KENALKAH JENIS KONSERVASI ?

Rabu, 30 November 2011

“Harapan Tiga Danau Gersang Menuju Kawasan Lestari Terbangun”


NAMA   : Jose Paulo S. S. Pinto
NIM       : 114080118
KELAS : A

Kawasan danau Tasi Tolu secara administratif terletak di Desa Tasi Tolu, Kecamatan Dili Barat, Kabupaten Dili Timor Leste. Di kawasan ini terdapat tiga danau yang dikenal dengan nama “Lagoa Tasi Tolu (danau tiga laut)” dengan keunikan danau air asin yang merupakan potensi ekowisata unggulan tetapi belum dikelola secara maksimal oleh Pemerintah Daerah. Sampai saat ini, kawasan danau Tasi Tolu dibiarkan terbengkalai dan hanya dimanfaatkan sebagai arena race moto cross yang kurang bermanfaat bagi penghidupan masyarakat setempat.
Didalam konsep tentang negara berkembang (Hakim, 2002) menyatakan bahwa “suatu negara dikatakan sebagai negara kurang berkembang jika negara tersebut sebenarnya mempunyai prospek untuk berkembang, tetapi upaya pembangunannya belum maksimal sehingga pembangunannya belum sepenuhnya berhasil”. Berdasarkan hal ini, perlu suatu upaya revitalisasi untuk menghidupkan kembali kawasan danau Tasi Tolu sebagai salah satu bentuk pembangunan bangsa dibidang ekonomi, pariwisata dan pemberdayaan masyarakat.
Kawasan danau Tasi Tolu sangat berpotensi untuk dikembangkan karena letak lokasinya yang strategis dan didukung oleh lingkungan sekitarnya yang sudah tumbuh dan berkembang. Dibagian timur laut kawasan terdapat terminal bus Tasi Tolu dan Bandar Udara Internasional Presidente Nicolau Lobato yang akan memudahkan akses sarana transportasi. Bagian barat berbatasan dengan tempat wisata rohani Patung Paus Yohanes Paulus II yang ramai dikunjungi peziarah. Disebelah utara berbatasan dengan jalan raya dan laut dili yang eksotik dengan pasir putihnya, sedangkan dibagian barat daya, selatan, tenggara hingga timur terbentang bukit Tasi Tolu yang memanjang membentuk setengah lingkaran menyangga kawasan danau Tasi Tolu.

3
 
1
 
6
 
6
 
5
 
4
 
2
 
Keterangan :

  1. Danau tasi tolu
  2. Wisata rohani patung Paus Yohanes Paulus II
  3. Pantai Dili
  4. Terminal bus Tasi Tolu
  5. Bandara Udara  Nicolao Lobato
  6. Bukit Tasi Tolu
 
Gambar kawasan danau tasi tolu (sumber google earth)

Konsep yang diterapkan dalam revitalisasi kawasan danau Tasi Tolu adalah “pengembangan kawasan berbasis masyarakat, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dan diarahkan menuju Good Sustainable Development Governance (GSDG) yang terfokus pada keterkaitan fungsi pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan lingkungan antara tiga pilar utama pembangunan (Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha) yang secara terpadu mengupayakan peningkatkan mutu hidup masyarakat masa kini dan generasi yang akan datang.
Sebelum perencanaan revitalisasi kawasan dimulai, perlu dilakukan suatu kajian menyeluruh (evaluasi sumberdaya) terhadap potensi, daya dukung dan faktor-faktor penghambat di kawasan ini. Hasil dari suatu evaluasi sumberdaya menjadi suatu dasar bagi tahap-tahap selanjutnya dalam perencanaan dan pengembangan wilayah (Rustiadi, 2011).
Bagan evaluasi sumberdaya
Potensi sumberdaya kawasan
Faktor penghambat
  • Lokasi yang strategis
  • Akses fasilitas umum yang mudah (jalan raya, transportasi darat dan udara)
  • Dekat dengan kawasan wisata yang sudah lebih dulu berkembang
  • Kurangnya perhatian pemerintah daerah
  • Investasi minim
  • Sumberdaya manusia professional terbatas
  • Lahan milik masyarakat (banyak pemilik lahan)

Tahapan awal dari revitalisasi kawasan ini adalah tahap perencanaan dan pengenalan wilayah serta pembagian zonasi, setelah itu dilanjutkan dengan intervensi fisik yaitu kegiatan pembangunan fasilitas fisik seperti bangunan gerbang loket, tempat parkir, pagar pembatas kawasan, taman, instalasi penerangan, pasar tradisional, warung masyarakat, reboisasi kawasan penyangga, yang dibangun berdasarkan konsep penataan wilayah yang ideal untuk menciptakan kondisi visual kawasan yang indah, tertata baik dan menarik. Dalam proses pembangunan awal ini akan melibatkan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerjanya.
Konsep revitalisasi kawasan ini diharapkan mampu mengakomodasi kegiatan ekonomi masyarakat lokal dengan memberikan ruang bagi masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dengan menyediakan barang kerajinan tangan, makanan tradisional, dan layanan jasa seperti tukang parkir, tukang ojek hingga menyediakan barang sewa wahana air yang bertujuan menarik minat wisatawan untuk datang dan menikmati pesona yang ada di kawasan ini sehingga dapat memberi nilai tambah bagi pendapatan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Didalam kawasan ini akan dibangun taman bermain yang asri dan tertata sedemikian rupa dengan rumput hijau, bunga dan pohon-pohon rindang. Taman bermain dibangun sesuai dengan target dan peruntukannya. Taman bermain anak-anak akan dilengkapi dengan aneka macam wahana permainan anak, sedangkan taman bermain untuk orang dewasa disesuaikan dengan menambah asesori berupa rumah-rumah kecil terbuka sebagai tempat berteduh. Konsep taman ini diproyeksikan akan menarik bagi wisatawan yang datang dengan keluarga mereka serta remaja-remaja yang butuh suasana romantis.
Ketiga danau Tasi Tolu sendiri akan menjadi obyek wisata unggulan di kawasan ini, danau-danau ini akan digunakan untuk wahana permainan air, yang dilengkapi dengan perahu-perahu bebek kecil, perahu dayung hingga jet ski yang disewakan oleh masyarakat kepada wisatawan.
Dibagian selatan akan dibangun hotel dan restoran untuk menarik wisatawan mancanegara. Selain itu juga kawasan ini menyediakan warung-warung makan dengan perpaduan antara makanan tradisional dan modern. Warung makan tradisional khusus akan menyajikan makanan khas Timor Leste, Indonesia dan Portugal. Hal ini untuk menarik minat wisatawan yang sebagian besar berasal dari Negara tetangga di asia tenggara dan wisatawan Uni Eropa yang banyak bekerja di Timor Leste. Selain itu aroma makanan modern dihadirkan dalam makanan siap saji di restoran-restoran modern. Kesemuanya ini diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menikmati wisata kuliner.
Pasar tradisional dibangun dalam nuansa alami dengan menggunakan hasil hutan seperti kayu dan ijuk sebagai bahan utama bangunannya. Pasar ini akan menyediakan ruang bagi masyarakat untuk menjual barang kerajinan tangan khas Timor Leste, selain itu karena letak kawasan ini yang berdekatan dengan tempat wisata rohani Patung Yohanes Paulus II maka aneka barang dagangan akan diarahkan untuk menyediakan souvenir-souvenir rohani.
Upaya perlindungan lingkungan dilakukan dengan reboisasi dan pelestarian fungsi hutan dibagian selatan kawasan sebagai zona penyangga dan daerah resapan air hujan. Energi matahari sebagai alternatif akan digunakan secara maksimal di kawasan ini karena termasuk sumber energi terbarukan (renewable energy) dan energi bersih (clean energy). Energi ini akan dimanfaatkan untuk sistem penerangan jalan, taman bermain, rumah makan, pasar tradisional  dan fasilitas lainnya yang ada di kawasan ini sehingga kegiatan ekonomi dapat berlangsung hingga malam hari.
Bagian pengelolaan kawasan dan administrasi dipegang oleh pemerintah daerah untuk mempermudah pengontrolan dan koordinasi.
Sebagai upaya untuk memperkenalkan kawasan wisata danau Tasi Tolu kepada masyarakat luas, bentuk-bentuk promosi harus ditingkatkan dengan menggunakan semua sumberdaya yang ada seperti promosi di televisi, radio, surat kabar dan majalah, serta dapat dilakukan dengan memasang papan reklame sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk datang, berkunjung dan menikmati kawasan wisata ini yang secara langsung akan menghidupkan roda perekonomian masyarakat dan pemerintah daerah.
Demikianlah konsep dan rancangan revitalisasi kawasan danau Tasi Tolu. Dengan adanya revitalisasi kawasan ini diharapkan dapat memberi peluang kepada masyarakat di kawasan danau Tasi Tolu dan sekitarnya untuk tumbuh, berkembang, lestari dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Hakim Abdul, SE. Ekonomi Pembangunan. Ekonisia. Yogyakarta 2002.
2.      Karyono. Green Architecture “Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia”. Rajawali Pers. Jakarta 2010.
3.      Rustiadi Ernan. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crestpent Press. Jakarta 2011.


Pertanyaan dan Jawaban soal UAS.
  1. Jelaskan konsep revitalisasi kawasan danau Tasi Tolu di Timor Leste yang anda rencanakan dalam hubungnanya dengan konsep Good Sustainable Development Governance (GSDG)!
Jawaban:
Sesuai dengan konsep dari rencana revitalisasi kawasan danau Tasi Tolu yang berdasarkan “Pengembangan Kawasan Berbasis Masyarakat Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan”, merupakan konsep yang diarahkan menuju Good Sustainable Development Governance (GSDG) dimana lebih menitikberatkan proses revitalisasi kawasan pada pertumbuhan dan keberlanjutan pembangunan dari segi ekonomi, ekologi dan sosial secara optimal dan dinamis dengan melibatkan partisipasi aktif dari 3 pilar utama pembangunan (Pemerintah, Masyarakat dan Dunia usaha) sebagai stakeholder kunci yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, meningkatkat ekonomi, menjamin keberlanjutan antar generasi dan perlindungan lingkungan.

  1. Jelaskan kesamaan dan perbedaan dari pengembangan kawasan antara negara Timor Leste dan Indonesia!
Jawaban:
Kesamaan: Pada dasarnya landasan hukum tentang konsep pengembangan kawasan negara Timor Leste dan Indonesia sama yaitu “ Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan UU nomor 23 tahun 1997”. Hal ini terjadi karena adanya adopsi hukum yang diterapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada masa transisi menuju kemerdekaan Timor Leste yang diatur dalam Regulation United Nation Transition and Administratiion in East Timor ( UNTAET) Number 1/1999 Article 3 (1) yang berbunyi “ sampai saatnya digantikan oleh peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga Timor Leste yang didirikan secara demokratis, hukum-hukum yang telah diterapkan di Timor Leste sebelum tanggal 25 Oktober 1999 akan tetap diberlakukan”.
Perbedaan:
·         Dari segi penerapan hukum dan peraturan dalam mengontrol dan mengarahkan proses pembangunan, negara Indonesia lebih baik penerapannya dibandingkan dengan Timor Leste yang sangat lemah dalam implementasi hukumnya.
·         Dari sisi keefektifan dalam mengontrol proses pembangunan, negara Timor Leste lebih efektif karena wilayahnya yang kecil sehingga mudah dikontrol dibandingkan dengan Indonesia yang akan lebih sulit mengontrol pembangunannya terlebih didaerah-daerah pedalaman dan pulau-pulau terisolir karena wilayahnya yang lebih luas.
Infrastruktur yang sudah lebih dahulu dibangun di Indonesia kebanyakan tidak sesuai dengan konsep tata ruang yang baik sehingga menyebabkan permasalahan baru akan muncul dalam upaya merevitalisasi kawasan. Sedangkan Timor Leste merupakan negara baru mulai membangun sehingga permasalahan yang dihadapi tidak begitu rumit, hanya perlu diarahkan sesuai dengan konsep tata ruang yang baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Kawasan