KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Rabu, 30 November 2011

Kumpulan Pertanyaan Dan Jawaban Kelompok :


 *      YUDI ATMOJO 
*      CAROLINA L.D.G CARLOS
*      IRA MUGHNI

1.   Penataan dan revitalisasi kawasan bersifat dinamis dan fokus kepada hal-hal yang strategis serta mempertimbangkan keragaman budaya lokal. Bagaimana hal tersebut diterapkan untuk penataan kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo?

JAWAB :
          Keragaman budaya di kawasan stasiun rewulu berskala mikro hubungan budaya antara masyarakat sekitar dengan PT. KAI. Penataan kawasan yang diterapkan adalah menyesuaikan dengan keadaan sekitar kompleks PT. KAI dengan menilik dari segi fenomena social yang terjadi. Danau dan Bukit Tasi Tolu sangat beragam kebudayaan masyarakat sekitar dengan aspek ekologi yang berada di sekitar danau dan bukit Tasi Tolu sehingga penataan kawasan menggunakan pendekatan aspek biologis. Among Rogo berada di kota Yogyakarta dengan keragam budaya berdiri di antara adat istiadat budaya Jawa dan modernisasi zaman penataan yang dilakukan adalah menggunakan pendekatan fisik dengan obyek penataan kawasan adalah masyarakat modern.

2.   Bagaimana wujud upaya nyata peningkatan wawasan melalui sharing experience dan transfer of knowledge menjadi lebih efektif dan optimal dalam penataan dan revitalisasi kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo?



JAWAB:
a.   Kawasan Rewulu Railway Station
Pemasangan poster yang bertema tentang bahaya bermain di lintasan KA. Adanya penyediaan sanitasi berupa wastafel yang mengajarkan hidup sehat dimulai dengan mencuci tangan sebelum dan setelah beraktivitas. Penggunaan energy surya sebagai pembelajaranan pengenalan pada energy terbarukan yang ramah lingkungan.

b.   Kawasan Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu
Dengan terwujudnya Bioregional Development ini dapat dipastikan bahwa dapat terbentuk suatu masyarakat yang sehat karena memiliki kondisi dan lingkungan dan perekonomian yang stabil. Sehingga dalam Bioregional Development ini dapat mengajarkan masyarakat dengan meningkatkan potensi kreativitas dan pikiran manusia dalam menemukan cara untuk mempertemukan tujuan sosial ekonomi masyarakat jangka panjang

c.    Kawasan Among Rogo
Lapangan futsal, volly dan basket serta dilengkapi juga dengan playground untuk anak-anak, beberapa kursi taman, pos keamanan dan pos informasi, tempat pagelaran dan pameran lukisan maupun fotografi. Dari fasilitas tersebut dapat mengembangkan kreativitas terjadi pertukaran wawasan dan bertambahnya pengetahuan.


3.   Penataan dan revitalisasi kawasan pada dasarnya merupakan intervensi yang dilakukan agar terwujud alokasi ruang yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan keseimbangan tingkat perkembangan wilayah. Proses itu dapat dijelaskan dengan pendekatan sistem yang melibatkan input, proses, dan output.
a.   Bagaimana strategi yang dilakukan dalam penataan kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo untuk mencapai tujuan dari penataan dan revitalisasi kawasan.
b.   Apa input, proses, dan output yang diharapkan dalam penataan kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo?

JAWAB:
·         Strategi penataan kawasan Rewulu Railway Station
Strategi yang digunakan untuk menciptakan ruang yang nyaman adalah perbaikan taman yang telah ada, pengembalian fungsi taman dan perawatan yang baik untuk tetap menjaga fungsi hijau taman. Taman hijau dan udara yang segar akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung maka ditanam beberapa tanaman yang mampu menyerap emisi gas buang kereta api yaitu sirih belanda, bamboo kuning, serta palem kuning. Alokasi produktif dan berkelanjutan ditunjukkan dengan penggantian genteng menjadi panel surya yang mampu mengubah energi surya menjadi energy listrik yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik komplek PT. KAI dan masyarakat sekitar.. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar ditunjukkan dengan adanya taman dan banyak pengunjung untuk melihat kereta api akan memajukan sector perdagangan mikro yang berada di sekitar komplek PT. KAI. Keseimbangan tingkat perkembangan wiayah adalah apabila taman ini terpelihara dengan baik maka akan mengangkat kawasan stasiun Rewulu.

·         Strategi penataan kawasan Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu
Danau harus dikelilingi dengan “jalur hijau” yang berarti adalah kawasan yang dipertahankan dengan memiliki banyak pepohonan dengan tujuan agar di sekeliling tempat tersebut tidak terjadi erosi, mengatur debit air dan menyaring air yang masuk ke danau.  Jalur hijau yang ditetapkan haruslah mengikuti persyaratan lingkungan yang ada dengan estimasi sekitar 500 meter di sepanjang tepinya adalah dominasi jalur hijau. kawasan ini dikelilingi oleh suatu zona penyangga yang berfungsi untuk penelitian, pendidikan, perlindungan dan kegiatan ekstraksi. Pada sisi luar zona danau Tasi Tolu ini sendiri haruslah di bentuk suatu zona peralihan, dimana kegiatan ekstraksi dalam bentuk hutan produksi terbatas dan peternakan terbatas dapat dilaksanakan oleh beberapa masyarakat setempat yang dinilai mampu menjalankannya dengan kesepakatan yang sangat ketat atau dalam bahasa kesehariannya sering disebut sebagai polisi hutan. Selain dapat memelihara suatu lingkungan dengan memberi label kawasan lindung menjadi suatu taman nasional, pemerintah dan stakeholder pun mendapatkan suatu keuntungan dengan memberikan fasilitas kawasan tersebut menjadi kawasan penelitian, pendidikan dan wisata di lain sisi pula  dapat membantu pemerintah mengembalikkan modal yang telah diinvestasikan dengan keuntungan yang berlipat  serta mensejahterahkan masyarakat sekitar dalam keikutsertaan pengelolaan kawasan ini.

·         Strategi penataan kawasan Among Rogo
Taman kota ini juga didesign sebagai taman untuk rekreasi akan dilengkapi dengan beberapa sumur resapan, parkir yang luas, penanaman 1000 pohon, lapangan futsal, volly dan basket serta dilengkapi juga dengan playground untuk anak-anak, beberapa kursi taman, pos keamanan dan pos informasi, tempat pagelaran dan pameran lukisan maupun fotografi. Peluang pengembangan investasi pada lokasi ini sangat bagus, penggabungan kegiatan antara hiburan (panggung terbuka, dll.), rekreasi, perdagangan (food court, souvenir shop/PKL) dan ruang terbuka hijau kota diproyeksikan akan mampu berkembang menjadi satu landmark tersendiri yang menyediakan sarana penyegaran bagi masyarakat kota dari kebisingan dan kepadatan aktifitasnya. Selain itu, Sebagai paru-paru kota, secara ekologis dapat menjadi penyeimbang adanya perkembangan ruang terbangun kota.

b.   Rewulu Railway Station
     Input yang digunakan adalah kondisi fisik berupa bangunan stasiun yang bergaya kolonial, kereta api, taman. Prosesnya adalah perbaikan taman dan pembangunan sarana prasana. Output yang diharapakan adalah alternatif rekreasi sehat dan berwawasan pengetahuan bagi pengunjung.

*      Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu
Input adalah geografis alam berupa danau dan bukit Tasi Tolu, biologis savanna Eucalyptus, 45 jenis burung, dan ikan. Prosesnya adalah membuat jalur hijau yang mengelilingi danau dan penentuan zona. Output yang diharapkan adalah dapat memelihara suatu lingkungan dengan memberi label kawasan lindung menjadi suatu taman nasional, pemerintah dan stakeholder pun mendapatkan suatu keuntungan dengan memberikan fasilitas kawasan tersebut menjadi kawasan penelitian, pendidikan dan wisata di lain sisi pula  dapat membantu pemerintah mengembalikkan modal yang telah diinvestasikan dengan keuntungan yang berlipat  serta mensejahterahkan masyarakat sekitar dalam keikutsertaan pengelolaan kawasan ini.

*      Among Rogo
Input berupa bangunan fisik gedung. Prosesnya adalah Detailed Engineering Design (DED), yang dilakukan guna mendesain taman Kota Yogyakarta, Studi AMDAL dan Perijinan Kegiatan, dan implementasi fisik. Output yang ingin dicapai adalah landmark tersendiri yang menyediakan sarana penyegaran bagi masyarakat kota dari kebisingan dan kepadatan aktifitasnya. Selain itu, Sebagai paru-paru kota, secara ekologis dapat menjadi penyeimbang adanya perkembangan ruang terbangun kota.

4.   Penataan dan revitalisasi kawasan seyogyanya tidak hanya diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan sektoral yang bersifat parsial, tetapi lebih dari itu, penataan dan revitalisasi diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan pengembangan wilayah yang bersifat komprehensif dan holistik dengan mempertimbangkan keserasian antara berbagai sumber daya sebagai unsur utama pembentuk ruang (sumberdaya alam, buatan, manusia dan sistem aktivitas), yang didukung oleh sistem hukum dan sistem kelembagaan yang melingkupinya. Bagaimana perbedaan dasar penataan kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo untuk mencapai keseimbangan tujuan penataan dan revitalisasi kawasan tersebut?

          JAWAB :
                   Identifikasi perbedaan dasar pada 3 kawasan yang diantaranya :
ü  Kawasan Rewulu- Sedayu railway station
ü  Kawasan danau & Perbukitan Tasi Tolu
ü  Kawasan GOR Among Rogo
Sehingga, identifikasi perbedaan karakter diatas adalah :
o   Pada kawasan Rewulu-Sedayu railway station merupakan suatu wilayah yang dikategorikan sebagai stasiun peninggalan kependudukan Belanda dimana dapat dikategorikan menjadi kawasan ditinjau dari ke-kuno-an dan kesejarahannya yang merupakan kawasan bersejarah yang akan divitalkan kembali menjadi stasiun dengan tema menyusung mini green garden di dalamnya. Sehingga pada intinya merupakan konsep revitalisasi dan penataan yang bersifat Green dimana mewakili tanaman hijau dan icon ramah lingkungan menjadi isu utama dalam penataan ini.

o   Untuk konsep penataan kawasan danau dan bukit Tasi Tolu sendiri merupakan suatu konsep penataan dan revitalisasi yang menyusung gagasan tentang Bioregional Development plan yang akan diaplikasikan menjadi taman nasional sekaligus wisata pada negara Timor Leste. Dengan klasifikasi kawasan revitalisasi yang ditinjau dari letak kawasan merupakan kawasan perbukitan dan kawasan tepian air maka konsep yang diangkat adalah gagasan Bioregional Development yang bertujuan mempersatukan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dengan suatu rangkaian kelembagaan yang berbasis masyarakat sebagai pendukungnya. Sehingga, perlu dikategorikan suatu zonasi berdasarkan masing-masing kepentingannya seperti zona Bioregion, zona peralihan dan zona terluar yang mengedepankan jalur hijau.

o   Untuk konsep penataan suatu lokasi sarana olahraga dan divitalkan menjadi ruang terbuka hijau merupakan gagasan suatu proses revitalisasi yang lebih condong melihat suatu fungsi kawasan olahraga yang jarang digunakan lagi dengan pemugaran yang menghabiskan dana yang lebih besar divitalkan menjadi suatu proses pengalih fungsian lokasi GOR tersebut dengan menjadikannya ruang terbuka hijau dengan estimasi dana yang lebih minim dibandingkan perbaikan GOR tersebut dengan menjadikannya ruang terbuka hijau dengan estimasi dana yang lebih minim dibandingkan perbaikan GOR itu sendiri karena mengingat saat ini ruang terbuka hijau masih sangat minim.









5.   Seperti yang kita ketahui bahwa revitalisasi fisik merupakan strategi jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi jangka panjang dengan merujuk pada aspek-aspek sosial budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives). Bagaimana anda mendeskripsikan masing-masing karakteristik penataan dan revitalisasi kawasan Rewulu Railway Station, Danau  dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo dengan memperhitungkan dari segi ekologi, ekonomi dan social budaya?

JAWAB :
Karakteristis penataan kawasan stasiun Rewulu dari segi ekologi adalah penggunaan energy surya sebagai energy pengganti atas ketergantungan terhadap energy bahan bakar fossil. Dari segi ekonomi penataan memperhatikan sector perekonomian mikro sekitar kompleks PT KAI. Social budaya, kawasan ini berada di pedesaan sehingga penataan kawasan dengan memperhatikan dan menyesuaikan kebiasaan masyarakat sekitar dan fenomena social yang terjadi.
Penataan kawasan dan revitalisasi di danau dan bukit Tasi Tolu khas karena dari segi ekologi pembentukan cagar alam guna melindungi hutan lindung dari segi ekonomi pemerintah dan stakeholder pun mendapatkan suatu keuntungan dengan memberikan fasilitas kawasan tersebut menjadi kawasan penelitian, pendidikan dan wisata di lain sisi pula  dapat membantu pemerintah mengembalikkan modal yang telah diinvestasikan dengan keuntungan yang berlipat  dari segi social budaya penataan kawasan ini berlandaskan tujuan agar mensejahterahkan masyarakat sekitar dalam keikutsertaan pengelolaan kawasan ini.
Penataan kawasan Among Rogo dari segi ekologi dapat menjadi penyeimbang adanya perkembangan ruang terbangun kota dari segi ekonomi perdagangan (food court, souvenir shop/PKL) akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dari segi social budaya penataan bertolok ukur dari kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan seperti pagelaran dan pegelaran budaya.

6.   Revitalisasi merupakan suatu upaya untuk mem-vital-kan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi sehingga dengan melakukan identifikasi terhadap kawasan-kawasan yang menyimpan potensi untuk berkembang lebih lanjut yang mana diharapkan akan menjadi salah satu upaya pemecahan masalah terhadap lokasi-lokasi yang perlu dioptimalkan fungsi ruangnya. Coba anda identifikasi dan jabarkan potensi apa saja yang dimiliki oleh kawasan Rewulu Railway Station, Danau Tasi Tolu dan Bukit Tasi Tolu serta Among Rogo sehingga hal tersebut menjadi isu strategis dan dapat secepat mungkin di vitalkan demi peningkatan kualitas lingkungan dan masyarakat sekitar?

JAWAB :
a.   Proses identifikasi potensi-potensi yang dimiliki kawasan Railway station adalah potensi suatu peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan dengan mengusung ide lingkungan yaitu “eco” serta suatu potensi pengembangan secara ekonomi bagi kehidupan masyarakat sekitar dengan membuka usaha di bidang kuliner dengan higienis.

b.   Proses identifikasi potensi yang dimiliki oleh kawasan Danau dan perbukitan Tasi Tolu merupakan potensi untuk meningkatkan segi ekologi, ekonomi dan social budaya sehinggay ada keterkaitan kerjasama antara stakeholder, pemerintah dan masyarakat.

c.    Proses identifikasi potensi yang dimiliki oleh kawasan GOR Among Rogo adalah suatu pengalihan fungsian kawasan yang nantinya akan memberi keuntungan yang sangat berlipat ganda karena selain memperluas kawasan hijau, daerah tersebut memiliki fungsi utama dengan penyediaan ketersediaan oksigen dengan lebih mengutamakan system back to nature.

“Harapan Tiga Danau Gersang Menuju Kawasan Lestari Terbangun”


NAMA   : Jose Paulo S. S. Pinto
NIM       : 114080118
KELAS : A

Kawasan danau Tasi Tolu secara administratif terletak di Desa Tasi Tolu, Kecamatan Dili Barat, Kabupaten Dili Timor Leste. Di kawasan ini terdapat tiga danau yang dikenal dengan nama “Lagoa Tasi Tolu (danau tiga laut)” dengan keunikan danau air asin yang merupakan potensi ekowisata unggulan tetapi belum dikelola secara maksimal oleh Pemerintah Daerah. Sampai saat ini, kawasan danau Tasi Tolu dibiarkan terbengkalai dan hanya dimanfaatkan sebagai arena race moto cross yang kurang bermanfaat bagi penghidupan masyarakat setempat.
Didalam konsep tentang negara berkembang (Hakim, 2002) menyatakan bahwa “suatu negara dikatakan sebagai negara kurang berkembang jika negara tersebut sebenarnya mempunyai prospek untuk berkembang, tetapi upaya pembangunannya belum maksimal sehingga pembangunannya belum sepenuhnya berhasil”. Berdasarkan hal ini, perlu suatu upaya revitalisasi untuk menghidupkan kembali kawasan danau Tasi Tolu sebagai salah satu bentuk pembangunan bangsa dibidang ekonomi, pariwisata dan pemberdayaan masyarakat.
Kawasan danau Tasi Tolu sangat berpotensi untuk dikembangkan karena letak lokasinya yang strategis dan didukung oleh lingkungan sekitarnya yang sudah tumbuh dan berkembang. Dibagian timur laut kawasan terdapat terminal bus Tasi Tolu dan Bandar Udara Internasional Presidente Nicolau Lobato yang akan memudahkan akses sarana transportasi. Bagian barat berbatasan dengan tempat wisata rohani Patung Paus Yohanes Paulus II yang ramai dikunjungi peziarah. Disebelah utara berbatasan dengan jalan raya dan laut dili yang eksotik dengan pasir putihnya, sedangkan dibagian barat daya, selatan, tenggara hingga timur terbentang bukit Tasi Tolu yang memanjang membentuk setengah lingkaran menyangga kawasan danau Tasi Tolu.

3
 
1
 
6
 
6
 
5
 
4
 
2
 
Keterangan :

  1. Danau tasi tolu
  2. Wisata rohani patung Paus Yohanes Paulus II
  3. Pantai Dili
  4. Terminal bus Tasi Tolu
  5. Bandara Udara  Nicolao Lobato
  6. Bukit Tasi Tolu
 
Gambar kawasan danau tasi tolu (sumber google earth)

Konsep yang diterapkan dalam revitalisasi kawasan danau Tasi Tolu adalah “pengembangan kawasan berbasis masyarakat, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dan diarahkan menuju Good Sustainable Development Governance (GSDG) yang terfokus pada keterkaitan fungsi pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan antara tiga pilar utama pembangunan (Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha) yang secara terpadu mengupayakan peningkatkan mutu hidup masyarakat masa kini dan generasi yang akan datang.
Sebelum perencanaan revitalisasi kawasan dimulai, perlu dilakukan suatu kajian menyeluruh (evaluasi sumberdaya) terhadap potensi, daya dukung dan faktor-faktor penghambat di kawasan ini. Hasil dari suatu evaluasi sumberdaya menjadi suatu dasar bagi tahap-tahap selanjutnya dalam perencanaan dan pengembangan wilayah (Rustiadi, 2011).
Bagan evaluasi sumberdaya
Potensi sumberdaya kawasan
Faktor penghambat
  • Lokasi yang strategis
  • Akses fasilitas umum yang mudah (jalan raya, transportasi darat dan udara)
  • Dekat dengan kawasan wisata yang sudah lebih dulu berkembang
  • Kurangnya perhatian pemerintah daerah
  • Investasi minim
  • Sumberdaya manusia professional terbatas
  • Lahan milik masyarakat (banyak pemilik lahan)

Tahapan awal dari revitalisasi kawasan ini adalah tahap perencanaan dan pengenalan wilayah serta pembagian zonasi, setelah itu dilanjutkan dengan intervensi fisik yaitu kegiatan pembangunan fasilitas fisik seperti bangunan gerbang loket, tempat parkir, pagar pembatas kawasan, taman, instalasi penerangan, pasar tradisional, warung masyarakat, reboisasi kawasan penyangga, yang dibangun berdasarkan konsep penataan wilayah yang ideal untuk menciptakan kondisi visual kawasan yang indah, tertata baik dan menarik. Dalam proses pembangunan awal ini akan melibatkan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerjanya.
Konsep revitalisasi kawasan ini diharapkan mampu mengakomodasi kegiatan ekonomi masyarakat lokal dengan memberikan ruang bagi masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dengan menyediakan barang kerajinan tangan, makanan tradisional, dan layanan jasa seperti tukang parkir, tukang ojek hingga menyediakan barang sewa wahana air yang bertujuan menarik minat wisatawan untuk datang dan menikmati pesona yang ada di kawasan ini sehingga dapat memberi nilai tambah bagi pendapatan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Didalam kawasan ini akan dibangun taman bermain yang asri dan tertata sedemikian rupa dengan rumput hijau, bunga dan pohon-pohon rindang. Taman bermain dibangun sesuai dengan target dan peruntukannya. Taman bermain anak-anak akan dilengkapi dengan aneka macam wahana permainan anak, sedangkan taman bermain untuk orang dewasa disesuaikan dengan menambah asesori berupa rumah-rumah kecil terbuka sebagai tempat berteduh. Konsep taman ini diproyeksikan akan menarik bagi wisatawan yang datang dengan keluarga mereka serta remaja-remaja yang butuh suasana romantis.
Ketiga danau Tasi Tolu sendiri akan menjadi obyek wisata unggulan di kawasan ini, danau-danau ini akan digunakan untuk wahana permainan air, yang dilengkapi dengan perahu-perahu bebek kecil, perahu dayung hingga jet ski yang disewakan oleh masyarakat kepada wisatawan.
Dibagian selatan akan dibangun hotel dan restoran untuk menarik wisatawan mancanegara. Selain itu juga kawasan ini menyediakan warung-warung makan dengan perpaduan antara makanan tradisional dan modern. Warung makan tradisional khusus akan menyajikan makanan khas Timor Leste, Indonesia dan Portugal. Hal ini untuk menarik minat wisatawan yang sebagian besar berasal dari Negara tetangga di asia tenggara dan wisatawan Uni Eropa yang banyak bekerja di Timor Leste. Selain itu aroma makanan modern dihadirkan dalam makanan siap saji di restoran-restoran modern. Kesemuanya ini diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menikmati wisata kuliner.
Pasar tradisional dibangun dalam nuansa alami dengan menggunakan hasil hutan seperti kayu dan ijuk sebagai bahan utama bangunannya. Pasar ini akan menyediakan ruang bagi masyarakat untuk menjual barang kerajinan tangan khas Timor Leste, selain itu karena letak kawasan ini yang berdekatan dengan tempat wisata rohani Patung Yohanes Paulus II maka aneka barang dagangan akan diarahkan untuk menyediakan souvenir-souvenir rohani.
Upaya perlindungan lingkungan dilakukan dengan reboisasi dan pelestarian fungsi hutan dibagian selatan kawasan sebagai zona penyangga dan daerah resapan air hujan. Energi matahari sebagai alternatif akan digunakan secara maksimal di kawasan ini karena termasuk sumber energi terbarukan (renewable energy) dan energi bersih (clean energy). Energi ini akan dimanfaatkan untuk sistem penerangan jalan, taman bermain, rumah makan, pasar tradisional  dan fasilitas lainnya yang ada di kawasan ini sehingga kegiatan ekonomi dapat berlangsung hingga malam hari.
Bagian pengelolaan kawasan dan administrasi dipegang oleh pemerintah daerah untuk mempermudah pengontrolan dan koordinasi.
Sebagai upaya untuk memperkenalkan kawasan wisata danau Tasi Tolu kepada masyarakat luas, bentuk-bentuk promosi harus ditingkatkan dengan menggunakan semua sumberdaya yang ada seperti promosi di televisi, radio, surat kabar dan majalah, serta dapat dilakukan dengan memasang papan reklame sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk datang, berkunjung dan menikmati kawasan wisata ini yang secara langsung akan menghidupkan roda perekonomian masyarakat dan pemerintah daerah.
Demikianlah konsep dan rancangan revitalisasi kawasan danau Tasi Tolu. Dengan adanya revitalisasi kawasan ini diharapkan dapat memberi peluang kepada masyarakat di kawasan danau Tasi Tolu dan sekitarnya untuk tumbuh, berkembang, lestari dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Hakim Abdul, SE. Ekonomi Pembangunan. Ekonisia. Yogyakarta 2002.
2.      Karyono. Green Architecture “Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia”. Rajawali Pers. Jakarta 2010.
3.      Rustiadi Ernan. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crestpent Press. Jakarta 2011.


Pertanyaan dan Jawaban soal UAS.
  1. Jelaskan konsep revitalisasi kawasan danau Tasi Tolu di Timor Leste yang anda rencanakan dalam hubungnanya dengan konsep Good Sustainable Development Governance (GSDG)!
Jawaban:
Sesuai dengan konsep dari rencana revitalisasi kawasan danau Tasi Tolu yang berdasarkan “Pengembangan Kawasan Berbasis Masyarakat Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan”, merupakan konsep yang diarahkan menuju Good Sustainable Development Governance (GSDG) dimana lebih menitikberatkan proses revitalisasi kawasan pada pertumbuhan dan keberlanjutan pembangunan dari segi ekonomi, ekologi dan sosial secara optimal dan dinamis dengan melibatkan partisipasi aktif dari 3 pilar utama pembangunan (Pemerintah, Masyarakat dan Dunia usaha) sebagai stakeholder kunci yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkat ekonomi, menjamin keberlanjutan antar generasi dan perlindungan lingkungan.

  1. Jelaskan kesamaan dan perbedaan dari pengembangan kawasan antara negara Timor Leste dan Indonesia!
Jawaban:
Kesamaan: Pada dasarnya landasan hukum tentang konsep pengembangan kawasan negara Timor Leste dan Indonesia sama yaitu “ Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan UU nomor 23 tahun 1997”. Hal ini terjadi karena adanya adopsi hukum yang diterapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada masa transisi menuju kemerdekaan Timor Leste yang diatur dalam Regulation United Nation Transition and Administratiion in East Timor ( UNTAET) Number 1/1999 Article 3 (1) yang berbunyi “ sampai saatnya digantikan oleh peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga Timor Leste yang didirikan secara demokratis, hukum-hukum yang telah diterapkan di Timor Leste sebelum tanggal 25 Oktober 1999 akan tetap diberlakukan”.
Perbedaan:
·         Dari segi penerapan hukum dan peraturan dalam mengontrol dan mengarahkan proses pembangunan, negara Indonesia lebih baik penerapannya dibandingkan dengan Timor Leste yang sangat lemah dalam implementasi hukumnya.
·         Dari sisi keefektifan dalam mengontrol proses pembangunan, negara Timor Leste lebih efektif karena wilayahnya yang kecil sehingga mudah dikontrol dibandingkan dengan Indonesia yang akan lebih sulit mengontrol pembangunannya terlebih didaerah-daerah pedalaman dan pulau-pulau terisolir karena wilayahnya yang lebih luas.
Infrastruktur yang sudah lebih dahulu dibangun di Indonesia kebanyakan tidak sesuai dengan konsep tata ruang yang baik sehingga menyebabkan permasalahan baru akan muncul dalam upaya merevitalisasi kawasan. Sedangkan Timor Leste merupakan negara baru mulai membangun sehingga permasalahan yang dihadapi tidak begitu rumit, hanya perlu diarahkan sesuai dengan konsep tata ruang yang baik