|
Kabupaten
Kerinci adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jambi dengan
ibukota berada di Sungai Penuh. Kabupaten Kerinci layaknya kabupaten lain di
Sumatera Barat yang dikelilingi oleh gugusan bukit barisan. Sepanjang mata
memandang, bukit-bukit yang menjulang tinggi akan memanjakan mata kita, banyak
istilah untuk menyebutkan keindahan Kerinci ini, diantaranya Bumi Sakti Alam
Kerinci dan Sepenggal Tanah dari Surga. Kerinci kaya dengan keanekaragaman
hayati, flora, dan fauna. Namun, bukan itu saja yang membuat kerinci patut
dikunjungi oleh para wisatawan. Kabupaten ini memiliki keindahan budaya dan
tradisi yang melembaga, peninggalan sejarah, seni tari, lagu, dan barang kerajinan.
Membicarakan keindahan panorama alam di kabupaten paling barat di provinsi
Jambi ini seakan tidak akan pernah habis. Kerinci dengan luas wilayah 420.000
hektar, sekitar 51,2 persen atau 215.000 hektar diantaranya merupakan kawasan
konservasi Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Sisanya 205.000 hektar (48,8
persen) merupakan kawasan peruntukan.
Keindahan alam Kerinci dengan TNKS
ibarat sekeping mata uang dengan dua sisi, tidak bisa dipisahkan. Kabupaten
Kerinci merupakan dataran tinggi terbesar di dunia, dikelilingi oleh TNKS.
Udaranya sejuk, rata-rata per tahun minimum 17 derajat celcius, dan maksimum 27
derajat celcius. Berada pada ketinggian 700-2.000 meter di atas permukaan laut
(dpl), dengan titik tertinggi puncak Gunung Kerinci 3.805 meter dpl. Pemerintah
Kabupaten Kerinci sejak lama terus bergiat mempromosikan keindahan alamnya
sebagai obyek wisata ke tingkat nasional maupun internasional. Di daerah ini
tersedia wisata alam, agrowisata wisata budaya, dan sejarah. Sekitar 70 persen
obyek wisata di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Kerinci dan relatif
berdekatan sehingga mudah dikunjungi.
Perkebunan
Teh Kayu Aro yang terletak di Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi merupakan
perkebunan teh satu-satunya yang diusahakan secara terpadu di bawah pengawasan
PTPN VI serta perkebunan ini merupakan unit perkebunan yang terluas di dunia
dengan luas sekitar 3.020 hektar berada pada ketinggian 1.400-1.600 meter dpl.
Perkebunan teh ini adalah perkebunan tertua di Indonesia, dibuka antara tahun
1925 dan tahun 1928 oleh perusahaan Belanda, Namblodse Handle Vereniging
Amsterdam (NV HVA) . Teh di tempat ini mulai ditanam pada tahun 1929 dengan
varietas spesifik, ditanam asli dari biji teh. Empat tahun kemudian, 1932,
perusahaan Belanda membangun pabrik teh di Bedeng VIII Kayu Aro dengan
kapasitas produksi 90 ton pucuk teh per hari, dan kapasitas terpasang 100 ton.
Pabrik
Teh Kayu Aro hingga kini merupakan pabrik teh terbesar di dunia yang masih
aktif dan merupakan pabrik teh tertua di Indonesia. Teh produksi Perkebunan Teh
Kayu Aro hingga kini merupakan teh hitam terbaik di dunia. Hasil dari produksi
Teh Kayu Aro telah di ekspor ke berbagai daerah dan telah menembus pasar
internasional. Saat ini, Perkebunan teh ini menjadi salah satu objek wisata
utama di Kabupaten Kerinci tapi baru sebatas pemanfaatan view dan bersantai
belum ada pengembangan fungsi kearah agrowisata yang akan menambah daya tarik wisatawan
mengingat tempat ini sangat berpotensi walaupun sudah ada wacana dari
pemerintah setempat. Sesuai dengan kondisi Kabupaten Kerinci yang merupakan
daerah tropis dan bercurah hujan tinggi, membuat daerah ini menjadi andalan
pertama di Provinsi Jambi dalam sektor pertanian. Di daerah ini banyak
lahan-lahan pertanian yang produktif dan kebanyakan masyarakat sekitar mengandalkan
lahan pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Selain itu Kabupaten Kerinci
juga berada cukup straegis yang bisa menghubungkan tiga provinsi sekaligus
yaitu Provinsi Jambi, Sumatera Barat dan Bengkulu.
Konsep
dasar dari perencanaan Kebun Teh Kajoe Aro adalah menjadikan kawasan perkebunan
teh Kayu Aro sebagai kawasan kebun produksi dan kawasan wisata pertanian
sehingga perekebunan teh Kayu Aro dapat menjadi alternatif tempat berwisata dan
rekreasi. Konsep agrowisata akan dikembangkan berdasarkan konsep dasar yang
sudah ada sehingga direncanakan tujuh konsep pengembangan: konsep wisata,
ruang, sirkulasi, vegetasi, konservasi, fasilitas penunjang, dan pengelolaan
pengunjung. Agrowisata perkebunan teh diharapkan mampu mengembangkan potensi serta
meningkatkan aktivitas wisata yang berbasis pertanian.
Menurut Arifin (1992) agrowisata
adalah salah satu bentuk aktivitas wisata yang dilakukan di kawasan pertanian
dan aktivitas didalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan,
pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan, dan
wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata
juga ikut melibatkan wisatawan dalam aktivitas-aktivitas pertanian. Prinsip-prinsip
yang harus dipegang dalam sebuah perencanaan agrowisata menurut Tirtawinata dan
Fachruddin (1996) adalah sesuai dengan rencana pengembangan wilayah tempat
agrowisata itu berada, dibuat secara lengkap dan sesederhana mungkin,
mempertimbangkan tata lingkungan dan kondisi sosial masyarakat disekitarnya,
selaras dengan sumberdaya alam, sumber tenaga kerja, sumber dana dan
teknik-teknik yang ada serta perlu evaluasi sesuai dengan perkembangan yang
ada. Menurut Gunn (1994) perencanaan yang baik dapat membuat kehidupan masyarakat
yang lebih baik, meningkat perekonomian, melindungi dan sensitif terhadap
lingkungan, dan dapat diintegrasikan dengan komunitas dan memiliki dampak
negatif yang rendah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan perencanaan yang lebih
baik dan terintegrasi pada semua aspek pengembangan wisata.
Agrowisata
diartikan sebagai rangkaian aktivitas wisata yang memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian. Dalam kasus ini kawasan yang
dimanfaatkan adalah kawasan perkebunan teh, mulai dari kegiatan awal sampai
dengan produk yang dihasilkan dalam berbagai sistem, skala, dan bentuk dengan
tujuan untuk memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan rekreasi di
bidang pertanian.
Agrowisata
tersebut terkait juga dengan kondisi objek-objek wisata di Kabupaten Kerinci
yang pemanfaatannya kurang optimal. Padahal, di kabupaten ini terdapat banyak
objek wisata yang dapat dijual dan akan menambah pendapatan pemerintah daerah.
Selain itu sirkulasi dan sajian objek pertanian, kegiatan agrowisata dapat
menjadi alternatif kegiatan wisata yang menyenangkan serta meningkatkan nilai
edukasi, di samping memberikan alternatif tambahan pendapatan bagi masyartakat.
Agrowisata memiliki beberapa manfaat, di
antaranya sebagai berikut:
l meningkatkan
nilai estetika dan keindahan alam.
l meningkatkan konservasi
lingkungan; Nilai-nilai konservasi yang ditekankan lebih kepada keseimbangan
ekosistem dan pemeliharaan berbagai jenis tanaman yang berguna untuk
melestarikan sumber plasma nutfah dan memiliki fungsi hidrologis untuk menahan
cadangan air.
l memberikan nilai
rekreasi; Sebagai obyek pariwisata, agrowisata tidak dapat dipisahkan dengan
aktivitas rekreasi.
l mendapatkan
keuntungan ekonomi; Keuntungan tersebut tidak hanya bagi pengelola agrowisata
tapi bagi daerah dan masyrakat sekitar lokasi.
l meningkatkan
kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan; Kekayaan flora, fauna dan
seluruh ekosistem yang ada di dalam kawasan agrowisata dapat mengundang rasa
ingin tahu dari para peneliti, ilmuan maupun kalangan pelajar.
Perencanaan lanskap kebun teh Kajoe
Aro sebagai tempat agrowisata perlu dilakukan mengingat potensi yang dimiliki
kawasan ini cukup besar, tetapi belum ada pemanfaatan lebih lanjut. Perencanaan
dilakukan agar potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara maksimal dengan
tahap-tahap yang sistematis dalam proses perencanaan sehingga tujuan dari
perencanaan dapat tercapai. Akan tetapi, dalam proses perencanaannya tetap
merujuk pada pemenuhan produksi teh yang berkualitas baik, kondisi ekologis
yang alami, serta pemenuhan kebutuhan wisata dari masyarakat lokal dan
masyarakat sekitar kawasan. Hamparan di sekeliling kebun Teh Kajoe Aro,
terdapat tempat wisata yang juga bisa dinikmati.
Sayangnya,
berbagai potensi alam itu tak didukung
infrastruktur yang memadai, sarana pendukung seperti jalan raya, angkutan umum,
dan penginapan, kurang menunjang. Kerinci, saat ini bisa diakses dari tiga
lokasi, yaitu dari Tapan dan Solok Selatan, Sumatera Barat, serta Bangko,
Jambi. Di antara ketiga akses itu, hanya jalan dari Solok Selatan menuju Sungai
Penuh yang kondisinya baik, walaupun berkelok-kelok. Sementara dari Tapan dan
Bangko, jalannya hancur-hancuran.
Jalan dari kota
Bangko menuju Kerinci sepanjang 60-an kilometer sudah lama rusak. Begitu pula
ruas dari Tapan menuju Sungai Penuh. Lubang besar, aspal terkelupas, dan
retak-retak sangat mengganggu perjalanan. Beberapa titik di jalanan
berkelok-kelok di atas bukit itu longsor. Saat hujan deras, longsoran kerap
menyelimuti badan jalan. Kendaraan sulit melintas, bahkan jika melintas bisa
tertimbun reruntuhan tanah merah.
Sebenarnya
ada juga transportasi udara, dari bandara Depati Parbo di Sungai Penuh. Setelah
hamper tiga tahun ditutup, bandara itu belakangan ini beroperasi kembali. Namun
frekuensi penerbangan rendah. Transportasi umum lainnya juga minim. Untuk
menempuh perjalanan darat selama 10-12 jam dari Jambi ke Kerinci hanya tersedia
sejumlah minibus dan bus ekonomi. Tingkat kenyamanan jauh dari memadai. Hotel
yang berfasilitas baik masih terbatas. Tapi di Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro,
ada sejumlah rumah warga yang dijadikan homestay.
Lemahnya infrastruktur membuat
pesona alam Kerinci menjadi terabaikan, bahkan seperti terisolasi. Akibatnya,
Kerinci belum menjadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan domestic, apalagi
mancanegara. Kendala-kendala seperti infrastruktur diperlukan penanganan yang
cepat. Peran pemerintah dan masyarakat setempat sangat dibutuhkan agar kendala
dapat teratasi.
Revitalisasi kawasan Kerinci
khususnya di perkebunan Teh Kajoe Aro sangat berdampak positif untuk kemajuan
perekonomian masyarakat sekitar dan sekaligus menjadi akses wisata lainnya
disekitar. Revitalisasi dimulai dari akses infrastruktur jalan dari kota Jambi
menuju ke Kerinci dan akses jalan alternatif untuk perjalanan dari Sumatera
Barat dan sekitarnya. Pemasangan lampu jalan di setiap beberapa meter untuk
penerangan di malam hari, pembatas jalan untuk keselamatan pengguna jalan,
jalan yang berlubang dan tidak diaspal, segera diperbaiki, serta dibuat jalur
evakuasi, jika terjadi bencana alam, karena wilayah ini merupakan wisata alam,
yang memiliki dampak yang tak terduga. Akses jalan selain digunakan untuk
masyarakat umum, juga digunakan untuk transportasi pengangkut hasil kebun teh
dan tanaman holtikultura yang setiap harinya di antarkan ke agen-agen dan pasar
di seluruh wilayah provinsi Jambi dan Sekitarnya, bahkan di ekspor ke
mancanaegara.
. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan terdiri dari wisata
pertanian yaitu yang dilakukan di ruang budi daya, antara lain, wisatawan dapat
langsung mengetahui cara pembudidayaan tanaman teh sampai pada proses
pengolahannya serta aktivitas wisata umum, antara lain, outbound, camping,
bersampan, play ground, tea walk, cycle riding track, horse riding track, picnic,
viewing, memancing, duduk-duduk sambil minum teh, photo hunting, interpretasi
alam, dan melukis.
Rencana
sirkulasi dan perubahan yang dikembangkan pada tapak terdiri dari sirkulasi interpretasi,
yaitu sirkulasi yang akan mengarahkan wisatawan untuk dapat menyaksikan atraksi-atraksi yang tersebar di dalam kawasan
perkebunan, dan sirkulasi pelayanan, yaitu sirkulasi untuk menghubungkan ruang
wisata dan ruang pelayanan. Rencana fasilitas yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan ruang. Pada ruang wisata akan disediakan fasilitas, antara lain,
jalan setapak, signboard, papan
penunjuk arah, gapura, bangku, meja taman, lampu jalan, pagar, dek kayu, gazebo,
shelter, perahu kecil, tempat sampah, permainan playground, museum teh, dan menara pandang. Pada ruang pelayanan
akan disediakan fasilitas berupa pintu masuk (main gate), pos jaga, loket penjualan karcis, tempat parkir,
mesjid/musholla, toilet, tempat makan, penginapan, kios penjualan cendera mata,
kios penyewaan alat, dan gedung pusat informasi. Rencana vegetasi pada wilayah
ini akan disesuaikan dengan fungsi yang ingin dicapai, yaitu fungsi produksi,
fungsi estetis, fungsi pengarah, dan fungsi pembatas.
Pengajuan
revitalisasi ini bekerjasama dengan PTPN VI persero yang ada di wilayah kerinci
dan pemerintah provinsi Jambi dalam peningkatan nilai ekonomi dan nilai jual wisata.
Sumber
Pustaka:
-PTP
Nusantara VI (PERSERO). 2008. Profil Perusahaan PTPN VI (PERSERO) Unit Usaha
Kayu Aro. Kerinci.
-Bonanza,
Occy. 2008. Perencanaan Lanskap Kebun Teh Kayu Aro Kerinci (Skripsi) IPB.
Bogor.
-Tirtawinata,
M.K. dan L. Fachrudin. 1996. Daya Tarik Pengelolaan Agrowisata. Bogor: Penebar
Swadaya.
-Bappeda
Kabupaten Kerinci. 2008. Profil Investasi dan Produk Unggulan Kabupaten
Kerinci, Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan