KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Rabu, 05 Oktober 2016

Revitalisasi Lahan Bekas Tambang Sawahlunto




 (Andricko K W).docx4/ 5

Inisiatif
Selamat Datang di Sawahlunto

Namun   di   sisi   lain   Sawahlunto   memiliki   pemandangan   alam   yang   cukup  indah   danbanyak   bangunan   historis   peninggalan   Belanda   sejak   pertambangan   batu   bara   pertama kali dibuka. Potensi ini   dilihat   oleh  Walikota Subari Sukardi pada tahun   2001   dengan   keluarnyaPerda Visi dan Misi nomor 2 tahun 2001 yang berupaya untuk “Mewujudkan Sawahlunto tahun2020 menjadi kota Wisata Tambang yang Berbudaya”. Seiring dengan keluarnya Perda tersebut,dilakukan   penyusunan   

Buku   Rencana   Induk   Pengembangan   Pariwisata   (RIPP)   bekerjasamadengan Lembaga Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPM-ITB) pada tahunyang sama. 

Hasilnya dijabarkan dalam strategi dan agenda 2002-2020 serta program pelaksanaan2002-2006.  Kemudian Walikota terpilih 2003, Amran Nur,  hasil kajian tersebut dikonkritkandalam serangkaian program revitalisasi fasilitas dan gedung-gedung tua peninggalan Belanda.

Kota Sawahlunto memiliki peninggalan sejarah pembangunan Belanda, yang memilikipotensi untuk dikembangkan, oleh karena itu dilakukan pengelolaan lanskap kota, agar dapatmeningkatkan perekonomian penduduk kota Sawahlunto. 

Harris dan Dines (1988) menjelaskanbahwa lanskap sejarah merupakan lanskap yang berasal dari masa lampau,  yang didalamnyaterdapat   bukti   fisik   tentang   keberadaan   manusia   di   dalamnya.   Goodchild   (1990)   jugamenjelaskan bahwa suatu lanskap dikatakan memiliki nilai kesejarahan sejarah jika di dalamnyamemuat satu atau beberapa kondisi lanskap berikut ini:
1. Merupakan contoh yang menarik dari sebuah tipe lanskap sejarah.
2. Memuat bukti yang menarik untuk dipelajari.
3. Memiliki keterkaitan dengan seseorang, masyarakat atau peristiwa penting dalam sejarah.
4. Memiliki nilai-nilai penting dalam sejarah terkait dengan bangunan atau monumen sejarahnya.

Strategi yang DijalankanPada awal pelaksanaan program, Pemerintah kota Sawahlunto membuat sebuah kajianguna mewujudkan revitalisasi bangunan bersejarah kota. Mereka mengundang Peter Van Dun,seorang   ahli     dalam  bidang  perencanaan   konservasi   terpadu   dan   merupakan   pensiunan   dariDepartemen Konservasi Belanda melalui program PUM. 

Kemudian pemerintah kota Sawahluntojuga menjalin kerjasama dengan Badan Warisan Sumatera Barat (BWSB). BWSB merupakanLSM yang mempunyai kepedulian terhadap bangunan dan benda-benda bersejarah di wilayahSumatera Barat. BWSB telah melakukan inventori khusus terhadap bangunan-bangunan tua diKota   Sawahlunto  pada  tahun   2002,  yang  bermanfaat   untuk dipergunakan   sebagai  titik  awalproyek   tersebut.   
Museum Kereta Api

Kedua   pihak tersebut  merupakan  mitra   pemerintah   kota   Sawahlunto dalampembuatan kajian pemetaan dan revitalisasi bangunan cagar budaya. Kemudian   pemerintah   kota   Sawahlunto  membentuk tim revitalisasi bangunan cagarbudaya dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Sawahlunto   yang berperan   sebagaileading sector atau dinas yang bertanggung jawab. Dinas ini dibantu oleh SKPD lain, seperti Dinas PU, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, Koperasi dan Tenaga Kerja; DinasPendidikan, Pemuda dan Olahraga; Dinas Kesehatan dan Sosial; Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah; Dinas Pertanian dan Kehutanan; Bappeda; BLH; Badan Kesbangpoldan Penanggulangan Bencana; kecamatan dan kelurahan. Segera setelah m tersebut bekerja, Pemerintah Sawahlunto menetapkan beberapa kebijakan terkait seperti :
1. Menetapkan dan memantapkan fungsi kawasan cagar budaya melalui Perwal maupun Perda.
2. Mengkonservasi dan merehabilitasi kawasan cagar budaya.
3. Memberikan insentif pada bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan/atau bernilai tinggi.
4. Meningkatkan fungsi bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan/atau bernilai tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah sebagai obyek wisata budaya.
Museum Goedang Ransoem

Secara garis besar, beberapa kegiatan yang dilakukan pemerintah kota Swahlunto gunamewujudkan upaya Revitalisasi Cagar Budaya tersebut, antara lain :
1. Melakukan   kajian   tentang   upaya   peningkatan   dan   perbaikan   kawasan   kota   lama.Kegiatan ini bekerjasama dengan BWSB dan PUM Belanda pada tahun 2003, Universityof  Malaka Malaysia pada tahun  2004 sekaligus  mengirimkan   para  tokoh masyarakatuntuk belajar ke University of Malaka, dan Dirjen Cipta Karya Kementerian PekerjaanUmum pada tahun 2004,
2. Melakukan sosialisasi program ke  masyarakat secara terus menerus  melalui  berbagaimedia yang ada di Sawahlunto, 
3. Melakukan   pelatihan,lokakarya   dan   workshop   mengenai   pentingnya   revitalisasi   kotakepada jajaran aparat pemkot.
4. Melakukan   studi  banding  tentang   revitalisasi  bagi   pegawai  pemkot khususnyabidangperencanaan dan teknis ke kota-kota di Indonesia maupun di luar negeri.
5. Berdasarkan   inventaris   yang   telah   dilakukan   sejak   tahun   2001   dan   2002,   maka pemerintah   kota   mulai   melakukan   peningkatan     kawasan   pedestrian,   pembangunan kawasan   bermain   dan   RTH,   mulai   merenovasi   bangunan-bangunan   bersejarah,   sertamembangun tempat-tempat penunjang kegiatan wisata, seperti gedung info box, IPTEKcenter, water boom dan kebun binatang Program-program pelestarian atau revitalisasi yang dapat membantu meningkatkan  danmenjaga karakteristik kota: 
(1) meningkatkan keindahan fisik kawasan dengan  mengembalikanlanskap kota pada bentuk kolonial; 
(2) menerapkan  kegiatan baru dalam  kawasan  yang  terkait
erat dengan keterlibatan masyarakat; dan 
(3) memberikan masukan mengenai arahan kebijakan kepada   Pemerintah   Daerah   untuk   mendukung   perencanaan   serta   mengawasi   kegiatanpelaksanaannya. Rencana lanskap revitalisasi 

Kota Tuo Sawahlunto terdiri dari:rencana ruangyang terbagi menjadi ruang inti (46.48%) yang berupa ruang sejarah dan ruang publik yang berfungsi   untuk   aktivitas  napak  tilas  sejarah  dan bersantai  atau sosialisasi,   ruang  penunjang(2.04%), ruang pengembangan (1.71%), dan ruang penyangga (49.77%). 
Lubang Mbah Soero

Rencana sirkulasinya terdiri dari sirkulasi primer (mobil), sekunder (pejalan kaki dan sepeda), dan kereta tambang. Keindahan Bangunan Sejarah di Sawahlunto: Museum   kereta   api   ini   dulunya   adalah   stasiun kereta   api   yang   dibangun   oleh   pemerintah   Belanda   pada tahun 1918.

Hotel Ombilin
Inilah salah satu saksi bisu kejayaan Sawahlunto di masa lalu, Hotel Ombilin.

DAFTAR PUSTAKA :
Goodchild PH. 1990. Some Principle For the Conservation of Historic Landscapes. University of New York. 58p.

Harris CW, Dines NT. 1988. Time Saver Standard for Landscape Architecture.New York: Mc Graw-Hill Inc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan