Lusia Tri Untari
114130138
Pekalongan adalah salah
satu bagian dari Jawa Tengah yang sangat strategis letaknya, memiliki dua
wilayah yaitu kabupaten dan kota yang berbatasan langsung dengan pantai utara
pulau Jawa. Karena letaknya yang sangat strategis berada di jalur
Pantura, yaitu di antara Jakarta dan Surabaya, perekonomian Kota Pekalongan
cukup maju di antara kota-kota lain di Jawa Tengah yaitu dalam bidang industri,
perikanan dan properti. Dalam bidang perikanan, Kota Pekalongan memiliki sebuah
pelabuhan perikanan terbesar di Pulau
Jawa, Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil
tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain menjadi kawasan pelabuhan, daerah ini juga terkenal dengan
industri batiknya dan merupakan jaringan kota kreatif
UNESCO yang memiliki city branding World’s City of Batik. Kota yang dipandang
sebagai suatu obyek studi dimana didalamnya terdapat masyarakat manusia yang
sangat kompleks, telah mengalami proses interelasi antarmanusia dan antara
manusia dengan lingkungannya (Yunus, 2000).
Kawasan
Budaya Jetayu merupakan kawasan pusat kota dari Kota Pekalongan yang berada di
Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. kawasan
ini berupa lapangan yang dikelilingi bangunan-bangunan tua jaman Belanda yang
dahulunya merupakan pusat kegiatan dimasanya. Disekitar lapangan Jetayu
terdapat Kantor Pos Pekalongan, Museum Batik yang dahulunya digunakan sebagai
Kantor Administrasi Pabrik Gula Jaman Belanda. Selain itu terdapat pula
sisa-sisa bangunan benteng yang sekarang dimanfaatkan sebagai rutan bagi
paranapi di wilayah Pekalongan. Rata-rata bangunan tua disekitar lapangan
Jetayu dibangun pada tahun 1700-1900an. Dan disekitar kawasan tersebut ada
beberapa fasilitas umum yang masih digunakan sampai saat ini diantaranya
Gereja, Rumah Sakit, Sekolah, dan Pasar.
Dilihat
dari sejarahnya, kawasan ini merupakan kawasan yang maju pada masanya. Dan
sekarang kawasan ini menjadi kawasan ramai pada jam-jam malam karena banyak
yang ingin menghabiskan waktu dimalam hari di tempat ini. Ditunjang pula dengan
adanya bangunan-bangunan tua yang sebagian besar yang ada diwilayah Pekalongan
berada dikawasan ini.Kawasan lapangan Jetayu sering menjadi tempat untuk
event-event besar seperti yang sering dilakukan tiap tahun yaitu Festival Batik
Internasional.
Rencana
revitalisasi kawasan ini yaitu menjadikannya kawasan City Walk dengan
mengedepankan ruang terbuka hijau bagi masyarakat mengingat cuaca di Kota
Pekalongan begitu panasnya, baik siang maupun malam hari. Dengan adanya
fasilitas publik yaitu ruang terbuka hijau diharapkan masyarakat menemukan
tempat untuk bersantai tanpa harus bayar mahal. Dengan menutup jalan yang ada
didepan Museum Batik, dan membuka pagar besi yang ada dihalaman Museum Batik,
diharapkan dapat mempermudah akses warga dari lapangan menuju Museum maupun GOR
Jetayu.
Kawasan Jetayu, Pekalongan |
Kerusakan
lingkungan yang terjadi ternyata telah memicu kesadaran untuk melestarikan
lingkungan dan sumber daya yang ada (Hermawan, 2014). Namun karena kurangnya
perawatan sehingga banyak bangunan yang tidak terurus dan tiap tahun pasti
daerah tersebut tergenang banjir dari Kaliloji yang berada tepat di selatan
kawasan ini. Dengan menjadikannya ruang terbuka hijau bagi masyarakat, kawasan
ini akan menjadi pusat budaya dan ikon Kota Pekalongan. Hasil dari suatu
evaluasi sumberdaya menjadi suatu dasar bagi tahap-tahap selanjutnya dalam
perencanaan dan pengembangan wilayah (Rustiadi, 2011).
Kawasan Jetayu, Pekalongan |
Rencana
ini akan didukung dengan adanya kantong-kantong parkir yang dibuat untuk
menambah fasilitas umum di kawasan ini. Tepi Kaliloji akan dijadikan lahan
parkir, dan Jl. Jetayu akan diberlakukan jalan dua arah dan Jl. Museum Batik
Nasional akan ditutup sehingga para pejalan kaki bebas untuk menyambangi
kawasan Museum dari arah lapangan Jetayu. Selain itu penataan bangunan yang
akan menjadi wisata kota tua di Pekalongan akan ditambahkan dengan fasilitas
toilet umum yang masih jarang di kawasan ini.
Dan
sesuai dengan fungsinya yang tertera pada RTRW Kota Pekalongan tahun 2009-2029
bahwa Kawasan Lapangan Jetayu merupakan kawasan Cagar Budaya dan Kawasan
Strategis karena terdapat aset bangunan bersejarah yang harus dilindungi dan
dilestarikan. Penataan kawasan ini menjadi City Walk ditunjang juga dengan
adanya Kawasan Pecinan di belakang gereja Katholik dan Kampung Arab di Jl.
Surabaya. Diharapkan dengan adanya penataan ini, kawasan ini dapat menjadi daya
tarik bagi wisatawan diluar Pekalongan.
Hermawan, Much Taufik Tri, dkk.
2014. Pengelolaan Kawasan Konservasi.
Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Rustiadi, Ernan. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
Jakarta : Crestpent Press
Yunus, Hadi Sabari.
2000. Struktur Tata Ruang Kota.
Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Revitalisasi Kawasan