KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Minggu, 03 Desember 2017

REVITALISASI KAWASAN PULAU GEBE, KABUPATEN HALMAHERA TENGAH, MALUKU UTARA SEBAGAI KAWASAN OBJEK WISATA


Adi Muliady Maradjabessy
114140142


PENDAHULUAN
Pulau Gebe adalah sebuah pulau yang berada di Maluku Utara Indonesia. Pulau Gebe sendiri terletak di ujung tenggara kaki Pulau Halmahera. Secara administratif masuk ke Kecamatan Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara dan terbagi dalam empat desa yaitu Sanafi, Kacepi, Umera, dan Omnial di Pulau Yoi. luas Pulau Gebe 224 Km2 Secara geografis, Pulau Gebe ini relatif berada di ujung dan berbatasan langsung dengan Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.
Pulau Gebe terletak antara 00 04’ 02” – 00 11’ 24” Lintang Selatan dan 1290 18’ 39” Bujur Timur adalah gugusan pulau yang terdiri dari :
Pulau Gebe;
Pulau Fau;
Pulau Yoi;
Pulau Uta; dan
Pulau Sain
      Pulau ini dihuni oleh kurang-lebih 5.000 jiwa. Sebagian besar bermata pencaharian nelayan dan pengolah kopra, sisanya berdagang dan pegawai. Dulu pulau ini sangat ramai oleh para pendatang mengingat PT. Aneka Tambang mengeksploitasi nikel di sini. Namun seiring penurunan cadangan dan produksi, pulau ini mulai ditinggalkan sejak tahun 2007. Perumahan-perumahan untuk karyawan yang dibangun diberikan ke penduduk melalui pemerintah daerah. Sekarang, hampir seluruh perumahan eks karyawan ini dihuni oleh penduduk lokal.
     Penambangan bijih nikel di Pulau Gebe dilakukan sejak tahun 1979 oleh PT Aneka tambang ( PT ANTAM) pada lahan areal kontrak karya seluas 1.225 ha, namun sampai tahun 2003 (PT ANTAM berhenti mengeksploitasi nikel) areal yang terganggu langsung hanya seluas 422 ha. Jenis nikel yang dihasilkan, adalah nikel saprolit dan nikel limonit. Hasil produksi nikel jenis saprolit dipasok ke pabrik Ferronikel (FeNi) di Pomala dan bagian terbesar di pasarkan ke Jepang, 2 dan jenis nikel limonit seluruhnya diekspor ke Australia. Produksi tahun 2000 masih dibawah target yang ditetapkan yakni 730.823 wmt atau 83 % jumlah (target) kadar tinggi dan 931.355 wmt atau 85 % untuk kadar rendah.


PEMBAHASAN
Konsep utama untuk revitalisasi kawasan Pulau Gebe meliputi pengembangan sumberdaya pulau – pulau kecil berupa wisata bahari, terrestrial dan kultural yang ada di Pulau Gebe dan sekitarnya. Pulau Gebe dapat dijangkau melalui transportasi udara, darat dan laut dengan berbagai macam variasi jalur pilihan. Aksesibilitas menuju Pulau Gebe melalui udara dimulai dari Jakarta (Pulau Jawa) menuju Kota Makassar (Sulawesi Selatan) untuk transit dan dilanjutkan ke Kota Ternate, Ibukota Provinsi Maluku Utara yang kemudian ke Pulau Gebe. Yang menjadi permasalahan adalah penerbangan dari Kota Ternate ke Pulau Gebe hanya dilakukan 3 kali dalam seminggu (Senin, Selasa dan Rabu) dengan menggunakan pesawat kecil yang berpenumpang hanya 12 orang.



Gambar  Kenampakkan Pulau Gebe dan Sekitarnya

         Tahapan yang diperlukan untuk menjalankan konsep wisata di Pulau Gebe adalah dengan Perencanaan, Pelaksanaan dan Kontrol. Berikut adalah penjelasan masing – masing tahapan :

a) Perencanaan
Berdasarkan perencanaannya, wisata bahari pulau Pakal menawarkan keeksotikan pantai yang berpasir putih dan cocok untuk menyelam sambil menikmati panorama terumbu karang yang indah disekitar Pulau Gebe. Untuk wisata terrestrial ditawarkan sensasi berpetualang menyusuri kawasan pulau – pulau kecil yang asri dan tak berpenghuni yang berada di sekitar Pulau Gebe dengan Speed Boat, sedangkan untuk wisata cultural dimanjakan dengan bangunan villa, dan kafe – kafe yang hanya menyajikan kuliner khas lokal serta pertunjukkan kebudayaan. Penyediaan villa  dapat menampung  banyak wisatawan untuk menikmati sensasi bermalam di pulau Gebe.


Gambar 2. Desain Revitalisasi Kawasan Pulau Gebe


b) Pelaksanaan
Dalam pembangunan fasilitas umum dan pendukung untuk dilakukan oleh warga lokal dibantu kucuran dana dari investor dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah. Pengelola dilakukan oleh Kelompok wisata yang berisi warga lokal. Warga lokal tersebut berasal dari sekitar pulau Gebe yang ditawari menjadi pengelola kawasan wisata pulau Gebe. Untuk sistem pembagian pemasukan akan masuk ke pengelola, investor dan pemerintah kabupaten Halmahera Tengah.

c) Kontrol
Kontrol yang dimaksud disini adalah control atas pengelolaan wisata Pulau Gebe. Apabila ada sengketa maupun konflik atas pengelolaan wisata diselesaikan secara musyawarah. Apabila tidak dapat dilakukan dengan musyawarah, sengketa atau konflik bias dibawa kemeja hukum.

PENUTUP
Berdasarkan pembahasan tentang revitalisasi kawasan Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, maka dapat disimpulkan :
a) Kawasan pulau Gebe sebelumnya merupakan kawasan kegiatan penambangan nikel oleh PT Antam Tbk.
b) Konsep utama revitalisasi kawasan pulau Gebe meliputi pengembangan sumber daya pulau – pulau kecil berupa wisata bahari, terrestrial dan kultural yang ada di Pulau Gebe dan sekitarnya.
c) Pengembangan revitalisasi dilakukan dalam tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan kontrol.
d) Pengelola pulau Gebe dilakukan oleh Kelompok Masyarakat lokal,  Investor dan Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah.

DAFTAR PUSTAKA
ANTAM.2015.Laporan Keberlanjutan 2015: Mengutamakan Keberlanjutan, Memperkuat Bisnis Masa Depan.Jakarta:PT Aneka Tambang Tbk
Kismandan Ernowo.2007.Inventarisasi Mineral Logam di Kab. Halmahera Timur dan Kab. Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara. PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007.PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Purwanto, Heru Sigit dan Sari Agustini.2014. Lateritisasi Nikel Pulau Pakal, Kab. Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara. JurnalIlmiah MTG. Vol 7. No 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan