KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Kamis, 02 Januari 2014

“Revitalisasi Kebun Teh Kajoe Aro, Salah Satu Pesona Alam Kerinci Jambi”

                                                                                                                                   Nama  : FEBRIANI
NIM    : 114100043
Kelas   : A
 

Kabupaten Kerinci adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jambi dengan ibukota berada di Sungai Penuh. Kabupaten Kerinci layaknya kabupaten lain di Sumatera Barat yang dikelilingi oleh gugusan bukit barisan. Sepanjang mata memandang, bukit-bukit yang menjulang tinggi akan memanjakan mata kita, banyak istilah untuk menyebutkan keindahan Kerinci ini, diantaranya Bumi Sakti Alam Kerinci dan Sepenggal Tanah dari Surga. Kerinci kaya dengan keanekaragaman hayati, flora, dan fauna. Namun, bukan itu saja yang membuat kerinci patut dikunjungi oleh para wisatawan. Kabupaten ini memiliki keindahan budaya dan tradisi yang melembaga, peninggalan sejarah, seni tari, lagu, dan barang kerajinan. Membicarakan keindahan panorama alam di kabupaten paling barat di provinsi Jambi ini seakan tidak akan pernah habis. Kerinci dengan luas wilayah 420.000 hektar, sekitar 51,2 persen atau 215.000 hektar diantaranya merupakan kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Sisanya 205.000 hektar (48,8 persen) merupakan kawasan peruntukan.
Keindahan alam Kerinci dengan TNKS ibarat sekeping mata uang dengan dua sisi, tidak bisa dipisahkan. Kabupaten Kerinci merupakan dataran tinggi terbesar di dunia, dikelilingi oleh TNKS. Udaranya sejuk, rata-rata per tahun minimum 17 derajat celcius, dan maksimum 27 derajat celcius. Berada pada ketinggian 700-2.000 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan titik tertinggi puncak Gunung Kerinci 3.805 meter dpl. Pemerintah Kabupaten Kerinci sejak lama terus bergiat mempromosikan keindahan alamnya sebagai obyek wisata ke tingkat nasional maupun internasional. Di daerah ini tersedia wisata alam, agrowisata wisata budaya, dan sejarah. Sekitar 70 persen obyek wisata di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Kerinci dan relatif berdekatan sehingga mudah dikunjungi.
Perkebunan Teh Kayu Aro yang terletak di Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi merupakan perkebunan teh satu-satunya yang diusahakan secara terpadu di bawah pengawasan PTPN VI serta perkebunan ini merupakan unit perkebunan yang terluas di dunia dengan luas sekitar 3.020 hektar berada pada ketinggian 1.400-1.600 meter dpl. Perkebunan teh ini adalah perkebunan tertua di Indonesia, dibuka antara tahun 1925 dan tahun 1928 oleh perusahaan Belanda, Namblodse Handle Vereniging Amsterdam (NV HVA) . Teh di tempat ini mulai ditanam pada tahun 1929 dengan varietas spesifik, ditanam asli dari biji teh. Empat tahun kemudian, 1932, perusahaan Belanda membangun pabrik teh di Bedeng VIII Kayu Aro dengan kapasitas produksi 90 ton pucuk teh per hari, dan kapasitas terpasang 100 ton.
Pabrik Teh Kayu Aro hingga kini merupakan pabrik teh terbesar di dunia yang masih aktif dan merupakan pabrik teh tertua di Indonesia. Teh produksi Perkebunan Teh Kayu Aro hingga kini merupakan teh hitam terbaik di dunia. Hasil dari produksi Teh Kayu Aro telah di ekspor ke berbagai daerah dan telah menembus pasar internasional. Saat ini, Perkebunan teh ini menjadi salah satu objek wisata utama di Kabupaten Kerinci tapi baru sebatas pemanfaatan view dan bersantai belum ada pengembangan fungsi kearah agrowisata yang akan menambah daya tarik wisatawan mengingat tempat ini sangat berpotensi walaupun sudah ada wacana dari pemerintah setempat. Sesuai dengan kondisi Kabupaten Kerinci yang merupakan daerah tropis dan bercurah hujan tinggi, membuat daerah ini menjadi andalan pertama di Provinsi Jambi dalam sektor pertanian. Di daerah ini banyak lahan-lahan pertanian yang produktif dan kebanyakan masyarakat sekitar mengandalkan lahan pertanian sebagai sumber mata pencaharian. Selain itu Kabupaten Kerinci juga berada cukup straegis yang bisa menghubungkan tiga provinsi sekaligus yaitu Provinsi Jambi, Sumatera Barat dan Bengkulu.
Konsep dasar dari perencanaan Kebun Teh Kajoe Aro adalah menjadikan kawasan perkebunan teh Kayu Aro sebagai kawasan kebun produksi dan kawasan wisata pertanian sehingga perekebunan teh Kayu Aro dapat menjadi alternatif tempat berwisata dan rekreasi. Konsep agrowisata akan dikembangkan berdasarkan konsep dasar yang sudah ada sehingga direncanakan tujuh konsep pengembangan: konsep wisata, ruang, sirkulasi, vegetasi, konservasi, fasilitas penunjang, dan pengelolaan pengunjung. Agrowisata perkebunan teh diharapkan mampu mengembangkan potensi serta meningkatkan aktivitas wisata yang berbasis pertanian.
Menurut Arifin (1992) agrowisata adalah salah satu bentuk aktivitas wisata yang dilakukan di kawasan pertanian dan aktivitas didalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan, dan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata juga ikut melibatkan wisatawan dalam aktivitas-aktivitas pertanian. Prinsip-prinsip yang harus dipegang dalam sebuah perencanaan agrowisata menurut Tirtawinata dan Fachruddin (1996) adalah sesuai dengan rencana pengembangan wilayah tempat agrowisata itu berada, dibuat secara lengkap dan sesederhana mungkin, mempertimbangkan tata lingkungan dan kondisi sosial masyarakat disekitarnya, selaras dengan sumberdaya alam, sumber tenaga kerja, sumber dana dan teknik-teknik yang ada serta perlu evaluasi sesuai dengan perkembangan yang ada. Menurut Gunn (1994) perencanaan yang baik dapat membuat kehidupan masyarakat yang lebih baik, meningkat perekonomian, melindungi dan sensitif terhadap lingkungan, dan dapat diintegrasikan dengan komunitas dan memiliki dampak negatif yang rendah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan perencanaan yang lebih baik dan terintegrasi pada semua aspek pengembangan wisata.
Agrowisata diartikan sebagai rangkaian aktivitas wisata yang memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian. Dalam kasus ini kawasan yang dimanfaatkan adalah kawasan perkebunan teh, mulai dari kegiatan awal sampai dengan produk yang dihasilkan dalam berbagai sistem, skala, dan bentuk dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman, dan rekreasi di bidang pertanian.
Agrowisata tersebut terkait juga dengan kondisi objek-objek wisata di Kabupaten Kerinci yang pemanfaatannya kurang optimal. Padahal, di kabupaten ini terdapat banyak objek wisata yang dapat dijual dan akan menambah pendapatan pemerintah daerah. Selain itu sirkulasi dan sajian objek pertanian, kegiatan agrowisata dapat menjadi alternatif kegiatan wisata yang menyenangkan serta meningkatkan nilai edukasi, di samping memberikan alternatif tambahan pendapatan bagi masyartakat.



Agrowisata memiliki beberapa manfaat, di antaranya sebagai berikut:
l  meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam.
l  meningkatkan konservasi lingkungan; Nilai-nilai konservasi yang ditekankan lebih kepada keseimbangan ekosistem dan pemeliharaan berbagai jenis tanaman yang berguna untuk melestarikan sumber plasma nutfah dan memiliki fungsi hidrologis untuk menahan cadangan air. 
l  memberikan nilai rekreasi; Sebagai obyek pariwisata, agrowisata tidak dapat dipisahkan dengan aktivitas rekreasi. 
l  mendapatkan keuntungan ekonomi; Keuntungan tersebut tidak hanya bagi pengelola agrowisata tapi bagi daerah dan masyrakat sekitar lokasi. 
l  meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan; Kekayaan flora, fauna dan seluruh ekosistem yang ada di dalam kawasan agrowisata dapat mengundang rasa ingin tahu dari para peneliti, ilmuan maupun kalangan pelajar. 
Perencanaan lanskap kebun teh Kajoe Aro sebagai tempat agrowisata perlu dilakukan mengingat potensi yang dimiliki kawasan ini cukup besar, tetapi belum ada pemanfaatan lebih lanjut. Perencanaan dilakukan agar potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara maksimal dengan tahap-tahap yang sistematis dalam proses perencanaan sehingga tujuan dari perencanaan dapat tercapai. Akan tetapi, dalam proses perencanaannya tetap merujuk pada pemenuhan produksi teh yang berkualitas baik, kondisi ekologis yang alami, serta pemenuhan kebutuhan wisata dari masyarakat lokal dan masyarakat sekitar kawasan. Hamparan di sekeliling kebun Teh Kajoe Aro, terdapat tempat wisata yang juga bisa dinikmati.
Sayangnya, berbagai potensi alam  itu tak didukung infrastruktur yang memadai, sarana pendukung seperti jalan raya, angkutan umum, dan penginapan, kurang menunjang. Kerinci, saat ini bisa diakses dari tiga lokasi, yaitu dari Tapan dan Solok Selatan, Sumatera Barat, serta Bangko, Jambi. Di antara ketiga akses itu, hanya jalan dari Solok Selatan menuju Sungai Penuh yang kondisinya baik, walaupun berkelok-kelok. Sementara dari Tapan dan Bangko, jalannya hancur-hancuran.
Jalan dari kota Bangko menuju Kerinci sepanjang 60-an kilometer sudah lama rusak. Begitu pula ruas dari Tapan menuju Sungai Penuh. Lubang besar, aspal terkelupas, dan retak-retak sangat mengganggu perjalanan. Beberapa titik di jalanan berkelok-kelok di atas bukit itu longsor. Saat hujan deras, longsoran kerap menyelimuti badan jalan. Kendaraan sulit melintas, bahkan jika melintas bisa tertimbun reruntuhan tanah merah.
Sebenarnya ada juga transportasi udara, dari bandara Depati Parbo di Sungai Penuh. Setelah hamper tiga tahun ditutup, bandara itu belakangan ini beroperasi kembali. Namun frekuensi penerbangan rendah. Transportasi umum lainnya juga minim. Untuk menempuh perjalanan darat selama 10-12 jam dari Jambi ke Kerinci hanya tersedia sejumlah minibus dan bus ekonomi. Tingkat kenyamanan jauh dari memadai. Hotel yang berfasilitas baik masih terbatas. Tapi di Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, ada sejumlah rumah warga yang dijadikan homestay.
Lemahnya infrastruktur membuat pesona alam Kerinci menjadi terabaikan, bahkan seperti terisolasi. Akibatnya, Kerinci belum menjadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan domestic, apalagi mancanegara. Kendala-kendala seperti infrastruktur diperlukan penanganan yang cepat. Peran pemerintah dan masyarakat setempat sangat dibutuhkan agar kendala dapat teratasi.
Revitalisasi kawasan Kerinci khususnya di perkebunan Teh Kajoe Aro sangat berdampak positif untuk kemajuan perekonomian masyarakat sekitar dan sekaligus menjadi akses wisata lainnya disekitar. Revitalisasi dimulai dari akses infrastruktur jalan dari kota Jambi menuju ke Kerinci dan akses jalan alternatif untuk perjalanan dari Sumatera Barat dan sekitarnya. Pemasangan lampu jalan di setiap beberapa meter untuk penerangan di malam hari, pembatas jalan untuk keselamatan pengguna jalan, jalan yang berlubang dan tidak diaspal, segera diperbaiki, serta dibuat jalur evakuasi, jika terjadi bencana alam, karena wilayah ini merupakan wisata alam, yang memiliki dampak yang tak terduga. Akses jalan selain digunakan untuk masyarakat umum, juga digunakan untuk transportasi pengangkut hasil kebun teh dan tanaman holtikultura yang setiap harinya di antarkan ke agen-agen dan pasar di seluruh wilayah provinsi Jambi dan Sekitarnya, bahkan di ekspor ke mancanaegara. 
. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan terdiri dari wisata pertanian yaitu yang dilakukan di ruang budi daya, antara lain, wisatawan dapat langsung mengetahui cara pembudidayaan tanaman teh sampai pada proses pengolahannya serta aktivitas wisata umum, antara lain, outbound, camping, bersampan, play ground, tea walk, cycle riding track, horse riding track, picnic, viewing, memancing, duduk-duduk sambil minum teh, photo hunting, interpretasi alam, dan melukis. 
Rencana sirkulasi dan perubahan yang dikembangkan pada tapak terdiri dari sirkulasi interpretasi, yaitu sirkulasi yang akan mengarahkan wisatawan untuk dapat menyaksikan atraksi-atraksi yang tersebar di dalam kawasan perkebunan, dan sirkulasi pelayanan, yaitu sirkulasi untuk menghubungkan ruang wisata dan ruang pelayanan. Rencana fasilitas yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan ruang. Pada ruang wisata akan disediakan fasilitas, antara lain, jalan setapak, signboard, papan penunjuk arah, gapura, bangku, meja taman, lampu jalan, pagar, dek kayu, gazebo, shelter, perahu kecil, tempat sampah, permainan playground, museum teh, dan menara pandang. Pada ruang pelayanan akan disediakan fasilitas berupa pintu masuk (main gate), pos jaga, loket penjualan karcis, tempat parkir, mesjid/musholla, toilet, tempat makan, penginapan, kios penjualan cendera mata, kios penyewaan alat, dan gedung pusat informasi. Rencana vegetasi pada wilayah ini akan disesuaikan dengan fungsi yang ingin dicapai, yaitu fungsi produksi, fungsi estetis, fungsi pengarah, dan fungsi pembatas.
Pengajuan revitalisasi ini bekerjasama dengan PTPN VI persero yang ada di wilayah kerinci dan pemerintah provinsi Jambi dalam peningkatan nilai ekonomi dan nilai jual wisata.

Sumber Pustaka:
-PTP Nusantara VI (PERSERO). 2008. Profil Perusahaan PTPN VI (PERSERO) Unit Usaha Kayu Aro. Kerinci.
-Bonanza, Occy. 2008. Perencanaan Lanskap Kebun Teh Kayu Aro Kerinci (Skripsi) IPB. Bogor.
-Tirtawinata, M.K. dan L. Fachrudin. 1996. Daya Tarik Pengelolaan Agrowisata. Bogor: Penebar Swadaya.

-Bappeda Kabupaten Kerinci. 2008. Profil Investasi dan Produk Unggulan Kabupaten Kerinci, Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan