EKA AFFRIANTY SIJABAT
114130049
Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumberdaya alam adalah
kegiatan
pertambangan dan
sampai saat ini kegiatan tersebut merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara terbesar. Menurut
Soemarno (2006) bahwa keberadaan
pertambangan secara signifikan menjadi sektor yang sangat strategis dan sentral
dalam kerangka pembangunan nasional. Kondisi
suatu kawasan sebelum adanya kegiatan penambangan pada umumnya merupakan daerah
yang terisolir, memiliki perputaran ekonomi yang lambat, infrastruktur yang
buruk, jumlah penduduk sedikit, pendatang hampir tidak ada, jumlah SDM
berpendidikan tinggi sedikit, aksesibilitas rendah, dan sumberdaya alam kurang
termanfaatkan.
Salah
satu kegiatan pertambangan yang ada di Indonesia yaitu pertambangan batubara
yang terdapat di pulau sumatera dan kalimantan. Bekas
tambang dari kegiatan tambang mineral bukan logam dan batuan umumnya tidak
memungkinkan dapat kembali karena apabila bekas tambangnya ditutup maka
memerlukan penggalian dari lokasi lain yang akhirnya akan terjadi gali lubang
dan tutup lubang, mengingat sistem dari pertambangan tersebut adalah sistem
terbuka (open pit) maka akan dijumpai banyak sekali masalah
tersebut. Menurut Bradshaw (1983), masalah-masalah yang dijumpai pada kegiaan
pertambangan batubara dengan sistem terbuka adalah masalah fisik, kimia, dan
biologi. Masalah fisik bekas galian tambang batubara akan meninggalkan lubang
hitam besar, lubang besar tersebut jika didiamkan terlalu lama maka akan terisi
oleh air hujan dan akhirnya membentuk
danau. Banyak sekali danau bekas galian bahan tambang yang ada disana,
mengingat luasnya areal tambang di
Kalimantan khususnya Samarinda cukup luas, maka ada
banyak terbentuknya danau yang terabaikan keberadaannya.
Salah satu danau
bekas tambang yang ada di Loa Bakung, Samarinda adalah Danau Biru, danau biru selama beberapa pekan terakhir
menjadi topik pembicaraan karena keindahan danau ini yang memberikan
pemandangan yang indah. Danau biru
ini sangat tepat bila dijadikan
tempat wisata karena masyarakat samarinda memerlukan tempat wisata yang indah, akan tetapi, akses jalan
yang buruk dan
palang petunjuk membuat kebanyakan
orang sering kesasar ketika berpergian
kesana. Padahal posisi danau biru ini
tidak jauh dari Samarinda kota yaitu hanya berjarak 1 KM dari jalan Jakarta dan
500 M dari perumahan daksa. Fasilitas umum yang terdapat di daerah tersebut sama sekali belum menunjang
seperti tidak adanya toilet, tidak adanya tempat sampah mebuat kebanyakan orang
untuk memilih buang sampah sembarangan, hal ini lah yang akan merusak
pemandangan di tempat yang indah ini.
GAMBAR 1. DANAU BIRU, LOA
BAKUNG-SAMARINDA
Jika daerah ini
dikembangkan dengan baik, sebenarnya wilayah ini bisa jadi tempat wisata yang memberikan
pemasukan ekonomi bagi masyarakat sekitar danau dan Pemerintah Kota Samarinda. Adanya danau yang sangat luas tersebut dapat dijadikan tempat rekreasi air seperti
perahu bebek-bebekan untuk mengelilingi danau melihat pemandangan yang indah
karena dipinggir-pinggir danau biru ini banyak pohon-pohon yang pada siang hari
akan terpantul di permukaan danau biru. Selain itu, jika ditanami berbagai jenis
tanaman yang sesuai maka tempat tersebut akan terlihat semakin menarik.
Fasilitas umum seperti toilet, musholla, harus dibangun untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan, dan juga disediakannya tempat sampah setiap 100 meter agar
terjaga kebersihannya juga sangat diperlukan. Membuat tempat peristirahatan seperti pendopo
dan rumah pohon juga diperlukan agar wisatawan dapat menikmati pemandangan dan bisa
digunakan sebagai tempat piknik keluarga. Pembangunan
warung-warung kecil yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk
menjajahkan makanan, minuman serta souvenir khas samarinda seperti gelang dan
kalung manik-manik. Selain dibangunnya fasilitas
tersebut, pos pengamanan dan petugas kebersihan juga sangat membantu untuk
mendukung fasilitas di tempat tersebut. Pembuatan
palang dipinggir danau untuk menghimbau pengunjung tidak berenang dan juga
membuang sampah sembarangan sangat diperlukan untuk menjaga kawasan sekitar
danau biru ini.
Jalan
untuk mencapai danau biru juga harus diperbaiki dan diberi petunjuk untuk
memasuki kawasan danau biru ini karena seringnya masyarakat yang nyasar ketika
berkunjung. Jika pengelolaan
tersebut berjalan dengan baik, bukan tidak mungkin daerah yang tadinya minim
akan tempat rekreasi, menjadi sangat potensial. Hal ini dapat menambah
pemasukan ekonomi daerah, masyarakat disekitar daerah tersebut juga ikut
terlibat sehingga pengagguran disekitar daerah tersebut berkurang, dan
mensejahterakan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus,
S.R.P. 1998 . Evaluasi Sumberdaya Lahan, Penerbit Tarsito, Bandung.
Soemarno.,
W. S. 2006. Pertambangan Sebagai Aset
Bangsa Indonesia. Indonesian Journal For Sustainable Future Vol. 2 No. 4
Desember 2006.
Wahyunengsih,
Andi. 2005. Revegetasi lahan bekas
tambang batubara di area PT Mahakam sumber jaya, Kalimantan timur. Laporan
kerja praktek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan