KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Minggu, 06 Mei 2018

Revitalisasi Lahan Bekas Tambang Karst GombongSebagai Kawasan Rekreasi Kesenian Lokal dan Taman Rakyat

  • Nama : Mohammad Abdul Khafid
    NIM : 114160022
    Revitalisasi Lahan Bekas Tambang Karst Gombong
    Sebagai Kawasan Rekreasi Kesenian Lokal dan Taman Rakyat
    Pembangunan berwawasan lingkungan menjadi suatu kebutuhan penting bagi
    setiap bangsa dan negara yang menginginkan kelestarian sumberdaya alam. Oleh
    sebab itu, sumberdaya alam perlu dijaga dan dipertahankan untuk kelangsungan
    hidup manusia kini, maupun untuk generasi yang akan datang (Arif, 2007). Kawasan
    Karst Gombong merupakan sebuah rangkaian pegunungan atau perbukitan karst
    yang berada di barat daya Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kawasan ini meliputi
    tiga kecamatan yaitu Kecamatan Ayah, Kecamatan Buayan dan Kecamatan
    Rowokele. Panjang perbukitan kapur ini mencapai 8 km dan lebar 3 km dengan luas
    lebih dari 40 km
    2
    . karst gombong merupakan salah satu sumber alam yang dapat
    menguntungkan Pemda Kabupaten Kebumen apabila dimanfaatkan secara maksimal.
    Sehingga pemanfaatan kawasan ini dapat meningkatkan sumber pendapatan asli
    daerah Kabupaten Kebumen. Kawasan Karst Gombong Selatan juga kaya akan
    fenomena karst lainnya yang sangat khas, yaitu memiliki 182 Gua, 2 Telaga Karst,
    Sungai Bawah Tanah, Ponor, Air Terjun dan beberapa Mata Air. Ketinggian mutlak
    perbukitan di Kawasan Karst Gombong Selatan berkisar 300-400 meter di atas
    permukaan air laut sedangkan ketinggian relatif hanya berkisar 50-150 meter di atas
    permukaan air laut. Umur batuan karst-nya berasal dari endapan berumur Miosen
    dengan permulaan karstifikasi pada akhir pliosen (awal Pleistosen). Titik tertinggi
    Kawasan Karst Gombong Selatan berada di puncak Bukit Duwur yang berada di
    ketinggian 452 meter di atas permukaan air laut.
    Permasalahan pendirian Pabrik Semen Gombong di Desa Sikayu, Kecamatan
    Buayan cukup merugikan masyarakat sekitar. Walaupun dalam kenyataanya baru
    terdapat beberapa penambangan kapur di kawasan tersebut dalam sekala yang kecil.
    Pengambilan keputusan untuk pembangunan lebih lanjut Pabrik Semen Gombong
    harus melalui sistem rasional partisipatif, dimana masyarakat setempat harus
    dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan dampak negatif justru
    akan sangat dirasakan penduduk setempat daripada investor. Bukan hanya faktor
  • lingkungan saja, faktor kultural seperti kecemburuan sosial para pegawai pabrik dan
    masyarakat sekitar sebagai penduduk asli juga dapat muncul sewaktu-waktu. Dalam
    hal ini, masyarakat akan sangat dirugikan, apablia masyarakat setempat tidak
    dilibatkan dalam proyek lanjutan tersebut. Implikasi atau dampak lanjutan yang
    diterima oleh masyarakat setempat akan jauh lebih besar yaitu sumber air daerah
    tersebut akan semakin sulit di dapat. Mengingat daerah tersebut merupakan kawasan
    karst yang notabene adalah kawasan yang sumber air nya berada jauh di bawah
    tanah. Adanya pengrusakan epikarst di permukaan juga akan menyebabkan kualitas
    air yang berada di bawah tanah menjadi buruk. Padahal aliran air tanah di kawasan
    Karst Gombong Selatan merupakan sumber utama air penduduk di lima kecamatan.
    Dampak turunan eksploitasi karst pun akan meluas apabila dilihat dari mata
    pencaharian penduduk setempat yang mayoritas adalah petani. Mengeksploitasi karst
    gombong akan menyisihkan mata pencaharian penduduk yang dikhawatirkan dapat
    memengaruhi ekonomi mereka yang sewaktu waktu dapat memburuk. Faktor
    ekonomi dan aspek lingkungan yang buruk juga dapat menyebabkan efek domino
    bagi sektor-sektor lainnya. Mengingat kawasan ini merupakan kawasan yang cukup
    banyak penduduknya. Pergerakan ekonomi di kawasan ini juga cukup menggeliat.
    Menghentikan proyek penambangan karst hanya akan merugikan golongan tertentu.
    Namun menghentikan proyek penambangan karst, akan melindungi penghidupan
    banyak orang di kawasan ini.
    Salah satu cara mengalihkan penambangan kapur adalah memanfaatkan potensi
    lain selain potensi sumber daya karst. Hal ini perlu menjadi pertimbangan sebagai
    sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Kebumen. Sedangkan daerah
    yang telah digunakan untuk aktivitas pertambangan dapat dilakukan revitalisasi
    untuk mengembalikan dan meningkatkan nilai ekonomisnya. Kawasan bekas
    tambang kapur ini dapat dimanfaatkan untuk tempat wisata yang menarik jika
    dilakukan revitalisasi dan penataan dengan intensif. Tempat ini akan menjadi lokasi
    yang menarik mengingat lokasinya yang strategis dengan banyaknya pantai yang
    berdekatan di sekitar kawasan tersebut. Daerah tempat penambangan pabrik
    semenpun dilalui jalan menuju ke tempat rekreasi disekitarnya. Sehingga Lahan yang
    sebelumnya tidak memiliki nilai, akan menjadi tempat yang menjanjikan jika
    dikelola dengan serius sebagai sumber pendapatan masyarakat dan pemerintah
    Kabupaten Kebumen.
  • Revitalisasi yang diawali dengan proses fisik harus mendukung proses
    rehabilitasi kegiatan ekonomi. Perbaikan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek,
    diharapkan bisa mengorek tiram sebuah ekonomi informal dan formal ( lokal
    ekonomis pengembangan ), sehingga mampu memberikan Nilai tambah bagi kawassebuah
    yang di revitalisasi (P. Hall / U.Pfeiffer, 2001).
    Kegiatan pembangunan keanekaragaman menyebabkan kerusakan lingkungan,
    sehingga menyebabkan kerusakan mutu lingkungan, bentuk kerusakan ekosistem
    yang selanjutnya ancaman dan ganti kelangsungan hidup manusia itu
    sendiri. Kegiatan seperti pembukaan hutan, penambangan, pembukaan lahan
    pertanian dan pemukiman, bertanggung jawab terhadap kerusakan ekosistem yang
    terjadi. Akibat yang ditimbulkan antara lain kondisi fisik, kimia dan biologis tanah
    menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi jumlah besar massa jenis
    (pemadatan), Kekurangan Unsur hara yang penting, pH rendah, pencemaran oleh
    logam-logam berat pada lahan bekas tambang, dan juga penurunan populasi mikroba
    tanah. Untuk ITU diperlukan adanya Suatu activities sebagai Upaya pelestarian
    lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut dapat Tentu
    dengan cara merehabilitasi ekosistem yang rusak. Dengan rehabilitasi itasi tersebut
    diharapkan akan mampu perbaikan ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih,
    sempurna atau bahkan lebih baik dibandingkan kondisi semula (Rahmawaty, 2002).
    Aktivitas manusia dalam kegiatan penambangan secara terbuka menyebabkan
    retracement b yang pengguna merusak struktur, tekstur, porositas, dan jumlah besar
    massa jenis. Karakter-karakter fisik tanah ini merupakan bagian yang sangat penting bagi
    pertumbuhan tanaman. Kondisi tanah menjadi kompak akibat dari pemadatan tanah
    menyebabkan buruknya sistem tata udara (air infiltrasi dan perkolasi) dan
    peredaran Udara (aerasi) Yang Beroperasi Langsung DAPAT membawa Dampak negatif
    terhadap fungsi dan perkembangan akar. Akar yang bekerja sebagai alat absorpsi
    tidak ada hara akan terganggu dan akibatnya tanaman tidak akan berkembang dengan
    normal tetapi tetap kerdil atau tumbuh merana. (Ode, 2013).
    Selain pemadatan juga akan terjadi rusaknya struktur dan tekstur yang
    menyebabkan tanah tidak dapat bekerja untuk meresapkan dan sebagai penyimpan
    udara dimusim penghujan, sehingga aliran permukaan (permukaan menjalankan mati) akan menjadi
    tinggi yang berakibat pada timbulnya erosi. MATA pada musim kemarau tanah-
    tanah seperti Penyanyi Menjadi LEBIH secara kompak, padat, Dan keras sehingga memerlukan
  • tenaga yang banyak untuk proses pengolahannya. Hal ini akan berdampak pada
    peralatan dan kebutuhan akan tenaga kerja yang berujung pada digunakan biaya
    yang tingi (Ode, 2013). Aku nt e rve ns i Fisik mengawali kegiatan fisik revitalisasi dan
    dilakukan secara bertahap, Termasuk perbaikan dan peningkatan kualitas dan kondisi
    Bangunan fisik , tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda / reklame dan ruang
    kawasan terbuka ( wilayah perkotaan ). Mengingat citra kawasan sangat erat fotografinya
    dengan kondisi visual kawasan, Khusus dalam menarik kegiatan dan pengunjung,
    intervensi fisik ini perlu dilakukan. Isu lingkungan (lingkungan keberlanjutan)
    permainan kata-kata menjadi penting, sehingga intervensi fisik permainan kata-kata sudah semestinya memperhatikan
    konteks lingkungan. Perencanaan fisik tetap harus dilandasi pemikiran jangka
    panjang (Danisworo, 2002).
    Proses Pemadatan tanah pada lahan bekas tambang mengakibatkan daerah-
    daerah tersebut kurang cocok untuk dilakukan reboisasi. Sehingga melakukan
    pembangunan fisik pada daerah tersebut merupakan salah satu cara untuk
    meningkatkan Nilai ekonomis dan Nilai kesenian daerah tersebut. Selain itu itu, daerah
    ini merupakan daerah karst, menjadikannya tempat rekreasi terbuka dengan pengaturan
    alam akan semakin mempercantik tempat rekreasi ini. Jadi ampiteater kecil
    bisa menjadi solusi pengalih fungsi lahan bekas tambang menjadi area rekreasi
    kesenian dan masyarakat. Konsep ampiteater ini merupakan ampiteater umum
    yang terbuka bagi penduduk lokal juga wisatawan. Dengan sistem drainase
    yang baiklah, ampiteater ini dapat digunakan sebagai sarana edukasi dan hiburan
    masyarakat khas Kabupaten Kebumen yang mulai jarang terlihat seperti ebleg (kuda
    lumping), pagelaran wayang, teaterdan sebagainya. Tempat ini juga dapat digunakan
    sebagai tempat penampilan sentra tari. Jadi revitalisasi dengan membangun
    ampiteater ini bukan hanya untuk Ubah fungsi lahan terdegradasi menjadi
    lahan bernilai guna. Namun, juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
    sekitar kawasan itu yang produktif, manusia dan tetap melestarikan budaya-
    budaya lokal. Adanya amphitheater ini juga dapat mendorong sektor ekonomi
    disekitar ampiteater dan mendatangkan wisatawan untuk berkunjung. Jadi
    Dampak berlipat dari revitalisasi kebun ini dapat mencakup banyak aspek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan