal dan pikiran ditopang dengan usaha bekerja. Konsep aman, tertib dan sehat tergambar pada urutan simbol yang mengikuti pola teratur dari hulu ke hilir atau pantai. Sementara bentuk elastis dan dinamis memberi kesan luasnya keterlibatan masyarakat dalam membangun wilayah. Diharapkan brand ini mampu memajukan kehidupan masyarakat dengan mempromosikan dan membangun citra positifnya.
            Terletak di sebelah timur, berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul tepatnya berada di desa Bawuran Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul, terdapat satu tambang batu breksi yang masih tradisional dan dikelola oleh masyarakat. Daerah tersebut dulunya merupakan salah satu terdampak gempa Bantul 2006 yang parah. Tambang tersebut berada diatas lahan milik Sultan dengan luas sekitar 1,5 hektar. Menurut salah satu penambang disana yang bernama Pak Lanjar Sejati, tambang ini mulai ditambang dari tahun 1980 sampai sekarang. Namun sekarang cadangan material yang ada sudah menipis. Oleh karena itu, penelitian ini muncul sebagai alternatif untuk dapat merevitalisasi tambang batu breksi tersebut agar tetap dapat menjadikan manfaat terhadap masyarakat sekitar.
Gambar 1.1 Tebing yang ada di lereng bawah
            Lahan tambang batu breksi terletak disalah satu bukit kecil yang berada tak jauh dari ibukota Kecamatan Pleret, sekitar 5 menit ditempuh menggunakan kendaraan pribadi. Lahan tersebut memiiki lereng yang landai dan terdapat satu tebing yang mana memiliki tinggi sekitar 30 meter dan luas sekitar 300 meter persegi. Sedangkan dipuncak bukit terdapat lereng-lereng sisa penambangan batu breksi dengan ketinggian sekitar kurang lebih  5 meter. Dari keadaan tersebut, saya memiliki konsep revitalisasi daerah tersebut menjadi hampir seperti tebing breksi di daerah prambanan namun ada beberapa hal yang membedakan yang menjadi ciri khas tempat ini selanjutnya. Hal tresebut juga didasari oleh tujuan kabupaten Bantul sendiri untuk menjadi kabupaten tujuan utama wisata Daerah Istimewa Yogyakarta. Konsep ini dibuat bertujuan untuk menjadikan alternatif penghasilan baru bagi para penambang pasir dan masyarakat sekitar jika memang proses penambangan sudah tidak dapat dilakukan lagi karena cadangan material yang telah habis.





Gambar 1.2 Kenampakan tambang di puncak bukit
            Rencananya, lahan tersebut akan dibuat datar dan dijadikan beberapa lantai dari bawah tengah sampai atas. Dan tiap-tiap lantai akan memiliki fungsi masing-masing seperti tempat makan, taman, panggung pertunjukkan, cafe, menara pandang dan lain sebagainya. Lantai satu akan dijadikan sebagai menara pandang dengan bentang alam pegunungan seribu dan sunset menjadi daya tariknya. Menara pandang rencananya akan dibuat pada tebing sisa penambangan batu breksi dengan membuat pahatan tangga yang memutari tebing untuk sampai di puncak menara. Kemudian di sekitar menara akan dibuat parit memutar yang berisi air agar dimaksudkan sebagai drainase sekitar menara dan juga daya tarik pemandangan jika dilihat dari atas. Di puncak menara akan dibangun patung sebagai ikon dari tempat tersebut dan lanskap pegunungan seribu serta sunset yang menjadi daya tarik utama dari puncak menara tersebut. Kemudian terdapat anak tangga yang menuju lantai kedua yang mana dilantai kedua akan terdapat taman, tempat makan, stand jajanan dan sebagainya untuk tempat bersantai dan juga melepas lelah. Kemudian ada tangga lagi yang menuju lantai puncak yang mana disana terdapat panggung pagelaran, taman, dan cafe yang berkonsep garden cafe yang akan buka hingga malam agar dapat digunakan untuk tempat nongkrong dan bersantai. Dalam panggung pagelaran dapat dijadwalkan pementasan seperti live acoustic, tari, wayang, atau kesenian yang lainnya bekerjasama dengan pihak terkait. Sedangkan di pintu utama nantinya akan dibuat tulisan besar TAMAN BAWURAN sebagai nama desa sekaligus nama tempat tersebut. Untuk lahan parkir akan berada didekat pintu utama sebelum menuju ke menara pandang. Dinding batas lantai yang merupakan batu breksi rencananya akan dibuat pahatan yang mana juga dapat menjadi hiasan yang menarik serta dapat menjadi tempat foto yang bagus. Dengan adanya tempat publik tersebut diharapkan roda perekonomian masyarakat sekitar dapat naik dan juga pemerintah desa dan daerah tersebut dapat memanfaatkan tempat tersebut sebagai tempat berkumpul masyarakat jika akan dilakukan sosialisasi dari pihak tertentu ataupun dalam rangka memperingati hari penting. Ditargetkan yang akan mengelola keseluruhan tempat tersebut adalah dari pihak masyarakat sekitar sebagai penunjang ekonomi masyarakat. Tempat tersebut juga dapat diintegrasikan dengan tempat wisata lain seperti puncak becici, hutan pinus mangunan, dan juga puncak mangunan yang mana memiliki letak yang berdekatan.
Gambar 1.3 Desain rencana taman


Menurut McCarthy dan Wiliam (1993:60), peluang yang menarik menurut perusahaan tertentu adalah peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan ataupun dikaitkan dengan sumber daya dan tujuannya. Perencanaan strategi pemasaran berusaha menyesuaikan peluang yang ada dengan sumber daya perusahaan dan tujuannya, yaitu apa yang dapat dan ingin dilakukan. Hal tersebut adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan didaerah tersebut sesuai dengan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada guna membangun industri pariwisata Kabupaten Bantul menuju tujun yang telah dicanangkan. Namun, kendala yang ada disana adalah adanya investor atau pemodal yang akan membiayai proyek tersebut dan itu juga merupakan keluhan dari masyarakat ang ingin mengembangkan tempat terebut menjadi tempat wisata dan ikon baru daerah Kabupaten Bantul pada umumnya dan Kecamatan Pleret peda khususnya. Kerjasama yang baik antara masyarakat, Pemerintah Kabupaten Bantul serta pemodal akan membawa tempat baru ini menjadi destinasi unggulan yang baru dan mengasyikkan. Jika proyek tersebut dapat berjalan dengan lancar, harus ada upaya perawatan, kontroling, dan juga pengembangan dari pihak-pihak terkait agar supaya masyarakat sekitar dan juga pihak terkait lain tetap dapat manfaatnya.


DAFTAR PUSTAKA


Mc Carthy, E. Jerome and Wiliam D. Perreault, Jr. 1993. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan