Sejarah Kota
•Transformasi
dari
hutan
menjadi
kota
•Tumbuh
secara
terencana
dan
organik
•Gabungan
antara
bangunan,
ruang
terbuka
dan
vegetasi
•Civic
center berkembang
terintegrasi
•Civic
center berkembang
dengan
alokasi
etnis
berdampingan
•Civic
center berkembang
secara
berkesinambungan
(yang baru
tumbuh
tanpa
mematikan
yang lama)
•Belakangan
pembangunan
kurang
terkendali
•Kerusakan
terjadi
karena:
alami,
ketidaktahuan,
kesengajaan.
Sosial Budaya
Bangunan
Cagar
Budaya
menjadi
bagian
dari
dinamika
sosial
budaya
masyarakat
dengan
beberapa
relasi:
•Rasa
Handarbeni
menjadikan
masyarakat
berpartisipasi
melestarikan
•BCB
memiliki
nilai
mistik
yang membuat
masyarakat
menghargai
•BCB
memiliki
nilai
sosial
sebagai
milik
bersama
•BCB
memiliki
nilai
ekonomi
untuk
memberi
kemanfaatan
yang lebih
langsung
kepada
masyarakat
Cagar
Budaya
dan
dinamika
masyarakat
di Malioboro
(foto:
Christian Breijer)
Hukum
PERATURAN
VERTIKAL
•Undang-undang
No II Tahun
2010 tentang
Cagar
Budaya.
•Peraturan
Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
6 Tahun
2012 tentang
Pelestarian
Warisan
Budaya
dan
Cagar
Budaya
•Peraturan
Daerah Istimewa no 1 tahun
2013 tentang
Kewenangan
dalam
Urusan
Keitimewaan
DIY
PERATURAN
HORISONTAL
•Peraturan
Gubernur
nomor
62 tahun
2013 tentang
Pelestarian
Cagar
Budaya
•Peraturan
Gubernur
No 40 tahun
2014 tentang
Panduan
Arsitektur
Banguanan
Baru
Bernuansa
Budaya
Daerah
•Peraturan
Gubernur
nomor
54 tahun
2014 tentang
Pengelolaan
Kawasan
Cagar
Budaya
•Peraturan
Gubernur
nomor
55 tahun
2014 tentang
Pengelolaan
Cagar
Budaya.
Elemen
Pembentuk
Citra Kawasan
JALUR (path)
KARAKTERISTIK
Elemen
linear yang berperan
sebagai
jalur
perlintasan
baik
aktual
maupun
potensial;
Elemen
perangkai
beberapa
elemen
lain.
WUJUD
Jalan,
lorong,
gang, trotoir,
pedestrian, kanal,
rel
kereta,
STRATEGI
PENGUATAN
·Kesinambungan (continuity)
·Keterarahan (directionality)
·Keberadaan penanda awal dan akhir
·Penguatan tepian yang melingkupi kedua sisinya
Elemen
Pembentuk
Citra Kawasan
TEPIAN (edge)
KARAKTERISTIK
Elemen
linear yang tidak
berperan
sebagai
jalur
perlintasan;
seringkali
berupa
pembatas
dua
area;
WUJUD
Tembok,
benteng,
pantai,
pagar,
railing, fasad,
jajaran
pohon,
jajaran
lampu
jalan
dsb.
STRATEGI
PENGUATAN
•Secara visual mencolok
•Ritmis
•Menerus
•Tak dapat ditembus
Elemen
Pembentuk
Citra Kawasan
DISTRIK(district)
KARAKTERISTIK
Elemen
ruang
berskala
menengah
sampai
besar
yang memiliki
keserupaan
karakter
di semua
bagiannya
dan
dapat
dikenali
dengan
memasukinya
WUJUD
Kampung,
Alun-alun,
perumahan,
permukiman,
pemakaman,
STRATEGI
PENGUATAN
•Kemenerusan
•Keserupaan karakter
•Pembedaan karakter dengan sekitarnya
Elemen
Pembentuk
Citra Kawasan
TENGARAN (landmark)
KARAKTERISTIK
penanda
yang bersifat
eksternal
dan
berjarak
dari
pengamat;
bersifat
tunggal
dengan
bentuk
yang khas;
WUJUD
Tugu,
monumen,
minaret, menara
air, pencakar
langit,
dsb
STRATEGI
PENGUATAN
•Kejelasan sosok dan bentuk
•Kontras dengan latar belakangnya
•Kemudahan dilihat dari jauh
Elemen
Pembentuk
Citra Kawasan
SIMPUL (node)
KARAKTERISTIK
Tempat
perjumpaan,
ketibaan,
keberangkatan,
persimpangan
yang mengharuskan
kita
menentukan
pilihan
untuk
langkah
berikutnya,
Dapat
bersifat
introvert atau
ekstrovert.
WUJUD
Simpang
jalan,
pelataran,
alun-alun,
plasa,
entrance, gerbang,
stasiun,
bandara,
terminal.
STRATEGI
PENGUATAN
•Penanda tujuan
•Penanda pilihan
•Penanda persimpangan
•Memorable
& imegeable space.
Identifikasi
Elemen Pembentuk Citra Kawasan dan Perumusan Arahan Pelestarian
Perumusan
arahan
pelestarian
berorientasi
dalam
rangka
pembentukan
CITRA KAWASAN dengan
berfokus
pada
bangunan,
struktur
dan
situs
CAGAR BUDAYA dan
warisan
budaya.
Kawasan
dibagi
menjadi
sejumlah
sub-kawasan
berdasar
karakter
visualnya
agar dapat
dirumuskan
arahan
pembangunan
secara
relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan