MATERI PEMBELAJARAN
“PENATAAN
DAN REVITALISASI KAWASAN”
I.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Penataan dan Revitalisasi Kawasan
penting agar dapat memahami
visi dan misi dan strategi serta program pembangunan konservasi kawasan,
terutama dalam era desentralisasi dan bagaimana penyesuaiannya dalam
pelaksanaan otonomi daerah.
Penataan dan Revitalisasi Kawasan adalah rangkaian
upaya menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan
nilai-nilai vitalitas yang strategis dan siginifikan dari kawasan yang masih
mempunyai potensi serta pengendalian lingkungan kawasan. Penataan dan
Revitalisasi Kawasan dilakukan melalui pengembangan kawasan tertentu yang layak
untuk direvitalisasi baik dari segi setting (bangunan dan ruang kawasan), kualitas
lingkungan, sarana, prasarana dan utilitas kawasan, sosio-kultural,
sosio-ekonomi dan sosio-politik.
Kesiapan dalam tahapan stabilisasi Pembangunan ekonomi lokal daerah yang sesuai pada Penataan dan Revitalisasi Kawasan, baik di kawasan maupun kabupaten, pulau, pesisir, pertambangan dapat ditangani mahasiswa kelulusan kelak secara trampil berbekal pengetahuan dengan strategi dan kondisi setempat (sesuai dengan kebutuhan) yang didukung dengan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan sarana dan prasarana, pengembangan aksesibilitas kawasan; peningkatan integrasi sistem sarana, prasarana dan utilitas yang ada pada kawasan, serta saling pemberdayaan komunitas dan kelembagaan lokal.
2.
Maksud dan Tujuan Penyusunan Materi
Pembelajaran
a.
Maksud
Penyusunan materi Penataan
dan Revitalisasi Kawasan dibuat untuk meningkatkan cara pembelajaran secara aktif dan inovatif.
b.
Tujuan Penyusunan Materi Pembelajaran
1) Meningkatnya pemahaman terhadap
kuliah Penataan dan Revitalisasi Kawasan
2) Meningkatnya efisiensi dan efektivitas
pengajaran Penataan dan Revitalisasi Kawasan
3) Meningkatkan kesiapan dalam
menghadapi kuliah Penataan dan Revitalisasi Kawasan
4) Meningkatnya cara belajar secara aktif dalam
pengajaran Penataan dan Revitalisasi Kawasan
5) Meningkatnya kemampuan dalam
mengimplementasikan tugas maupun kegiatan Penataan dan Revitalisasi Kawasan
secara nyata dapat diterapkan.
II.
RANCANGAN MATERI PEMBELAJARAN
1. Deskripsi Matakuliah
Kuliah ini membahas materi
Penataan dan Revitalisasi Kawasan dalam tahapan proses rencana penataan atau
revitalisasi kawasan dan pengembangan konsep konservasi kawasan, peranan dan
manfaatnya dalam pembangunan kawasan secara keseluruhan. Materi ini dilengkapi
dengan berbagai konsep dan beberapa strategi serta model pendekatan
revitalisasi, dengan perencanaan aktivitas ekonomi di lingkungan kawasan
bersama masyarakat dalam mencapai kompromi, kearifan lokal dan keadilan dalam
pemanfaatan ruang publik.
2. Rancangan Proses Pembelajaran
a.
Pendahuluan
b.
Pengertian
Penataan dan Revitalisasi Kawasan
c.
Isu-Isu Penataan dan Revitalisasi Kawasan
d. Revitalisasi
Sebagai Potensi
Pengembangan Ekonomi Lokal
e. Keikutsertaan Masyarakat
dan Swasta
f.
Pendekatan, Konsep Penataan dan Revitalisasi Kawasan
g. Strategi,
Model Penataan dan Revitalisasi Kawasan, Partisipasi, Atur Diri Sendiri, dan Analisis Triz.
3. Sistematika Bahan Ajar
Tatap Muka : kuliah aktif, presentasi, diskusi, tanya
jawab.
Non tatap muka: tugas mandiri, survai lapangan dengan
terkoordinir kelas.
a.
Dilakukan
dengan tatap muka dan disampaikan kuliah di dalam ruang, dengan menggunakan http://revitalisasikawasan-upn.blogspot.com
b.
Mahasiswa
diajak aktif presentasi dan berdiskusi tanya jawab.
c.
Mahasiswa
diberi tugas secara mandiri.
d.
Kesempatan
konsultasi tugas mandiri diberikan sejak awal semester
e.
Mahasiswa
diberi contoh Penataan dan Revitalisasi Kawasan dengan tayangan foto, video
atau “sample kit”
f.
Soal jawab sendiri tugas secara berkelompok, didiskusikan untuk penilaian keaktifan
termasuk moderator dan penanya.
PETUJUK PENGGUNAAN BAHAN
AJAR
Penataan dan
Revitalisasi Kawasan memberi gambaran menyeluruh tentang sistematika isi bahan
ajar. Petunjuk bahan ajar ini wajib dibaca oleh pemerhati lingkungan bekas tambah untuk mencari solusi pendekatan Penataan dan Revitalisasi Kawasan.
Diharapkan telah dipelajari terlebih dahulu oleh setiap mahasiswa sebelum
kuliah berlangsung. Diharapkan dapat mempelajari dengan seksama isi materi
dalam setiap pokok bahasan maupun sub pokok bahasan.
Diharapkan mampu mengemukan tentang arti
pentingnya pendekatan Penataan dan Revitalisasi Kawasan; motivasi tertariknya untuk
mempelajari; mengerti dan memahami bahwa penataan kawasan dan
revitalisasi kawasan adalah dua kegiatan yang berbeda dalam membenahi kawasan. Dapat diacu untuk melengkapi jawaban sementara dalam mengerti dan
pemahaman arti penting bahan ajar, serta dilengkapi dengan konsep dasar,
strategi dan beberapa model Penataan dan Revitalisasi Kawasan.
Penyusunan yang sistematis, Temantik untuk dilakukan diskusi aktif disertai contoh
keberhasilan atau kegagalan kegiatan Penataan dan Revitalisasi Kawasan,
diharapkan dapat memotivasi giat belajar penguasaan materi, sehingga dapat
mengimplementasikannya pada suatu rencana kegiatan atau program. Acuan ini bukan satu-satunya acuan dalam proses pembelajaran. Diharapkan peminat aktif mencari dan
menimba ilmu serta pengalaman dengan membaca referensi yang relevan dan
pengalaman keberhasilan kegiatan.
Dalam rangka untuk lebih mendalami pendekatan Penataan dan Revitalisasi Kawasan, diharapkan setiap peminat dan pemehart secara mandiri
dan berkelompok belajar dan mengerjakan tugas di luar jam pembelajaran.
TINJAUAN MATA KULIAH
Penataan dan
Revitalisasi Kawasan membahas tentang pentingnya serta pengertian tentang
penataan kawasan dan revitalisasi kawasan. Mata kuliah Penataan dan
Revitalisasi Kawasan penting diberikan agar dapat memahami visi dan misi dan strategi serta program pembangunan
konservasi kawasan, terutama dalam era desentralisasi dan bagaimana penyesuaiannya
dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Kesiapan dalam
tahapan stabilisasi Pembangunan ekonomi lokal daerah yang sesuai pada Penataan
dan Revitalisasi Kawasan, baik di kota maupun kabupaten, pulau, pesisir,
pertambangan dapat ditangani mahasiswa kelulusan Teknik Lingkungan kelak secara
trampil berbekal pengetahuan dengan strategi dan kondisi setempat (sesuai
dengan kebutuhan) yang didukung dengan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas
pelayanan sarana dan prasarana, pengembangan aksesibilitas kawasan; peningkatan
integrasi sistem sarana, prasarana dan utilitas yang ada pada kawasan, serta adanya
saling pemberdayaan komunitas dan kelembagaan lokal.
Setelah mempelajari dengan proses pembelajaran, diharapkan pemerhati mampu membuat dan mengembangkan pendekatan, strategi
disertai model kegiatan Penataan dan Revitalisasi Kawasan.
BAB I
PENDAHULUAN
Kompetensi
:
Pemerhati mampu memahami visi dan misi dan strategi
konservasi kawasan, mengetahui pentingnya penataan atau revitalisasi kawasan
dalam pelaksanaan otonomi daerah, mengenal tahapan proses pengembangan
konservasi kawasan, serta peranan dan manfaatnya dalam pembangunan kawasan
A. Pengertian, Konsep, Visi, Misi Penataan dan Revitalisasi Kawasan
1. Latar Belakang
Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kawasan yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Menurut Prof. Danisworo, skala revitalisasi ada tingkatan makro dan mikro. Proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat).
Kegiatan
konservasi bisa berbentuk preservasi dan pada saat yang sama melakukan
pembangunan atau pengembangan, restorasi, replikasi, reskontruksi, revitalisasi
dan atau penggunaan untuk fungsi baru suatu aset masa lalu. Untuk melakukannya perlu upaya lintas
sektoral, multidimensi dan disiplin serta berkelanjutan. Revitalisasi sendiri
bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja,
tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya serta
pengenalan budaya yang ada. Untuk melaksanakan revitalisasi perlu adanya
keterlibatan masyarakat. Keterlibatan yang dimaksud bukan sekedar ikut serta
untuk mendukung aspek formalitas yang memerlukan adanya partisipasi masyarakat,
selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya masyarakat di lingkungan kawasan
tertata, tapi masyarakat dalam arti luas. Untuk itu, perlu mekanisme yang
jelas. Aspek lain yang penting dan sangat berperan dalam revitalisasi, yaitu
penggunaan peran teknologi informasi, khususnya dalam mengelola keterlibatan
banyak fihak untuk menunjang kegiatan revitalisasi.
Kegiatan revitalisasi dapat dilakukan dari aspek keunikan lokasi dan
tempat bersejarah, di kawasan pertambangan. Demikian juga, revitalisasi juga dilakukan dalam rangka
untuk mengubah citra suatu kawasan.
Skala
upaya revitalisasi bisa terjadi pada tingkatan mikro kawasan, seperti pada
sebuah jalan, atau bahkan skala bangunan, akan tetapi juga bisa mencakup
kawasan yang lebih luas. Apapun skalanya tujuannya adalah sama, yaitu
memberikan kehidupan baru yang produktif yang akan mampu memberikan kontribusi
positif pada kehidupan sosial-budaya, terutama kehidupan ekonomi kawasan
2.
Konsep Penataan dan Revitalisasi Kawasan
Sebagai warisan sejarah, kekuatan penataan dan revitalisasi
kawasan
Kawasan :
a.
People And Buildings (Spiro Kostof)
b. Content (Man & Society) And
Container (Shell,Network,Nature ) (Constantinos Doxiadis)
c.
Place (Space With Human Value) And Space (Artefact Value) (R. Trancyk)
d. Pembangunan Kawasan dan
Sejarah
Kawasan
terbangun dalam proses sejarah meninggalkan warisan yang terseleksi sebagai puncak
peradaban (Artefact dn Non Artefact)
e.
(Elemen fisik 50 th ke atas merupakan indikasi suatu benda yang telah
“menjadi kekuatan sejarah”, sebagai monumen : “sesuatu yang dihargai “, yang
mempunyai kekuatan : citra, identitas/ciri ) UU
RI 5/1992, Benda Cagar Budaya
3. Visi,
Misi Konservasi dalam Revitalisasi
Kawasan
a.
VISI :
Memanfaatkan warisan kekuatan masa lalu
untuk masa sekarang dan masa depan
b.
Misi :
1).
Memelihara warisan kekuatan masa lalu
2). Meletakan konsep konservasi warisan
kekuatan masa lalu dalam perspektip kebutuhan masa sekarang dan masa depan
3).
Merajut warisan kekuatan lama, sekarang dan masa depan
4 Nilai
Konservasi Suatu Monumen Sejarah
a. Nilai Monumental dan Evolusi Sejarahnya (le valeur monumental et l’evolution historique)
b. Nilai rememorasi (la valeur de remémoration) :
1). Nilai ketuaan (la
valeur d’ancienneté).
2). Nilai sejarah (la valeur historique).
3).
Nilai remémorasi intensional (la valeur de
remémoration intentionnelle).
c.
Nilai-nilai pembaharuan (comtemporanéité).
1). Nilai penggunaan (la
valeur d’usage).
2).
Nilai seni (la valeur d’art).
5. Place
Place Adalah Suatu Tempat :
a. Ruang buatan manusia atau alam yang telah tergores dan menyatu dengan
hidupan manusianya.
b. Place mewariskan
identitas budaya kehidupan yang menciptakan kecirian yang tidak dapat
diproduksi lagi.
c. Identitas sesuatu kekuatan ciri hasil sejarah yang mempunyai vitalitas
kehidupan yang “abadi“,
d.
L’avenir Du Passé masa depan dari masa
lalu.
6. Sejarah Kebudayaan Dalam Ruang (Historic Of Place)
a. Jejak Aktivitas (Sejarah) masa lalu perkembangan
kehidupan manusia (Man And Society)
b. Menciptakan karya-karya Artefact
of Man Made Space.
c. Menentukan lokasi dan mengolah alam, menggores
ruang site, yang akhirnya menciptakan ”P L A C E”.
7 Jenis Jenis Konservasi
a.
Preservasi: menjaga keadaan yang asli obyek dan menjaga dari
kerusakan.
b. Restorasi: mengembalikan obyek
kebentuk aslinya dengan menghilangkan tambahan-tambahan yang tidak asli atau mengumpulkan
kembali komponen-komponen asli tanpa menambah material atau komponen baru.
c. Rekonstruksi: mengembalikan suatu obyek semirip mungkin kepada
keadaan semula dengan menggunakan bahan lama atau baru.
d. Adaptasi: merubah suatu obyek, tidak menuntut perubahan
drastis,untuk beradaptasi kepada kondisi yang dibutuhkan.
e. Revitalisasi: merubah suatu obyek dengan kesesuaian
terhadap yang asli dalam rangka mengembalikan vitalitasnya yang telah hilang.
B. “Pentingnya”
Revitalisasi Kawasan
1. Konsentrasi peran yang besar di kawasan
terevitalisasi, tidak terlepas dari kenyataan bahwa kawasan tertata merupakan
lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan produktif sehubungan
dengan ketersediaan sarana dan prasarana, tersedianya tenaga kerja, tersedianya
dana sebagai modal dan sebagainya.
2. Dengan persediaan lahan yang semakin terbatas, maka gejala kenaikan harga lahan tak terhindarkan lagi. Lahan telah menjadi suatu komoditas yang nilainya ditentukan oleh kekuatan pasar.
2. Dengan persediaan lahan yang semakin terbatas, maka gejala kenaikan harga lahan tak terhindarkan lagi. Lahan telah menjadi suatu komoditas yang nilainya ditentukan oleh kekuatan pasar.
3. Lahan (topos) merupakan sumber daya
utama kawasan yang sangat kritikal, di samping
pengadaannya yang semakin sangat terbatas, sifatnya juga tidak memungkinkan
untuk diperluas. Satu-satunya jalan keluar adalah mencari upaya yang paling sesuai untuk meningkatkan kemampuan daya tampung lahan yang ada agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi kelangsungan hidup kawasan yang lebih baik. Maka lahirlah upaya untuk mendaur-ulang (recycle) lahan kawasan yang ada dengan tujuan untuk memberikan vitalitas baru,
pengadaannya yang semakin sangat terbatas, sifatnya juga tidak memungkinkan
untuk diperluas. Satu-satunya jalan keluar adalah mencari upaya yang paling sesuai untuk meningkatkan kemampuan daya tampung lahan yang ada agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi kelangsungan hidup kawasan yang lebih baik. Maka lahirlah upaya untuk mendaur-ulang (recycle) lahan kawasan yang ada dengan tujuan untuk memberikan vitalitas baru,
4. Pencagaran (conservation) aset
budaya fisik dan non-fisik, sebagai dasar jatidiri masyarakat.
C. Menjual Kawasan Revitalisasi
Lahan (topos) merupakan sumber daya
utama kawasan yang sangat kritikal, disamping pengadaannya yang semakin sangat
terbatas, sifatnya juga tidak memungkinkan untuk diperluas. Satu-satunya
jalan keluar adalah mencari upaya yang paling sesuai untuk meningkatkan
kemampuan daya tampung lahan yang ada agar dapat memberikan manfaat yang lebih
besar lagi bagi kelangsungan hidup kawasan yang lebih baik. Maka lahirlah upaya
untuk mendaur-ulang (recycle) lahan yang ada dengan tujuan untuk
memberikan vitalitas baru, meningkatkan vitalitas yang ada atau bahkan menghidupkan
kembali vitalitas (re-vita-lisasi) yang pada awalnya pernah ada,
namun telah memudar. Hal terakhir inilah yang disebut revitalisasi.
Proses revitalisasi sebuah kawasan
mencakup perbaikan aspek fisik dan aspek ekonomi dari bangunan maupun ruang.
Revitalisasi fisik merupakan strategi jangka pendek yang dimaksudkan untuk
mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka panjang. Revitalisasi
fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang publik),
namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan dan
peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk
kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives).
Hal tersebut mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif,
diharapkan akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol yang
langgeng terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kawasan.
1. “Mengapa” Menjual Kawasan Revitalisasi?
a. Sejumlah pelayanan kawasan yang diberikan
tidak dapat mencapai tingkatan akseptabilitas dari beneficiaries seperti
yang diharapkan
b. Efisiensi berhubungan dengan penggunaan
sumber daya ekonomi yang terbatas, sedangkan efektifitas berhubungan dengan
pencapaian hasil sesuai dengan kualitas dan maksudnya. Kegiatan Penataan dan Revitalisasi Kawasan adalah
mencapai kedua aspek ini semaksimal mungkin.
Isu efisiensi, efektifitas, akseptabilitas,
perhatian terhadap lingkungan dan fragmentasi pelaksanaan merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian dalam Penataan dan Revitalisasi Kawasan.
Secara garis besar prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan untuk menjawab isu di atas adalah :
a. Membuat lebih dekat proses pengambilan
keputusan dan pembiayaan suatu program terhadap kelompok sasaran. Hal ini untuk
memperbaiki allocative efficiency
program karena lebih sensitifnya program terhadap variasi lokal dan lebih tajamnya
perumusan. Pendekatan demikian juga akan memperbaiki productive efficiency karena pembiayaan yang lebih langsung dari
kelompok sasaran akan meningkatkan akuntabilitas lokal.
b. Adanya desentralisasi, yaitu untuk meningkatkan sensitifitas proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan suatu program terhadap kebutuhan kelompok sasaran, terutama kelompok miskin. Prinsip inipun adalah untuk meningkatkan efektifitas.
b. Adanya desentralisasi, yaitu untuk meningkatkan sensitifitas proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan suatu program terhadap kebutuhan kelompok sasaran, terutama kelompok miskin. Prinsip inipun adalah untuk meningkatkan efektifitas.
c. Adanya kompetensi yang sesungguhnya di
dalam proses produksi untuk keperluan pengadaan suatu program, sehingga
efisiensi dari pelaksanaan dapat dijaga. Hal ini membutuhkan keterlibatan
sektor swasta dan dipergunakannya prinsip mekanisme pasar yang sehat untuk
proses produksi tersebut.
d. Dierbaikinya sistem keuangan program,
khususnya untuk memungkinkan dilibatkannya sumber daya keuangan swasta untuk
investasi dan untuk mendapatkan pemasukan yang selangsung mungkin dan
berkelanjutan dari kelompok sasaran untuk operasi dan pemeliharaan dari suatu
fasilitas yang diadakan melalui program Penataan dan Revitalisasi Kawasan.
e. Dibangunnya sistem yang mengatasi masalah
fragmentasi fungsional dan geografi.
f. Dibangunnya sistem yang membuat program
sensitif terhadap kepentingan lingkungan.
g.
Dipergunakannya teknologi tepat guna dan adanya
kompetensi untuk pemilihan investasi, rancang bangun dan pelaksanaan
infrastruktur dan operasi serta pemeliharaannya. Hal ini dimaksudkan untuk
efisiensi dan efektifitas dari suatu kegiatan atau program.
2. Mengapa Perlu Menjual Kawasan untuk Direvitalisasi?
a. Belum semua :kekayaan” kawasan dikenali,
dikualifikasi dan dispesifikasi.
1) Potensi
kawasan potensi revitalisasi belum diidentiikasi dan
diinventarisasi secara rinci dan lengkap.
2) Kekayaan dan potensi revitalisasi kawasan
baru “dikemas” dalam format terbatas, belum untuk “jualan”.
b. Potensi
kekayaan kawasan revitalisasi yang ada belum “terjual” optimal.
1) Potensi yang ada “dijual” dalam format dan
kemasan “apa adanya”.
2) Penjualan kekayaan budaya tidak dilkukan
secara “terstruktur”, tetapi secara terlepas-lepas.
3. “Bagaimana” Menjual Potensi Kawasan Revitalisasi?
a.
Menjual dengan kerangka
“Spasial”
b. Kawasan revitalisasi terdiri atas berbagai
kawasan bagian, yang dapat “distrukturkan”
c.
Dalam satu satuan manajemen
kawasan
d.
Menjual dengan kerangka
“Sektoral”
e. Kehidupan urban terbagi atas berbagai
“sektor” (segmen) yang merupakan satuan komunitas manajemen kawasan
f.
Menjual layanan potensi
revitalisasi kawasan dengan prinsip “cost
recovery”
g. “Produksi” dan “deliveri”
layanan kawasan revitalisasi dilakukan dengan dasar menghasilkan kembalinya
biaya produksi untuk layanan yang lebih baik/
h. Disiapkan “satuan pengelola” kawasan yang
memadai dan dapat menerima limpahan sebagian urusan sektor-sektor.
i. Kekayaan
kawasan revitalisasi yang potensial dilimpahkan kepada satuan manajemen kawasan
profesional agar “penjualan” dapat menghasilkan kontrubusi pendapatan untuk
membiayai pelayanan prima.
j. Diperbaikinya
sistem keuangan program kawasan revitalisasi khususnya untuk memungkinkan
dilibatkannya sumber daya keuangan swasta untuk investasi dan untuk mendapatkan
pemasukan yang selangsung mungkin dan berkelanjutan dari kelompok sasaran untuk
operasi dan pemeliharaan dari suatu fasilitas yang diadakan melalui program
tersebut.
D. Strategi, Model Penataan dan
Revitalisasi Kawasan
1. Strategi
Penataan dan Revitalisasi Kawasan
a. Pemerintah menjadi pelopor untuk
memicu/mengawali kegiatan revitalisasi kawasan (lama) dengan cara melakukan
penyiapan (technical assistance) dan
pembangunan infrastuktur & sarana kawasan.
b. Dalam konsep revitalisasi kawasan, kontribusi pemerintah dimaksudkan untuk merangsang (me-laverage) investasi swasta dan masyarakat sedemikian sehingga porto folio investasi di kawasan (lama) bisa semakin menguntungkan.
b. Dalam konsep revitalisasi kawasan, kontribusi pemerintah dimaksudkan untuk merangsang (me-laverage) investasi swasta dan masyarakat sedemikian sehingga porto folio investasi di kawasan (lama) bisa semakin menguntungkan.
c. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga
ruang-ruang publik), namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap
diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic
revitalization) yang merujuk kepada aspek sosial-budaya serta aspek
lingkungan (environmental objectives).
d. Strategi revitalisasi mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang
produktif, diharapkan akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol
yang langgeng terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kawasan.
BAB VII
Strategi, Model Penataan dan Revitalisasi Kawasan
Kompetensi :
Mahaiswa mampu memahami dan mengembangkan strategi,
model Penataan dan Revitalisasi Kawasan, serta mengimplementasikan dalam
suatu perencanaan.
1. Beberapa Model Penataan Dan Revitalisasi Kawasan
3. Bank Soal dan Tugas
a. Type Soal Ujian
Mid Semester
1) Upaya yang paling sesuai untuk
meningkatkan kemampuan daya tampung lahan agar dapat memberikan manfaat yang
lebih besar lagi bagi kelangsungan hidup di sebuah kawasan yang lebih baik
adalah mendaur-ulang (recycle) lahan yang ada dengan tujuan untuk
merevitalisasi. Apakah yang dimaksud dengan revitalisasi? Kondisi yang
bagaimanakah agar suatu kawasan
memenuhi syarat untuk dilakukan penataan?
2) Kenapa faktor efisiensi,
efektifitas, akseptabilitas, perhatian terhadap lingkungan dan fragmentasi
pelaksanaan merupakan hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam Penataan dan
Revitalisasi Kawasan?.
3) Ruang buatan manusia atau alam
yang telah tergores dan menyatu
dengan kehidupan manusianya disebut Place, yang mewariskan
identitas budaya kehidupan, menciptakan
kecirian yang tidak dapat diproduksi lagi, Kenapa identitas yang mempunyai
kekuatan ciri hasil sejarah dan
vitalitas kehidupan yang abadi tersebut
perlu dikonservasi?.
4) Identifikasi alternatif upaya untuk memperbesar dampak positif dan
memperkecil dampak negatif yang relevan dengan dampak penting Penataan dan
revitalisasi sebuah kawasan. Dengan cara ini dampak dapat diatasi secara
preventif dan pengelolaan dampak penataan dan revitalisasi kawasan dapat
diinternalkan ke dalam kawasan, sehingga biaya pengelolaan dampak tertentu
dapat ditiadakan atau paling sedikit dikurangi. Pendekatan ini sesuai dengan
perkembangan baru teknologi yang lebih menekankan pada usaha preventif daripada
usaha pengolahan limbah. Berilah
contoh kasus pada suatu kawasan yang akan saudara revitalisasi!.
5) Kenapa
harus menjual suatu bagian kawasan yang tadinya memiliki vitalitas tinggi
kemudian mengalami kemunduran karena berbagai prasarana/sarana yang ada sudah
menjadi tua dan tidak memadai lagi?. Kawasan tersebut kemudian menjadi tidak
produktif dan tidak mampu lagi memberikan kontribusi yang positif kepada
kehidupan di lingkungannya. Selain itu, secara fisik kawasan tersebut mengalami
degradasi lingkungan yang kian lama semakin buruk, sehingga membawa dampak yang
buruk, antara lain semakin menurunnya kualitas lingkungan. Bagaimana cara menjual potensi kawasan penataan yang terevitalisasi
tersebut?.
6) Apakah dengan konsep “Eko
Wisata” pada suatu kawasan terevitalisasi akan mampu mengangkat banyak kegiatan
ekonomi lain sehingga mempunyai efek ganda (multiplier effect) yang luas
dan dapat menciptakan kesempatan kerja baru yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat setempat dan untuk membuka peluang baru usaha?. Berikan contoh revitalisasi dengan konsep
eko wisata pada suatu kawasan pilihan saudara!
b. Type Soal Ujian
Akhir Semester
1) Studi Kajian Lingkungan Strategik (KLS) tidak
mengkaji dampak kegiatan revitalisasi kawasan suatu pusat kawasan itu sendiri,
melainkan mengkaji dampak kebijakan, rencana dan program (KRP) Revitalisasi.
Kenapa kajian dampak lingkungan pada tingkat KRP bersifat strategik, selain
menghasilkan rekomendasi penyempurnaan KRP ?
2) Dalam penerapan konsep Penataan dan Revitalisasi
Kawasan jelaskan apakah yang dimaksud dengan teknologi akhir-pipa (end-of-pipe
technology)?
3) Bagaimana menerapkan implementasi konsep Penataan
dan Revitalisasi Kawasan berdasar eko-efisiensi pada sebuah kawasan?
4)
Rancangan Penataan dan Revitalisasi Kawasan yang
berdasar ekologi industri, apakah dapat menyelesaikan masalah permasalahan
limbah, sampah atau konservasi sumberdaya air?
5) Pendekatan apa dan bagaimana yang sesuai untuk
penataan kawasan permukiman yang rusak akibat gempa bumi tektonik 5,9 skala
Richter yang terjadi 27 Mei 2006 pada
suatu wilayah Kecamatan di DIY?
6) Buatlah satu kasus dengan tempat, lokasi
dan spesifikasi kawasan bebas menurut saudara, kemudian buatlah implementasi
konsep penataan dan atau revitalisasi; dengan apakah model pendekatannya
(pemanfaatan lahan/ruang, integrasi kawasan, konservasi kawasan, difersifikasi
usaha, penciptaan lapangan kerja) yang
sesuai. Pilih salah satu dari 3 hal
sesuai dengan kasus yang saudara angkat :
a) Penataan dan Revitalisasi Kawasan Pesisir
Pantai/Pelabuhan
b) Penataan dan Revitalisasi Kawasan Pertambangan
c)
Penataan
dan Revitalisasi Kawasan Pusaka Budaya
4. Type Tugas Penataan dan
Revitalisasi Kawasan
Tugas Penataan dan Revitalisasi
Kawasan
a. Buat satu konsep dilengkapi strategi dan
model Penataan dan Revitalisasi Kawasan di salah satu kawasan atau obyek
pilihan di wilayah Provinsi DIY.
b. Pilihan obyek kawasan bebas di wilayah
Provinsi DIY secara terkoordinir kelas, agar tidak terjadi tumpang tindih
kawasan terpilih.
c. Rambu-rambu tugas adalah karya ilmiah yang
dilengkapi teori dan pustaka.
d. Format tugas diketik dalam 4 s.d 6 halaman kwarto (A4) tanpa dijilid, karena lebih dipentingkan isinya.
d. Format tugas diketik dalam 4 s.d 6 halaman kwarto (A4) tanpa dijilid, karena lebih dipentingkan isinya.
e. Tugas Penataan dan Revitalisasi Kawasan
dikumpul pada saat ujian tengah semester, agar ada kesempatan perbaikan.
IV.
KEPUSTAKAAN
1. Undang-Undang RI, Nomor 5 Tahun 1992,
tentang Benda Cagar Budaya”
2. Danisworo Muhammad, 2004, Guru Besar
Perancangan Kota, Dep. Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITB.
Bandung.
3. Suharwanto, 2007. Laporan Resmi Pelatihan
Peningkatan dan Pengembangan Mutu Pembelajaran (P3M), Petrologi. UPN Veteran,
Yogyakarta.
4. Soemarwoto Otto, 2009. Atur Diri Sendiri: Paradikma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Gadjah Mada University Pers, Yogyakarta.
4. Soemarwoto Otto, 2009. Atur Diri Sendiri: Paradikma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Gadjah Mada University Pers, Yogyakarta.
5. Karen Gadd, 2011, TRIZ for Engineers Ennabling Inventive Problem Solving, Wiley, Manhattan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan