KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Selasa, 11 Oktober 2016

REVITALISASI KAWASAN BENTENG KUTO BESAK SEBAGAI SALAH SATU TUJUAN WISATA KOTA PALEMBANG UNTUK MENYAMBUT ASIANGAMES 2018

By : SURYO WIBOWO
14130164



PENDAHULUAN


  
Gambar 1. Lokasi Kawasan Benteng Kuto Besak  Palembang 
Palembang sebagai kota yang dibelah oleh sungai Musi memiliki potensi wisata air yang sangat besar. Mengembangkan bidang Pariwisata merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memberdayakan masyarakat sekitar lokasi objek wisata menuju kehidupan yang lebih baik. Daerah dengan luas wilayah Palembang 369,2 km2 memiliki potensi pengembangan wisata yang harus lebih dimaksimalkan, pengembangan parisiwata tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya eksostisme dari suatu lokasi, misalnya situs yang dijadikan sebagai objek wisata. Palembang memiliki banyak potensi eksotisme yang dapat dikembangkan menjadi bidang pariwisata yang menonjol. Salah satu kawasan yang memiliki eksotisme wisata adalah Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Keberadaan Jembatan Ampera menjadi sentral daya tarik kota hingga saat ini. (Widya, 2007)


Gambar 2. Peta Benteng Kuto Besak
Banyak kawasan tepi air yang memiliki keunikan tersendiri dengan tampilan detail spesifiknya termasuk kondisi fisik, geografi, ekonomi dan karakteristik kependudukan. Pendekatan perencanaan dan perancangan kawasan tepi air tidak terlepas dari perhatian dan pemahaman terhadap konteks lokal dan lokasi. Untuk itu perlu adanya pendekatan perspektif yang luas dengan mengkombinasikan antara ide-ide baru dan lama dengan inisiatif lokal dan finasial (Breen, 1981). Kawasan tepi air yang paling menonjol adalah kawasan yang telah menemukan dan memiliki identitasnya yang spesifik (Fisher, 2004). Perencanaan kawasan tepi air memerlukan perhatian terhadap isu-isu yang meliputi pemahaman terhadap konteks, penekanan eksisting dan elemenelemen perancangan. Elemen-elemen ini secara tipikal mempengaruhi dalam penciptaan sebuah desain yang baik, seperti pembentukan makna dan identitas, kemampuan untuk memperluas pengunaan-penggunaan untuk dan dari kawasan tepi air, pengaruh arsitektur, transportasi dan pergerakan dan menciptakan makna tempat (sense of place).

Gambar 3. Benteng Kuto besak sebelum dibangun café
Menurut rencana tata ruang wilayah kota Palembang benteng kuto besak merupakan salah satu kawasan peruntukan pariwisata. Benteng Kuto Besak berdiri kokoh dengan panjang 288,75 meter dan lebar 183,75 meter. Adapun ketinggian dari benteng tersebut adalah 9,99 meter (30 kaki) dengan ketebalan 1,99 meter (6 kaki). Di setiap sudut benteng terdapat bastion (benteng pertahanan), Lokasi Benteng Kuto Besak terletak di pusat Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya terletak di sebelah utara Sungai Musi. Areal ini dibatasi dengan Sungai Sekanak yang terletak di sebelah barat, Sungai Tengkuruk yang terletak di sebelah timur, dan Sungai Kapuran di sebelah utara.


Gambar 4 Proses pembangunan café di benteng kuto besak
Benteng kuto besak kondisi yang sebelum dilakukan pembangunan café-café hanya di penuhi oleh pedagang-pedagang kaki 5, namun kondisi tersebut tiak membuat setiap orang yang datang berkunjung menjadi tidak nyaman atau menjadi bosan ada hal menarik lain yang menjadi salah satu pusat perhatian dari benteng kuto besak ini, pusat perhatian tersebut adalah jembatan ampera yang dapat di abadikan dalam gambar dari benteng kuto besak atau ada juga yang hanya ingin mencari ketenangan di benteng kuto besak, karena kondisi sekitar dari benteng kuto besak ini yang dapat membuat tenang.



Gambar 5. Hasil pembangunan café
Kawasan tersebut dilihat sebagai potesi yang dapat di kembangkan di benteng kuto besak dei untuk menarik perhatian pengunjung yang sebagian besar adalah warga palembang, namun terdapat juga beberapa wisatawan yang berkunjung kesana. Pengembangan ini juga dilakukan untuk menarik perhatian para atlet asiangames. Palembang merupakan tuan rumah dari perhelatan yang berkelas internasional.


Gambar 6. Patung ikan belida
Hasil dari pembangunan yang dilakukan tampak pada gambar 5 yang pada saat malam hati menambah daya tarik dari wisatawan local maupun yang berada di luar Palembang. Pengunjung dapat berssntai di café-café yang telah di bangun atau dapat juga bersantai di tepian sungai musi, atau bagi yang menyukai foto dapat mengambil gambar salah satu daya tarik kota Palembang yaitu jembatan ampera.



Gambar 7. Patung belida (tampak samping)
Bagian sebelah barat akan segera di bangun sebuah patung yang ikan belida yang diharapkan akan menambah daya tarik dari Palembang selain adanya jembatan ampera yang telah menjadi ikon Palembang selama bertahun-tahun, patung ini dapat mengeluarkan air seperti yang berada di Singapura, namun patung yang berada di Singapura berbentuk singa, yang akan di bangun di Sumatera Selatan ini berbentuk ikan belida yang merupakan ikan khas di sumatera selatan, nama ikan ini diambil dari salah satu nama sungai di Sumatera Selatan.



DAFTAR PUSTAKA
Febrianti, Widya Fransiska. 2007. “Analisis pariwiata pada kampong kapiten di Palembang”. FT universitas Sriwidjaya ; Palembang.
Republik Indonesia. 2012. Peraturan daerah kota Palembang No. 15 tahun 2012 tentang Rencaa Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Palembang tahun 2012-2032. Sekretariat daerah. Palembang

Sesunan, Muhammad Hizbullah. 2014. “evaluasi perwujudan place attachment pada revitalisasi kawasan tepi air benteng kuto besak”. E-journal graduate unpar. 1. Magister arsitektur, pasca sarjana universitas katolik parahyangan; bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan