- Revitalisasi Lahan Bekas Tambang Batu Apung Ijobalit, Kabupaten LombokTimur Sebagai Geowisata Berwawasan LingkunganOleh: Mia Fitri Aurilia (114160047)Penataan dan Revitalisasi Kawasan / ADegradasi lahan tambang akibat aktivitas pertambangan meliputi terjadinyaperubahan bentang alam, perubahan kondisi fsik, kimia dan biologi tanah, iklim mikro sertaperubahan flora dan fauna (Siswanto dkk., 2012). Akibat adanya degradasi perlu dilakukansebuah revitalisasi, yaitu upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kotayang dulunya pernah vital atau hidup. Skala revitalisasi ada dua tingkatan, yaitu mikro danmakro. Proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomidan aspek sosial (Danisworo, 2002). Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan, revitalisasi adalah upaya untukmeningkatkan nilai lahan/kawasan melalui pembangunan kembali dalam suatu kawasan yangdapat meningkatkan fungsi kawasan sebelumnya.Kegiatan penambangan batu apung di Kabupaten Lombok Timur secara umumdikategorikan sebagai kegiatan penambangan rakyat karena tidak menerapkan kaidahpenambangan yang baik dan benar, dalam kegiatan operasinya hanya menggunakan peralatantradisional, bahkan dilakukan secara manual. Salah satu permasalahan di daerah bekastambang batu apung Ijobalit adalah reklamasi lahan bekas tambang yang belum dapatmemperoleh hasil yang optimal dan masih terbatas pada kegiatan revegetasi berupa kegiatanpenanaman tanaman perkebunan.Konsep dari revitalisasi ini menekankan pada suatu output wilayah Ekowisata yaitusalah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspekkonservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspekpembelajaran dan pendidikan. Konservasi alam yang diberikan berupa adanya pemanfaatanlahan sebagai lahan perkebunan dengan sistem Agroforesty. Dalam Bahasa Indonesia, kataAgroforestry dikenal dengan istilah wanatani atau agroforestry yang arti sederhananya adalahmenanam pepohonan di lahan pertanian (Hairiah, dkk., 2014). Dan aspek edukasi dituangkanmelalui aktivitas permainan outbond dan sosialisasi manfaat tanaman disekitar.Untuk melakukan revitalisasi lahan pascatambang diperlukan perencanaan yang baikagar dalam pelaksanaannya dapat tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki. Hal-hal yangharus diperhatikan adalah sebagai berikut:
- Memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan peruntukan lahan, yangmengatur digunakan dan pemanfaatan lahan disesuaikan dengan kondisi kesuburantanah, kemiringan lahan, Nilai estetika, hidrologi, lithologi, budaya, sosial ekonomimasyarakat dan sebagainya. Memperhatikan Peraturan Perundangan Yang mengatur Pengelolaan Lahan bekastambang, pengelolaan kawasan lindung, pengelolaan limbah tambang, zonasi kawasantambang, baku mutu lingkungan dan sebagainya. Melakukan forum diskusi dengan masyarakat Mengenai perencanaan revitalisasi yangakan dilaksanakan, yang mana harus menyesuaikan keinginan pemerintah daerah danPersepsi masyarakat di masa depan lahan bekas tambang. Memperhatikan komponen kondisi lingkungan lokal seperti klimatologi, fisikakimia tanah, geohidrologi, jenis dan keanekaragaman vegetasi, kualitas udaraPermukaan, sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Mengembalikan lahan seperti keadaan semula dan atau se suai dengan tujuanpenggunaannya. Mengelola dan mengamati dan menge lola areal revitalisasi sesuai s ampai dengankondisi yang diharapkan.Gambar 1. Peta wilayah penambangan batuapungGambar 2. Focus Group Discussion antarapemerintah dcenganwarga sekitarDaerah penambangan terbagi atas dua kali bagian yaitu tempat penambangan batu apungdan lahan bekas penambangan batu apung. Daerah sekeluarga lokasi penambangan batu apungmerupakan daerah semak yang sebaliknya oleh jenis rumput-rumputan, karena kondisi lahanyang gersang tidak Memungkinkan bagi semua jenis tanaman untuk tumbuh dengan baik.Lokasi penambangan yang akan direvitalisasi menjadi kawasan agrowisata sebelumnya perlu
- perhatian pemilihan tanaman dan mem pilih kondisi seperti: ketahananterhadap kondisi minimal udara, mudah tumbuh dan mampu memberikan seoptimal mungkinmanfaat sebagai tanaman pelindung pula manfaat ekonomi. Beberapa jenis tanaman yangTanggung jawab tersebut bisa di rekomendasikan sebagai tanaman penghijauan karena telahterbukti menjadi tanaman lahan kering. Beberapa jenis tanaman tersebut antara lain mimba( Azarirachta indica), kelapa (Cocos nucifera), jambu monyet (Anacardium occidentale),pisang (Musa sp.) dan singkong (Manihot utilisima), dan turi ( Sesbania grandiflora (L))Pers. ) . Penanaman keenam Tanaman Penyanyi Nantinya using Sistem agroforestrysederhana dimana pepohonan ditanam secara tumpang sari denga n satu atau lebih jenissemusim tanaman. Pemilihan tanaman tersebut berdasarkan sifat tanaman yang sesuai dengankondisi tanah di daerah tersebut, dan juga tanaman-tanaman tersebut nantinya dapat memberihasilnya ekonomis dan ekologis bagi masyarakat sehingga diharapkan dapat meningkatkantaraf hidup dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Konsep wisata yang berbasis ekologi atauyang lebih dikenal dengan Ekowisata (Fandeli dan Nurdin, 2005), dilatar belakangi denganb pasar global yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada negara-negara asalwisatawan dan memiliki ekspektasi yang lebih mendalam dan lebih berkualitas dalammelakukan Perjalanan wisata. Wilayah yang telah ditanami dengan keenam jenis floranantinya akan dibuat sebagai daerah Ekowisata, yang mana dilakukan untuk mengembangkanWilayah DENGAN menekankan PADA peningkatan pertumbuhan Kawasan Pariwisata Yangberbasis potensi alam, cagar budaya, dan pendidikan. Pada daerah sekitar juga nantinya akandibuat kedai corrner yang menjual hasil panen warga di wilayah sekitar, makanan danminuman kecil untuk pengunjung, serta souvenir khas daerah Lombok. Terdapat also telah dipakaioutbond dan penyuluhan informasi Mengenai tanaman dikawasan tersebut sebagai salah satumedia edukasi.Hasil dari adanya revitalisasi di kawasan Penyanyi DAPAT bermanfaat Bagi Warga sekitar,khususnya hearts meningkatkan Kesejahteraan Serta Ekonomi m asyarakat. Hal ini terjadikarena tempat w isata yang di kelola dikawasan ini seluruhnya dikelola oleh masyarakat.Pemerintah hanya Peran sebagai fasilitator dan media promosi tempat wisata ini. Royaltiyang diberikan kepada pemerintah berupa perawatan pajak lingkungan kebersihan,selebihnya menjadi keuntungan warga.Pada pelaksanaannya, ekowisata harus terlibat masyarakat mulai dari tahap awalperencanaan, manajemen dan pemantauan. Dengan demikian, kegiatan wisata alamdiharapkan mampu mengupayakan keuntungan finansial sekaligus sebagai alternatifpeningkatan taraf hidup masyarakat. Hal yang harus dilakukan masyarakat dalam kegiatan
- manajemen pariwisata alam terdiri dari beberapa tidak ada, yaitu: aset, jasa boga danrestoran, transportasi dan jasa angkutan, rekreasi , cinderamata (suvenir) , biroperjalanan, jasa pemandu dan penyediaan tenaga kerja. Selain itu itu masyarakat lokal Biasanyaalso umumnya mempunyai Tradisi Dan kearifa n Lokal hearts Pemeliharaan sumberdayapariwisata yang tidak dimiliki oleh pelaku pariwisata lain. Dengan ini diharapkan revitalisasimemang sesuai dengan tujuan awal yang tertera dalam teori sehari-hari yaitu gantiKawasan Yang sebelumnya Sempat mati sehingga DAPAT dimanfaatkan Kembali untuk reviewmeningkatkan kesejahteraan dan taraf ekonomi masyarakat.Gambar 3. Hasil Ilustrasi RevitalisasiDaftar PustakaDanisworo, M. dan Martokusumo, W. (2002). “Revitalisasi Kawasan Kota : Sebuah CatatanDalam Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Kota ”, Info URDI Vol.13.Fandeli, Chafid dan Muhammad Nurdin. 2005. Pengembangan Ekowisata BerbasisKonservasi Di Taman Nasional. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM.Hairiah, Kurniatun, dkk .. 2014. SISTEM AGROFORESTRI DI INDONESIA. Malang:Universitas Brawijaya.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 tahun 2010 tentang Pedoman RevitalisasiKawasanSiswanto B., Krisnayani BD, Utomo WH, dan Anderson C. WN 2012 Rehabilitasiemas artisanal pertambangan mendarat di Barat Lombok, Indonesia: Char acterization dari membebani dan itusekitarnya tanah. Jurnal dari Geology dan Pertambangan Penelitian Vol. 4 (1), Hal. 1-7, Januari 2012 ISSN2006-9766.
Merupakan rangkaian upaya menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan nilai-nilai vitalitas yang strategis dan siginifikan dari kawasan yang masih mempunyai potensi serta pengendalian lingkungan kawasan. Dilakukan melalui pengembangan kawasan tertentu yang layak untuk direvitalisasi baik dari segi setting (bangunan dan ruang kawasan), kualitas lingkungan, sarana, prasarana dan utilitas kawasan, sosio-kultural, sosio-ekonomi dan sosio-politik.
KENALKAH JENIS KONSERVASI ?
Rabu, 02 Mei 2018
Revitalisasi Lahan Bekas Tambang Batu Apung Kabupaten Lombok Timur Berwawasan Lingkungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan